Menjadi dosen yang memiliki akademik branding yang baik tentu penting untuk dilakukan. Akademik branding ini juga perlu dilakukan beriringan dengan personal branding. Ada banyak manfaat bisa didapatkan dari dua kegiatan ini.
Mulai dari membantu dosen memperluas jaringan akademik hingga produktif menjalankan tri dharma dengan semakin luasnya jaringan yang sudah dibentuk. Jadi, sedikit banyak melakukan akademik dan personal branding berdampak pada kinerja akademik dosen.
Namun, belum semua dosen memahami arti penting tersebut dan bagaimana memulainya. Ada banyak media sosial yang bisa dipilih untuk langkah pertama. Berikut adalah informasinya.
Daftar Isi
TogglePerbedaan Personal Branding dan Academic Branding
Di ruang lingkup profesi dosen, terdapat dua kegiatan branding yang sangat disarankan untuk dilakukan. Pertama, personal branding. Kedua, akademik branding.
Dalam konteks profesi dosen, personal branding adalah suatu kegiatan seorang dosen dalam membangun citra dan reputasi dirinya secara luas, baik di dalam maupun di luar akademik. Sehingga masyarakat tahu profesi yang ditekuni dosen, mengajar dimana, mengajar mata kuliah apa, dan bahkan kegiatan tertentu dalam kesehariannya.
Sementara, akademik branding adalah kegiatan seorang dosen dalam membangun reputasi dan kredibilitasnya di dunia akademik. Lebih spesifik pada bidang keilmuan yang ditekuni dan topik apa pada bidang tersebut yang menjadi keahliannya.
Misalnya, dosen arsitek. Bidang keilmuan yang ditekuni adalah ilmu arsitektur. Kemudian, topik yang menjadi kepakaran atau keahliannya adalah membuat desain jembatan. Antara satu dosen ilmu arsitektur dengan lainnya punya kepakaran berbeda di bidang arsitektur.
Dosen yang memiliki akademik branding yang baik dan disusul dengan personal branding yang baik juga. Tentunya akan mendapat banyak manfaat. Mulai dari perluasan jaringan akademik maupun nonakademik.
Kemudian meningkatkan produktivitas akademik, sebab bisa berkolaborasi dengan dosen lain. Selanjutnya juga bisa mengakses informasi, sumber pendanaan tri dharma, sumber data dalam penelitian, dan sebagainya dengan lebih mudah.
Lalu, apa saja perbedaan dari personal branding dengan akademik branding yang dilakukan kalangan dosen? Dilihat dari beberapa aspek, berikut beberapa perbedaan akademik branding dan personal branding:
1. Fokus Utama
Perbedaan yang pertama adalah pada fokus utama. Personal branding yang dilakukan dosen akan berfokus pada karakter dan keahlian pribadi dosen tersebut. Secara umum, fokus utama disini fleksibel.
Seorang dosen di media sosial seperti Instagram, bisa memperkenalkan konten edukasi berkaitan perguruan tinggi. Namun, bisa juga mengisi konten akunnya dengan kegiatan di luar akademik. Tetapi pengguna Instagram tahu, pemilik akun adalah seorang dosen.
Sementara fokus utama pada akademik branding lebih spesifik dan tidak fleksibel, yakni berfokus pada kegiatan tri dharma. Misalnya riwayat publikasi ilmiah, riwayat menjadi reviewer jurnal ilmiah, kolaborasi penelitian, meraih hibah, dan penerbitan buku ilmiah.
Apa yang dibagikan ke publik adalah kinerja akademik dan tentunya berkaitan dengan pelaksanaan tri dharma. Dosen pun bisa dikenal menekuni bidang keilmuan apa dan topik apa yang menjadi kepakarannya.
2. Bahan Branding
Perbedaan yang kedua antara personal branding dan akademik branding dosen adalah bahan untuk branding itu sendiri. Seperti penjelasan sebelumnya, personal branding dosen akan menggunakan bidang keahlian dan bidang yang disukai sebagai materi sehingga sifatnya fleksibel dan tidak selalu bersifat akademik.
Misalnya, selain aktif membagikan konten keseharian sebagai dosen. Dosen tersebut juga aktif membahas berbagai topik yang sedang menjadi isu hangat di media sosial. Bisa juga di beberapa konten share informasi terkait bisnis, politik, dan sebagainya.
Sementara bahan branding pada akademik branding lebih fokus pada kegiatan akademik dan berkaitan juga dengan institusi. Misalnya membangun riwayat publikasi ilmiah di berbagai jurnal internasional bereputasi. Maka menunjukan dosen aktif meneliti dan memiliki banyak publikasi ilmiah.
