fbpx

Mengenal Hibah Dikti dan Manfaatnya untuk Dosen Pemula

hibah dikti

Kegiatan tri dharma, terutama penelitian dan pengabdian kepada masyarakat diketahui membutuhkan dana tidak sedikit. Maka pemerintah bersama kementerian terkait (Kemendikbud dan Kemenag) menggelar program hibah, dikenal dengan istilah Hibah Dikti. 

Lewat program hibah ini, para dosen di Indonesia yang sudah memenuhi ketentuan berhak mendapatkan pendanaan untuk penelitian maupun kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Lalu, adakah program hibah yang cocok untuk kalangan dosen pemula? 

Apa Itu Hibah Dikti? 

Dikutip melalui LPPMP Ubrajaya, hibah Dikti adalah sebuah bentuk dukungan dari pemerintah melalui kementerian dalam rangka memfasilitasi Perguruan Tinggi untuk melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PkM). 

Secara sederhana, hibah dari Dikti adalah program pendanaan untuk kegiatan penelitian dan PkM yang dilaksanakan dosen dan difasilitasi oleh pemerintah. Sehingga dengan dukungan pendanaan ini, kegiatan penelitian dan PkM bisa dilaksanakan dengan baik. 

Setiap tahun, pemerintah melalui Ditjen Dikti menggelar program hibah. Setiap tahun pula, dalam program hibah tersebut ditawarkan dalam berbagai skema. Sehingga mendukung kegiatan penelitian dasar, penelitian terapan, dan penelitian pengembangan. 

Hal ini juga berlaku untuk PkM, dimana terbagi menjadi beberapa skema yang ditujukan untuk dosen yang memenuhi kualifikasi tertentu. Hadirnya beberapa skema ini diharapkan memberi dukungan pada seluruh dosen, baik pemula maupun senior. 

Dosen pemula bisa mendapatkan dukungan pendanaan untuk belajar keterampilan meneliti dan PkM tanpa perlu bersaing dengan dosen senior. Begitu pula sebaliknya, dosen senior bisa masuk ke tahap lebih tinggi dari penelitian dan PkM. 

Misalnya tidak lagi mengejar penelitian dasar yang menghasilkan luaran dari TKT 1 dan 2, akan tetapi bisa langsung mengejar penelitian pengembangan untuk mendapatkan luaran dari TKT 7, 8, dan 9.  

Hibah Dikti menjadi program pendanaan penelitian dan PkM yang bersifat kompetitif. Sehingga para dosen wajib memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan untuk kemudian mengajukan skema yang sesuai dengan kapasitas dan kualifikasi mereka. 

Mau mengajukan proposal Hibah Dikti? Perhatikan kriteria penilaian dan alasan proposal sebelumnya tidak lolos, Anda bisa menjadikan ini pembelajaran:

Jenis Program Hibah Dikti 

Dalam menyelenggarakan program hibah, Ditjen Dikti diketahui menyediakan beberapa jenis program hibah. Dulunya ada program hibah untuk publikasi ilmiah, baik buku maupun jurnal. Namun sejak tahun 2020, hibah tersebut bisa dikatakan menyatu dengan hibah lain. 

Sehingga sampai saat ini secara garis besar jenis hibah dari Dikti terbagi menjadi dua jenis, yaitu: 

1. Hibah Penelitian 

Jenis hibah yang pertama adalah hibah penelitian, yaitu program pendanaan dari pemerintah melalui kementerian terkait untuk mendanai kegiatan penelitian para dosen yang sudah memenuhi ketentuan. 

Kegiatan penelitian merupakan salah satu tugas pokok (wajib) seorang dosen dan tertuang di dalam tri dharma. Memahami betul bahwa kegiatan ini membutuhkan dana tidak sedikit dan bisa berlangsung sampai beberapa tahun. 

Maka pemerintah menyediakan sumber pendanaan yang bisa diperjuangkan para dosen. Miliaran dana dialokasikan pemerintah untuk menunjang kegiatan penelitian para dosen di Indonesia setiap tahunnya. 

Tidak berlebihan, karena memang kegiatan penelitian sangat penting untuk terus didukung pelaksanaannya. Sehingga bisa mendorong adanya temuan-temuan baru yang akan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik di Indonesia maupun di dunia. 

2. Hibah Pengabdian kepada Masyarakat 

Jenis kedua dari program hibah Dikti adalah hibah pengabdian kepada masyarakat (PkM), yaitu program pendanaan untuk mendukung kegiatan PkM para dosen di Indonesia. 

Kegiatan PkM juga termasuk kegiatan pokok seorang dosen di Indonesia, selama masa pengabdian maka dosen wajib melaksanakan PkM secara berkelanjutan. Tujuan PkM adalah mengimplementasikan hasil penelitian kepada masyarakat. 

