Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Proposal Riset S3: Format, dan Cara Menyusunnya

proposal riset

Pada saat mendaftar mahasiswa baru jenjang S3 (Doktor) atau mendaftar program beasiswa untuk jenjang S3, Anda akan diminta melampirkan proposal riset. Proposal penelitian S3 ini disebut juga dengan istilah proposal disertasi. 

Sebab penelitian yang dilakukan saat menempuh studi S3 nantinya akan disusun menjadi disertasi. Disertasi ini di Indonesia menjadi salah satu syarat kelulusan selain ada syarat lainnya. Misalnya ada syarat publikasi ke jurnal nasional maupun internasional. 

Jadi, jika Anda berencana mendaftar program S3 atau beasiswa untuk jenjang S3. Maka ada kebutuhan dan kewajiban untuk menyusun proposal disertasi tersebut. Penyusunannya tentu harus baik dan benar. Berikut informasinya. 

Proposal Riset S3

Secara umum, proposal riset atau proposal penelitian adalah dokumen yang memuat rencana penelitian. Setiap kali hendak melakukan kegiatan penelitian, maka diawali dengan menyusun proposal penelitian. 

Ketika ingin studi lanjut ke jenjang S3, maka biasanya oleh perguruan tinggi tujuan akan diminta melampirkan proposal penelitian. Proposal ini yang disebut sebagai proposal disertasi yang disebutkan sekilas di awal. 

Jadi, proposal riset S3 adalah dokumen yang memuat rencana penelitian mendalam, yang digunakan untuk mendaftar program studi Doktor (S3) atau mendaftar program beasiswa yang mendanai studi jenjang Doktor.

Jika Anda sedang mencari perguruan tinggi tujuan untuk studi S3, maka biasanya di website resminya tercantum syarat administrasi berupa proposal penelitian. Demikian juga saat mendaftar beasiswa jenjang S3, maka ada kewajiban serupa. 

Meskipun saat mendaftar studi S1 dan S2 pada akhirnya sama-sama melaksanakan penelitian. Namun, fokus utama dari kegiatan studinya berbeda. Secara umum, penelitian mahasiswa S3 lebih mandiri dan diharapkan bahkan diwajibkan menghasilkan temuan baru. 

Oleh sebab itu, melampirkan rencana penelitian sejak awal menjadi kewajiban dan dijadikan syarat administrasi pendaftaran mahasiswa baru jenjang S3. Sebab menunjukan kesiapan studi dan menilai rencana penelitiannya layak didukung atau sebaliknya. 

Sehingga isi proposal ikut menentukan apakah akan diterima sebagai mahasiswa S3 atau tidak. Adapun untuk format atau struktur proposal, biasanya pihak perguruan tinggi sudah menetapkan dan menerbitkan buku panduan yang bisa diunduh calon mahasiswa S3. 

Demikian halnya ketika mendaftar program beasiswa untuk jenjang S3. Biasanya pihak penyelenggara beasiswa sudah menetapkan format proposal disertasi yang wajib dilampirkan saat mengajukan pendaftaran. Sehingga tingga diikuti. 

Sebelum lanjut membaca, baca juga Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Ambil S3 bagi Dosen.

Perbedaan Proposal Penelitian S3 dengan Proposal Penelitian Lain

Ketika menempuh pendidikan tinggi, apapun jenjang yang ditempuh, pada dasarnya akan melakukan kegiatan penelitian. Sehingga semua mahasiswa pada akhirnya akan menyusun proposal riset. 

Namun, proposal disertasi tentu berbeda dengan proposal untuk penelitian mahasiswa S1 dengan S2. Lalu, apa saja perbedaan tersebut? Berikut beberapa diantaranya: 

1. Tujuan Penelitian 

Perbedaan yang pertama dilihat dari tujuan penelitian. Secara umum, proposal penelitian di jenjang S1 bertujuan untuk melatih keterampilan dasar melakukan penelitian. Sehingga cenderung lebih sederhana dibanding jenjang pascasarjana. 

Sementara untuk proposal penelitian S2, biasanya bertujuan untuk menerapkan maupun mengembangkan suatu teori. Kemudian, pada proposal penelitian S3 bertujuan untuk memberikan kontribusi langsung ke masyarakat atau pengembangan iptek. 

Sehingga isi proposal yang disusun harus orisinil, memiliki novelty atau kebaruan, dan temuan atau hasil penelitian bisa berkontribusi langsung di masyarakat. Kontribusi disini bisa secara teoritis, metodologis, atau praktis pada bidang ilmu yang ditekuni mahasiswa. 

