fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Ternyata Inilah Penilaian Mahasiswa Terhadap Sosok Dosen di Kampus

penilaian

Dosen adalah sosok yang memiliki peran penting dalam kehidupan perkuliahan seorang mahasiswa. Bukan hanya sebagai penyampai ilmu, tetapi juga penentu nilai kelulusan. Ribuan mahasiswa di negeri tercinta ini pasti memiliki penilaian yang berbeda-beda terhadap sosok dosen yang mengajarnya. Namun, saya coba merangkumnya menjadi beberapa faktor yang paling umum digunakan mahasiswa sebagai parameter untuk penilaian terhadap dosennya.

Penilaian mahasiswa terhadap dosen umumnya kiranya bisa dilihat dari tiga faktor, yaitu cara mengajar, pemberian tugas kuliah, dan pemberian nilai.

  1. Cara Mengajar

penilaian

Cara mengajar seorang dosen atau dalam disebut juga dengan kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kemampuan yang menurut undang-undang tentang guru dan dosen wajib dimiliki oleh seorang pendidik. Kompetensi pedagogik dengan kata lain adalah bagaimana seorang dosen dapat menguasai kelas dan menyampaikan materi dengan baik. Kompetensi pedagogik bisa dilatih oleh semua orang, termasuk guru maupun dosen.

Faktor cara mengajar ini menjadi salah satu poin penilaian mahasiswa terhadap dosen. Kebanyakan mahasiswa menilai dosen senior lebih mudah dipahami cara mengajarnya daripada dosen muda, walaupun tidak semua. Mahasiswa akan menilai seorang dosen dari bagaimana ia berbicara di dalam kelas, bagaimana cara dosen menyampaikan materi dalam kelas, bagaimana dosen menanggapi pertanyaan mahasiswa, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan cara mengajar dosen tersebut.

Baca juga : Gaji Dosen itu Kecil, Tapi Penghasilannya WOW

  1. Tugas

penilaian

Poin kedua yang menjadi dasar penilaian mahasiswa adalah tugas perkuliahan. Kebanyakan seorang dosen dibenci karena alasan ini. Beban tugas kuliah yang sulit dan banyak yang diberikan oleh seorang dosen dapat membuat dosen tersebut memiliki gelar “dosen killer” dari para mahasiswa. Gelar ini bukan semata-mata diberikan oleh satu orang mahasiswa saja, tetapi sudah disepakati oleh satu angkatan atau bahkan satu jurusan.

Pada dasarnya, mahasiswa memahami mengapa seorang dosen memberikan tugas kuliah yang banyak. Hal itu tidak lain agar mahasiswa benar-benar belajar dan memahami materi perkuliahan. Namun bagi para mahasiswa, dosen yang memberi banyak tugas adalah dosen yang tidak memiliki toleransi. Kebanyakan mahasiswa tidak hanya mengambil satu perkuliahan dalam satu semester. Sesungguhnya mahasiswa berharap dosen akan memberi sedikit toleransi setidaknya dengan tidak memberi terlalu banyak tugas kuliah, karena mereka juga masih harus memikirkan tugas-tugas yang lain.

Simak pula: 4 Cara Untuk Jadi Dosen Yang Asyik!

  1. Nilai

penilaian

Perkara nilai adalah sesuatu yang paling sensitif dimata mahasiswa. Jika sudah berbicara tentang nilai, sesulit apapun seorang dosen dalam memberi tugas pasti akan diusahakan oleh mahasiswanya. Ya, tidak lain dan tidak bukan adalah karena nilai menjadi penentu kelulusan. Hal ini juga seringkali dijadikan senjata bagi dosen untuk melawan mahasiswa-mahasiswa yang suka bolos atau suka seenaknya sendiri di kelas. Bahkan, bagi beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab, nilai dijadikan alat untuk mendapatkan apa yang dia inginkan dari mahasiswanya.

Penilaian

Ada beberapa dosen yang mudah dalam memberi nilai kepada mahasiswa. Dosen yang seperti ini seringkali menjadi dosen favorit di kampus. Apalagi jika ditambah cara mengajarnya yang bagus. Sebaliknya ada dosen yang pelit dalam memberi nilai bagus. Dosen yang seperti ini biasanya adalah orang yang perfeksionis. Ia menginginkan mahasiswanya mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya jika ingin lulus. Dosen seperti inilah yang sukses membuat beberapa mahasiswa terpaksa mengulang mata kuliah yang sama. Tentu saja, predikatnya menjadi sedikit buruk dimata mahasiswa.

Demikian beberapa faktor menurut penulis yang biasanya dijadikan mahasiswa untuk menilai sosok dosen di kampus. Namun, hal ini tidak dapat dijadikan sebagai tolok ukur karena pastinya penilaian antara mahasiswa yang satu dengan yang lain berbeda-beda.