Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Faktor Penyebab Gagal LPDP dan Cara Mengatasinya

penyebab gagal lpdp

Saat ini, Anda sedang atau berencana mengikuti pendaftaran beasiswa LPDP? Jika iya, jangan sampai Anda gagal LPDP karena hal sepele tapi membawa dampak besar. Persiapan maksimal dengan memperhatikan setiap detail persyaratan wajib Anda lakukan. Kunci lolos adalah mengikuti semua aturan di buku panduan dan mengikuti saran alumni/awardee dengan baik.

Mau lolos LPDP sekali coba ‘kan? Yuk, simak baik-baik informasi berikut!

Penyebab Gagal LPDP

Penyelenggaraan beasiswa LPDP tahun 2025 menetapkan ada sekitar 21 poin persyaratan umum dan persyaratan khusus yang di setiap jalur beasiswa LPDP berbeda-beda. Adanya syarat yang cukup banyak meningkatkan risiko gagal. 

Namun, apa sih penyebab kegagalan pendaftar LPDP? Berikut faktor penyebab gagal dari pada pendaftar LPDP:

a. Penyebab Gagal di Seleksi Administrasi 

Seleksi tahap pertama dalam beasiswa LPDP adalah seleksi administrasi. Pada tahap ini, seluruh berkas pendaftaran akan diperiksa tim LPDP baik dari segi kelengkapan sampai kesesuaian format dan ketentuan lain. 

Dari tahap seleksi administrasi, berikut beberapa hal yang menjadi penyebab gagal melenggang di seleksi substansi: 

1. Dokumen Pendaftaran 

Penyebab yang pertama dari dokumen pendaftaran secara keseluruhan. Ada dua kemungkinan, yakni dokumen tidak lengkap dan dokumen tidak sesuai ketentuan. Seperti format, ukuran file, tidak terunggah sempurna, dan sebagainya. 

2. LoA (Letter of Acceptance 

Penyebab berikutnya jika gagal LPDP di tahap seleksi administrasi adalah berkaitan dengan LoA. LoA yang diterima adalah jenis unconditional. Selain itu harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan LPDP, diantaranya: 

  • LoA sekurang-kurangnya mencantumkan nama lengkap, jenjang studi, program studi, dan memuat informasi waktu memulai studi sesuai ketentuan LPDP. 
  • Perguruan Tinggi dan Program Studi harus sesuai dengan pilihan pada aplikasi pendaftaran. 
  • LoA yang dapat diterima oleh LPDP adalah LoA tanpa persyaratan untuk studi di perguruan tinggi, kecuali persyaratan berupa:
    • Persyaratan sponsor pendanaan; 
    • Persyaratan dokumen fisik ijazah; 
    • Persyaratan dokumen fisik transkrip nilai jenjang sebelumnya; dan/atau 
    • Persyaratan tambahan lain yang tidak berisiko mengubah status diterimanya orang tersebut sebagai mahasiswa pada program studi yang dituju.
  • Pendaftar Beasiswa LPDP yang melampirkan LoA dengan waktu mulai studi yang tidak sesuai dengan ketentuan LPDP wajib melampirkan surat keterangan penundaan jadwal perkuliahan program studi dari Perguruan Tinggi yang diunggah bersamaan dengan LoA. 
  • Bagi pendaftar Beasiswa LPDP dengan skema double degree/joint degree dapat melampirkan LoA dari Perguruan Tinggi Luar Negeri dan/atau Perguruan Tinggi Dalam Negeri yang menyatakan program double degree maupun joint degree. 
  • Jika pendaftar mengunggah LoA Unconditional yang tidak sesuai ketentuan LPDP, maka dianggap tidak memenuhi kriteria pendaftaran.

Tertarik mendaftar LPDP? Cek dulu peluang lolos LPDP dari tahun ke tahun sebelum memutuskan hanya mau fokus mengejar beasiswa ini.

3. Surat Rekomendasi Maupun Surat Usulan 

Selanjutnya adalah terkait Surat Rekomendasi. Dikutip dari Kompas.com, surat rekomendasi bisa menggagalkan pendaftar di seleksi LPDP jika ada dalam kondisi berikut: 

  • Surat rekomendasi tidak sesuai dengan ketentuan format LPDP 
  • Dibuat lebih dari satu tahun (melebihi ketentuan masa berlaku surat rekomendasi) 
  • Tidak ada tanda tangan dari pemberi rekomendasi 
  • Surat rekomendasi tidak ditujukan untuk program beasiswa LPDP

Sementara bagi pendaftar yang merupakan anggota TNI, POLRI, dan PNS disebut surat usulan. Kondisi berikut bisa menyebabkan gagal LPDP berkaitan dokumen ini: 

  • Pejabat yang mengesahkan tidak sesuai dengan ketentuan dari LPDP 
  • Tidak mencantumkan nama maupun NIP pendaftar 
  • Surat usulan tidak ditujukan untuk beasiswa LPDP

4. Sertifikat Bahasa Inggris 

Penyebab gagal lolos seleksi administrasi dalam beasiswa LPDP berikutnya adalah dari sertifikat bahasa Inggris. Berikut beberapa kondisi yang menjadi penyebabnya: 

  • Tidak mencapai skor minimum atau passing grade
  • Hanya mengumpulkan hasil prediction test bukan sertifikat hasil tes
  • Sertifikat tidak atau belum terverifikasi keasliannya 
  • Sertifikat sudah kadaluarsa (masa berlaku maksimal 2 tahun terakhir) 

b. Penyebab Gagal di Seleksi Substansi 

Gagal LPDP juga bisa disebabkan dari seleksi substansi. Seleksi ini mencakup Tes Berbasis Komputer (TBK). Tentunya ada ketentuan passing grade. Jika skor di bawahnya, pendaftar otomatis dinyatakan tidak lolos. 

Sebab lain dalam seleksi substansi adalah berkaitan dengan esai yang disusun. Misalnya tidak sesuai dengan indikator penilaian yang ditetapkan LPDP. Maupun tidak memenuhi ketentuan teknis, misalnya melebihi batas maksimal jumlah kata atau struktur penulisan masih keliru.  

c. Penyebab Gagal di Seleksi Wawancara 

Dikutip melalui Tempo.com, salah satu faktor yang menyebabkan gagal meraih beasiswa LPDP adalah di sesi seleksi wawancara. Kurangnya persiapan menjadi pemicu utamanya.

Pendaftar yang terlalu percaya diri akan cenderung sombong dan dengan mudah tumbang di proses wawancara tersebut. Selain itu, minimnya persiapan juga menjadi sandungan. Misalnya tidak membaca esai yang dilampirkan saat pendaftaran. 

Sehingga ketika mendapat pertanyaan yang berkaitan tidak memberi jawaban yang sesuai isi esai tersebut. Selain dari itu, ada hal-hal lain yang menyebabkan gagal di tes wawancara. Seperti dikutip dari IELTSpresso, diantaranya: 

  • Menjelaskan rencana kontribusi yang tidak atau kurang realistis. Rencana kontribusi boleh setinggi mungkin, akan tetapi wajib aplikatif atau mudah diaplikasikan. 
  • Menjawab pertanyaan dan memberi penjelasan terlalu cepat, sehingga mengatur intonasi sangat penting. Supaya penjelasan dan jawaban bisa dimengerti oleh tim pewawancara. 
  • Jawaban terlalu singkat, sehingga tidak ada penjelasan lanjutan yang menjelaskan pemahaman dan kesiapan dengan rencana studi maupun rencana kontribusi yang dimiliki. 
  • Kurang riset, sehingga selalu ragu dalam menjawab pertanyaan dari tim pewawancara. Oleh sebab itu, penting sekali untuk mempersiapkan diri. Terutama mempelajari berkas pendaftaran agar jawaban selalu relevan. 

Selain dalam tiga kategori di atas, dikutip dari RRI dijelaskan bahwa gagal LPDP juga bisa karena terlambat mengirimkan aplikasi pendaftaran. Oleh sebab itu, mengecek jadwal pendaftaran dan deadline sangat penting. Terlewat saja, Anda sudah gagal sebelum seleksi. 

Lengkapi persyaratan beasiswa LPDP tanpa melewatkan satu informasi pun dengan membaca artikel berikut:

Pengalaman Gagal LPDP

Membantu meminimalkan kemungkinan gagal LPDP. Maka belajar dari pengalaman pejuang lain yang juga mengalami kegagalan bisa dilakukan. Sehingga bisa mengantisipasi kemungkinan melakukan kesalahan yang sama. 

Menariknya, sejumlah pejuang beasiswa LPDP yang berakhir gagal tidak segan membagikan pengalamannya. Mayoritas melalui blog pribadi, ada juga yang curhat di media daring lain. Berikut beberapa diantaranya: 

Pengalaman Gagal Pejuang LPDP dari InyongLani

Seorang wanita asal Banyuwangi, membagikan pengalamannya dua kali gagal dalam meraih beasiswa LPDP di blog pribadinya, yakni di InyongLani. Berikut pengalamannya yang gagal di seleksi wawancara: 

Aku lulusan Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman angkatan 2010. Bulan Agustus 2014 dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan. Persiapan beasiswa LPDP aku lakukan selama kurang lebih empat bulan. Persiapan utama yaitu skor TOEFL. Aku mendaftar Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) untuk melanjutkan S2 Agribisnis di UGM. Skor TOEFLku harus tembus di atas 500. 

Tes TOEFL pun butuh beberapa kali latihan dan dua kali tes TOEFL ITP hingga tembus pas 500. Persiapan lainnya selama satu bulan mempersiapkan syarat-srayat dokumen untuk seleksi administrasi seperti surat rekomendasi, essay dan bermacam surat pernyataan. Semua berjalan cukup lancar. 

Dua bulan setelah wisuda bulan September 2014, berkasku lolos dan berhak ikut seleksi wawancara. Lokasi yang aku pilih yaitu Yogyakarta, kota terdekat dari tempat tinggal (3 jam naik kereta api). Saat wawancara berlangsung hangat, namun aku akui jawabanku kurang memuaskan. Kalimatku nggak tertata dengan baik. Lebih utama lagi, visiku gampang digoyang. Itu kata temanku yang lolos beasiswa LPDP ke Jerman.

Aku juga merasa nggak maksimal ketika Focus Group Discussion. Itu forum misterius. Bukan bagus-bagusan argumen. Tapi gimana memposisikan diri. Tentukan argumenmu disitu sebagai apa (akademisi, NGO, pengamat, aktivitas, praktisi atau lainnya). Lebih penting lagi, cara kamu menyampaikan dan menanggapi ide dari rekan kamu. Itu yang kurang dari aku. Akhirnya saat pengumuman dinyatakan gagal.

Maksudnya gampang digoyang itu misalnya, aku mau pake ilmu S2 Agribisnis buat jadi pendamping UMKM di Banyumas biar punya koperasi dan bisa ekspor terutama produk hasil olahan pertanian. Lalu ditanya, peran itu kamu jalankan dengan profesi apa? pengusaha, dosen, aktivis atau apa? aku bilang semua bisa. Bakal lebih baik kalo fokus ke satu profesi karena itu gambaran satu orang di masa depan yang sedang coba ditawarkan ke interviewer.

Dalam akhir tulisannya tersebut, ada empat tips atau saran untuk pejuang LPDP lain bisa menghindari kesalahannya dalam seleksi wawancara, diantaranya: 

  • Memiliki visi tunggal dan sejalan dengan visi dari program beasiswa LPDP itu sendiri. Ketika diberi pertanyaan menjebak, Anda tetap fokus di visi yang dimiliki dan tidak tergoyahkan. Hal ini akan menjadi nilai tambah di mata pewawancara. 
  • Memperbanyak bekal diri, mulai dari mendapatkan doa restu dari kedua orang tua, menguasai topik FGD (Focus Group Discussion), informasi pendidikan yang dipilih (negara tujuan, perguruan tinggi tujuan, prodi tujuan, dan sebagainya). 
  • Mencari partner yang satu frekuensi, misalnya sama-sama memperjuangkan program beasiswa. Jadi, Anda bisa saling mendukung dan berbagi informasi berharga. 
  • Update informasi, terutama berkaitan dengan seluruh tahapan seleksi di beasiswa LPDP. Sebab setiap tahunnya ada perubahan aturan, mekanisme, dan sebagainya. Tidak update bisa mengurangi kualitas persiapan sehingga tidak efektif. 

Pengalaman Gagal Pejuang LPDP dari Mifrokhah Haniffa

    Pengalaman gagal LPDP juga dibagikan oleh Mifrokhah Haniffa melalui blog pribadinya di iifhaniffa.wordpress.com. Dalam pengalamannya juga mengalami kegagalan di seleksi wawancara, yakni sempat adu argumen dengan salah satu anggota tim pewawancara. Berikut pengalaman yang dibagikan: 

    Jadwal wawancaraku (jika tidak salah) tanggal 19 Agustus 2015 di Gedung Keuangan Negara Yogyakarta. Cukup beruntung karena jadwalku untuk ketiga tahap seleksi hanya dalam waktu sehari. Yang pertama adalah tahap EOS dimana kita harus menulis esai dengan tema salah satu dari dua pilihan yang diberikan. 

    Aku mendapat pilihan tentang proyeksi bonus demografi Indonesia dan tentang revolusi mental. Aku langsung memilih tema kedua karena itu yang terdengar familiar saat itu. Aku menulis tanpa ada kerangka yang jelas sehingga ketika waktu mengerjakan selesai, esaiku belum berakhir dengan sempurna.

