Profesi dosen di Indonesia juga memiliki jenjang karir yang disebut dengan jabatan fungsional atau jabatan akademik. Memahami tips percepatan kenaikan jabatan fungsional menjadi hal wajib bagi setiap dosen.
Sebab, tidak ada orang di dunia ini yang tidak ingin jenjang karirnya terus berkembang. Dosen pun sudah pasti demikian. Apalagi, jenjang jabatan fungsional yang dipangku dosen menjadi potret dari kinerja dosen itu sendiri selama masa pengabdian.
Menariknya, meskipun jenjang karir tersebut terbuka untuk semua dosen di Indonesia. Ternyata, banyak dosen mengaku kesulitan untuk terus mengembangkannya. Jadi, seperti apa kiat maupun tips yang perlu dilakukan dosen agar karirnya tidak stagnan?
Dikutip melalui DSDM Universitas Indonesia (UI), jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang dosen dalam suatu satuan pendidikan tinggi yang dalam pelaksanaanya didasarkan pada keahlian tertentu.
Jabatan fungsional sering disingkat menjadi istilah jabfung. Selain itu, jabfung sering pula disebut dengan istilah jabatan akademik. Maka tidak perlu bingung ketika ada yang menyebut jabatan fungsional atau jabatan akademik sebab keduanya sama.
Sesuai definisi tersebut, dosen dengan jabfung yang dipangku akan menentukan tanggung jawab maupun wewenang dan hak yang dimiliki. Meskipun secara umum semua dosen wajib menjalankan tugas pokok sesuai isi tri dharma dan tugas penunjang.
Namun, dengan jabfung yang dipangku maka akan ada beberapa perbedaan dalam menjalankan masing-masing tugas tersebut. Secara umum yang berbeda adalah dari segi tugas pengajaran, pemberian bimbingan tugas akhir, dan kewajiban publikasi ke jurnal ilmiah.
Perbedaan lain juga ditemukan dari segi hak, yakni berkaitan dengan gaji dan tunjangan. Semakin tinggi jenjang jabfung yang dipangku dosen maka semakin tinggi gaji pokok yang diterima. Sejalan dengan kenaikan jabfung, maka semakin beragam jenis tunjangan yang diterima dosen tersebut.
Apalagi dari pemerintah sendiri menetapkan ada setidaknya 4 jenis tunjangan yang diberikan secara khusus kepada dosen. Mulai dari tunjangan profesi (tunjangan sertifikasi), tunjangan khusus, tunjangan kehormatan, dan tunjangan tugas tambahan.
Bicara mengenai tips percepatan kenaikan jabatan fungsional dosen, tentu wajib membahas jenjang jabfung itu sendiri. Sebagai jenjang jabatan, maka dijamin ada beberapa tingkatan jabatan terkait jabfung tersebut.
Secara umum, jenjang jabatan fungsional dosen ada empat. Dimulai dari Asisten Ahli, disusul Lektor, kemudian Lektor Kepala, dan jenjang paling tinggi adalah Guru Besar. Dosen yang menjadi Guru Besar akan meraih beberapa keistimewaan.
Pertama, dosen tersebut mendapatkan gelar Profesor. Kemudian, dosen juga berhak mendapat tunjangan kehormatan. Besaran tunjangan ini adalah dua kali gaji pokok untuk dosen PNS.
Sementara dosen nonPNS disesuaikan dengan pertimbangan masa kerja maupun aspek lain sesuai ketentuan. Maka sangat penting bagi dosen untuk menerapkan berbagai tips percepatan kenaikan jabatan fungsional dosen.
Sehingga bisa segera menjadi Guru Besar, bahkan jauh sebelum memasuki usia pensiun. Bahkan dengan jabfung Guru Besar tersebut, masa kerja dosen bisa sampai usia 70 tahunan. Sehingga bisa terus berkarya dan berkontribusi bagi perkembangan iptek sampai usia kepala tujuh.
Semua orang dalam profesinya tentu ingin memiliki karir yang terus berkembang. Dosen pun demikian dan sebaiknya memang demikian. Apalagi, jabatan fungsional yang dipangku dosen memberi manfaat yang dirasakan banyak pihak. Bukan hanya dosen itu sendiri.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah sejumlah manfaat atau arti penting dari jabfung dosen:
Harus diakui, bahwa syarat utama dosen naik jabfung adalah memenuhi jumlah KUM minimal. KUM didapatkan dari aktivitas akademik dosen. Maka meraih jabfung tinggi adalah bukti nyata dosen memiliki kinerja optimal selama masa pengabdian.
