Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari karena biaya yang dibutuhkan tidak sedikit. Baik itu untuk studi S3 di dalam maupun di luar negeri.
Bagi siapa saja yang ingin studi lanjut sampai ke jenjang S3, Anda perlu mempersiapkan pendanaan jauh-jauh hari. Selain itu, Anda bisa juga memperjuangkan program beasiswa dari yang bersifat penuh maupun parsial.
Namun, sebenarnya seberapa besar dana yang perlu disiapkan untuk bisa studi S3 tanpa perlu pusing soal biaya? Jika Anda memiliki rencana studi S3, Anda wajib membaca informasi berikut sampai habis!
Studi S3 menjadi jenjang pendidikan tertinggi di lingkungan pendidikan tinggi. Secara umum, mahasiswa yang studi sampai jenjang ini memang punya tujuan yang jelas. Sebab memang biayanya tidak murah dan untuk lulus S3 juga diketahui susah luar biasa.
Mahasiswa S3 di Indonesia sendiri masih didominasi oleh kalangan pendidik, terutama dosen. Selain itu juga ditempuh oleh mereka yang mengenyam pendidikan profesi untuk menunjang profesi yang dijalankan. Baik itu psikolog maupun profesi lain yang butuh kepakaran di suatu bidang.
Lalu, berapa kira-kira biaya kuliah S3? Bicara mengenai kisaran biaya, tentunya akan berbeda-beda. Pertama, hendak studi S3 di Indonesia atau di luar negeri? Beda negara, beda pula biaya studinya.
Faktor lain adalah dari pilihan perguruan tinggi yang diambil, jurusan yang dipilih, dan faktor lainnya. Dalam satu perguruan tinggi, masing-masing jurusan bisa memiliki biaya kuliah S3 dan jenjang lain yang berbeda. Berikut penjelasannya:
Secara garis besar, kisaran biaya untuk studi S3 di dalam negeri adalah Rp10 juta per semester sampai Rp100 jutaan per semester. Sebagai contoh, dikutip dari website resmi Universitas Indonesia (UI) biaya kuliah S3 Ilmu Komunikasi untuk kelas Reguler adalah Rp25 juta per semester. Sedangkan untuk WNA adalah Rp57 juta per semester.
UI sendiri diketahui termasuk sebagai PTN (Perguruan Tinggi Negeri) sehingga kisaran biaya kuliahnya bisa terpaut jauh dengan PTS (Perguruan Tinggi Swasta). Misalnya di Universitas Pelita Harapan (UPH), biaya studi S3 berkisar antara Rp30 – Rp100 juta per semester.
Sementara itu, untuk Universitas Terbuka (UT), biaya kuliah Rp10 juta sampai Rp15 juta per semester. Biaya studi ditentukan oleh program studi yang diambil. Biaya di UT masih menjadi biaya S3 paling murah karena perkuliahan bisa memilih jarak jauh atau full daring.
Selain itu, sejumlah program S3 di Indonesia dijalankan dengan program khusus bertaraf internasional. Sering disebut sebagai S3 program internasional, dimana diselenggarakan PT di Indonesia yang bekerjasama dengan PT dari luar negeri.
Kisaran biayanya lebih mahal dibanding program biasa, yakni Rp100 juta per semester dan bahkan di atasnya. Sebagai contoh, adalah S3 program internasional yang diselenggarakan UI dalam program bertajuk International PhD Program in Economics.
Program International PhD Program in Economics merupakan hasil kerjasama UI dengan sejumlah PT dari luar negeri dalam menyelenggarakan program S3. Contoh lain adalah program International Graduate Program in Engineering yang merupakan S3 di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sebagai catatan tambahan, biaya kuliah S3 di dalam negeri yang dijelaskan disini adalah biaya per semester. Sehingga, masih ada biaya lain yang tidak tercakup. Seperti biaya admisi dan biaya-biaya lain yang ditetapkan pihak PT.
Lalu, berapa kisaran biaya kuliah S3 di luar negeri? Secara umum, biayanya tentu lebih besar. Apalagi jika diubah ke mata uang Indonesia, yakni Rupiah. Biaya akan menjadi lebih tinggi saat nilai tukar Rupiah menurun dari mata uang di negara tujuan studi.
