Penyusunan Skema World Class Research (WCR) merupakan salah satu langkah untuk mendukung peningkatan mutu perguruan tinggi di tanah air. Supaya bisa dikenal dunia sebagai pengisi daftar perguruan tinggi terbaik di dunia.
Melalui WCR, pemerintah menyediakan fasilitas pembiayaan dan sebagainya untuk mengoptimalkan kegiatan penelitian. Sekaligus mendukung kegiatan publikasi hasil penelitian tersebut ke dalam jurnal internasional bereputasi.
Semakin banyak publikasi di jurnal internasional bereputasi maka akan membantu setiap perguruan tinggi untuk memenuhi kriteria penilaian dari lembaga pemeringkat universitas dunia. Salah satunya adalah QC (Quacquarelli Symonds). Lalu, seperti apa skemanya? Berikut detail penjelasannya.
Sudah sejak lama, pemerintah Indonesia melalui Kemenristek/BRIN (Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional. Berupaya dan mendorong setiap perguruan tinggi di Indonesia untuk masuk ke dalam jajaran perguruan tinggi elit di dunia.
Adapun yang dimaksud dengan perguruan tinggi elit disini adalah perguruan tinggi terbaik yang dikenal oleh seluruh dunia. Dalam prosesnya, akan melibatkan penilaian dari lembaga pemeringkat universitas dunia.
Ada banyak lembaga pemeringkat tersebut, dan salah satunya adalah dari QC. QC kemudian diketahui memiliki sejumlah indikator penilaian untuk menentukan daftar perguruan tinggi yang masuk peringkat universitas terbaik di dunia. Indikator penilaian tersebut adalah:
Indikator paling besar adalah reputasi akademik, kemudian disusul Rasio Fakultas atau mahasiswa dan Sitasi per fakultas di sebuah perguruan tinggi. Khusus untuk sitasi per fakultas, maka dijumpai bobot nilai mencapai 20%.
Sehingga bobot nilai ini terbilang tinggi dan perlu diusahakan dengan optimal untuk bisa memenuhi indikator tersebut. Supaya perguruan tinggi bisa masuk ke dalam daftar posisi strategis dari daftar universitas terbaik di dunia versi QC.
Sitasi sendiri mengacu pada kualitas dari publikasi, yakni dari jurnal internasional apakah masuk database bereputasi atau sebaliknya. Semakin banyak publikasi hasil penelitian ke jurnal internasional bereputasi. Maka semakin mudah memenuhi indikator sitasi tersebut.
Membantu setiap perguruan tinggi di tanah air bisa memenuhi indikator penilaian dari aspek sitasi inilah. Maka dibuat Skema World Class Research yang membantu perguruan tinggi Indonesia masuk ke peringkat 500 besar atau di 500 Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR 500).
Melalui skema ini, Deputi Badan Penguatan Risbang menyediakan fasilitas pembiayaan untuk mendukung kegiatan riset dan publikasi hasil riset tersebut. Sehingga bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi jurnal internasional bereputasi.
Baca Juga:
12 Indikator Kinerja Penelitian yang Perlu Dicapai Dosen
Ketentuan Umum Pengelolaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
8 Standar Nasional Penelitian yang Harus Dipenuhi
Dalam Skema World Class Research juga dijelaskan mengenai sejumlah tujuan yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan tersebut antara lain:
Sebagaimana yang dijelaskan di awal, WCR memang bertujuan untuk mendukung perguruan tinggi di Indonesia masuk ke dalam 500 daftar perguruan terbaik dunia. Sebagai upaya untuk mencapainya maka perlu meningkatkan kualitas sitasi atau publikasi.
Sehingga dengan adanya program WCR ini diharapkan bisa mendorong peningkatan kualitas sitasi. Jika tercapai, maka perguruan tinggi di tanah air sudah memenuhi indikator penilaian dari aspek tersebut dan memperbesar peluang masuk daftar 500 universitas terbaik dunia tadi.
Program WCR yang mengarah pada penyediaan fasilitas pembiayaan penelitian dari pemerintah. Sudah tentu memiliki sejumlah syarat dan ketentuan, salah satunya berkaitan dengan luaran atau hasil penelitian.
Hasil penelitian disini adalah hasil penelitian yang bisa dipublikasikan kepada masyarakat luas, khususnya kepada masyarakat ilmiah. Skema World Class Research ini kemudian mendorong pencapaian luaran berupa publikasi artikel di jurnal internasional bereputasi 200 terbaik (Q1).
Q1 disini bisa dikatakan sebagai peringkat atau rangking dari kualitas jurnal dalam database bereputasi. Jurnal internasional dengan kualitas terbaik akan masuk ke dalam daftar Q1 tersebut, dan diharapkan pada program WCR minimal ada 1 artikel yang masuk ke daftar 200 Q1 tersebut.
Selain itu, peneliti atau dosen yang mengikuti program WCR juga bisa menghasilkan luaran tambahan. Jenisnya beragam dan bisa disesuaikan dengan pencapaian dosen yang bersangkutan. Bisa dalam bentuk publikasi buku, prosiding, book chapter, dan lain-lain.
Dalam program WCR, tepatnya pada Skema World Class Research menjelaskan juga mengenai kriteria penelitian. Artinya hanya penelitian dengan kriteria tertentu yang bisa masuk ke dalam program pembiayaan ini. Berikut detailnya:
Ketentuan berikutnya di dalam program WCR adalah persyaratan yang harus dipenuhi oleh dosen pengusul. Diantaranya adalah:
Program WCR melalui penjelasan tentang persyaratan di atas kemudian bisa dipahami hanya ditujukan untuk dosen S3. Sehingga bagi siapa saja yang sudah menyelesaikan studi Doktoral bisa mencoba peruntungan mengikuti programnya.
Adanya fasilitas pembiayaan tentu membantu para dosen untuk melaksanakan kegiatan penelitian tanpa khawatir ada kendala masalah biaya. Selain itu, juga mendapatkan fasilitas tambahan yang tentu semakin memaksimalkan hasilnya atau luaran yang dihasilkan.
Dalam Skema World Class Research yang sudah dijelaskan juga bisa dipahami bahwa program ini penting untuk dimanfaatkan. Sebab tidak hanya menguntungkan dosen selaku pengusul maupun anggota, akan tetapi juga perguruan tinggi. Dimana perguruan tinggi ini bisa memiliki peluang masuk daftar 500 universitas terbaik dunia.
Artikel Terkait:
Skema Kajian Kebijakan Strategis
Skema Penelitian Pengembangan Unggulan Perguruan Tinggi
Skema Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi
Skema Pembiayaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang Terbaru
Skema Penelitian Kerjasama Antar Perguruan Tinggi (PKPT)
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…