Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Daftar 59 Perguruan Tinggi Penyelenggara PEKERTI AA 2025

perguruan tinggi penyelenggara pekerti aa

Mencari informasi mengenai daftar penyelenggara PEKERTI AA tentu wajib dilakukan oleh para dosen yang belum mengikuti salah satu atau keduanya. PEKERTI dan AA merupakan program pelatihan keterampilan dan kompetensi yang ditujukan bagi dosen di Indonesia. 

Dalam kegiatan sosialisasi sertifikasi dosen (serdos) tahun 2025 oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Menjelaskan bahwa dua pelatihan ini masih menjadi syarat serdos. 

Sebagai pelatihan keterampilan dan kompetensi yang sifatnya wajib, kemudian juga ada penyelenggara yang diakui oleh Kemdiktisaintek. Maka para dosen tidak bisa mengikuti pelatihan ini di sembarang tempat. Berikut informasinya. 

Tentang PEKERTI dan AA 

Sebelum membahas daftar seluruh penyelenggara PEKERTI AA, maka tentu perlu memahami dulu apa dan kenapa dua pelatihan ini diselenggarakan pemerintah. Kemudian menjadi pelatihan yang wajib diikuti semua dosen di Indonesia. 

PEKERTI (Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional) adalah program pelatihan bagi dosen pemula untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik di perguruan tinggi. 

Sementara, AA (Applied Approach) adalah program pelatihan lanjutan bagi dosen di Indonesia untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik, terutama kompetensi pedagogik. 

Kedua pelatihan kompetensi dosen ini diselenggarakan pemerintah melalui Kemdiktisaintek dan Dirjen Dikti. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dosen dalam melaksanakan kewajiban pendidikan. 

Para dosen akan mengikuti PEKERTI terlebih dahulu, setelahnya baru mengikuti pelatihan AA. Mater utama di dalam PEKERTI adalah keterampilan dasar dalam kegiatan mengajar. Sementara materi utama di dalam pelatihan AA adalah pendalaman keterampilan mengajar. 

Melalui PEKERTI, para dosen diharapkan bisa membangun kegiatan pembelajaran yang kondusif dan mendukung proses transfer ilmu. Sementara dalam AA, para dosen diharapkan punya kemampuan kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran. 

Sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, melibatkan teknologi terkini, menyenangkan, dan meningkatkan keterlibatan mahasiswa. Sehingga kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran bisa meningkat. 

Perbedaan PEKERTI dengan AA 

Supaya lebih memahami lagi apa, bagaimana, dan sebelum mencari tahu daftar penyelenggara PEKERTI AA. Kemudian paham kenapa keduanya wajib diikuti dosen, bukan hanya salah satunya saja. 

Maka perlu dipahami bahwa kedua pelatihan ini berbeda. Berikut beberapa aspek yang membedakannya: 

1. Tujuan Pelatihan 

Dalam mengikuti PEKERTI dan AA, para dosen akan mengikuti PEKERTI lebih dulu. Baru kemudian mengikuti pelatihan AA dan tentunya tidak bisa dibalik. Kenapa? Sebab tujuan maupun materi dalam dua pelatihan ini berbeda. 

Secara garis besar, tujuan utama dari PEKERTI adalah memberikan keterampilan pedagogik kepada dosen pemula. Dosen yang masih minim pengalaman dalam mengajar diharapkan bisa lebih terampil mengajar. 

Sementara pada AA, tujuan utamanya adalah memberikan pendalaman dan penguatan pada keterampilan mengajar. Sekaligus mendorong pengembangan keterampilan mengajar agar lebih kreatif dan inovatif. 

2. Sasaran Peserta 

Aspek kedua yang membedakan PEKERTI dengan AA adalah sasaran peserta. Sesuai penjelasan di poin sebelumnya, PEKERTI menjadi pelatihan yang lebih dulu diikuti dosen. Adapun sasaran utamanya adalah dosen pemula. 