Selain itu, masih banyak faktor yang mempengaruhi besaran biaya kuliah jenjang S3 di luar negeri. Mulai dari negara mana yang dituju, masuk ke kampus mana, memilih jurusan apa, apakah menjadi mahasiswa S3 full time atau part time.
Secara garis besar kisaran biaya studi S3 di luar negeri adalah Rp150 juta sampai Rp450 jutaan per semester. Sebagai contoh, untuk rencana studi S3 di Harvard University yang ada di Amerika Serikat, biaya per tahun USD 20,000 – USD 60,000 (sekitar Rp300 juta – Rp900 juta). Sehingga per semester dimulai dari Rp150 juta sampai Rp450 juta.
Contoh lain sebagai perbandingan, adalah biaya studi S3 di Australia. Kisaran biayanya untuk di PTN adalah AUD 20.000 – AUD 50.000 per tahun. Jadi, biaya kuliah S3 per tahun sekitar Rp200 juta sampai Rp500 juta per tahun atau Rp100 juta sampai Rp250 juta per semester.
Namun, ada pula beberapa negara yang memberi fasilitas studi pascasarjana gratis. Bahkan untuk mahasiswa internasional yang memutuskan studi tanpa beasiswa. Contohnya studi S3 di Jerman, khususnya di PTN biasanya gratis karena menjadi salah satu kebijakan pemerintah Jerman.
Mau melanjutkan studi dengan beasiswa? Beasiswa dari pemerintah berikut tak boleh Anda lewatkan:
Range biaya kuliah S3 yang dijelaskan di atas adalah untuk biaya kuliah per semester atau per tahun. Seperti yang dijelaskan sekilas sebelumnya, biaya tersebut hanya biaya kuliah yang rata-rata dibayarkan per semester di Indonesia dan per tahun di luar negeri.
Namun, tentu saja biaya untuk studi S3 tidak hanya biaya kuliah per semester. Aktualnya, masih banyak biaya-biaya lain yang ditanggung oleh mahasiswa. Baik pada saat mendaftar mahasiswa baru sampai proses kelulusan.
Dikutip dari berbagai sumber, biaya total untuk menempuh studi S3 bisa dikelompokan menjadi dua, yakni biaya pendidikan dan biaya nonpendidikan. Berikut penjelasannya:
Jenis biaya kuliah S3 yang pertama adalah biaya pendidikan. Sesuai namanya, biaya ini ditetapkan oleh perguruan tinggi atau PT yang dipilih untuk studi S3. Sehingga biaya-biaya ini ada di lingkungan PT, diantaranya adalah:
Komponen biaya kuliah jenjang S3 yang pertama adalah biaya pendaftaran. Biaya ini dibebankan sekali saat mendaftar mahasiswa baru. Kisarannya Rp500 ribu sampai Rp2 jutaan. Contohnya di UGM Rp1 juta, sedangkan di UT Rp750 ribu.
Komponen biaya berikutnya adalah biaya matrikulasi. Biaya matrikulasi adalah biaya untuk mengikuti pelatihan dan pengantar sebelum memulai studi. Tidak semua PT menerapkan biaya ini, akan tetapi ada juga yang menetapkan. Misalnya di IAIN Kediri sebesar Rp300 ribu.
Komponen berikutnya tentu saja adalah biaya kuliah yang sudah dijelaskan sebelumnya. Biaya kuliah S3 di Indonesia rata-rata dibayarkan per semester. Beberapa PT mungkin menyebutnya SPP, sedangkan di PTN disebut UKT.
Selanjutnya adalah biaya ujian disertasi yang biasanya diajarkan saat akan mengikuti ujian disertasi. Biayanya berbeda-beda tergantung perguruan tinggi. Namun berkisar antara Rp1 juta sampai Rp12 juta di Indonesia.
Biaya penelitian juga menjadi komponen biaya dalam studi S3, sebab mahasiswa wajib melaksanakan penelitian dan disusun menjadi disertasi. Biaya penelitian bervariasi, ada yang Rp50 jutaan sampai ratusan juta.
Mayoritas PT di Indonesia mensyaratkan mahasiswa S3 untuk mengurus publikasi ilmiah di jurnal, mayoritas di jurnal internasional sebagai syarat kelulusan. Biaya publikasi bervariasi tergantung kebijakan pengelola jurnal. Khusus untuk jurnal internasional bisa gratis dan bisa sampai puluhan juta.
Berikutnya adalah biaya wisuda. Biaya wisuda dibayarkan saat mengikuti prosesi wisuda. Setiap PT menetapkan besaran berbeda. Namun rata-rata biaya wisuda di Indonesia antara Rp200 ribu sampai Rp2 jutaan.
Selain komponen biaya pendidikan tersebut, sangat mungkin pihak PT menetapkan biaya lainnya. Misalnya seperti dikutip dari kompas.com, biaya pendidikan di UT juga mencakup biaya registrasi ulang mata kuliah sebesar Rp1 juta per mata kuliah.
Contoh lain, seperti dikutip dari website IAIN Kediri Jawa Timur, dalam biaya studi S3 ada biaya menjadi anggota perpustakaan sebesar Rp100 ribu. Biaya ini dibayar satu kali saat pendaftaran mahasiswa baru dan kartu anggota berlaku selama masih menjadi mahasiswa di IAIN Kediri.
Jadi, jenis biaya pendidikan S3 bisa dikatakan kompleks. Kemudian antara satu PT dengan PT lain, dan antara satu program studi atau jurusan dengan jurusan lain bisa didapatkan perbedaan.
Inilah alasan kenapa PT tertentu disebut biaya kuliahnya mahal dan di jurusan tertentu dikenal jurusan kuliah yang mahal. Sebab memang bisa lebih mahal dibanding PT dan jurusan kuliah lain.
Jenis biaya kuliah S3 yang kedua adalah komponen pembiayaan di luar biaya pendidikan. Artinya, ada sejumlah biaya yang perlu dikeluarkan di luar lingkungan akademik dan tidak ditetapkan oleh PT, diantaranya:
Pertama adalah biaya tempat tinggal. Biaya ini muncul untuk mahasiswa S3 yang kuliah di luar kota, luar daerah, dan luar negeri. Beberapa PT mungkin menyediakan asrama, tapi di Indonesia masih jarang. Biaya kost bervariasi dari ratusan ribu per bulan sampai jutaan per bulan.
Selanjutnya adalah biaya konsumsi, yakni biaya untuk kebutuhan pangan selama studi S3. Biaya konsumsi juga berbeda-beda tergantung kota dimana studi ditempuh. Selain itu tergantung pula pilihan tempat makan dan menu yang dipesan.
Selanjutnya adalah biaya transportasi. Biaya ini muncul untuk memenuhi kebutuhan mobilitas dari tempat tinggal ke kampus. Biaya transportasi berbeda-beda tergantung pengaturan tarif angkot di tempat studi.
Selain itu tergantung pula moda transportasi umum yang tersedia. Misalnya mahasiswa S3 di Semarang, selain bisa naik angkutan kota Rp4.000 per orang. Juga bisa naik Trans Semarang dimana untuk mahasiswa tarif Rp2.000 per tiket.
Selain tiga komponen biaya nonpendidikan tersebut, tentunya masih ada biaya-biaya lain yang perlu dipikirkan. Sebab kebutuhan antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lain pastilah berbeda.
Selain itu, besaran biaya hidup yang mencakup biaya akomodasi, konsumsi, dan transportasi antara satu daerah dengan daerah lain berbeda. Oleh sebab itu, biaya hidup di kota tertentu dikenal mahal dan bisa pula sebaliknya untuk kota lainnya.
Selain itu, biaya ini bisa diupayakan untuk dihemat dan bahkan dihindari sama sekali. Misalnya, dibanding kuliah S3 di luar kota maka diputuskan kuliah di kota sendiri.
Sehingga menghapus biaya akomodasi, konsumsi, dan lainnya karena bisa ikut keluarga. Jika dihemat, dibanding kost dengan AC bisa memilih kost dengan kipas angin yang tentu lebih murah. Jika ingin tempat tinggal gratis, maka bisa mencari kampus yang menyediakan asrama.