Sehingga ada sejumlah kegiatan dengan tujuan tersebut mulai dari penyuluhan, pendampingan, pendidikan, layanan kesehatan, dan lain sebagainya. Perguruan tinggi diharapkan bisa memberi dukungan untuk mengatasi masalah di masyarakat. 

Sebagai catatan tambahan, meskipun hibah publikasi ilmiah sudah tidak ada. Namun, dua jenis hibah yang dijelaskan di atas pada dasarnya sudah mencakup hal ini. Pasalnya baik penelitian maupun PkM, salah satu luarannya adalah publikasi ilmiah. 

Artinya, dana hibah yang diperoleh dosen mencakup biaya untuk kebutuhan publikasi hasil penelitian maupun hasil PkM yang sudah dilaksanakan. Sehingga meraih salah satu hibah ini sama artinya ikut meraih hibah untuk publikasi ilmiah. Baik jurnal, prosiding, maupun buku. 

Selain itu, program hibah dari Dikti ditujukan untuk seluruh perguruan tinggi, baik PTN maupun PTS. Hanya saja ada perbedaan kebijakan dan waktu pelaksanaan antara perguruan tinggi vokasi dengan non vokasi. Sehingga ada dua buku panduan yang diterbitkan Ditjen Dikti. 

Pastikan Anda tidak melewatkan tips-tips berikut untuk memperbesar peluang lolos:

Skema Hibah Dikti untuk Dosen Indonesia  

Membahas mengenai program hibah dari Dikti, maka akan membahas mengenai skema yang ditawarkan. Meskipun program hibah diselenggarakan Dikti setiap tahun, akan tetapi ada tahun-tahun tertentu dimana skema mengalami perubahan. 

Terbaru, dalam buku Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2023. Dijelaskan bahwa skema untuk kegiatan penelitian terbagi menjadi 3 besar. Sementara untuk PkM terbagi menjadi 3 skema juga untuk PT nonvokasi dan 4 skema untuk PT vokasi. 

Masing-masing skema ditujukan untuk dosen dengan kualifikasi tertentu, sehingga beberapa diantaranya ditujukan untuk dosen pemula dan beberapa lagi untuk dosen senior. Berikut penjelasannya: 

1. Skema Kegiatan Penelitian 

Hibah dari Dikti yang pertama dibahas adalah hibah penelitian yang mendukung kegiatan penelitian para dosen. Pada hibah penelitian ada beberapa ketentuan umum, berikut ketentuan umum untuk dosen ketua pengusul maupun anggota: 

  1. Ketua peneliti adalah dosen tetap perguruan tinggi di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang mempunyai Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) atau Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) dan bukan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian/Lembaga lain;
  2. Anggota peneliti adalah dosen yang mempunyai NIDN atau NIDK, mahasiswa yang memiliki Nomor Induk Mahasiswa (NIM) dan/atau masyarakat umum yang memiliki Nomor Identitas (NIK/Paspor). 

Pada penjelasan kali ini akan menjelaskan mengenai skema penelitian untuk perguruan tinggi nonvokasi. Dimana terbagi menjadi tiga skema utama dan masing-masing terbagi lagi menjadi beberapa skema. Berikut penjelasannya: 

a. Penelitian Dasar (PD) 

Penelitian Dasar dapat berorientasi kepada penjelasan atau penemuan (invensi) guna mengantisipasi suatu gejala/fenomena, kaidah, model, atau postulat baru yang mendukung suatu proses teknologi, kesehatan, pertanian, dan lain-lain dalam rangka mendukung penelitian terapan.

Luaran pada PD adalah TKT 1-3, dan terbagi lagi menjadi 4 skema turunan. Yaitu: 

  1. Penelitian Fundamental

Penelitian Fundamental menghasilkan prinsip dasar dari teknologi, formulasi konsep dan/atau aplikasi teknologi, hingga pembuktian konsep.

  1. Penelitian Kerja Sama

Penelitian Kerja Sama diharapkan untuk meningkatkan kerja sama penelitian antara kelompok peneliti dari klaster yang berbeda menuju tercapainya pemerataan kualitas penelitian.

  1. Penelitian Pascasarjana 

Penelitian Pascasarjana dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas lulusan pascasarjana. Penelitian Pascasarjana mencakup penelitian dengan anggota mahasiswa magister atau doktor yang terdaftar pada PDDIKTI.

  1. Penelitian Dosen Pemula 

Penelitian Dosen Pemula dimaksudkan agar para peneliti pemula dapat meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan penelitian.

