fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Vivin Zulfa Atina: Dosen Harus Bisa Menggali Potensi Diri dan Mahasiswa dalam Kolaborasi Melaksanakan Tri Dharma

Vivin Zulfa Atina

Vivin Zulfa Atina. Tri Dharma menjadi tugas pokok yang wajib dijalankan oleh semua dosen di Indonesia. Setiap dosen yang melaksanakannya tentu membuktikan diri sudah bertanggung jawab dengan profesi yang dipilihnya. Hal ini juga dilakukan oleh salah satu dosen di Politeknik Manufaktur Ceper (Polman Ceper), yakni Ibu Vivin Zulfa Atina. 

Menggali Potensi Diri dan Mahasiswa 

Ibu Vivin Zulfa Atina merupakan salah satu dosen di Politeknik Manufaktur Ceper dan saat ini menjabat sebagai Asisten Ahli. Beliau mengajar di bidang Manajemen Industri, Kewirausahaan, dan Bahasa Inggris. 

Selain aktif mengajar dan sedang berproses untuk memenuhi persyaratan administrasi naik jabatan akademik. Bu Vivin juga menjadi seorang trainer yakni sebagai Financial Life Skill Training Usaid Yep Program. Melalui profesi trainer tersebut, Bu Vivin mengajar tentang keterampilan finansial kepada anak muda yang bergabung dalam program. 

Meskipun punya banyak kesibukan, Bu Vivin juga bertanggung jawab penuh terhadap profesi dosen yang dimilikinya. Salah satunya adalah upaya untuk terus melaksanakan Tri Dharma. Dimana beliau menjelaskan bahwa tugas dosen di era sekarang adalah menggali potensi diri dan mahasiswa. 

Dosen tak hanya dituntut untuk menggali potensi mahasiswa agar mereka bisa punya banyak skill yang bermanfaat saat terjun di dunia kerja dan di masyarakat saja. Melainkan, dosen juga punya kebutuhan untuk menggali potensi dirinya. Mengapa? 

Sebab, dosen masa kini berhadapan dengan mahasiswa yang punya kecerdasan tinggi. Didukung oleh perkembangan teknologi informasi, memudahkan mahasiswa untuk mengakses berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Maka dosen pun mau tidak mau harus bisa mengimbangi kondisi tersebut. 

Baca Juga:

Dr. Ir. Sri Nuryani: Dosen Harus Komit dan Punya Integritas dalam Melaksanakan Tri Dharma 

Yudhie Andriyana, Dosen Indonesia Pertama yang Peroleh Hibah South Initiative dari Belgia

Titik Taufikurohmah, Dosen Kimia UNESA yang Kembangkan Nanogold

Dosen Terkenal yang Banyak diperbincangkan di Media Sosial  

Caranya adalah dengan terus mengembangkan diri dan menggali potensi yang dimiliki. Sehingga bisa mendorong para mahasiswa untuk melakukan hal serupa. Mereka pun kemudian bisa menjadi pribadi yang sukses dan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang di sekitarnya. 

Pelaksanaan Tri Dharma tak hanya sampai disitu saja. Bu Vivin juga menjelaskan, bahwa dosen punya kewajiban dan kebutuhan untuk menggali permasalahan dan kebutuhan masyarakat. Sehingga perlu disiplin melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sepanjang karirnya. 

Ibu Vivin Zulfa Atina Meniti Karir Dosen di Usia Muda 

Vivin Zulfa Atina

Bu Vivin merupakan perempuan kelahiran Sragen, 8 Oktober 1990 dan pertama kali meniti karir sebagai dosen saat menginjak usia 25 tahun. Kala itu, beliau berhadapan dengan mahasiswa yang usianya tidak terpaut terlalu jauh. Sehingga banyak diantara mereka yang memanggil “mbak”, baik ketika mengajar maupun berpapasan di jalan. 

Jauh sebelum memutuskan untuk meniti karir di dunia akademik. Bu Vivin lebih dulu berkarir di dunia kerja dan memilih bekerja di sektor perbankan. Usai menyelesaikan studi vokasi D4/S1 Komputer Akuntansi di Politeknik Negeri Semarang di tahun 2012. Beliau memutuskan untuk menekuni karir di perbankan. 

Berbekal pengalaman magang di PT BPRS Syariah Sragen selama kurang lebih 3 (tiga) bulan. Maka kesempatan datang yang menekuni karir di dunia perbankan tanah air. Tahun 2013 Bu Vivin resmi menjadi karyawan di salah satu bank BUMN tanah air, yakni di Bank Mandiri. 

Karir di dunia perbankan tak hanya di Bank Mandiri saja, memasuki tahun 2015 Bu Vivin hijrah ke Bank Danamon. Baru kemudian setelah menikah, tahun 2016 beliau memutuskan untuk menekuni karir di dunia akademik. Yakni menjadi dosen, di Politeknik Manufaktur Ceper sampai sekarang. 

Kuliah Sekaligus Bekerja 

Salah satu motivasi Bu Vivin untuk berkarir di dunia akademik adalah karena dukungan sekaligus permintaan kedua orangtuanya. Sebagai anak perempuan satu-satunya di keluarga, ada harapan dari orangtua beliau berkarir sebagai dosen. Sebab dosen adalah pekerjaan yang mulia. Mampu memberi manfaat di dunia dan di akhirat. 

Selama menjadi frontliner di Bank Mandiri, Bu Vivin menabung untuk biaya pendidikan melanjutkan studi S2. Apalagi salah satu syarat yang wajib dipenuhi untuk bisa menjadi dosen adalah memegang ijazah Magister. 

Sehingga di sepanjang tahun 2013 sampai 2,5 tahun berikutnya, beliau bekerja sekaligus melanjutkan kuliah S2. Yakni di Universitas Sebelas Maret (UNS) mengambil Jurusan S2 Manajemen. 

Perjuangan pun mulai dilakukan oleh Bu Vivin, sebab bekerja di dunia perbankan dengan jam kerja tinggi. Membuatnya tetap harus konsentrasi melanjutkan studi S2. Dijelaskan oleh beliau bahwa selama masa tersebut punya agenda rutin. Mulai jam 7 pagi sampai jam 6 sore sibuk dengan pekerjaan sebagai frontliner di Bank Mandiri. 

Kemudian memasuki jam 7 malam sampai jam 9 malam, beliau sibuk kuliah S2 di UNS mengambil kelas malam. Memasuki akhir pekan, Bu Vivin tidak lantas bisa berleha-leha. Sebab diputuskan oleh beliau untuk mengambil kuliah dengan tujuan bisa mempercepat proses kelulusan. 

Perjuangan tersebut ternyata berbuah manis. Sebab dalam kurun waktu 2.5 tahun sudah menyelesaikan studi Magister Manajemen di UNS. Sekaligus memperoleh IPK yang memuaskan, yakni 3.31. Meskipun sangat sibuk dan agenda harian sangat padat, Bu Vivin membuktikan bisa kuliah dengan serius dan mendapat hasil yang memuaskan. 

Berkarir sebagai  Dosen di Polman Ceper, Meneruskan Perjuangan sang Ayah

Vivin Zulfa Atina

Setelah mendapatkan gelar S2 di UNS, Bu Vivin kemudian memutuskan untuk resign dari dunia perbankan. Pilihan selanjutnya adalah mengikuti arahan orangtua yang mengharapkan beliau menjadi dosen. Setelah lulus S2, Bu Vivin kemudian menikah dan mulai mencari lowongan dosen di sejumlah perguruan tinggi. 

Berstatus sebagai istri, membuat beliau memilih menaruh lamaran di kampus yang jaraknya tidak jauh dari rumah. Bak gayung bersambut, tidak berselang lama Bu Vivin diterima sebagai dosen. Tidak hanya di satu perguruan tinggi melainkan dua perguruan tinggi swasta di daerah Jawa Tengah, yakni di Sragen dan di Klaten. 

Mmepertimbangkan lokasi terdekat dengan rumah, Bu Vivin kemudian memutuskan untuk mengajar di Klaten. Yakni di Politeknik Manajemen Ceper di Prodi Manajemen Industri, terhitung sejak tahun 2016 sampai sekarang. 

Baca Juga:

Pak Sudirman: Ide dan Kreativitas Harus Dituangkan dalam Tulisan 

Berkenalan dengan 4 Dosen Muda Indonesia yang Menginspirasi 

Muhammad Natsir, Berbagi Pengalaman Mengajar di Tengah Pandemi 

Iwan Aprianto: Dimana Ada Kemauan Maka Ada Kemampuan

Bu Vivin mengaku sangat menikmati kegiatanya sebagai dosen, sebab sejak dulu memang menyukai kegiatan mengajar. Selain itu juga memiliki kecintaan tersendiri terhadap dunia manajemen. Mengajar program studi atau mata kuliah yang disukai sudah tentu memberi kemudahan bagi beliau untuk menikmati rutinitas dosen yang padat. 

Tak hanya itu saja, memiliki ayah yang juga menjadi pengajar membuat Bu Vivin sudah akrab dengan kegiatan mengajar sejak kecil. Almarhum ayah beliau sempat menjadi guru di SMK. Kemudian menjadi kepala sekolah, baru kemudian berkarir sebagai Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Sragen. 

Sementara dari sang ibu yang bekerja di Kementerian Agama juga sibuk mengajar di TPA setelah jam kerja. Kedua orangtua Bu Vivin yang kemudian menjadi motivator terbesar bagi beliau menekuni profesi dosen. 

Menjadi dosen merupakan keputusan terbaik yang pernah diambil oleh Bu Vivin. Melalui profesi ini, beliau bisa merasakan apa yang dirasakan oleh almarhum ayahnya. Yakni bisa melihat anak didik sukses dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi banyak orang. Kepuasan ini tentu hanya bisa dirasakan oleh tenaga pendidik, baik guru maupun dosen.

Kini, Bu Vivin tengah berusaha untuk memenuhi persyaratan administrasi naik jabatan akademik. Sekaligus memiliki rencana untuk melanjutkan studi di jenjang S3. Selain itu, fokus melaksanakan Tri Dharma termasuk aktif melakukan penelitian dan melakukan publikasi, baik jurnal maupun buku ilmiah. 

Artikel Terkait

Prof. Andi Iqbal: Dosen Itu Harus Siap Berkontribusi dan Bertanggungjawab 

Bu Fatma: Dosen Harus Pandai Manajemen Waktu dalam Pelaksanaan Tri Dharma

Prof. Andayani: Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai Kekuatan Bagi Dosen 

Menanam Tri Dharma Perguruan Tinggi

Di tag :