Dimana membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dalam mengajar. Sehingga dosen pemula dengan pengalaman mengajar yang masih minim menjadi sasaran utama dalam pelatihan ini. 

Sementara di dalam pelatihan AA, sasaran utamanya adalah dosen yang lebih senior. Dimana sudah memiliki pengalaman dalam mengajar yang lebih panjang. Sekaligus yang sudah mengasah keterampilan mengajar melalui PEKERTI. 

3. Materi Pelatihan 

Perbedaan selanjutnya adalah dari segi materi. Sekilas, saat membaca materi yang disampaikan dalam PEKERTI dan AA dari website resmi penyelenggara. Maka akan mendapati keduanya punya materi yang nyaris mirip. 

Hal ini terjadi karena memang fokus utama dua pelatihan ini adalah mengasah kompetensi pedagogik dosen. Bedanya, materi di dalam PEKERTI bersifat dasar dan lebih banyak teori dengan keterampilan praktis yang lebih terbatas. 

Sementara di dalam AA, materi lebih fokus pada praktis sehingga bisa diterapkan langsung. Materinya pun lanjutan dari materi di dalam PEKERTI. Sebab sesuai tujuannya, yakni mendorong dosen kreatif dan inovatif dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. 

4. Durasi dan Biaya 

Perbedaan berikutnya adalah pada durasi atau berapa lama kegiatan pelatihan berlangsung. Secara umum, kedua pelatihan ini berlangsung selama beberapa hari. Hanya saja, durasi pada PEKERTI lebih pendek dibanding AA. 

Durasi pelatihan ini pada akhirnya mempengaruhi besaran biaya. Dimana pelatihan AA cenderung lebih mahal dibandingkan dengan PEKERTI. Jadi, meskipun keduanya sama-sama berbayar, akan tetapi biaya untuk mengikuti AA lebih mahal sedikit. 

Besaran biaya tidak pasti, karena disesuaikan dengan kebijakan masing-masing penyelenggara PEKERTI AA. Namun keduanya ada di kisaran Rp1 jutaan sampai Rp2 jutaan. 

5. Output Pelatihan 

Perbedaan yang kelima adalah dari segi output pelatihan. Output yang diharapkan bisa didapatkan dari pelatihan PEKERTI adalah dosen menguasai kompetensi dalam mengajar, terutama kompetensi pedagogik. Sehingga kegiatan mengajar berjalan lancar dan capaian pembelajaran bisa diraih. 

Sementara output di dalam pelatihan AA adalah dosen memiliki kemampuan untuk mengembangkan keterampilan atau kompetensi dalam mengajar. Sehingga lebih kreatif, inovatif, dan memiliki kemampuan mengembangkan metode pembelajaran. 

Baca Juga:

Alasan Dosen Perlu Mengikuti PEKERTI dan AA 

Penyelenggara PEKERTI AA adalah sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, baik negeri maupun swasta. Kedua pelatihan ini berbayar dan tentunya wajib diikuti semua doen sesuai penjelasan di awal. 

Namun, selain wajib ada beberapa alasan lain yang membuat PEKERTI dan AA perlu diikuti oleh para dosen. Diantaranya adalah: 

1. Membantu Dosen Memenuhi Syarat Serdos 

Sesuai penjelasan di awal, pelatihan PEKERTI dan AA menjadi salah satu dari enam syarat serdos tahun 2025. Peraturan ini akan terus berlaku sampai ada kebijakan baru atau diterbitkannya Kepdirjen Dikti baru. 

Jadi, bagi pada dosen yang belum bersertifikasi. Maka tentunya perlu segera mengikuti PEKERTI maupun AA. Sebab keduanya menjadi syarat untuk bisa eligible dalam proses serdos. 

Jadwal serdos tahun 2025 sendiri baru dirilis untuk gelombang pertama. Maka nantinya akan ada perilisan jadwal di gelombang kedua. Sehingga masih ada waktu untuk mengikuti PEKERTI dan AA agar bisa ikut serdos tahun ini atau maksimal serdos 2026 gelombang pertama. 

