fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Apa Itu Scopus?

Scopus
Foto: ilustrasi (sumber: Elsevier.com)

Para akademisi tentunya sudah tidak asing lagi dengan pengertian jurnal. Jurnal ilmiah atau jurnal akademik adalah jurnal publikasi periodik yang berisi sejumlah artikel yang diterbitkan secara teratur atau pada interval tertentu. Baik bulanan atau seperempat tahun dan dalam beberapa kasus ada juga yang terbit secara tahunan.

Diketahui, jurnal yang dibuat berdasarkan dari berbagai macam hasil penelitian, nantinya dikumpulkan ke berbagai macam pusat data. Adanya pusat data sangat penting sebagai alat untuk melihat tingkat perkembangan penelitian yang para akademisi minati atau lakukan.

Diantaranya, untuk meninjau berapa banyak peneliti yang melakukannya, apakah penelitian terbarukan atau tidak, apa penelitian yang dilakukan memberikan dampak yang besar bagi ilmu pengetahuan. Dengan adanya pusat data tersebut, maka peneliti dapat menentukan dimana seharusnya menerbitkan artikel ilmiahnya.

Ada berbagai macam database yang bisa digunakan. Database atau pusat data artikel ilmiah yang terdiri dari; Scopus, WOS, Ebsco, ProQuest, SpeingerLink, Wiley, Web of Science (WOS), Doaj, Doab, dan lainnya. Intinya, Scopus dan pusat data lainya merupakan mesin pencarian artikel ilmiah dan jurnal. Dari beragam database, Scopus yang banyak diminati dosen atau kalangan akademia untuk menerbitkan jurnal. Lantas apa itu Scopus?

Mengenal SCOPUS

Tentang jurnal akademik, beberapa penulis/dosen seringkali mengejar jurnal atau prosiding yang terindeks Scopus. Namun, banyak orang awam yang belum mengetahui apa itu Scopus.

Scopus adalah salah satu database (pusat data) sitasi atau literatur ilmiah yang dimiliki oleh penerbit terkemuka dunia, Elsevier. Scopus mulai diperkenalkan ke masyarakat luas pada tahun 2004. Scopus biasanya bersaing ketat dengan Web of Science (WOS) yang diterbitkan oleh Thomson Reuters yang juga menjadi pusat data terbesar di dunia.

Meski WOS lebih dulu terbit dibandingkan Scopus, namun kenyataannya Scopus lebih banyak diminati dan menyediakan lebih banyak jurnal (20% lebih banyak) jika dibandingkan dengan WOS. Selain Scopus, database lain yang memiliki banyak data yaitu Sciencedirect. Diketahui, database tersebut juga diterbitkan oleh Elsevier.

Kedua database ini berfokus pada 4 bidang ilmiah. Diantaranya, sains fisik dan teknik, ilmu hayati, ilmu kesehatan, dan ilmu sosial humaniora.

Meski demikian, Scopus tetap memiliki cakupan jurnal yang lebih banyak dibandingkan dengan Sciencedirect. Karena Sciencedirect hanya berisi data tentang artikel dalam jurnal-jurnal terbitan Elsevier. Selain menampilkan karya ilmiah, Scopus juga menyajikan data hak paten berbagai penelitian di dunia.

Selain itu, Scopus juga menyediakan layanan untuk menilai suatu jurnal berdampak signifikan atau tidak. Tingkat pengaruh tersebut dicantumkan sebagai Simago Journal Rank (SJR). SJR berfungsi mengukur sejauh mana dampak saintifik rata-rata artikel dalam jurnal.

Cara pengukuran tingkat dampak pada SJR pada prinsipnya sama dengan perhitungan Impact Factor (IF) yang dikeluarkan oleh Thomson Reuters. IF adalah rata-rata artikel pada suatu jurnal disitasi pada periode 2 tahun. Dari banyak keuntungan dan diminati banyak orang, tak heran jika banyak juga penulis yang akhirnya berlomba-lomba supaya jurnalnya terindeks Scopus.

Redaksi