Pada saat mendaftar ke program beasiswa tentunya akan diminta melampirkan CV dan sering disebut CV beasiswa. Disebut demikian karena ternyata CV untuk mendaftar beasiswa dengan CV untuk melamar kerja berbeda.
Bagi beberapa orang, CV atau curriculum vitae untuk keperluan apapun adalah sama. Namun aktualnya memang berbeda, sehingga ketika menyusunnya perlu disesuaikan dengan keperluan yang dimiliki. Berikut informasinya.
CV (curriculum vitae) adalah dokumen yang menunjukkan profil, pendidikan, pengalaman, prestasi, serta keterampilan seseorang.
Dokumen ini sangat umum dilampirkan saat mendaftar program beasiswa dan saat melamar suatu pekerjaan di sebuah perusahaan. CV bisa menunjukan riwayat pendidikan sampai prestasi dan pengalaman kerja yang dimiliki seseorang.
Namun, tahukah Anda bahwa CV beasiswa dengan CV untuk melamar kerja adalah berbeda? Secara definisi dan sekilas dari struktur isi mungkin keduanya tampak tidak berbeda.
Jadi, CV untuk beasiswa akan mencantumkan informasi berkaitan dengan riwayat pendidikan dan prestasi di ranah akademik. Misalnya prestasi meraih lomba, menjadi lulusan terbaik, menjadi peserta program pertukaran pelajar, sampai publikasi ilmiah (jurnal, prosiding, buku).
Sementara isi dari CV untuk melamar kerja berfokus pada riwayat pendidikan dan menitikberatkan pada pengalaman di dunia kerja. Mulai dari ikut serta dalam pelatihan, program magang, pengalaman kerja, training di perusahaan A, dan sebagainya.
Perbedaan kedua antara CV beasiswa dengan CV melamar kerja adalah pada tujuan dibuat. Sesuai namanya, CV untuk beasiswa ditujukan untuk mendaftar program beasiswa. Semetara CV melamar kerja ditujukan untuk keperluan melamar pekerjaan.
Segala hal yang sekiranya dinilai mendukung untuk diterima bekerja, termasuk mencantumkan soft skill dan hard skill juga penting. Sehingga peluang diterima bekerja terbuka lebih lebar.
Pemerintah dalam negeri dan luar negeri memiliki beasiswa tersendiri:
Supaya lebih memahami apa perbedaan CV beasiswa dengan CV untuk melamar kerja. Sekaligus agar tidak bingung bagaimana menyusun CV untuk kebutuhan mendaftar kerja, maka berikut beberapa poin yang sebaiknya dicantumkan dalam CV tersebut:
Bagian pertama dari CV untuk kebutuhan mendaftar beasiswa adalah identitas pribadi. Biasanya mencakup nama lengkap, alamat rumah, dan juga ditutup dengan kontak yang bisa dihubungi. Baik alamat email maupun nomor telepon atau handphone.
Bagian kedua dari CV untuk mendaftar program beasiswa adalah foto. Beberapa program beasiswa mungkin tidak mewajibkan ada pas foto di dalam CV, sehingga bisa membaca panduan programnya.
Jika memang perlu menambahkan foto maka gunakan pas foto terbaru dan bersifat resmi. Namun resmi disini bisa juga dengan tetap bergaya santai. Konsepnya seperti oto headshot ala-ala LinkedIn.
Berikutnya adalah riwayat pendidikan, hanya saja tidak harus dicantumkan sejak TK atau SD. Cukup ke jenjang pendidikan terakhir dan diberi informasi tambahan sebagai penjelas. Seperti:
Isi dari CV beasiswa berikutnya adalah bidang penelitian dan pengajaran atau Research and Teaching Interest. Bagian ini bisa dicantumkan jika Anda mendaftar ke program beasiswa S2 maupun S3.
Isinya menjelaskan bidang penelitian yang memang diminati untuk kemudian disesuaikan dengan jurusan yang dipilih saat mendaftar ke program. Berikut contohnya:
Berikutnya adalah penghargaan yang pernah diterima dan berkaitan dengan ranah akademik. Sering disebut dengan istilah Honors and Awards.Isinya tentu saja daftar penghargaan yang pernah diraih, seperti meraih beasiswa. Berikut contohnya:
Isi CV beasiswa berikutnya adalah pengalaman, yakni berbagai pengalaman yang diraih dan berkaitan dengan dunia akademik. Dalam bagian ini terbagi menjadi beberapa kategori, berikut penjelasannya:
Merupakan pengalaman dalam melakukan kegiatan penelitian. Misalnya penelitian untuk tesis, disertasi, serta penelitian bersama industri atau pemerintah.