3. Media untuk Branding
Perbedaan yang ketiga adalah pada media yang digunakan untuk branding. Pada personal branding jauh lebih fleksibel. Sebab bisa menggunakan media sosial populer seperti Facebook, Instagram, TikTok, X (Twitter), dan semacamnya.
Sementara media untuk dosen yang memiliki akademik branding yang baik adalah media sosial khusus dosen dan peneliti. Misalnya akun SINTA, LinkedIn, ResearchGate, Scopus, Google Scholar, atau media lain yang tepat untuk menunjukkan kepakaran yang dimiliki.
4. Tujuan Utama
Hal keempat yang membedakan personal branding dengan akademik branding kalangan dosen adalah tujuan utama. Secara umum, tujuan personal branding adalah meningkatkan pengaruh sehingga jaringan lebih luas.
Sekaligus bertujuan untuk mendapatkan kesempatan yang lebih luas, baik kesempatan akademik maupun nonakademik. Misalnya mendapat tawaran menjadi narasumber seminar, menjadi konsultan bisnis suatu perusahaan, dan sebagainya.
Sementara tujuan dari akademik branding berkaitan erat dengan dunia pendidikan tinggi. Misalnya membangun kepekaan, menunjukan kredibilitas, menunjukan kinerja akademik, meraih program hibah penelitian, mencari kolaborator potensial, mengembangkan jenjang karir akademik, dan sebagainya.
5. Target Audiens
Perbedaan yang terakhir adalah pada target audiens. Dosen yang memiliki akademik branding yang baik tentunya akan menyasar kalangan akademisi juga. Sekaligus masyarakat ilmiah, sehingga diketahui kepakaran dan kinerja akademiknya.
Sementara target audiens untuk personal branding lebih fleksibel dan bisa untuk masyarakat umum. Baik itu mahasiswa, bukan mahasiswa, maupun pelaku bisnis, dan sebagainya.
Sebab tujuan utamanya bisa memperkenalkan diri sebagai dosen sekaligus memperkenalkan karakter maupun bidang yang disukai dan ditekuni. Selain itu juga menggunakan media sosial populer yang tentu diakses masyarakat luas.
Pahami lebih lanjut apa itu akademik branding dan urgensinya:
- Apa Itu Academic Branding? Simak Penjelasan Lengkapnya
- Pentingnya Academic Branding di Kalangan Dosen dengan SINTA
Dosen yang Memiliki Akademik Branding yang Baik di SINTA
Salah satu media branding, khususnya akademik banding adalah laman SINTA. Dosen yang memiliki riwayat publikasi ilmiah di jurnal nasional terakreditasi. Sekaligus jurnal internasional bereputasi dan memiliki buku-buku ilmiah yang sudah terbit.
Maka hasil kinerja akademiknya tersebut bisa diakses di SINTA. Kemudian profil SINTA yang dimiliki dosen juga akan menunjukan dampak dari publikasi ilmiah yang sudah dilakukan. Yakni melalui SINTA Score.
SINTA Score sendiri adalah skor yang diberikan kepada akademisi atau institusi di Indonesia berdasarkan publikasi ilmiah dan sitasi yang tercatat di SINTA (Science and Technology Index).
Ada beberapa komponen yang menyusun SINTA Score tersebut. Mulai dari publikasi ilmiah di jurnal, jumlah sitasi dari publikasi ilmiah, dan h-indeks. SINTA pada akhirnya bisa dijadikan media personal dan akademik branding oleh dosen.
Sebab semakin tinggi kinerja akademik dan dampak publikasi ilmiah yang dimiliki. Semakin tinggi pula SINTA Score yang diraih oleh dosen. Sehingga berdampak baik pada citra dosen di kalangan dosen dan peneliti Indonesia maupun negara lain.
Berikut adalah beberapa contoh dosen yang memiliki akademik branding yang baik dilihat dari akun atau profil SINTA mereka:
Asep Bayu Dani Nandiyanto
Asep Bayu Dani Nandiyanto diketahui aktif mengajar di Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam kurun 3 tahun terakhir, memperoleh SINTA Score 2.534. Selain aktif memiliki publikasi di sejumlah jurnal ilmiah dan menerbitkan buku.
