fbpx

Cara Menyusun Laporan Feasibility Study untuk Kegiatan Penelitian

feasibility study

Istilah feasibility study atau studi kelayakan tak hanya ada di dunia bisnis tetapi juga bisa masuk ke ranah akademik. Salah satunya dalam kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen, terutama penelitian yang berkolaborasi dengan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri). 

Mendukung kegiatan penelitian dosen yang bisa dilakukan secara kontinyu, maka biasanya akan berusaha meraih program hibah. Mayoritas program hibah penelitian menetapkan beberapa luaran, baik wajib maupun tambahan. Salah satunya adalah laporan studi kelayakan tadi. 

Apa Itu Feasibility Study?

Dikutip melalui ppm.polinema.ac.id, feasibility study dalam ranah penelitian adalah kajian tentang berbagai aspek, dimana hasilnya digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan. 

Keputusan yang dimaksud disini adalah keputusan untuk menentukan apakah suatu ide penelitian dapat dikerjakan, ditunda, dan bahkan tidak dijalankan. Keputusan ini bisa diambil karena di dalam laporan kelayakan studi akan memperhatikan beberapa aspek. 

Secara umum, isi dari laporan kelayakan studi mencakup penjelasan mengenai beberapa aspek berikut ini: 

1. Aspek Kebutuhan Pelanggan/ Konsumen 

Aspek pertama adalah kebutuhan pelanggan atau konsumen. Kebutuhan pelanggan atau konsumen yakni hasil analisis terhadap permasalahan maupun kebutuhan pelanggan terhadap suatu produk. Sehingga bisa diketahui rancangan produk pengembangan yang ideal dan menjadi solusi atas masalah pelanggan tersebut. 

2. Aspek Kondisi Pasar 

Aspek kondisi pasar yaitu proses yang terdiri dari pengumpulan dan analisis data terkait informasi tentang pasar tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui penawaran dan permintaan, harga, kebutuhan, pelanggan potensial, persaingan, dll. 

3. Aspek Hukum 

Aspek hukum, yaitu proses analisis aspek hukum dilakukan untuk mengetahui apakah ide penelitian layak untuk diproses atau tidak jika dilihat dari tinjauan hukum. Jika produk dirasa melanggar ketentuan hukum, praktis pengembangan tidak dapat dilakukan. 

4. Aspek Teknis 

Aspek teknis yaitu proses analisis terhadap segala hal teknis yang mempengaruhi kegiatan penelitian pengembangan produk. Misalnya kondisi geografis lokasi penelitian dan kebiasaan atau profesi masyarakatnya.

5. Aspek Finansial 

Aspek finansial yaitu proses analisa yang berhubungan dengan biaya, misalkan biaya pokok produksi, biaya investasi, harga pokok produksi, prakiraan rugi dan laba, kelayakan investasi.

6. Aspek Ekonomi dan Sosial 

Aspek ekonomi dan sosial merupakan proses analisis terhadap keberadaan suatu penelitian apakah akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau bahkan sebaliknya. 

Salah satu contoh manfaat ekonomi dari kegiatan penelitian pengembangan produk adalah menciptakan lapangan pekerjaan. Sehingga proses produksi produk akan membutuhkan SDM yang diambil dari masyarakat sekitar tempat produksi. 

7. Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan adalah proses analisis terhadap segala bentuk Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Tujuan dilakukan AMDAL terutama adalah agar kualitas lingkungan dapat terjaga dengan baik dan tidak mengalami kerusakan dengan adanya pelaksanaan penelitian. 

Mengenal Feasibility Study pada Hibah Dikti

Bicara mengenai feasibility study, maka akan masuk juga ke ranah akademik seperti yang dijelaskan sekilas di awal. Laporan studi kelayakan ini biasanya disusun sebagai salah satu bentuk luaran. 

Dikutip melalui Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2023, laporan studi kelayakan menjadi salah satu luaran wajib untuk penelitian dengan target TKT 7, 8, dan juga TKT 9. Sehingga laporan ini ditujukan untuk skema penelitian pengembangan. 

Dalam program hibah Dikti, laporan studi kelayakan menjadi luaran wajib karena akan menjelaskan prospek dari produk yang akan dikembangkan dalam penelitian. Hal ini sejalan dengan tujuan dari penyusunan laporan studi kelayakan. 

Salah satunya adalah meminimalkan risiko gagal merilis produk sehingga mencegah risiko menelan kerugian besar ketika sudah diproduksi secara massal. Sehingga proses studi kelayakan produk yang dikembangkan wajib dilakukan. 