2. Tingkat Kompleksitas 

Perbedaan kedua adalah dari tingkat kesulitan atau kompleksitas. Proposal riset paling sederhana dengan tingkat kesulitan paling rendah adalah proposal S1. Semakin naik ke jenjang pascasarjana, maka semakin sulit dan kompleks. 

Misalnya, proposal penelitian S1 masih diterima jika isinya studi literatur. Namun, tidak demikian dengan proposal penelitian pascasarjana terutama jenjang S3. Dimana harus mendalam dan mampu memecahkan masalah (topik) yang diteliti. 

3. Struktur Proposal Riset 

Perbedaan yang ketiga adalah pada struktur proposal penelitian. Meskipun proposal penelitian adalah karya tulis ilmiah dan umumnya punya struktur yang tidak berbeda alias sama. 

Namun, karena ada perbedaan tingkat kompleksitas dan tujuan penelitian. Maka menjadikan ketentuan terkait strukturnya ada perbedaan signifikan. Jadi, perbedaan struktur disini adalah pada tingkat kedalaman penjelasan per bagian. 

Mulai dari latar belakang masalah, metodologi penelitian, sampai bagian kontribusi atau rencana kontribusi. Misalnya pada latar belakang masalah, proposal penelitian S1 dibuat lebih singkat dan fokus pada masalah lokal. 

Sementara roposal penelitian pascasarjana, baik S2 maupun S3 wajib menyertakan research gap dan mengutamakan masalah atau isu tingkat global. Dimana skala dampak lebih luas dan dihadapi masyarakat di berbagai negara. 

4. Target Luaran 

Sama halnya dengan kegiatan penelitian yang didanai program hibah, penelitian mahasiswa juga memiliki target luaran. Luaran penelitian inilah yang membedakan isi proposal riset jenjang S1, S2, dan juga S3. 

Target luaran akan dicantumkan di dalam proposal penelitian yang diajukan. Luaran untuk penelitian S1 adalah skripsi saja. Sementara untuk jenjang S2, biasanya mencakup tesis dan publikasi di jurnal nasional. 

Sementara luaran untuk penelitian mahasiswa S3 mencakup disertasi dan publikasi tingkat global. Misalnya publikasi di jurnal internasional, dimana rata-rata perguruan tinggi meminta publikasi ke jurnal internasional bereputasi. 

5. Waktu Penyusunan 

Perbedaan yang kelima adalah berkaitan dengan kapan proposal riset disusun atau waktu penyusunan. Sesuai penjelasan di awal, proposal penelitian jenjang S1 dan S2 umumnya disusun di semester akhir. Bertepatan dengan kegiatan menyusun skripsi atau tesis dan penelitian itu sendiri. 

Pada jenjang S3, proposal penelitian sudah harus disusun sebelum diterima menjadi mahasiswa S3. Sehingga penyusunan dilakukan jauh sebelum mendaftar sebagai mahasiswa jenjang S3. Sehingga menjadi syarat administrasi pendaftaran mahasiswa baru. 

6. Persyaratan Akademik 

Perbedaan yang terakhir adalah berkaitan dengan persyaratan akademik. Sesuai penjelasan di poin sebelumnya, proposal penelitian jenjang S dan S2 tidak dijadikan syarat akademik atau syarat administrasi pendaftaran mahasiswa baru. 

Berbeda dengan proposal penelitian S3 atau proposal disertasi yang dijadikan syarat pendaftaran mahasiswa baru. Sehingga wajib disusun sebelum memulai perkuliahan. Sebab isi proposal akan menjadi salah satu pertimbangan perguruan tinggi menerima pendaftar sebagai mahasiswa S3 atau sebaliknya.

Kami memiliki penjelasan mengenai proposal penelitian lebih lengkap, silakan baca lebih detail di sini.

Format Proposal Riset Program PDDI

Bagi Anda yang berencana studi jenjang S3, tentunya akan mempersiapkan proposal riset S3. Namun, pastikan disusun sesuai dengan format yang ditetapkan pihak perguruan tinggi yang dituju.  

Biasanya akan diterbitkan buku panduan, misalnya di Universitas Sebelas Maret (UNS), panduan bisa diunduh melalui tautan berikut https://pasca.uns.ac.id/s3ilmulingkungan/wp-content/uploads/sites/36/2016/09/PEDOMAN-PENULISAN-DISERTASI-2013-1.pdf. 

Sama halnya ketika mendaftar program beasiswa untuk bisa studi S3 tanpa biaya sendiri. Format proposal disertasi menyesuaikan dengan ketentuan pihak penyelenggara program beasiswa tersebut. 

Sebagai contoh, jika Anda tahun ini mencoba mendaftar Beasiswa Program Doktor untuk Dosen Indonesia (PDDI) tahun 2025. Maka format proposal riset wajib sesuai ketentuan Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi (PPAPT) selaku pengelola program. 