Asep Bayu juga memiliki HKI melalui sejumlah temuan dan karyanya. Termasuk Paten dalam Nano Healing Cabin sebagai I-Booster dan Nebulizer. Adapun beberapa buku yang diterbitkan antara lain:
- Latihan soal kimia untuk SMA : bagian struktur atom
- Latihan soal kimia untuk SMA : bagian ikatan kimia
- Efektivitas Penggunaan Media Sosial dan Aplikasi Belajar Online dalam Bidang Pendidikan Sebagai Pendampingan Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi COVID-19.
Rahadian Zainul
Dosen yang memiliki akademik branding yang baik di SINTA berikutnya adalah Rahadian Zainul yang mengajar di Universitas Negeri Padang. Dalam 3 tahun terakhir, memperoleh SINTA Score sebesar 2.452.
Selain aktif mengurus publikasi sejumlah artikel pada jurnal dan prosiding. Juga memiliki sejumlah HAKI. Dimulai dari kepemilikan Paten Sederhana seperti pada temuan Formulasi Puding Dari Ekstrak Buah Naga.
Sampai Merek pada Konsorsium Inovasi Pendidikan Indonesia (Ki-Pi.org). Beberapa buku yang berhasil diterbitkan antara lain:
- Kajian Elektrokimia Reaksi Redoks dalam Sistem Biologi
- Menjelajahi Alam Atom: Perjalanan Terperinci Melalui Struktur Atom dan Perilaku Periodik
- Eksplorasi Komprehensif Senyawa Karbon: Menjembatani Konsep dan Penerapan.
Untung Rahardja
Selanjutnya dari daftar dosen yang memiliki akademik branding yang baik di SINTA adalah Untung Rahardja yang merupakan salah satu dosen di Universitas Raharja. SINTA Score yang diraih dalam kurun 3 tahun terakhir adalah 2.087.
Untung Rahardja juga memiliki sejumlah paten, seperti pada CWCP- Multi-Branched Blockchain Rules. Kemudian HAKI Merek pada AIMEE. Adapun buku yang berhasil diterbitkan bersama Penerbit Deepublish seperti Buku Akuntansi Manajemen Berbasis Bisnis.
Sugiyono
Selanjutnya ada Sugiyono yang merupakan salah satu dosen di Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam kurun 3 tahun mendapatkan SINTA Score sebesar 749. Selain aktif mempublikasikan sejumlah artikel pada jurnal ilmiah.
Dosen satu ini juga aktif menerbitkan sejumlah buku, beberapa diantaranya diterbitkan melalui Penerbit Deepublish. Berikut beberapa judul buku karyanya:
- Penjaminan mutu pendidikan kejuruan
- Metode penelitian kesehatan : kuantitatif, kualitatif, kombinasi, R&D
- Manajemen pendidikan vokasi
I Gusti Bagus Rai Utama
Berikutnya salah satu dosen yang memiliki akademik branding yang baik adalah I Gusti Bagus Rai Utama yang mengajar di Universitas Dhyana Pura. SINTA Score dalam kurun 3 tahun terakhir adalah 687.
Selain memiliki banyak publikasi di berbagai jurnal ilmiah. I Gusti Bagus Rai Utama juga memiliki sejumlah HAKI. Salah satunya Hak Cipta untuk karyanya berjudul Modul Karakter Percaya Diri. Berikut beberapa buku yang diterbitkan bersama Penerbit Deepublish:
- Transformasi pariwisata Bali : dari eksploitasi sumber daya menuju keberlanjutan
- Harmoni Tradisi dan Modernitas: Kehidupan Budaya Masyarakat Bali di Era Globalisasi
- Kota dalam hutan [sumber elektronis] : dinamika dan eksistensi Ibu Kota nusantara.
Baca Juga: 6 Tips Personal Branding Bagi Dosen Muda agar Karir Cemerlang
Cara Meningkatkan Academic Branding Lewat Tri Dharma
Aktif menjalankan tri dharma perguruan tinggi menjadi salah satu cara untuk meningkatkan akademik branding. Jadi, salah satu kunci dosen yang memiliki akademik branding yang baik adalah konsisten menjalankan tri dharma.
Lalu, apa saja kegiatan tri dharma yang bisa membantu akademik branding secara maksimal? Berikut beberapa diantaranya:
1. Aktif Melaksanakan Kegiatan Pendidikan dan Pengajaran
Pertama, tentu saja dengan aktif melaksanakan kegiatan pendidikan dan juga pengajaran. Memaksimalkan akademik branding di SINTA maka bisa dengan mengembangkan bahan ajar.
Mulai dari menyusun modul, diktat, sampai menerbitkan buku ajar. Penerbitan buku juga perlu dibarengi dengan pengurusan Hak Cipta. Sehingga tercatat di SINTA dalam riwayat publikasi dan IPRs. Hal ini bisa berpotensi meningkatkan SINTA Score.