Berikut adalah beberapa hal yang perlu dicantumkan di dalam laporan feasibility study untuk luaran wajib program hibah Dikti: 

1. Identifikasi Kebutuhan Pelanggan 

Isi pertama dari laporan studi kelayakan dalam kegiatan penelitian pengembangan produk adalah identifikasi kebutuhan pelanggan. Pengembangan produk industri tentu tidak bisa dilakukan sembarangan. 

Sejak awal perlu dipastikan produk hasil pengembangan ini sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Sehingga memastikan ada pangsa pasar yang bisa terisi dan memperbesar peluang produk tersebut laku di pasaran ketika diluncurkan. 

Oleh sebab itu, isi pertama dari laporan studi kelayakan adalah identifikasi kebutuhan pelanggan. Yakni dengan memahami keluhan atau masalah mereka terhadap produk yang saat ini tersedia. Sehingga bisa menganalisis kebutuhan produk yang bisa mengatasi keluhan tersebut. 

Mau mengajukan proposal Hibah Dikti? Perhatikan kriteria penilaian dan alasan proposal sebelumnya tidak lolos, Anda bisa menjadikan ini pembelajaran:

2. Peta Dasar Pemenuhan Kebutuhan Pelanggan 

Sejalan dengan proses identifikasi kebutuhan pelanggan, isi laporan feasibility study juga harus memuat peta dasar pemenuhan kebutuhan pelanggan. Pada tahap ini, peneliti perlu menjelaskan kebutuhan spesifik dari pelanggan tersebut. 

Sekaligus menjelaskan produk atau rancangan produk yang memang bisa membantu memenuhi kebutuhans pesifik yang dijabarkan. Sehingga bisa mengupayakan penciptaan produk yang benar-benar sesuai. 

3. Pemetaan Calon Pengguna (Pelanggan) 

Isi ketiga dari laporan feasibility study untuk kegiatan penelitian adalah pemetaan calon pengguna. Secara sederhana, isinya adalah menjelaskan karakter dari calon pelanggan yang akan menggunakan produk pengembangan tersebut. 

Misalnya pelanggan yang punya masalah dengan kondisi A, pelanggan dengan kisaran usia sekian, dan lain sebagainya. Sehingga tahap ini peneliti bisa menemukan target pasar bagi produk yang akan dikembangkan tersebut. 

Penjelasan mengenai poin ini sangat penting karena pengembangan produk tidak mungkin dilakukan tanpa mengetahui target pasarnya dengan jelas. Ibarat rencana menciptakan produk tapi penggunya belum jelas ada atau tidak, maka pengembangan rentan gagal dan tidak mendapat persetujuan pihak terkait. 

Sebagai catatan tambahan, isi dari laporan studi kelayakan untuk setiap tahunnya bisa saja berubah. Oleh sebab itu, sebelum disusun pastikan membaca ketentuan dalam buku panduan program hibah dan informasi lain yang menyertainya untuk menghindari kesalahan. 

Tujuan Pembuatan Feasibility Study

Penyusunan laporan feasibility study tentunya tidak asal dilakukan. Melainkan memang ada alasan kuat yang menjadi dasar penerapannya. Secara umum, laporan studi kelayakan disusun dalam kegiatan penelitian adalah untuk mencapai tujuan berikut: 

1. Menghindari Risiko Kerugian

Tujuan yang pertama dari penyusunan laporan kelayakan studi adalah untuk menghindari risiko kerugian. Penelitian dengan tujuan mengembangkan produk akan berujung pada proses produksi dan pemasaran produk tersebut. 

Jika suatu produk dikembangkan dan diproduksi tanpa analisa potensinya di pasar. Maka ada risiko gagal produk dan menyebabkan kerugian. Laporan kelayakan studi membantu menyusun rencana dengan baik sehingga risiko kerugian bisa ditekan. 

Baca Juga: 10 Hal yang Menjadi Persiapan Hibah Dikti, Dosen Wajib Tahu!

2. Memudahkan Perencanaan

Tujuan yang kedua adalah memudahkan proses perencanaan kegiatan penelitian dengan tujuan mengembangkan produk. Sehingga bisa dijelaskan secara runtut urutan pengembangan tersebut seperti apa. 

Pasalnya, suatu produk bisa diproduksi ketika ada rancangan proses dari tahap awal sampai tahap akhir. Jika tahapan produksi sudah jelas barulah bisa dipraktekan. Isi laporan kelayakan studi mencakup hal ini, sehingga semua terencana dengan baik. 