2. Meningkatkan Peluang Lulus Serdos 

Alasan kedua kenapa perlu segera mengikuti PEKERTI dan AA adalah untuk meningkatkan peluang lulus serdos. Dalam sosialisasi serdos 2025 dari Kemdiktiristek pada 5 Juni 2025 kemarin, dijelaskan bahwa salah satu penilaian serdos bersumber dari portofolio dosen. 

Portofolio dosen disini mencakup dokumen sertifikat PEKERTI dan AA. Artinya, kepemilikan sertifikat kedua pelatihan wajib ini tidak hanya memenuhi syarat menjadi peserta serdos. Melainkan juga memperbesar peluang lulus serdos. 

Sebab hasil penilaian portofolio dosen akan digabungkan dengan penilaian lain dalam serdos. Jika sudah memiliki sertifikat dari kedua pelatihan ini, maka akan memaksimalkan penilaian portofolio. Peluang dinyatakan lulus serdos pun lebih tinggi. 

3. Mengembangkan Keterampilan Dosen dalam Mengajar

Dalam tri dharma perguruan tinggi, salah satu tugas pokok dosen adalah melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran. Pendidikan adalah menempuh pendidikan formal dan nonformal. 

Sementara pengajaran adalah kegiatan mengajar untuk transfer ilmu kepada mahasiswa dan masyarakat luas. Aktivitas mengajar ternyata tidak cukup hanya membuka kelas dan memaparkan materi perkuliahan. 

Namun menuntut dosen untuk membangun suasana kondusif dalam kelas dan memaksimalkan proses pembelajaran. Hal ini bisa dicapai jika kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian dimiliki. PEKERTI dan AA membantu mengasah kompetensi tersebut. 

4. Meningkatkan Mutu Proses dan Hasil Pembelajaran 

Alasan yang keempat kenapa perlu update penyelenggara PEKERTI AA dan mengikuti pelatihan ini adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. 

Hal ini terjadi, karena kedua pelatihan ini membantu dosen memiliki keterampilan mumpuni dalam proses transfer ilmu. Sehingga perkuliahan berjalan lancar dan kondusif, yang artinya mutu proses pembelajaran terjamin baik. 

Jika mutu proses pembelajaran sudah baik, maka tentu meningkatkan mutu hasil pembelajaran. Dimana berbagai tujuan pembelajaran bisa dicapai. Oleh sebab itu, pelatihan ini perlu diikuti dosen agar sukses menyelenggarakan pembelajaran atau perkuliahan. 

5. Mendukung Pengembangan Karir Akademik Dosen 

Alasan selanjutnya kenapa PEKERTI dan AA perlu diikuti dosen, bahkan sekalipun tidak diwajibkan pemerintah. Adalah untuk mendukung pengembangan karir akademik dosen, yakni melalui jabatan fungsional dosen. 

Pelatihan ini membatu dosen melaksanakan kegiatan mengajar yang merupakan salah satu tugas pokok dosen. Sehingga membantu dosen melaksanakan kegiatan tersebut dengan baik. Disusul dengan melaksanakan tugas pengembangan bahan ajar. 

Mulai dari menyusun modul pembelajaran, menulis dan menerbitkan buku ajar, dan sebagainya yang termasuk pelaksanaan tugas mengajar. Sehingga membantu dosen memenuhi BKD lewat kegiatan mengajar. Kemudian, menambah poin angka kredit untuk naik jenjang jabatan fungsional. 

Struktur Pelaksanaan PEKERTI dan AA 

Pelatihan PEKERTI dan AA bisa diselenggarakan dalam bentuk luring, daring, maupun secara hybrid. Penentu bentuk penyelenggaraan adalah penyelenggara PEKERTI AA itu sendiri. Dimana antara satu penyelenggara dengan lainnya bisa berbeda. 

Secara garis besar, struktur dari pelaksanaan dua pelatihan ini terbagi menjadi dua. Yakni tahap pelatihan tatap muka dan tahap praktek mengajar. Berikut penjelasannya: 

1. Tahap Pelatihan Tatap Muka 

Tahap pertama dalam pelatihan PEKERTI maupun AA adalah tahap tatap muka. Tatap muka disini akan berisi penyampaian materi pelatihan antara mentor dengan peserta pelatihan. 

Pada beberapa penyelenggara yang menggelar pelatihan secara daring atau hybrid, maka tahap ini bisa dilakukan secara jarak jauh. Materi yang disampaikan berkaitan dengan pengembangan kompetensi dosen dalam mengajar. 

Materi dalam tatap muka ini diharapkan membantu dosen dalam menyusun kurikulum, mengajar secara efektif, dan mengevaluasi hasil dari pembelajaran tersebut. Sehingga dosen memiliki keterampilan untuk melaksanakan seluruh kegiatan pembelajaran, dari awal sampai akhir. 

Dikutip melalui Universitas Halu Oleo (UHO), berikut adalah beberapa aspek yang menjadi materi inti dalam PEKERTI: 

a. Desain Kurikulum 

Aspek pertama dalam PEKERTI adalah desain kurikulum. Artinya, para peserta pelatihan akan mendapat materi untuk membantu menyusun kurikulum pembelajaran. Sehingga disesuaikan dengan kondisi pasar kerja, kebutuhan mahasiswa, dan sebagainya. 

b. Strategi Pembelajaran 

Aspek kedua dalam PEKERTI adalah strategi pembelajaran. Sesuai dengan namanya, materi pelatihan akan membantu dosen dalam menyusun strategi melaksanakan pembelajaran yang efektif. 

c. Evaluasi Pembelajaran 

Aspek materi pelatihan ketiga adalah evaluasi pembelajaran. Berisi materi yang membantu mengasah keterampilan dosen melakukan evaluasi pembelajaran. Sehingga membantu menentukan cara melakukan evaluasi yang tepat. 

d. Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran 

Aspek terakhir adalah penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Sehingga materi pelatihan menjelaskan pentingnya penggunaan teknologi, penentuan teknologi, dan bagaimana penerapannya dalam pembelajaran yang efektif. 

Sementara aspek dalam materi yang disampaikan di pelatihan AA adalah sebagai berikut: 

a) Penerapan Konsep Teori 

Aspek yang pertama dalam pelatihan AA adalah penerapan konsep teori. Materi ini membantu dosen menentukan contoh konkrit dari materi yang ada di lapangan. Sehingga membantu meningkatkan pemahaman mahasiswa pada materi tersebut. 

b) Studi Kasus dan Proyek Lapangan 

Pelatihan AA juga membantu dosen dalam melaksanakan studi kasus sampai proyek lapangan. Sehingga membantu menerapkan metode pembelajaran berbasis studi kasus maupun proyek lapangan untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dan meningkatkan hasil pembelajaran. 

c) Bermitra dengan Industri 

Aspek berikutnya dalam pelatihan AA adalah mendorong dosen melakukan kemitraan dengan industri. Sehingga membantu mahasiswa melakukan kegiatan kunjungan ke industri untuk mengetahui kebutuhan dunia kerja. Sekaligus meningkatkan keterlibatan mereka dalam pembelajaran. 

2. Tahap Praktek Mengajar 

Tahap kedua dalam pelatihan PEKERTI dan AA adalah tahap praktek mengajar. Sesuai dengan namanya, tahap ini para peserta pelatihan akan mempraktekan seluruh teori yang didapatkan selama pelatihan. 

Dalam proses penerapan tersebut, aktivitas ini akan dipantau oleh mentor pelatihan dan dilakukan evaluasi. Sehingga bisa membantu mengatasi kendala dan memperbaiki beberapa hal yang masih keliru dalam mengajar. 