2. Melaksanakan Penelitian dan Publikasi Ilmiah
Dalam kegiatan penelitian di tri dharma, para dosen bisa lebih produktif dalam melaksanakan penelitian. Pertama, perlu menyusun roadmap penelitian sehingga arah penelitian yang dilakukan jelas dan membangun kepakaran.
Kedua, mengakses berbagai sumber pendanaan penelitian. Baik itu hibah dari perguruan tinggi, organisasi dan yayasan swasta, sampai hibah dari pemerintah. Baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
Semakin banyak sumber pendanaan diakses, semakin produktif meneliti. Sehingga ada lebih banyak publikasi ilmiah bisa diurus. Termasuk kepemilikan HAKI yang tentu berdampak pada SINTA Score.
3. Menjalankan Pengabdian kepada Masyarakat
Kegiatan tri dharma selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat secara teratur. Sehingga produktivitas juga tinggi yang bisa meningkatkan jumlah publikasi ilmiah. Sebab publikasi ilmiah juga termasuk luaran dalam kegiatan pengabdian.
Silahkan memanfaatkan program hibah pengabdian kepada masyarakat dari institusi, pemerintah, dan sumber-sumber lain yang sah secara hukum di Indonesia. Sehingga semakin produktif melaksanakan pengabdian, maka semakin banyak publikasi ilmiah bisa diurus.
Academic Branding Selain di SINTA
Berhasil menjadi dosen yang memiliki akademik branding yang baik bisa mengakses lebih banyak kesempatan akademik. Mulai dari kesempatan tinggi meraih hbah, beasiswa pascasarjana, kolaborasi dalam penelitian, dan sebagainya.
Namun, akademik branding tidak harus dilakukan di platform yang hanya diakses masyarakat ilmiah. Seperti SINTA, Google Scholar, maupun media sejenis lainnya. Akademik branding juga bisa diterapkan di media umum dalam personal branding.
Misalnya di sejumlah media sosial populer, baik itu Facebook maupun Instagram dan sebagainya. Berikut adalah beberapa dosen di Indonesia yang aktif dan sukses melakukan akademik branding di media sosial populer Instagram:
I Made Andi Arsana
Pak I Made Andi Arsana merupakan salah satu dosen di Universitas Gadjah Mada pada program studi Magister Teknik Geomatika. Akun Instagram @madeandi digunakan untuk share berbagai informasi dan konten edukasi.
Subejo
Pak Subejo merupakan salah satu dosen di Universitas Gadjah Mada dan saat ini mengajar di program studi Doktor Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan. Akun pribadinya di Instagram @subejo_sleman aktif membagikan sejumlah riwayat publikasi. Termasuk artikel populer di sejumlah media massa dan pengalaman pribadi selama studi lanjut, meraih beasiswa, dan sebagainya.
Yasmirah Mandasari Saragih
Berikutnya ada dosen perempuan bernama Yasmirah Mandasari Saragih yang merupakan dosen Ilmu Hukum di Universitas Pembangunan Panca Budi. Akun Instagramnya ada di @yasmirahmandasarisaragih_prof.
Melalui akun Instagram pribadinya, dosen Ilmu Hukum ini aktif membagikan kegiatannya sebagai dosen. Sekaligus kegiatan dalam memangku sejumlah jabatan. Salah satunya sebagai Ketua Umum Asosiasi Professor Doktor Hukum Indonesia (APDHI) Wilayah Sumatera.
Imam Santoso
Berikutnya adalah Imam Santoso yang merupakan dosen Teknik Metalurgi di Institut Teknologi Bandung. Melalui akun Instagram pribadinya @santosoim yang sudah mendapat centang biru sering membagikan konten menarik dan beragam.
Mulai dari memperkenalkan program studi Teknik Metalurgi, share pengalaman meraih beasiswa sebagai awardee Beasiswa LPDP dan Australia Awards, dan konten menarik yang dibutuhkan calon mahasiswa. Seperti konten terkait ujian masuk PTN, meraih beasiswa, dan sebagainya.
Selain beberapa dosen yang disebutkan di atas, tentunya masih banyak lagi dosen lain yang aktif di media sosial. Baik untuk sharing ilmu sesuai kepakaran, berbagi pengalaman, tips dan trik di dunia akademik, dan sebagainya. Mencontek langkah mereka membantu menjadi dosen yang memiliki akademik branding yang baik di media sosial populer.
Platform lain yang bisa Anda jadikan media untuk menunjukkan kepakaran Anda: