fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Hipotesis Statistik: Ciri-Ciri, Jenis, dan Contoh Lengkap

hipotesis statistik

Pernah mendengar istilah hipotesis statistik? Bagi kalangan mahasiswa, istilah ini tentu mulai dikenal dan dipelajari lebih mendalam. Sedangkan bagi para peneliti istilah ini bisa dikatakan sebagai makanan sehari-hari, karena memang berkaitan dengan kegiatan penelitian atau lebih tepatnya penyusunan laporan hasil penelitian yang dilakukan. 

Hipotesis secara sederhana bisa didefinisikan sebagai jawaban sementara dari topik penelitian yang diangkat. Berhubung sifatnya sementara, maka peneliti memiliki kewajiban untuk membuktikannya apakah memang benar atau tidak. Hipotesis sendiri kemudian ada beberapa bentuk atau jenis.

Ada istilah hipotesis penelitian dan ada pula hipotesis jenis statistik. Apakah keduanya berbeda atau sama? Tentunya keduanya tetap memiliki persamaan sebagai jawaban sementara seorang peneliti. Namun dari segi definisi dan aspek lain nantinya akan dijumpai perbedaan signifikan. 

Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik 

Selain itu, jenis hipotesis lebih banyak lagi dan tidak semuanya bisa diuji dan kemudian tidak semuanya menjadi hipotesis yang penting untuk diuji. Apalagi proses pengujian hipotesis membutuhkan dukungan dana, waktu, dan juga tenaga. Jika hipotesis kemudian tidak atau kurang dianggap penting maka pengujian akan enggan dilakukan. 

Atau memang sebaiknya tidak dilakukan, karena pastinya akan ada hipotesis lain yang layak dan wajib untuk diuji. Hipotesis juga akan dikatakan baik dan layak diuji ketika memiliki beberapa ciri berikut ini: 

  • Menyatakan hubungan antar variabel, ciri pertama adalah memiliki atau menyatakan hubungan antar variabel yang diteliti sehingga membuatnya wajib untuk diuji. 
  • Hipotesis sesuai kaidah ilmu pengetahuan, sehingga penyusunan hipotesis wajib disesuaikan dengan kaidah suatu bidang keilmuan sehingga logis dan tepat untuk diuji kebenarannya. 
  • Bisa diuji, hipotesis yang baik adalah hipotesis yang bisa diuji untuk mengetahui apakah memang fakta atau sebaliknya. 
  • Sederhana, hipotesis idealnya adalah sederhana tidak ribet dan tidak terlalu panjang lebar atau rumit. Sebab semakin rumit maka akan semakin sulit untuk dibuktikan kebenaran dan kelayakannya. 
  • Menerangkan fakta jadi hipotesis sebaiknya menerangkan fakta bukan pendapat fiktif dan tidak memiliki dasar. Hal ini penting untuk bisa membuatnya mudah diuji dan diketahui kebenarannya. 

Setelah mengetahui hipotesis yang baik secara umum, maka bisa memperdalam lagi mengenai hipotesis statistik maupun hipotesis penelitian. Sebab keduanya memang berbeda dan tentunya wajib dipahami oleh para peneliti dan calon peneliti. Mahasiswa di tingkat akhir pun kemudian wajib memahaminya, dan berikut penjelasan detailnya. 

Apa Itu Hipotesis Penelitian? 

Hal pertama adalah mengenai hipotesis penelitian yang juga sering disebut dengan istilah hipotesis penelitian. Jadi jangan bingung jika ada yang memakai kata “hipotesa” dan ada pula yang memakai kata “hipotesis”, sebab keduanya sama. Merujuk pada definisi yang sama.

Hipotesis penelitian sendiri adalah jawaban sementara terhadap beberapa pertanyaan penelitian. Jadi, dalam penelitian tentunya akan merumuskan masalah atau membuat rumusan masalah. Isinya adalah daftar pertanyaan, selain membuat daftar pertanyaan seorang peneliti juga perlu menyusun jawaban sementara atas pertanyaan tersebut. 

Jawaban sementara inilah yang kemudian disebut dengan istilah hipotesis penelitian tadi. Penyusunan hipotesis penelitian sendiri bukan tanpa tujuan, sebab pembuatannya akan membantu peneliti menentukan arah atau langkah selanjutnya dari kegiatan penelitian yang dilakukan. Sehingga tidak mudah kehilangan arah dan selalu fokus pada topik penelitian. 

Adanya hipotesis juga akan membantu peneliti untuk menyusun berbagai kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Kesimpulan ini kemudian akan ditempatkan di bagian penutup atau bab akhir dari laporan penelitian yang disusun. 

Menariknya, tidak semua penelitian statusnya membutuhkan hipotesis penelitian. Mengapa? Sebab secara umum, penelitian kualitatif tidak selalu memerlukan hipotesis penelitian. Kalaupun ada, biasanya merupakan hipotesis tentatif atau sifatnya hasil mengira-ngira. Sementara di penelitian kuantitatif, keberadaan hipotesis menjadi hal penting. 

Apa Itu Hipotesis Statistik? 

Sedangkan untuk hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai mengenai keadaan suatu populasi yang kemudian sifatnya sendiri masih sementara atau tingkat kebenarannya masih lemah. Sehingga sifatnya sementara sama seperti hipotesis penelitian,yang kemudian perlu diuji untuk dipastikan apakah sesuai fakta atau tidak. 

Hipotesis jenis ini kemudian wajib untuk diuji, sebab jika memang terbukti kebenarannya maka akan digunakan. JIka sebaliknya maka akan ditolak, dan kemudian akan ada penyangkalan terkait hipotesis tersebut. Sehingga penyusunan hipotesis jenis ini harus teliti dan memang bisa diuji, tidak bisa tidak. 

Secara umum hipotesis jenis statistik ini bisa berbentuk variabel yang bisa dalam bentuk binomial, poisson, dan juga normal. Semuanya adalah nilai dari suatu variabel yang kemudian sering disebut atau ditulis dengan istilah mean, varians, standar deviasi, dan juga proporsi. 

Perbedaan Antara Hipotesis Statistik dengan Hipotesis Penelitian 

Setelah mengetahui pengertian baik dari hipotesis statistik maupun hipotesis penelitian, tentunya bisa menjumpai perbedaan dari segi definisi. Yakni hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara sedangkan untuk hipotesis jenis statistik merupakan dugaan sementara yang kemudian diteliti secara acak bukan secara keseluruhan. 

Memudahkan untuk mengetahui perbedaan keduanya, maka bisa menyimak dua contoh hipotesis dari dua jenis penelitian berikut ini: 

1. Contoh Hipotesis Penelitian 

Contoh dari hipotesis penelitian adalah ketika menduga bahwa semua pegawai di instansi pemerintah memiliki pendidikan akhir S1. Membuktikannya, perlu dilakukan kunjungan atau survei langsung ke instansi milik pemerintah tersebut. Selanjutnya, perlu dilakukan wawancara dengan semua pegawai di dalamnya. 

Jika sudah diberi pertanyaan dan memang terbukti semua pegawainya adalah lulusan S1. Maka hipotesis penelitian yang dibuat di awal penelitian ada benar adanya dan kemudian bisa diperkuat dengan landasan teori dari penelitian tersebut. Sehingga di bagian kesimpulan bisa menjelaskan dengan lebih detail. 

2. Contoh Hipotesis Statistik 

Sedangkan untuk contoh hipotesis jenis statistik adalah ketika mendengar informasi bahwa karyawan di instansi pemerintah A memiliki penampilan yang cantik-cantik. Hal ini kemudian mendorong disusunnya hipotesis dan dibuktikan dengan mendatangi instansi A tersebut. 

Berhubung instansi memiliki ratusan pegawai dari laki-laki dan perempuan, maka sampel diambil dari pegawai perempuan saja. Jumlahna pun hanya sebagian saja sesuai kebutuhan atau batas minimal sampel yang sah. Misalnya mewawancarai 20 pegawai perempuan dari total 30 karyawan. 

Jika sudah bertemu dan melakukan wawancara dengan pegawai perempuan tersebut. Maka bisa ditarik kesimpulan langsung, apakah memang pegawai di sana memang cantik-cantik atau tidak. Hasilnya akan mewakili, artinya tidak semua pegawai perempuan cantik karena masih ada pegawai yang belum ditemui tadi.

Dari dua contoh untuk masing-masing jenis hipotesis tersebut tentu bisa disimpulkan sendiri mengenai perbedaan antara keduanya. Namun jika masih bingung, maka bisa dicoba disederhanakan. 

Jadi, berdasarkan contoh diatas hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara dari penelitian yang dilakukan dan berawal dari rumusan masalah (masalah penelitian). Sedangkan untuk hipotesis statistik adalah dugaan sementara dan berhubungan dengan kemungkinan apakah sampel penelitian bisa mewakili keseluruhan populasi atau tidak. 