Daftar Penyelenggara PEKERTI dan AA Tahun 2025 

Bagi para dosen yang memang belum mengikuti PEKERTI maupun AA. Tentunya perlu segera mengatur jadwal untuk mengikuti keduanya. Diawali dari penentuan penyelenggara, yang memang harus resmi dan diakui oleh Kemdiktiristek. 

Mengacu pada surat edaran nomor 1636/E4/DT.04.01/2024 yang dirilis pada tanggal 16 Mei 2024 lalu. Total ada 59 perguruan tinggi di Indonesia yang menjadi penyelenggara PEKERTI AA resmi dan diakui Kemdiktiristek. Berikut daftarnya: 

  1. Institut Teknologi Bandung 
  2. Institut Teknologi Sepuluh Nopember 
  3. Politeknik Negeri Batam 
  4. Politeknik Negeri Jakarta 
  5. Politeknik Negeri Malang 
  6. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 
  7. Universitas Ahmad Dahlan 
  8. Universitas Airlangga 
  9. Universitas Andalas 
  10. Universitas Bengkulu 
  11. Universitas Brawijaya 
  12. Universitas Dian Nuswantoro 
  13. Universitas Diponegoro 
  14. Universitas Gadjah Mada 
  15. Universitas Halu Oleo 
  16. Universitas Hasanudin 
  17. Universitas Indonesia 
  18. Universitas Islam Sultan Agung 
  19. Universitas Jember 
  20. Universitas Jenderal Soedirman 
  21. Universitas Katolik WIdya Mandala Surabaya 
  22. Universitas Lambung Mangkurat 
  23. Universitas Lampung 
  24. Universitas Muhammadiyah Malang 
  25. Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka 
  26. Universitas Muhammadiyah Surakarta 
  27. Universitas Muslim Indonesia 
  28. Universitas Negeri Gorontalo 
  29. Universitas Negeri Jakarta 
  30. Universitas Negeri Makassar 
  31. Universitas Negeri Malang 
  32. Universitas Negeri Medan 
  33. Universitas Negeri Padang 
  34. Universitas Negeri Semarang 
  35. Universitas Negeri Surabaya 
  36. Universitas Negeri Yogyakarta 
  37. Universitas Nusa Cendana 
  38. Universitas Padjadjaran 
  39. Universitas Palangka Raya 
  40. Universitas Pasundan 
  41. Universitas Pendidikan Indonesia 
  42. Universitas Pendidikan Ganesha 
  43. Universitas Sam Ratulangi 
  44. Universitas Sanata Dharma 
  45. Universitas Sebelas Maret 
  46. Universitas Sriwijaya 
  47. Universitas Sumatera Utara 
  48. Universitas Syiah Kuala 
  49. Universitas Tadulako 
  50. Universitas Tanjungpura
  51. Universitas Tarumanegara 
  52. Universitas Udayana 
  53. Universitas Riau 
  54. Universitas Cendrawasih 
  55. Universitas Pattimura 
  56. Universitas Muhammadiyah Purwokerto 
  57. Universitas Muhammadiyah Makassar 
  58. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta 
  59. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 

Itulah 59 daftar penyelenggara PEKERTI AA terbaru yang berlaku dari tahun 2024 sampai 2025. Kemungkinan ada penambahan jumlah penyelenggara tetap ada dan menunggu pengumuman terbaru dari Dirjen Dikti atau Kemdiktisaintek. 

Sebelum mengikuti PEKERTI maupun AA, pastikan untuk mengikuti pelatihan dari salah satu daftar penyelenggara di atas. Sebab jika tidak termasuk daftar tersebut, maka besar kemungkinan tidak diakui Kemdiktisaintek. Sehingga tidak bisa digunakan untuk memenuhi syarat serdos, dan dosen wajib mengulang pelatihan di penyelenggara lain yang diakui.

Dalam proses Sertifikasi Dosen, Anda perlu menyiapkan dokumen PDD-UKTPT. Jangan lewatkan: