fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Miliki Riset Terbaik, UIN Bandung Nomor Satu se-Indonesia Versi Scimago

riset terbaik
Univeritas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung berhasil menduduki nomor satu se Indonesia versi Scimago. (dok. uinsgd.ac.id)

Jakarta – Scimago Institutions Rangkings (SIR) 2020 merilis peringkat perguruan tinggi dengan riset terbaik. Dalam peringkat versi Scimago tersebut, Univeritas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung berhasil menduduki nomor satu se-Indonesia versi Scimago. Mengukuhkan UIN Bandung sebagai kampus dengan riset terbaik di Indonesia, mengalahkan perguruan tinggi lain.

Di level Asia, UIN Bandung menempati posisi peringkat 53 riset terbaik. Posisi ini setara dengan Kyoto University dan Tianjin University. Bisa dikatakan, UIN Bandung berhasil mengungguli universitas terkemuka lain, diantaranya Singapore MIT Alliance University, University of Malaya, dan University of Electronic and Technology. Pengakuan ini bisa menjadi tolok ukur UIN Bandung masuk dalam univeritas dunia kategori riset terbaik.

Diakui Secara Nasional

Selama ini, kualitas riset UIN Bandung sudah mendapatkan pengakuan secara nasional. Hal ini terbukti dengan 23 jurnal UIN Bandung terakreditasi nasional pada tahun 2019. Jurnal-jurnal tersebut diantaranya Jurnal Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (Sinta 2), Jurnal Tadris Kimia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (Sinta 2), Jurnal Analisa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (Sinta 4), dan sebagainya.

Pengakuan nasional ini menjadi kebanggaan tersendiri untuk UIN Bandung. Apalagi dengan pengakuan secara internasional dari Scimago. Tentunya menambah prestasi UIN Bandung yang berkomitmen meningkatkan kualitas jurnal ilmiah dan menjadikan kegiatan riset terbaik.

Scimago Institutions Rangkings dikenal sebagai lembaga yang menilai lembaga riset di seluruh dunia. Lembaga ini melakukan pemeringkatan akademik yang mencakup penelitian dengan menggabungkan tiga indikator seperti kinerja penelitian, inovasi, dan dampak sosial. Yang mana indikator tersebut dinilai dengan visibilitas website.

Meliputi 5 Sektor

Pemeringkatan tersebut meliputi lima sektor yakni pemerintah, kesehatan, pendidikan tinggi, swasta, dan lainnnya. Pemeringkatan ini dinilai dengan menggunakan luaran riset, kolaborasi internasional, normalized impact, dan publication rate. Nah, untuk pemeringkatan jurnal, Scimago menggandeng Elsevier untuk berkolaborasi.

 

riset terbaik
Scimago Institutions Rangkings dikenal sebagai lembaga yang menilai lembaga riset di seluruh dunia. Untuk pemeringkatan jurnal, Scimago menggandeng Elsevier untuk berkolaborasi. (dok. asu.ru)

Di tengah kondisi pandemi dan adanya kebijakan WFH memang bisa dimanfaatkan oleh dosen untuk meningkatkan produktivitas menulis. Kebijakan WFH ini mendukung dosen untuk mengisi banyaknya waktu luang di rumah dengan menulis. Sehingga dosen bisa menghasilkan banyak tulisan ilmiah dan bisa dipublikasikan di jurnal bereputasi. Hal ini tentunya memberikan keuntungan tersendiri bagi dosen.

Dengan pencapaian ini, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si., selaku Rektor UIN Bandung mengaku bersyukur dengan pangkuan dari lembaga internasional sekelas Scimago. Menurutnya, pencapaiannya perlu diimbangi dengan peningkatan kinerja tata kelola universitas.

WFH Dorong Dosen Aktif Menulis Karya Ilmiah

Selama Work Form Home (WFH) seperti sekarang, Mahmud mendorong peningkatan kegiatan akademik sebab kebijakan ini bisa dimanfaatkan dosen untuk menulis. Tercatat ratusan karya ilmiah akan dipublikasikan serentak di digital library UIN Bandung. Dalam penulisan tersebut, terdapat 800 dosen yang ikut berpartisipasi.

“Pengakuan dari lembaga pemeringkat internasional ini bisa jadi salah satu tolok ukur kalau UIN Bandung telah masuk jajaran universitas elite di dunia,” ujar Mahmud, (14/04) dikutip dari medcom.id. Mahmud menambahkan, pemeringkatan bersifat objektif dan kredibel.

Kinerja riset ini dihitung dari tindak lanjut secara strategis, terpublikasi, dan terdesiminasi. Terlebih riset juga menghadirkan inovasi dan memiliki pengaruh terhadap masyarakat. Sehingga penilaiannya tidak sebatas banyaknya usulan proposal atau pengumpulan hasil riset.

“Berdasarkan Scimago Institutions Rankings (SIR) ini, UIN Bandung telah mampu meraih itu. Selamat untuk UIN Bandung dan keluarga besar PTKI di seluruh Indonesia,” ujar Suwendi sebagai Kepala Sub Bagian Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementrian Agama.

Target ke Depan

Arskal Salim selaku Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Silam Kemenag Arskal Salim mengatakan riset adalah substansi perguruan tinggi. Baginya, dengan riset maka kualitas akademik, profesionalitas dosen, publikasi ilmiah, kolaborasi, dan networking perguruan tinggi menjadi hal mungkin dicapai.

Di sisi lain kunci keberhasilan UIN Bandung salah satunya adalah dukungan dari pimpinan kepada dosen untuk berkarya. Selain itu mendukung dosen untuk menghasilkan karya yang terpublikasi di jurnal bereputasi internasional. Dukungan ini baik di bidang sains dan teknologi maupun bidang sosial dan humaniora.

Setelah masuk riset terbaik versi Scimago, selanjutnya UIN Bandung ingin mencapai peringkat riset terbaik di Asia Tenggara versi AUN QA. Menurut Mahmud, saat ini telah ada lima prodi yang siap divisitasi di tahun depan.