Arti penting jabfung yang kedua bagi dosen adalah bisa mendukung penuh agar PT meraih nilai akreditasi tinggi. Jumlah dosen dengan jabfung Lektor Kepala dan Guru Besar bisa mendongkrak nilai akreditasi. Jadi, jangan ragu untuk segera naik jabfung.
Arti penting yang ketiga adalah membantu PT yang menaungi dosen memenuhi IKU dalam kebijakan MBKM. Salah satu poin IKU adalah tercapainya tri dharma, dan meraih jabfung tinggi termasuk di dalamnya. Sehingga mendukung kampus memenuhi IKU dan berdampak pada hasil klasterisasi.
Jabfung yang diraih dosen akan sejalan dengan aktivitas tri dharma, termasuk meraih berbagai luaran. Khususnya pada publikasi ilmiah yang ternyata sering menjadi indikator penilaian dalam perangkingan. Jadi, dosen dengan jabfung tinggi ikut andil untuk mendukung PT meraih peringkat tinggi.
Arti penting jabfung tinggi yang kelima bagi dosen adalah mendukung kontribusi langsung pada pegembangan iptek. Sebab dengan jabfung tersebut maka artinya dosen sudah rutin menjalankan tri dharma dan tugas penunjang. Hasilnya adalah ikut mendukung pengembangan iptek melalui pendidikan, penelitian, dan PkM.
Selanjutnya, dosen juga perlu mengajukan jabfung setinggi mungkin untuk bisa meningkatkan kesejahteraan. Sebab semakin tinggi jabfung yang dipangku dosen maka semakin tinggi pangkat dan golongan yang dimiliki. Artinya, gaji pokok akan meningkat. Selain itu juga berhak menerima lebih banyak jenis tunjangan.
Memahami arti penting kenaikan jabfung dosen memang sangat luas dan dirasakan banyak pihak. Maka tidak berlebihan jika dosen melakukan berbagai upaya untuk terus mengembangkan jenjang jabfung tersebut.
Hanya saja, pengembangan jabfung tidak selalu mudah. Apalagi dengan kondisi dosen tidak mendapat dukungan dari PT. Ditambah dengan regulasi dari Kementerian yang berubah-ubah terkait syarat dan prosedur kenaikan jabfung.
Selain dari itu, masih banyak sandungan yang menghalangi dosen untuk segera meraih jabfung Guru Besar. Namun, usahakan tetap fokus dan menjalankan berbagai tips percepatan kenaikan jabatan fungsional dosen. Berikut beberapa diantaranya:
Jabatan fungsional hanya diberikan kepada dosen tetap, baik itu dosen PNS maupun dosen nonPNS. Sekaligus, baik itu dosen di PTN maupun di PTS. Selama memiliki NIDN dan bahkan NIDK, maka dosen berhak memangku jabatan fungsional.
Membantu segera mengembangkan jabatan fungsional yang dipangku. Maka sejak awal dosen sudah harus mengurus NIDN maupun NIDK secepatnya. Bagi dosen tetap, jika SK pengangkatan dosen tetap sudah diterima.
Maka bisa segera konsultasi ke bagian operator kampus mengenai prosedur dan persyaratan pengajuan NIDN. Semakin cepat memiliki NIDN dan NIDK maka semakin cepat pula dosen bisa mengajukan jabatan fungsional pertama.
Kenapa harus segera memangku jabfung pertama? Sebab untuk naik ke jenjang berikutnya, pada beberapa jenjang jabfung butuh masa pengabdian minimal. Misalnya untuk Asisten Ahli naik ke Lektor, butuh masa kerja minimal 2 tahun.
Syarat lain adalah pada kenaikan jabfung Guru Besar, baik secara reguler maupun loncat jabatan. Dosen yang sudah memiliki masa kerja 10 tahun, baru bisa menjadi Guru Besar dan dihitung sejak SK pengangkatan jabfung pertama kali.
Tips percepatan kenaikan jabatan fungsional dosen yang kedua adalah segera mengikuti sertifikasi dosen (serdos). Sertifikasi adalah wajib untuk dosen sesuai ketentuan dari pemerintah. Maka mau tidak mau, dosen harus fokus disini dulu.
Sebab tidak memungkinkan bagi dosen memangku jabfung tinggi, tapi belum bersertifikasi. Sebab artinya, dosen belum membuktikan memiliki kompetensi yang memadai untuk menjalankan seluruh kewajiban akademik dosen.
Serdos baru bisa diikuti dosen setelah masa kerja minimal 2 tahun sejak SK pengangkatan jabfung pertama diterima. Maka, saat sudah 2 tahun, silahkan segera ikut serdos dan menanyakan kuota peserta serdos ke pihak kampus.
Tips ketiga dalam daftar tips percepatan kenaikan jabatan fungsional dosen adalah segera studi lanjut. Jika masih memegang ijazah S2, maka bisa segera studi lanjut jenjang S3.
Sebagai dosen, ada lebih banyak program beasiswa yang bisa dipilih dan diperjuangkan. Apalagi program dari pemerintah, biasanya akan memprioritaskan dosen sebagai penerima beasiswa.
Studi lanjut sampai jenjang S3 penting bagi dosen untuk memenuhi syarat naik ke jabfung Lektor Kepala dan Guru Besar. Semakin cepat dosen meraih ijazah S3, semakin cepat naik jabfung.
Apalagi ijazah S3 tersebut bisa membantu dosen meraih jabfung pertama langsung dari Lektor tanpa harus ke Asisten Ahli dulu. Jadi, silahkan segera mengurus proses studi lanjut, karena mau tidak mau dosen harus sampai jenjang S3.
Salah satu tips percepatan kenaikan jabatan fungsional dosen yang tidak boleh dilewatkan adalah meraih program hibah. Pada dasarnya, jabfung lebih cepat dikembangkan dosen jika aktif menjalankan tri dharma.
Sayangnya, tidak semua aktivitas tri dharma bisa dilakukan dosen sebanyak-banyaknya. Sebab beberapa membutuhkan dana besar dan memakan waktu yang lama. Misalnya penelitian dan publikasi ke jurnal ilmiah.
Jadi, sangat penting untuk meraih program hibah sebagai solusi atas kondisi tersebut. Lewat program ini, dosen mendapat dukungan pendanaan yang cukup. Pilihan program hibah pun banyak dan dari pemerintah sering dibuka setiap tahun.
Hibah juga bisa berasal dari perguruan tinggi yang menaungi dosen, selain itu juga dari pihak lain. Hibah juga membantu dosen bisa segera mengurus publikasi ilmiah sehingga bisa mempercepat kenaikan KUM untuk mengajukan kenaikan jabfung.
Selengkapnya di 10 Cara Mendapatkan Dana Hibah Penelitian untuk Dosen
Poin kelima yang menjadi tips percepatan kenaikan jabatan fungsional dosen adalah aktif berkolaborasi. Dosen yang aktif menjalin kolaborasi dengan dosen lain di lintas prodi, intas perguruan tinggi, bahkan lintas negara cenderung mudah naik jabfung.
Sebab mendukung percepatan kegiatan tri dharma dan mencapai sejumlah luaran. Kolaborasi disini bisa dalam bentuk kolaborasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Bisa juga kolaborasi menulis buku, menulis artikel untuk jurnal, dll.
Kolaborasi akan mendukung kegiatan tri dharma lebih produktif karena tidak pernah kehabisan ide. Selain itu juga mempercepat hasil aktivitas tri dharma, misalnya bisa segera menyusun buku dan diterbitkan. Sebab menggabungkan beberapa dosen yang tentu bisa mempercepat prosesnya.
Mendukung tips percepatan kenaikan jabatan fungsional dosen di poin sebelumnya, maka dosen perlu memperluas jaringan. Salah satunya dengan aktif di media sosial agar semakin dikenal luas oleh kalangan dosen.
Dosen yang aktif membuat artikel di blog pribadi, berbagi konten di media sosial populer, aktif berbagi konten di YouTube, dan sebagainya. Tentunya akan lebih mudah dikenal oleh publik dan terutama kalangan dosen lain.
Semakin dikenal para dosen, maka akan memperbesar peluang mendapat tawaran kolaborasi. Misalnya kolaborasi menerbitkan buku ilmiah. Oleh sebab itu, jangan ragu untuk aktif di media sosial sebagai upaya untuk branding. Sehingga jaringan semakin luas dan membantu membangun kolaborasi.
Tips selanjutnya dalam tips percepatan kenaikan jabatan fungsional dosen adalah produktif menerbitkan buku. Alasannya, karena menerbitkan buku adalah kewajiban akademik dosen diantara kewajiban lainnya.
Per tahun, dosen bisa menerbitkan setidaknya satu judul buku. Baik melalui penerbit lembaga ilmiah, penerbit kampus, maupun penerbit yang dikelola oleh swasta selama resmi dan anggota IKAPi.
Kedua, menerbitkan buku membantu dosen mendapatkan tambahan angka kredit atau KUM yang tinggi. Berkisar antara 20 sampai maksimal 40 poin, tergantung pada jenis buku ilmiah yang diterbitkan dosen tersebut.
Tak hanya itu,rajin menerbitkan buku juga membantu dosen lebih dikenal luas. Hal ini sekaligus membangun rekam jejak. Sehingga memperluas jaringan dan mendukung peningkatan kolaborasi akademik dengan dosen dan peneliti.
Lalu, berapa sih angka kredit dari menerbitkan buku? Cek Angka Kredit Menerbitkan Buku bagi Dosen.
Tips percepatan kenaikan jabatan fungsional dosen berikutnya adalah produktif menerbitkan artikel di jurnal ilmiah maupun prosiding. Publikasi ke jurnal ilmiah membantu dosen mendapatkan KUM tinggi. Terutama jurnal internasional bereputasi.
Selain itu, publikasi ke jurnal ilmiah tidak dibatasi sebagaimana menerbitkan buku. Dalam setahun, dosen bebas menerbitkan jurnal dalam jumlah berapapun dan tetap diakui dalam pelaporan BKD dan menambah KUM.
Tak hanya itu, publikasi ke jurnal juga membantumembangun rekam jejak yang mmebantu dosen memenangkan program hibah. Ditambah, bisa lebih dikenal di kalangan dosen dan peneliti tingkat global. Sehingga mendukung peningkatan kolaborasi ilmiah.
Lalu, berapa, sih, tambahan KUM yang Anda peroleh saat publikasi artikel? Cek Angka Kredit Jurnal Nasional dan Internasional untuk Dosen.
Poin terakhir dalam daftar tips percepatan kenaikan jabatan fungsional dosen adalah membangun support system. Sekali lagi, mengembangkan jabfung tidak mungkin dilakukan sendiri oleh dosen tanpa bantuan pihak lain.
minimal ada bantuan dari pemerintah melalui program hibah. Namun, persaingannya tentu ketat. Maka dosen perlu mengandalkan juga pendanaan insentif publikasi dan penelitian dari kampus maupun pihak lain.
Support system perlu dibangun dosen untuk mendukung pengembangan jabfung secara efektif dan efisien. Mulailah dengan membangun hubungan baik bersama dosen yang sudah senior dan sukses mengembangkan jabfung.
Kemudian, rajin konsultasi dengan pihak operator dan Tim PAK di kampus. Tujuannya untuk sharing, konsultasi, dan memberikan masukan. Sehingga dibantu oleh pihak tersebut untuk mendukung perguruan tinggi menerapkan kebijakan yang membantu dosen naik jabfung secepatnya.
Memahami bahwa regulasi mengenai syarat, ketentuan, sampai prosedur kenaikan jabatan fungsional dosen terus berubah. Bahkan banyak dosen yang menilai syarat untuk naik jabfung semakin sulit dari waktu ke waktu.
Maka tidak keliru, jika dosen berusaha untuk secepatnya memangku jabatan fungsional tinggi. Apalagi jika berhasil sampai ke puncak dengan menjadi Guru Besar, maka dosen bisa fokus pada kewajiban akademik lain.
Oleh sebab itu, jangan ragu dan tidak berpikir dua kali untuk menerapkan beberapa tips percepatan kenaikan jabatan fungsional dosen yang sudah dijelaskan. Sehingga bia mempercepat pegembangan karir akademik Anda.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik di dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Banyak dosen pemula yang bingung saat meniti karirnya. JANGAN SAMPAI ITU TERJADI PADA ANDA! Ikuti tips kenaikan karir dari awal hingga mencapai jabatan fungsional tertinggi, yaitu profesor:
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…