Jenis Hipotesis Statistik 

Hipotesis jenis statistik kemudian memiliki beberapa jenis, dan berikut adalah jenis-jenis tersebut: 

1. Hipotesis Deskriptif 

Jenis pertama adalah hipotesis deskriptif, yaitu jawaban atau dugaan sementara terhadap masalah deskriptif dan memiliki hubungan dengan variabel tunggal. Sehingga hipotesis jenis ini ditarik dari masalah yang memiliki hubungan langsung dengan variabel tunggal. 

Misalnya, dilakukan penelitian apakah produk soda merek A mengandung alkohol. Maka hipotesis deskriptif yang bisa disusun atau ditarik dari topik penelitian tersebut adalah: 

  1. Merek minuman soda A mengandung alkohol. 
  2. Merek minuman soda A tidak mengandung alkohol. 

2. Hipotesis Komparatif 

Jenis kedua dari hipotesis statistik adalah hipotesis komparatif, yaitu dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan mengenai perbandingan antara dua variabel penelitian yang dilakukan. Contohnya adalah 

Dilakukan penelitian mengenai perbedaan hasil pembelajaran dengan metode pedagogi dengan metode pembelajaran konvensional di siswa kelas V di sekolah A. Maka akan dirumuskan masalah: 

Adakah perbedaan antara hasil pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran pedagogi dengan metode pembelajaran konvensional di kelas V di sekolah A? 

Dari rumusan masalah tersebut kemudian bisa disusun hipotesis komparatif sebagai berikut: 

  1. Tidak ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran pedagogi dengan metode pembelajaran konvensional untuk siswa kelas V di sekolah A 
  2. Ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran pedagogi dengan metode pembelajaran konvensional untuk siswa kelas V di sekolah A. 

Jadi, jika suatu penelitian membandingkan dua hal atau dua variabel yang berbeda. Maka pada perumusan hipotesis nantinya akan mengarah pada hipotesis komparatif, yang intinya akan membandingkan dua variabel tersebut. 

3. Hipotesis Asosiatif 

Jenis hipotesis statistik selanjutnya adalah hipotesis asosiatif yang merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu rumusan masalah yang mempertanyakan mengenai hubungan antara dua variabel di dalam suatu penelitian. Contohnya adalah sebagai berikut: 

Dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan hasil panen tembakau di daerah A dengan hasil penjualan tembakau di toko B. Dari penelitian ini kemudian bisa dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 

Adakah hubungan antara hasil panen tembakau di daerah A dengan hasil penjualan tembakau di toko B?

Melalui rumusan masalah tersebut, kemudian bisa disusun hipotesis sebagai berikut: 

  1. Tidak ada hubungan antara hasil panen tembakau di daerah A dengan penjualan tembakau di toko B. 
  2. Ada hubungan antara hasil panen tembakau di daerah A dengan hasil penjualan tembakau di toko B. 

Jadi, jika ada penelitian yang meneliti hubungan dari dua hal atau dua variabel dalam penelitian. Maka hipotesis yang disusun sudah tentu dalam bentuk hipotesis asosiatif. Yakni hipotesis yang akan menentukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel yang berbeda tersebut. 

4. Hipotesis Kausal 

Jenis berikutnya adalah hipotesis kausal yang merupakan dugaan atau jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian yang mempertanyakan mengenai pengaruh faktor prediktor dengan variabel respon. Contohnya adalah: 

Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari KB Hormonal terhadap kejadian kanker rahim di kalangan wanita. 

Melalui penelitian tersebut kemudian bisa disusun rumusan masalah sebagai berikut: 

Adakah pengaruh antara penggunaan KB Hormonal dengan kejadian kanker rahim pada wanita? 

Selanjutnya, dari rumusan masalah ini kemudian bisa ditarik beberapa hipotesis berikut ini: 

  1. TIdak ada pengaruh antara penggunaan KB Hormonal dengan kejadian kanker rahim pada wanita. 
  2. Ada pengaruh antara penggunaan KB Hormonal dengan kejadian kanker rahim pada wanita. 

Jadi, untuk semua penelitian yang mempertanyakan mengenai hubungan antara dua variabel. Maka untuk susunan hipotesis akan menggunakan model hipotesis kausal. Sebab menunjukan ada pengaruh dari satu hal ke satu variabel dalam penelitian. 

Contoh Hipotesis Statistik 

Supaya lebih memahami lagi pengertian dan juga penyusunan hipotesis statistik dalam laporan penelitian. Maka berikut beberapa contoh sesuai dengan jenis-jenis hipotesis tersebut: 

1. Contoh Hipotesis Statistik Asosiatif 

  • Penelitian 1

Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat penghasilan yang didapat seseorang saat terjun di dunia kerja. 

Maka akan ditarik rumusan masalah: Adakah hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat penghasilan seseorang saat masuk dunia kerja? 

Hipotesisnya adalah:

  1. Ada hubungan antara tingkat pendidikan seseorang dengan tingkat penghasilan yang didapat saat masuk ke dunia kerja. 
  2. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan seseorang dengan tingkat penghasilan yang didapat saat masuk ke dunia kerja. 
  • Penelitian 2

Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat IQ dengan prestasi akademik seorang siswa kelas V di sekolah A. 

Dari penelitian tersebut kemudian bisa disusun rumusan masalah: Adakah hubungan antara tingkat IQ seorang siswa kelas V di sekolah A dengan prestasi akademiknya? 

Hipotesisnya adalah: 

  1. Ada hubungan antara tingkat IQ siswa kelas V di sekolah A dengan prestasi akademiknya. 
  2. Tidak ada hubungan antara tingkat IQ siswa kelas V di sekolah A dengan prestasi akademiknya. 

2. Contoh Hipotesis Statistik Kausalitas (Sebab Akibat) 

  • Penelitian 1

Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh laju inflasi dengan pendapatan bruto. 

Rumasan masalahnya adalah: Apakah laju inflasi mempengaruhi pendapatan bruto? 

Hipotesis statistik

  1. Laju inflasi memberikan pengaruh terhadap pendapatan bruto. 
  2. Laju inflasi tidak memberikan pengaruh terhadap pendapatan bruto. 
  • Penelitian 2

Dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah kepatuhan mengkonsumsi obat tuberkulosis pasien TBC berdampak baik pada berat badan pasien tersebut. 

Rumusan masalahnya adalah: Apakah kepatuhan pasien mengkonsumsi obat tuberkulosis bisa menstabilkan berat badan pasien TBC? 

Hipotesisnya adalah: 

  1. Kepatuhan pasien TBC dalam mengkonsumsi obat tuberkulosis tidak memberi pengaruh positif pada kestabilan berat badan pasien. 
  2. Kepatuhan pasien TBC dalam mengkonsumsi obat tuberkulosis memberi pengaruh positif pada kestabilan berat badan pasien. 

3. Contoh Hipotesis Statistik Komparatif 

  • Penelitian 1

Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kanker paru yang dialami oleh laki-laki dengan perempuan. 

Rumusan masalahnya adalah: Adakah perbedaan antara kanker paru yang dialami laki-laki dengan perempuan? 

Hipotesisnya adalah: 

  1. Tidak ada perbedaan antara kanker paru yang dialami laki-laki dengan perempuan. 
  2. Ada perbedaan antara kanker paru yang dialami laki-laki dengan perempuan. 
  • Penelitian 2

Dilakukan penelitian untuk mengetahui perbandingan tingkat resiko terkena kanker payudara antara laki-laki dan perempuan. 

Rumusan masalahnya adalah: Adakah perbedaan tingkat resiko penyakit kanker payudara pada laki-laki dengan perempuan? 

Hipotesisnya adalah: 

  1. Tidak ada perbedaan tingkat resiko kanker payudara antara laki-laki dengan perempuan. 
  2. Ada perbedaan tingkat resiko kanker payudara antara laki-laki dengan perempuan. 

Langkah-Langkah Penyusunan Hipotesis 

Melalui contoh-contoh di atas tentunya bisa membantu untuk memahami definisi dari hipotesis statistik dan bagaimana menyusunnya saat menulis laporan penelitian. Selain itu penting pula untuk mengetahui bagaimana tahapan atau langkah-langkah dalam menyusun hipotesis tersebut. Yaitu: 

  1. Langkah pertama adalah menyatakan atau menyusun dua hipotesis, dan salah satunya adalah hipotesis yang benar atau bisa dibuktikan kebenarannya. 
  2. Peneliti kemudian menguraikan data yang akan dievaluasi untuk membantu mendapatkan hasil penelitian sekaligus menentukan hipotesis yang benar. 
  3. Melakukan analisis terhadap sampel penelitian secara fisik, bisa dengan kunjungan langsung. 
  4. DIlakukan penolakan terhadap hipotesis nol atau hipotesis yang tidak benar dan mempertahankan hipotesis yang benar dan terbukti. 

Artikel Terkait:

Macam-Macam Analisis Data Kualitatif

Penelitian Deskriptif

Penelitian Korelasional

Penelitian Studi Kasus

Data Penelitian

Di tag :