Format ini dijelaskan secara rinci di buku panduan PDDI tahun 2025, berikut detailnya: 

Format Proposal Riset untuk Program Doktor Beasiswa PDDI 2025 (1500 – 2000 Kata)

  1. Judul Penelitian
  2. Latar Belakang: 
    Uraikan secara singkat topik isu yang ingin Anda teliti dan mengapa signifikan untuk Anda teliti.
  3. Perumusan Permasalahan (Statement of Problem): 
    Uraikan secara singkat apa yang telah Anda ketahui tentang topik isu tersebut dan diskusikan secara ringkas mengapa masih perlunya Anda meneliti. Tunjukkan bahwa solusi terhadap isu yang telah ada masih belum terselesaikan sepenuhnya sehingga Anda ingin melakukan penelitian.
  4. Pertanyaan/Tujuan Penelitian
  5. Kelogisan (Rationale):Jelaskan bagaimana pertanyaan penelitian mendukung topik isu besar yang diangkat dalam latar belakang penelitian. Khusus penelitian, jelaskan hipotesis (jika ada) dan/atau model penelitian yang mendukung tujuan/pertanyaan penelitian. Jelaskan pula kontribusi teoritis dan praktis jika hipotesis tidak terbukti.
  6. Metode dan Desain:
    Jelaskan bagaimana Anda akan mengumpulkan data dan mengapa. Jelaskan mengapa metode ini adalah terbaik untuk mencapai tujuan Anda. Jelaskan analisis dan hasil yang mendukung maupun tidak mendukung hipotesis. Cantumkan outline jadwal penelitian dari awal sampai selesai.
  7. Signifikansi/Manfaat:
    Deskripsikan secara umum, bagaimana penelitian yang Anda usulkan berguna baik secara teoritis maupun praktis.
  8. Kesimpulan dan Saran:
    Deskripsikan secara umum, bagaimana program penelitian yang Anda usulkan berguna baik secara teoritis maupun praktis.
  9. Daftar pustaka. 

Jika Anda mendaftar di program beasiswa lain, misalnya beasiswa LPDP, BPI, dan lain sebagainya. Maka format proposal riset S3 tentunya tidak sama dengan format di program PDDI di atas. Jadi, silakan mengecek di buku panduan beasiswa yang dituju. 

Mau lanjut studi dengan beasiswa? Informasi berikut tak boleh Anda lewatkan:

Cara Menyusun Proposal Riset S3 

Jika Anda mengalami kesulitan atau mungkin merasa bingung bagaimana memulai penulisan proposal riset S3. Maka berikut adalah tahapannya secara umum yang bisa diikuti dan dijadikan acuan: 

1. Menentukan Topik Penelitian 

Tahap yang pertama tentu saja menentukan dulu topik penelitian. Artinya, calon mahasiswa S3 atau peraih beasiswa jenjang S3 harus menentukan dulu masalah apa atau isu apa yang akan diteliti. 

Dalam menentukan topik penelitian, perlu memperhatikan tiga hal. Pertama, topik penelitian sesuai atau relevan dengan bidang keilmuan (program studi) yang dipilih. Kedua, topik penelitian tersebut menarik minat Anda yang nanti menelitinya. 

Sedangkan aspek ketiga, adalah topik tersebut memiliki sejumlah publikasi yang bisa dijadikan referensi. Jadi, jika topik penelitian memenuhi dan sesuai dengan tiga asek ini otomatis menjadi topik yang layak untuk dipilih. 

2. Mencari Tahu Format Proposal Riset S3 

Tahap kedua adalah mencari tahu format proposal riset S3. Sesuai penjelasan sebelumnya, format ini ditentukan perguruan tinggi. Jadi, silakan ke website resmi perguruan tinggi tujuan dan mencari buku panduan proposal disertasi. 

Jika Anda mendaftar beasiswa jenjang S3, maka format ditetapkan penyelenggara beasiswa tersebut. Maka kuncinya adalah membaca buku panduan beasiswa. Sebab biasanya akan dicantumkan format detailnya di dalam buku panduan tersebut. Jadi, jangan asal menyusun proposal sebab formatnya sudah ada ketentuannya. 

3. Membuat Outline Proposal Sesuai Format 

Tahap ketiga adalah mulai membuat outline atau kerangka proposal riset S3. Acuannya tentu dari format yang sudah didapatkan di tahap sebelumnya. Pada tahap ini, silakan menyusun kerangka sesuai format. 