  1. Kajian Kebijakan Strategis

Penelitian Kajian Kebijakan Strategis dimaksudkan untuk membantu instansi pemerintah dalam merumuskan kebijakan strategis dalam rangka memecahkan masalah-masalah publik. 

b. Penelitian Terapan (PT) 

Penelitian Terapan adalah model penelitian yang lebih diarahkan untuk menciptakan inovasi dan pengembangan iptek. Sehingga temuan dalam penelitian ini diharapkan menjadi sebuah inovasi yang bisa mengembangkan iptek. 

Pada hibah Dikti tahun 2023, penelitian terapan terbagi menjadi dua skema turunan. Yakni Jalur Hilirisasi dan Jalur Kepakaran. Pada skema PT ini, luaran adalah TKT dari TKT 4 sampai TKT 6. Misalnya luaran berupa prototipe produk. 

c. Penelitian Pengembangan (PP) 

Penelitian pengembangan adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji efektifitas produk tersebut. Sehingga luarannya berupa produk jadi dan siap untuk diterapkan. 

Misalnya siap untuk diproduksi, siap untuk diuji coba penggunaannya oleh masyarakat, dan sejenisnya. Sehingga skema penelitian pengembagan ini dipandang menjadi skema tertinggi dalam skema penelitian untuk dosen. 

Luaran untuk skema penelitian pengembangan adalah dari TKT 7, 8, dan 9. Misalnya seperti dokumen uji coba prototipe laik industri pada lingkungan terbatas, dokumen feasibility study dan business plan. 

Menyusun proprosal bukanlah hal mudah. Oleh karena itu, ikuti pembahasan berikut agar bisa menyusun proposal dengan benar dan sesuai aturan:

2. Skema Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat 

Skema untuk pengabdian kepada masyarakat yang ditujukan pada PT nonvokasi juga terbagi menjadi tiga skema untuk hibah Dikti tahun 2023. Berikut penjelasannya: 

a. Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM)

Dalam Program Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM) ini meliputi Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM), Pemberdayaan Masyarakat Pemula (PMP), dan Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) yang bersifat monotahun.

b. Skema Pemberdayaan Berbasis Kewirausahaan (PBK) 

Dalam program Pemberdayaan Berbasis Kewirausahaan (PBK) meliputi Kewirausahaan Berbasis Mahasiswa (KBM), Pemberdayaan Mitra Usaha Produk Unggulan Daerah (PMUPUD), dan Pengembangan Usaha Kampus (PUK).

c. Skema Pemberdayaan Berbasis Wilayah (PBW)

Dalam program Pemberdayaan Berbasis Wilayah (PBW) meliputi Pemberdayaan Wilayah (PW) dan juga Pemberdayaan Desa Binaan (PDB), 

Baik pada skema penelitian maupun PkM, dalam program hibah Dikti disediakan anggaran ratusan sampai puluhan juta. Masing-masing skema memiliki besaran pendanaan yang berbeda-beda dan setiap tahun bisa berubah. Maka detail besaran dana bisa membaca buku panduan program. 

Dari sekian skema tersebut, mana yang cocok dituju para dosen pemula? Pada penelitian, dosen bisa menyasar skema Penelitian Dasar (PD) khususnya untuk skema turunan Penelitian Dosen Pemula. 

Namun, silahkan dibaca syarat dan ketentuannya, jika memenuhi maka bisa berpartisipasi. Hal yang sama juga berlaku untuk pengajuan program hibah pengabdian kepada masyarakat. 

Manfaat Mendapatkan Hibah Dikti untuk Dosen Pemula 

Mendapatkan hibah Dikti menjadi sebuah momen penting bagi dosen, terutama dosen pemula. Dimana masih belum banyak kegiatan penelitian dilakukan dan masih harus belajar banyak hal terkait penelitian maupun PkM. 

Ada banyak manfaat bisa didapatkan seorang dosen pemula ketika berhasil meraih program hibah tersebut, diantaranya: 

1. Mendapat Dana Penelitian dan PkM yang Cukup 

Manfaat pertama dari mendapatkan program hibah untuk dosen pemula dan bahkan semua dosen adalah mendapat dana yang cukup, yakni dana yang digunakan untuk membiayai seluruh kebutuhan pelaksanaan penelitian dan PkM. 

Meskipun dana yang didapatkan besar, tentunya semua diharapkan dipakai sesuai ketentuan, yaitu mengacu pada kebijakan pihak penyelenggara dan sesuai dengan isi dari RAB dalam proposal usulan. 

Adanya dukungan pendanaan yang cukup membuat rencana penelitian yang sudah disiapkan dosen bisa direalisasikan. Sehingga bisa menjalankan isi tri dharma dan memenuhi BKD sebagai bentuk tanggung jawab dan profesionalisme dosen. 