    Selanjutnya adalah tahap LGD. Beruntunglah kelompok LGD ku sudah saling berkenalan sebelum tahap EOS sehingga kami sudah mengatur bagaimana peran masing-masing di LGD nanti. Tema LGD nya pun mudah untuk dibahas, yaitu penggunaan gadget bagi anak sekolah. It was not a debatable topic, I thought, hence the discussion went well until the end.

    Aku mendapatkan jadwal wawancara siang. Pewawancara terdiri dari seorang bapak dosen (seingatku dosen non Teknik) dan dua orang ibu dosen psikolog.  The interview went smoothly sampai salah seorang psikolog memberikan statement yang aku sangat tidak setuju. 

    Di rencana studi, aku menulis cita-cita setelah lulus kuliah S2 adalah bekerja di kementerian. Namun sayangnya, ibu tsb bilang bahwa bekerja di kementerian tidak memberikan kontribusi yang nyata seperti jika jadi dosen. Terjadilah debat antara aku dan ibu tsb hingga akhirnya aku bilang “Berkontribusi bagi Indonesia itu tidak hanya jadi dosen, Bu” dengan nada yang tegas dan (agak) jengkel. (Aku yakin kalian pasti bilang: makanya pasang muka baik-baik sama interviewer, harusnya diiyakan aja biar dapat nilai plus, bla bla bla.  But I’m not such that hypocrite).

    Pertanyaan lain adalah tentang sertifikatku yang hanya TOEFL padahal negara tujuanku Inggris serta pertanyaan-pertanyaan yang pasti sudah banyak blog membahas tentang ini.

    Pada akhir tulisannya tersebut, Mifrokhah Haniffa membagikan sejumlah tips untuk menghindari kemungkinan gagal LPDP. Berikut tips agar tidak gagal LPDP:

    • Masih mengalami kesulitan dalam menyusun esai yang baik dan benar, sehingga disarankan olehnya untuk memperbanyak membaca esai pejuang beasiswa LPDP lain. 
    • Kesulitan mengontrol emosi ketika ada silang pendapat dengan orang lain, dalam hal ini adalah dengan tim pewawancara. 
    • Belum memahami dengan detail perguruan tinggi tujuan, sehingga perlu riset mendalam sebelum mendaftar beasiswa LPDP. 
    • Punya perguruan tinggi tujuan di Inggris, disarankan memiliki sertifikat IELTS  bukan sekedar TOEFL ITP. Sebab IETS relevan dengan ciri khas bahasa Inggris khas British. 

    Kesempatan Mengikuti Tes Beasiswa LPDP

    Hal lain yang berkaitan dengan beasiswa LPDP adalah mengenai jumlah kesempatan untuk melakukan pendaftaran. Banyak yang menyebut, pendaftaran di beasiswa ini maksimal dua kali untuk setiap pendaftar. Namun, benarkah demikian? 

    Pada dasarnya, beasiswa LPDP bisa diperjuangkan siapa saja yang memenuhi persyaratan. Setiap tahunnya, pendaftaran dibuka dalam dua gelombang. Terhitung sejak tahun 2024, pendaftaran hanya dua gelombang atau dua tahap. Tahun-tahun sebelumnya sempat tiga sampai empat tahap. 

    Selama masih memenuhi persyaratan batas usia, maka bisa mendaftar setiap kali pembukaan beasiswa LPDP. Namun, terdapat beberapa catatan khusus yang membuat pendaftar belum bisa melakukan pendaftaran lagi, diantaranya: 

    1. Jika gagal dalam seleksi administrasi, maka bisa mendaftar setiap kali pendaftaran beasiswa LPDP dibuka. 
    2. Jika gagal di seleksi substansi, terutama seleksi wawancara dan FGD. Pendaftar harus menunggu dua tahun berikutnya untuk mendaftar beasiswa LPDP kembali. 
    3. Jika gagal di TBK (Tes Bakat Skolastik), maka bisa mendaftar di pendaftaran tahap berikutnya tanpa perlu menunggu dua tahun. 

    Terkait aturan berapa kali maksimal mendaftar beasiswa LPDP, pada dasarnya menyesuaikan aturan terbaru dari pihak LPDP. Seperti yang diketahui, aturan terkait program beasiswa bergengsi ini terus berubah dari waktu ke waktu. 

    Jika tidak bisa lagi melakukan pendaftaran, pendaftar akan mendapat notifikasi di portal pendaftaran. Silakan membaca informasi terkait alasan tidak bisa melakukan pendaftaran tersebut dan melakukan evaluasi untuk bisa mendaftar di tahap berikutnya.

    Yuk, perbesar peluang lolos dengan mengikuti tips berikut:

    Di tag :