Masing-masing bagian kemudian diberi penjelasan singkat mengenai rencana penelitian yang akan diajukan. Jadi, cukup poin-poin singkat saja dan untuk penjelasan rinci akan masuk ke tahap berikutnya. 

4. Mulai Menyusun Proposal 

Tahap yang keempat adalah mulai menyusun proposal penelitian berdasarkan outline yang dibuat pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini tinggal mengembangkan  poin-poin dalam outline mengacu pada referensi dan rencana penelitian yang dimiliki. 

5. Diskusikan dengan Dosen Promotor 

Tahap berikutnya adalah berdiskusi terkait isi proposal penelitian yang disusun dengan dosen promotor. Jika menempuh studi S3, maka dosen pembimbing dipilih di awal masa studi. Bahkan sebelum mendaftar mahasiswa baru jenjang S3. 

Biasanya calon mahasiswa S3 akan menghubungi dulu Profesor di perguruan tinggi tujuan. Kemudian meminta kesediaannya menjadi dosen promotor yang akan memberi bimbingan dalam penelitian disertasi. 

Selanjutnya, setelah mendapat dosen promotor baru mendaftar mahasiswa S3 di perguruan tinggi tempat dosen tersebut mengajar. Jadi, proposal riset S3 yang disusun sebelum dilampirkan dalam pendaftaran mahasiswa S3 harus didiskusikan dengan dosen promotor. 

Pada tahap ini mungkin akan ada revisi, jadi silakan diikuti sesuai penjelasan dosen promotor. Sebab dosen promotor ini yang akan membantu menyusun proposal sebaik mungkin dan diterima sebagai mahasiswa S3. 

6. Mempersiapkan Ujian Proposal 

Tahap berikutnya adalah melakukan pendaftaran mahasiswa S3 dan melampirkan proposal riset S3 yang sudah disusun dan disetujui dosen promotor. Baru kemudian mempersiapkan diri untuk ujian proposal disertasi. 

Jadi, umumnya setelah melakukan pendaftaran akan ada ujian proposal. Prinsipnya mirip dengan ujian skripsi dan tesis dimana harus mempresentasikan proposal penelitian yang disusun dan akan diuji oleh beberapa dosen. 

Jadi, silakan mempersiapkan diri mulai dari menyusun slide presentasi dan persiapan lain sebelum ujian. Pastikan memahami rencana penelitian yang dibuat karena aspek ini yang akan diuji mendalam oleh dosen penguji. 

Tips Menulis Proposal Riset S3

Memaksimalkan proposal riset S3 yang disusun, maka berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan: 

1. Memahami Poin-Poin Penting pada Disertasi 

Proposal disertasi yang disusun pada dasarnya merupakan bagian dari disertasi. Maka proposa yang tepat mencantumkan seluruh poin penting dari disertasi. Mencakup masalah apa yang bisa diatasi oleh riset tersebut, tujuan, tinjauan pustaka, metodologi, dan hal lain yang mempengaruhi penelitian. 

2. Paham Betul Penelitian yang Akan Dilakukan 

Tips berikutnya adalah memahami betul apa yang akan diteliti. Selain itu, paham juga perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian sebelumnya. Sehingga memahami research gap dan kelayakan rencana penelitian yang dimiliki untuk direalisasikan. 

3. Memperbanyak Membaca dan Belajar 

Tips berikutnya adalah memperbanyak kegiatan membaca dan belajar. Keputusan untuk studi lanjut harus diimbangi dengan komitmen untuk belajar lebih giat. Sehingga harus banyak membaca dan belajar, karena memudahkan penyusunan proposal dan ujian proposal tersebut. 

4. Mempelajari Contoh Proposal Riset S3 

Tips berikutnya adalah mempelajari contoh proposal disertasi. Manfaatkan jaringan yang dimiliki untuk mendapatkan contoh proposal. Khususnya dari mahasiswa yang sudah lulus S3, sebab bisa membantu memahami bagaimana proposal disusun dan apa saja isinya. 

Hal ini bisa membantu menyempurnakan proposal disertasi yang akan disusun. Selain itu, tips ini ideal untuk Anda yang cenderung lebih mudah mulai menyusun proposal setelah mempelajari contoh konkretnya.

5. Menyusun Proposal Sebaik Mungkin 

Tips berikutnya adalah menyusun proposal disertasi sebaik mungkin, jangan asal dan setengah hati. Yakini bahwa proposal yang disusun akan menjadi bagus dan membantu memenuhi syarat diterima sebagai mahasiswa S3. 

Itulah beberapa tips yang bisa membantu penyusunan proposal riset S3 dengan baik dan benar. Pastikan proposal sudah sesuai format dari perguruan tinggi tujuan atau penyelenggara beasiswa.