2. Mendorong Produktivitas Melaksanakan Tri Dharma 

Manfaat kedua dari kesempatan mendapatkan hibah Dikti untuk dosen pemula adalah bisa mendorong produktivitas akademik, terutama dalam melaksanakan aktivitas tri dharma, terutama penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PkM). 

Melaksanakan aktivitas tri dharma memang tidak mudah, salah satu kendala terberat adalah dari segi pendanaan. Belum lagi dengan kendala lain yang dihadapi di lapangan. Sehingga hibah dari Dikti bisa membantu mengeliminasi kendala tersebut. 

Jika sumber dana sudah ada dan rencana penelitian maupun PkM juga sudah bagus serta matang. Maka dosen tinggal fokus mengeksekusi seluruh rencana kegiatan yang disusun di dalam proposal. 

Setiap tahun, dosen pemula bisa mendapatkan beberapa hibah. Sehingga bisa semakin produktif melaksanakan tri dharma dan bisa tampil profesional dan bertanggung jawab. 

3. Mengasah Keterampilan Meneliti dan PkM 

Meriah hibah Dikti juga bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan dalam melakukan penelitian dan PkM. Dalam skema Penelitian Dasar yang ditujukan khusus untuk dosen pemula, salah satu tujuannya adalah hal ini, yaitu mendorong dosen pemula untuk mengasah keterampilan dalam melaksanakan penelitian yang baik dan benar. Sehingga mendapatkan hibah bisa membantu mengasahnya secara optimal. 

Semakin sering hibah didapatkan maka semakin terasah pula keterampilan dalam melaksanakan seluruh isi tri dharma. Selain itu, hibah membantu dosen merancang roadmap penelitian dan pengembangan karir dengan lebih mudah. 

4. Mendorong Publikasi Ilmiah Berkualitas 

Hibah penelitian dan PkM dari Dikti juga bisa mendorong publikasi ilmiah dosen pemula. Dalam satu program hibah yang berhasil didapatkan, dosen mendapat dukungan penuh meraih luaran wajib dan luaran tambahan. 

Sehingga dalam satu skema hibah tersebut, dosen bisa mengoptimalkan publikasi ganda. Misalnya satu artikel ilmiah pada jurnal internasional dan satu buku monograf maupun buku referensi sehingga bisa terus melakukan publikasi ilmiah. 

5. Membantu Mempercepat Pengembangan Karir Akademik 

Hibah Dikti juga membantu dosen pemula untuk mempercepat pengembangan karir akademik. Memperoleh hibah memberi kesempatan bagi dosen untuk melaksanakan tri dharma dan memenuhi BKD. 

Sehingga bisa mendapatkan angka kredit yang maksimal di setiap semester yang tentu akan mempercepat kenaikan jabatan fungsional. Biasanya dosen yang sering meraih hibah memiliki peluang lebih besar menjadi Guru Besar sebelum 60 tahun. 

6. Membuka Lebih Banyak Kesempatan Akademik 

Memperoleh hibah juga membantu dosen pemula untuk meraih lebih banyak kesempatan akademik. Satu hibah didapatkan bisa mendorong meraih hibah berikutnya, biasanya jika topik penelitian terfokus dan tidak berubah. 

Selain itu, hibah membantu dosen pemula membangun riwayat publikasi dengan kualitas baik. Misalnya bisa mengejar publikasi ke jurnal internasional bereputasi yang biasanya mahal. Sehingga memiliki reputasi baik secara internasional. 

Semakin banyak publikasi ilmiah dengan kualitas tinggi dihasilkan seorang dosen muda, maka keberadaannya akan dilirik banyak dosen lainnya. Tidak tertutup kemungkinan akan menerima lebih banyak tawaran kolaborasi. 

Tak perlu takut atau ragu mengusulkan proposal, jangan lewatkan informasi penting berikut:

Dengan banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dari program hibah Dikti, baik untuk penelitian dan PkM. Maka sudah sewajarnya seorang dosen pemula mempersiapkan diri dengan baik agar lolos seleksi. 

Memang benar persaingan akan sangat ketat, sebab dosen di Indonesia sendiri jumlahnya sudah lebih dari 300 ribu orang. Sebagian diantaranya adalah sama-sama dosen pemula, akan tetapi dengan persiapan yang tepat maka peluang meraih hibah bisa lebih besar. 

Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan topik hibah Dikti dalam artikel ini, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat! 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RELATED POST

about

Get Started

Hubungi kami

Jl. Rajawali, Gg. Elang 6, No.2 Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I.Yogyakarta 55581

Email : [email protected]

Telpon : 081362311132