Selain itu, silahkan menuliskan nama institusi, pembimbing, kelompok penelitian, topik, dan peran yang dimiliki dalam penelitian tersebut. Semakin detail informasinya maka semakin baik.
Jangan lewatkan 12 Program Beasiswa yang Jarang Orang Tahu untuk Jenjang S3
Merupakan pengalaman dalam kegiatan mengajar, baik sebagai dosen maupun asisten dosen. Dalam hal ini jangan lupa mencantumkan mata kuliah ajar, nama departemen, institusi, jabatan, serta tanggal pengalaman.
Merupakan rincian pengalaman kerja di luar dunia akademis yang berkaitan dengan bidang yang ditekuni, misal sesuai jurusan. Pengalaman kerja dan pengalaman magang bisa dicantumkan.
Cantumkan juga detail mengenai jabatan, nama perusahaan, deskripsi singkat mengenai peran, dan tanggal pengalaman tersebut didapatkan. Semakin rinci maka semakin baik, tapi tetap singkat dan padat.
Merupakan pengalaman akademis dan administratif di fakultas atau rektorat. Contohnya seperti pengalaman bendahara komite, panitia acara, admin jurusan, dan lain sebagainya.
Merupakan rincian pengalaman sukarelawan yang berdampak bagi masyarakat. Misalnya menjadi sukarelawan untuk mengajar anak-anak di suatu daerah, membantu kegiatan amal, dan lain sebagainya.
Merupakan pengalaman dalam berorganisasi. Contohnya seperti bergabung dalam organisasi OSIS, BEM, dan UKM. Cantumkan informasi mengenai jabatan dan deskripsi perannya seperti apa secara singkat.
Bagian berikutnya dari isi CV beasiswa adalah publikasi ilmiah atau riwayat melakukan publikasi ilmiah. Jika selama ini memiliki publikasi ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, buku, jurnal, dll. Maka bisa dicantumkan dan berikut contohnya:
Bagian ini berisi informasi mengenai pengalaman pemateri seminar, forum ilmiah, kuliah umum, menghadiri konferensi nasional, dll. Jika memang pernah memiliki pengalaman ini, silahkan dicantumkan sebagai nilai tambah.
Bagian ini menjelaskan mengenai beberapa keterampilan yang dikuasai dengan baik. Baik itu hard skill maupun soft skill, selama memang dimiliki dan bisa dibuktikan maka silahkan dicantumkan untuk menjadi nilai tambah.
Isi CV beasiswa juga bisa mencantumkan keterampilan bahasa yang berhasil dikuasai. Bahasa disini tentu saja bahasa asing, baik itu bahasa Inggris, Mandarin, atau bahasa asing lain yang bisa menjadi nilai tambah.
Apakah Anda mau daftar beasiswa tapi terkenda bahasa Inggris? Pilih beasiswa berikut saja!
Isi berikutnya adalah referensi, yaitu bagian yang menjelaskan pihak-pihak yang bersedia merekomendasikan Anda ke penyelenggara program beasiswa. Bisa dari dosen, atasan di tempat kerja, dan tokoh masyarakat.
Sebagai catatan tambahan, bagi beberapa orang mungkin bingung mengenai deskripsi diri dan CV beasiswa. Jadi, secara umum deskripsi diri merupakan bagian dari CV itu sendiri. Biasanya akan dicantumkan di poin berbeda, misalnya setelah pas foto.
Namun, seringkali deskripsi diri diletakan di bagian nama dan kontak sebagai bagian dari identitas pribadi. Sebab akan memperkenalkan diri melalui proses mendeskripsikan diri sendiri dalam paragraf pendek.
Sangat mungkin program beasiswa yang dituju meminta Anda menyusun deskripsi diri secara terpisah. Beberapa juga mungkin menyediakan form dan template yang disesuaikan kebijakan penyelenggara. Sehingga perlu membaca informasi program dengan teliti.
Baca selengkapnya 4 Rekomendasi Beasiswa S3 dengan Tunjangan Keluarga
Jika sudah memahami apa itu CV beasiswa dan apa saja yang menjadi isinya. Maka penting sekali untuk paham bagaimana cara membuat CV tersebut dengan baik dan benar. Berikut beberapa tahapannya:
Tahap pertama dalam menyusun CV untuk kebutuhan mendaftar ke program beasiswa adalah membaca ketentuan program. Tujuannya untuk memastikan apakah CV perlu dilampirkan atau ada form online yang perlu diisi.
Setiap penyelenggara program beasiswa memiliki kebijakan tersendiri terkait dokumen yang wajib dilampirkan saat pendaftaran. Jadi, jangan buru-buru menyusun CV sebelum membaca ketentuan programnya seperti apa.
Tahap kedua dalam cara menyusun CV beasiswa adalah membaca contoh CV yang bisa dijadikan referensi. Pada dasarnya, tahapan ini bisa dilewati akan tetapi jika dilihat dari manfaat yang diberikan dan jika merasa butuh. Maka bisa dilakukan.
Membaca contoh CV dari penerima program beasiswa memberi gambaran dengan jelas isi CV sebaiknya seperti apa, bagaimana tampilannya apakah memang berpengaruh, dan bagaimana ketentuan pemilihan jenis dan ukuran huruf, dan lainnya.
Dengan melihat beberapa contoh Anda bisa belajar bagaimana menyusun CV yang baik dan benar untuk tujuan meraih beasiswa. Selain itu juga memiliki gambaran lebih jelas, sehingga prakteknya lebih mudah.
Tahap ketiga adalah merangkum informasi yang akan dicantumkan ke CV. Pastikan data dan informasi ini merupakan fakta di lapangan dan berkaitan dengan dunia akademik. Jadi, perbanyak informasi berkaitan riwayat dan prestasi akademik.
Tahap keempat dalam menyusun CV beasiswa yang baik adalah menentukan bahasa yang akan digunakan. Sangat disarankan memakai bahasa Inggris, sehingga satu CV bisa digunakan untuk mendaftar beasiswa dalam dan luar negeri.
Jika Anda dosen maka memakai bahasa Inggris untuk CV bisa diutamakan, karena dosen diwajibkan memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik. Begitu juga jika Anda mendaftar beasiswa pascasarjana, S2 maupun S3.
Disarankan untuk memakai bahasa Inggris dalam menyusun CV. Sebab perguruan tinggi di dalam dan luar negeri mencari mahasiswa yang sudah bisa berbahasa Inggris untuk mendukung proses pembelajaran sampai penelitian.
Tahap selanjutnya adalah memilih platform untuk membuat CV beasiswa. Anda bisa memakai Ms Word untuk tampilan sederhana. Namun bisa juga memakai platform desain seperti Canva dan lainnya untuk menyusun CV dengan tampilan lebih menarik.
Jika sudah, maka tahap berikutnya adalah mulai menulis CV menggunakan platform yang sudah ditentukan. Susun CV sesuai dengan daftar informasi yang ingin dicantumkan. Anda juga bisa mempertimbangkan penggunaan template yang disediakan platform yang dipilih agar lebih praktis.
Tahap akhir adalah membaca ulang CV beasiswa yang sudah Anda susun dan bisa juga meminta pendapat orang lain. Misalnya pendapat teman, dosen, orang tua, dan sebagainya yang bisa memberi masukan, baik kritik maupun saran.
Mau daftar beasiswa? Perhatikan penyusunan berkas beasiswa berikut:
Membantu lebih memahami bagaimana cara menyusun CV beasiswa yang baik dan benar sesuai tahapan yang sudah dijelaskan. Berikut adalah contoh CV yang bisa dijadikan referensi:
Jangan lewatkan pembahasan LPDP lengkap berikut ini:
Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan topik CV beasiswa dalam artikel ini, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Sejalan dengan diterbitkannya Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024, maka diterbitkan pula pedoman pelaksanaan berisi standar…
Mau upload publikasi tapi Google Scholar tidak bisa dibuka? Kondisi ini bisa dialami oleh pemilik…
Beberapa dosen memiliki kendala artikel tidak terdeteksi Google Scholar. Artinya, publikasi ilmiah dalam bentuk artikel…
Mau lanjut studi pascasarjana dengan beasiswa tetapi berat karena harus meninggalkan keluarga? Tak perlu khawatir,…
Anda sudah menjadi dosen harus melanjutkan S3? Jika Anda menargetkan beasiswa fully funded dan masih…
Melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi di luar negeri, semakin mudah dengan berbagai program beasiswa.…