3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan

Tujuan ketiga dari penyusunan laporan feasibility study adalah memudahkan pelaksanaan pekerjaan atau penelitian. Jika rencana kegiatan penelitian sudah disusun maka akan ada pengaturan jadwal dan ragam kegiatannya. 

Sehingga ketika dilaksanakan tinggal mengikuti rangkaian rencana pengembangan produk tersebut. Sehingga pelaksanaannya menjadi mudah, terstruktur dengan rapi, dan mencegah terjadi kesalahan yang tidak diinginkan. 

4. Memudahkan Pengawasan

Tujuan berikutnya adalah untuk memudahkan pengawasan. Salah satunya pengawasan pada pelaksanaan penelitian pengembangan produk. Sehingga bisa mengetahui urutan prosesnya sudah sesuai rencana atau tidak, begitu juga dengan hasilnya. 

5. Memudahkan Pengendalian

Tujuan kelima dan yang terakhir adalah untuk memudahkan pengendalian. Pengendalian disini adalah untuk segera mengetahui adanya masalah dalam proses penelitian pengembangan produk sekaligus segera mencari solusinya. 

Sehingga tidak berkembang menjadi masalah yang bisa menyebabkan kegiatan penelitian mengalami kegagalan. Pengawasan juga bertujuan mengendalikan kualitas dari produk yang tengah diupayakan pengembangannya. 

Pastikan Anda tidak melewatkan tips-tips berikut untuk memperbesar peluang lolos:

Cara Membuat Feasibility Study

Berhubung laporan feasibility study menjadi luaran wajib untuk program hibah penelitian dari Dikti. Maka penting untuk memahami bagaimana cara menyusunnya. Berikut beberapa tahapan yang perlu dilalui: 

1. Mempelajari Format Laporan Feasibility Study 

Jika Anda mendapatkan hibah penelitian dan perlu menyusun laporan kelayakan studi sebagai luaran wajib. Maka penting untuk membaca dulu buku panduan, termasuk panduan dalam menyusun laporan kelayakan studi. 

Sehingga bisa mengetahui format yang ditetapkan pihak penyelenggara hibah seperti apa. Kemudian bisa paham sejak awal harus mencari data apa saja untuk memenuhi ketentuan format tersebut. 

2. Mengumpulkan Data yang Dibutuhkan 

Setelah mempelajari format laporan kelayakan studi, tahap yang kedua adalah mengumpulkan data yang dibutuhkan. Anda perlu mengumpulkan seluruh data di lapangan yang didapatkan dari hasil penelitian agar isi laporan jelas, dijamin valid, dan sesuai ketentuan. 

3. Melakukan Analisis Data 

Tahap berikutnya adalah menganalisis data yang sudah berhasil dihimpun. Tujuannya untuk memberi kemudahan dalam menyusun isi laporan kelayakan studi. Misalnya penjelasan mengenai masalah yang dihadapi pelanggan dan peta calon pelanggan. 

Bersumber dari data yang berhasil dihimpun, maka bisa diketahui apa saja informasi yang bisa dicantumkan ke dalam laporan. Selain itu juga bisa memberi penjelasan detail sesuai dengan data aktual yang didapatkan di lapangan. 

4. Mulai Menyusun Laporan

Tahap akhir adalah mulai menyusun laporan kelayakan studi. Sesuaikan dengan hasil analisis data dan ikuti format laporan yang sudah ditetapkan penyelenggara hibah penelitian.  Setelah selesai, silahkan dibaca ulang untuk melakukan koreksi. 

Baca artikel seputar “hibah” selangkapnya:

Contoh Laporan Feasibility Study

Membantu lebih memahami apa itu laporan feasibility study dalam kegiatan penelitian. Maka berikut adalah salah satu contoh laporan yang bisa dijadikan referensi: 

HASIL STUDI KELAYAKAN/FEASIBILITY STUDY LOKASI PEMULIHAN LAHAN BEKAS TAMBANG KABUPATEN KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT

  1. BIOFISIK
  2. LETAK DAN LUAS

Desa Cisantana yang terletak di bawah kaki gunung Ciremai memiliki tanah yang subur sehingga sangat cocok dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Hasil pertanian yang melimpah dari Cisantana terdiri dari: bawang daun, padi, tomat, wortel, kol, kentang, kucai dan sawi. Sebagian besar masyarakat Desa Cisantana juga berprofesi sebagai peternak sapi. Selain memiliki tanah yang subur, Desa Cisantana memiliki beberapa sumber mata air gunung yang bermuara di beberapa mata air. 