Apakah Anda berencana melanjutkan studi dengan membawa keluarga? Sebaiknya Anda memperhatikan hal berikut:
Memahami bahwa biaya kuliah S3 jauh dari kata murah. Tidak sedikit yang memilih kuliah sambil bekerja. Namun, bisakah kuliah S3 sambil bekerja? Jawabannya adalah bisa, apalagi di era seperti sekarang. Dimana menjadi freelancer dan konten kreator bisa berpenghasilan dari internet.
Berbeda dengan program S2 (Magister) di Indonesia dan S2 (Sarjana) yang sudah banyak PT membuka kelas karyawan. Program S3 biasanya tidak disediakan kelas karyawan oleh PT di Indonesia, pertimbangannya tentu beragam. Namun, mahasiswa S3 bisa tetap menekuni pekerjaan freelance dan pekerjaan sampingan tertentu yang memungkinkan.
Sementara untuk kuliah S3 di luar negeri juga masih bisa tetap bekerja. Sebab ada banyak negara yang menyediakan pekerjaan part time yang bisa diisi mahasiswa S3. Selain itu, banyak PT di luar negeri membuka program S3 part time sehingga mahasiswanya bisa tetap bekerja sembari menyelesaikan pendidikan S3.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kuliah S3 juga bisa sambil tetap bekerja sehingga bisa berpenghasilan. Namun, perlu melakukan banyak pertimbangan. Salah satunya mengutamakan pekerjaan sampingan yang relevan dengan studi S3 yang ditempuh.
Tujuannya agar bisa menemukan berbagai peluang yang bermanfaat untuk studi yang ditempuh. Misalnya ide penelitian, mitra kolaborasi dalam penelitian tersebut. Berikut beberapa ide pekerjaan sampingan yang bisa dipertimbangkan:
Kuliah S3 maupun di jenjang manapun bisa menjadi asisten dosen. Sehingga membantu pekerjaan dosen, baik itu mengajar maupun tugas administrasi. Menjadi asisten dosen akan mendapat gaji, besarannya disesuaikan kebijakan PT.
Selanjutnya menjadi asisten peneliti yang membantu beberapa pekerjaan penelitian. Seperti melakukan pengumpulan data, analisis data, laporan penelitian, dll. Asisten peneliti juga mendapat gaji, besarannya tergantung pada sejumlah faktor. Seperti tempat penelitian, jenis tanggung jawab, pengalaman, dll.
Mahasiswa S3 tentunya bisa menjadi konsultan, sebab sudah menempuh studi jenjang S1 sampai S2 dan dalam proses di jenjang S3. Hal ini membuat kepakarannya di suatu bidang tidak diragukan. Maka bisa menawarkan jasa sebagai konsultan, baik konsultan pribadi maupun konsultan untuk perusahaan.
Mahasiswa S3 yang tentunya sudah punya kepakaran di suatu bidang keilmuan bisa menerima tawaran menjadi pembicara. Baik itu pembicara di seminar dan webinar, workshop, dan lain sebagainya. Pembicara biasanya dibayar dan sesuai kebijakan penyelenggara kegiatan atau bisa disesuaikan permintaan pembicara itu sendiri.
Pertimbangkan untuk menjadi laboran di pusat penelitian. Laboran bertugas mengurus segala kegiatan di laboratorium. Seperti perawatan alat-alat laboratorium, menyiapkan alat penelitian, dan sebagainya. Laboran tentunya juga menerima gaji dan bisa mingguan maupun bulannya.
Selain beberapa ide pekerjaan sampingan tersebut, tentunya masih banyak ide lain bisa dipertimbangkan. Namun, pastikan pekerjaan yang dipilih tidak mengganggu studi S3. Sehingga bisa lulus tepat waktu dan tidak ada pembengkakan biaya kuliah S3.
Mau studi lanjut ke luar negeri? Cek beasiswa dari negara lain berikut ini:
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…
Pada saat mendaftar dalam program beasiswa, kadang kala Anda diwajibkan untuk menyusun dan melampirkan personal…