fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Perjuangan Dr. Mahmud Arif untuk Survive Menjadi Dosen Profesional

Dr. Mahmud Arif
Foto : Dr. Mahmud Arif. Sedang Mengisi Workshop

Menjadi dosen memang menekuni profesi yang mulia, sebab setiap detik waktu yang dimiliki digunakan untuk berkarya dan berbagi ilmu kepada orang banyak. Mengenal sosok dosen secara mendalam akan lebih mengenal profesi ini secara mendetail. Berikut adalah salah satu sosok dosen inspiratif di UIN Sunan Kalijaga, yakni Dr. Mahmud Arif yang mengajar ilmu tafsir dan juga Filsafat Pendidikan Agama Islam. 

Baca juga : Tips Mengajar Online Dari Dosen STAIN Malikussaleh Lhokseumawe

Berkenalan dengan Dr. Mahmud Arif 

Dr. Mahmud Arif merupakan salah satu dosen di UIN Sunan Kalijaga yang dulunya bernama IAIN Sunan Kalijaga yang berada di kota Yogyakarta. Dosen yang akrab disapa Pak Arif ini mengaku memang sudah lama bercita-cita menjadi dosen. Alasan utamanya adalah karena di mata beliau profesi dosen sangat “prestisius” secara akademik. 

Dr. Arif memiliki seorang ayah yang juga sempat menjadi guru di madrasah, beliau bertutur karena himpitan ekonomi sang ayah kemudian beralih profesi. Yakni menjadi mandor proyek bangunan. Sedangkan ibunya sendiri merupakan ibu rumah tangga. 

Meskipun sang ayah beralih profesi menjadi mandor proyek, namun tetap aktif mengajar di sore dan malam hari. Yakni mengajar ngaji di langgar atau mushola di dekat rumah. Mungkin dari sinilah kecintaan Dr. Arif terhadap dunia mengajar mulai tumbuh. 

Awal Mula Perjalanan Karir sebagai Dosen 

Dr. Arif memiliki pengalaman panjang menjadi pengajar jauh sebelum dirinya menjadi dosen PNS di UIN Sunan Kalijaga. Selama menempuh pendidikan oleh keluarga memang dimasukan ke sekolah berbasis Islam, seperti Mts dan juga MA. 

Selepas lulus dari MA (setingkat SMA) lewat dukungan dari sang ibu dirinya melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Bersama dengan seorang sahabat dirinya mendaftar di fakultas tarbiyah, sedangkan temannya masuk ke fakultas dakwah. Keduanya diterima di fakultas masing-masing. 

Selama perkuliahan dirinya memang dianjurkan keluarga untuk masuk ke pesantren, namun belum bisa dipenuhi. Sebagai gantinya Dr. Arif kemudian memilih tinggal di pondokan yang berdekatan dengan sebuah pesantren. 

Sehingga dirinya sesekali bisa ikut mengaji bersama anak-anak pondok pesantren tersebut. Suatu ketika kyai yang mengasuh kegiatan meminta semua anak pondok untuk menyampaikan kembali materi tafsir yang sudah pernah dijelaskan. 

Meskipun Dr. Arif bukan anak pondok namun diberi kesempatan untuk ikut dan tidak dinyana berhasil menyampaikan ilmu tafsir tersebut dengan baik. Sehingga oleh kyai tadi diminta untuk menggantikan dirinya sebagai pengajar di pesantren. 

Sedangkan di perkuliahan dirinya berhasil menjadi lulusan dengan IPK tertinggi dan tercepat kedua dari rektor. Prestasi ini kemudian memudahkan dirinya untuk ikut proses pendaftaran calon dosen dari jalur almamater. 

Saat mendaftar sebagai dosen dirinya masih proses menyelesaikan studi S2 dengan beasiswa penuh dari Kemenag RI. Setelah S2 rampung dirinya melanjutkan studi S3 di UIN Sunan Kalijaga dan lulus di tahun 2006. 

Pada tahun 2008 dirinya berhasil mengikuti Short course di Pascasarjana UNY  selain itu juga mengikuti Short course di Nanyang Technological University (NTU), Singapore. Dirinya kemudian resmi menjadi dosen PNS di tahun 1997 dan mulai aktif mengajar di tahun 1998 di UIN Sunan Kalijaga sampai sekarang. 

Kesan Selama Menjadi Dosen 

Disampaikan pula oleh Dr. Arif bahwa selama menjadi dosen tidak melulu merasakan pengalaman menyenangkan. Banyak suka dan duka dirasakan oleh beliau sejak kali pertama menjadi dosen. 

Berasal dari keluarga dengan perekonomian yang tidak begitu bagus membuat perjuangan kuliah sampai S3 cukup berat. Awal menjadi dosen dirinya mengaku mengalami kesulitan finansial, ditambah harus menanggung biaya pendidikan adik-adik di Yogyakarta. 

Namun seiring berjalannya waktu, selepas lulus dari S3 kondisi perekonomiannya membaik. Selain itu dirinya juga bisa mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak dari sebelumnya. Diakui olehnya pula ada banyak pengalaman menarik didapatkan selama menjadi dosen. 

Seperti pengalaman ketika melakukan penelitian di Bali, penelitian di Sydney Australia, karya-karyanya dirujuk dan dicintai oleh banyak orang, mendapat tugas dari BAN-PT menjadi asesor untuk visitasi di berbagai perguruan tinggi, dan lain sebagainya. 

Menekuni profesi dosen juga dihadapkan pada sejumlah tantangan seperti harus memilih antara jabatan dan idealisme dosen, memilih antara tugas dengan materi menjanjikan atau fokus mengutamakan penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan juga merawat komitmen untuk terus berkarya. 

Sebab sejatinya profesi dosen tidak hanya fokus mengajar saja melainkan juga terus belajar, meneliti, dan juga melakukan pengabdian kepada masyarakat. Semua kegiatan dosen berupa hasil penelitian dan pengabdian harus bisa diakses masyarakat, disinilah arti penting publikasi muncul ke permukaan. 

Aktif Menulis Buku 

Dr. Arif juga terbilang aktif dalam menulis buku, sampai saat ini tercatat sudah ada 10 judul buku yang berhasil ditulis dan dipublikasikan. Saat ini dirinya mempercayakan kegiatan penerbitan kepada deepublish. 

Ada banyak alasan yang membuat Dr. Arif memilih deepublish mulai dari riwayat pernah menerima penghargaan, sampai pelayanan yang memberikan human relationship yang terasa kental. 

Harapan beliau, deepublish bisa meningkatkan penerbitan dari buku-buku keagamaan terutama yang memiliki visi moderat. 

Penulis : duniadosen.com/Pujiati
Narasumber : Dr. Mahmud Arif
Editor : Wahyudha Wibisono

Di tag :