  1. PENGGUNAAN LAHAN

Dengan dinyatakannya Kecamatan Cigugur sebagai kawasan pengembangan kegiatan pertanian, perkebunan dan kehutanan, serta termasuk dalam kawasan budidaya, berikut rencana pola tata ruangnya: 

  1. Kawasan budidaya pertanian terdiri dari kawasan pertanian lahan basah, lahan kering, tanaman tahunan/perkebunan, perikanan peternakan dan hutan produksi; 
  2. Kawasan budidaya non pertanian terdiri dari kawasan permukiman, pariwisata, pertambangan dan galian C. 
  1. TIPE IKLIM DAN CURAH HUJAN

Iklim di Kuningan adalah tropis. Cisantana termasuk desa yang berada di kawasan dataran tinggi yaitu 750-1.200 mdpl. Curah hujannya 3.500 mm/tahun dengan jumlah bulan hujan berkisar antara 3 – 6 bulan setiap tahunnya. Suhu rata-rata harian adalah 26 – 32 °C.

  1. KONDISI SOSIAL, EKONOMI DAN DEMOGRAFI

Kondisi social masyarakat sekitar lahan sudah cukup baik, pembinaan dilakukan oleh BUMDES dan Pemerintahan Desa untuk mengajak partisipasi masyarakat mengelola lokasi wisata secara mandiri dengan membuka kios-kios makanan bagi pengunjung dengan pendapatan dalam 1 bulan per kios sekitar + Rp. 750.000,- s/d Rp.1.000.000,-. 

  1. RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMULIHAN
  2. DAMPAK LINGKUNGAN

Secara umum, kondisi lingkungan sekitar pertambangan berstruktur pasir dan batu akibat dari letusan gunung sehingga menyebabkan sulitnya mencari sumber air disekitar lokasi tersebut.

  1. POTENSI PEMANFAATAN

Posisi lokasi pemulihan dekat dengan sumber air dari sungai Cipager yang berasal dari DAS Cipager. Debit air di sungai tersebut sekitar 510/detik. Keinginan warga setempat untuk pemulihanya adalah pembuatan embung/tandon air yang dapat digunakan cadangan air untuk mengairi lahan pertanian masyarakat yang ada disekitar lokasi, namun perlu digali lagi konsep pemulihan yang nantinya akan diterapkan. 

  1. KAJIAN RISIKO

Lahan bekas tambang merupakan areal konservasi dan merupakan daerah yang berpotensi untuk pertanian dan merupakan sumber air bagi penduduk sekitar. Untuk itu,pemulihan yang diharapkan harus berbasis konservasi. Dimana untuk mendukung potensi pertanian yang sudah ada di Desa Cisantana serta kondisi geografis yang mendukung diharapkan konsep pemulihan tidak banyak merubah fisik lingkungan yang ada.

  1. HASIL PEMANTAUAN LAPANGAN

Lahan bekas tambang di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan merupakan Tanah Milik Pemerintah Desa Cisantana dan berada di bawah taman Kawasan konservasi Cisantana. Berdasarkan keterangan dari Kepala Desa Cisantana luas total lahan 35 Ha, namun luas lahan yang akan dihibahkan untuk pemulihan seluas 10 Ha.

  1. ANALISIS KELAYAKAN PEMULIHAN
  2. Aspek Hukum

Berdasarkan keterangan dari Kepala Desa Cisantana, tanah negara yang ada di wilayahnya merupakan lahan bekas tambang batu andesit yang saat ini sedang diupayakan untuk menjadi kawasan wisata berbasis konservasi yang dikelola oleh masyarakat sekitar untuk meningkat ekonomi warga desanya.

  1. Aspek Ekonomi

Pemulihan yang diajukan dalam proposal berbasis konservasi, dari luas total lahan kas desa 35 ha, hanya 10 ha yang masih belum tersentuh dan diharapkan pemulihan LAT dilakukan di atas tanah tersebut. BUMDES juga sudah terbentuk dan berperan aktif dalam mengelola lokasi wisata “Sukageuri View”. 

  1. Aspek Manajemen

Saat ini dukungan Bupati Kuningan untuk kegiatan pemulihan lahan bekas tambang rakyat di Desa Cisantana telah terbit dimana Bupati mendukung sepenuhnya untuk kegiatan tersebut dan diharapkan dapat menjadi sentra perekonomian baru bagi masyarakat sekitar

Itulah penjelasan mengenai feasibility study dalam kegiatan penelitian. Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan topik dalam artikel ini, silahkan menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke kolega Anda. 

Di tag :

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RELATED POST

about

Get Started

Hubungi kami

Jl. Rajawali, Gg. Elang 6, No.2 Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I.Yogyakarta 55581

Email : [email protected]

Telpon : 081362311132