Penyusunan Skema World Class Research (WCR) merupakan salah satu langkah untuk mendukung peningkatan mutu perguruan tinggi di tanah air. Supaya bisa dikenal dunia sebagai pengisi daftar perguruan tinggi terbaik di dunia.
Melalui WCR, pemerintah menyediakan fasilitas pembiayaan dan sebagainya untuk mengoptimalkan kegiatan penelitian. Sekaligus mendukung kegiatan publikasi hasil penelitian tersebut ke dalam jurnal internasional bereputasi.
Semakin banyak publikasi di jurnal internasional bereputasi maka akan membantu setiap perguruan tinggi untuk memenuhi kriteria penilaian dari lembaga pemeringkat universitas dunia. Salah satunya adalah QC (Quacquarelli Symonds). Lalu, seperti apa skemanya? Berikut detail penjelasannya.
Daftar Isi
ToggleWorld Class Research
Sudah sejak lama, pemerintah Indonesia melalui Kemenristek/BRIN (Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional. Berupaya dan mendorong setiap perguruan tinggi di Indonesia untuk masuk ke dalam jajaran perguruan tinggi elit di dunia.
Adapun yang dimaksud dengan perguruan tinggi elit disini adalah perguruan tinggi terbaik yang dikenal oleh seluruh dunia. Dalam prosesnya, akan melibatkan penilaian dari lembaga pemeringkat universitas dunia.
Ada banyak lembaga pemeringkat tersebut, dan salah satunya adalah dari QC. QC kemudian diketahui memiliki sejumlah indikator penilaian untuk menentukan daftar perguruan tinggi yang masuk peringkat universitas terbaik di dunia. Indikator penilaian tersebut adalah:
- Reputasi akademik (40%),
- Reputasi pegawai/karyawan (10%),
- Rasio fakultas/mahasiswa (20%),
- Sitasi per fakultas (20%),
- Rasio mahasiswa internasional (5%), dan
- Rasio staf internasional (5%).
Indikator paling besar adalah reputasi akademik, kemudian disusul Rasio Fakultas atau mahasiswa dan Sitasi per fakultas di sebuah perguruan tinggi. Khusus untuk sitasi per fakultas, maka dijumpai bobot nilai mencapai 20%.
Sehingga bobot nilai ini terbilang tinggi dan perlu diusahakan dengan optimal untuk bisa memenuhi indikator tersebut. Supaya perguruan tinggi bisa masuk ke dalam daftar posisi strategis dari daftar universitas terbaik di dunia versi QC.
Sitasi sendiri mengacu pada kualitas dari publikasi, yakni dari jurnal internasional apakah masuk database bereputasi atau sebaliknya. Semakin banyak publikasi hasil penelitian ke jurnal internasional bereputasi. Maka semakin mudah memenuhi indikator sitasi tersebut.
Membantu setiap perguruan tinggi di tanah air bisa memenuhi indikator penilaian dari aspek sitasi inilah. Maka dibuat Skema World Class Research yang membantu perguruan tinggi Indonesia masuk ke peringkat 500 besar atau di 500 Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR 500).
Melalui skema ini, Deputi Badan Penguatan Risbang menyediakan fasilitas pembiayaan untuk mendukung kegiatan riset dan publikasi hasil riset tersebut. Sehingga bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi jurnal internasional bereputasi.
Baca Juga:
12 Indikator Kinerja Penelitian yang Perlu Dicapai Dosen
Ketentuan Umum Pengelolaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
8 Standar Nasional Penelitian yang Harus Dipenuhi
Tujuan World Class Research
Dalam Skema World Class Research juga dijelaskan mengenai sejumlah tujuan yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan tersebut antara lain:
- Meningkatkan kualitas dan produktivitas publikasi artikel ilmiah akademisi perguruan tinggi pada jurnal internasional bereputasi, dan juga
- Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang unggul.
Sebagaimana yang dijelaskan di awal, WCR memang bertujuan untuk mendukung perguruan tinggi di Indonesia masuk ke dalam 500 daftar perguruan terbaik dunia. Sebagai upaya untuk mencapainya maka perlu meningkatkan kualitas sitasi atau publikasi.
Sehingga dengan adanya program WCR ini diharapkan bisa mendorong peningkatan kualitas sitasi. Jika tercapai, maka perguruan tinggi di tanah air sudah memenuhi indikator penilaian dari aspek tersebut dan memperbesar peluang masuk daftar 500 universitas terbaik dunia tadi.
Luaran World Class Research
Program WCR yang mengarah pada penyediaan fasilitas pembiayaan penelitian dari pemerintah. Sudah tentu memiliki sejumlah syarat dan ketentuan, salah satunya berkaitan dengan luaran atau hasil penelitian.
Hasil penelitian disini adalah hasil penelitian yang bisa dipublikasikan kepada masyarakat luas, khususnya kepada masyarakat ilmiah. Skema World Class Research ini kemudian mendorong pencapaian luaran berupa publikasi artikel di jurnal internasional bereputasi 200 terbaik (Q1).
Q1 disini bisa dikatakan sebagai peringkat atau rangking dari kualitas jurnal dalam database bereputasi. Jurnal internasional dengan kualitas terbaik akan masuk ke dalam daftar Q1 tersebut, dan diharapkan pada program WCR minimal ada 1 artikel yang masuk ke daftar 200 Q1 tersebut.
Selain itu, peneliti atau dosen yang mengikuti program WCR juga bisa menghasilkan luaran tambahan. Jenisnya beragam dan bisa disesuaikan dengan pencapaian dosen yang bersangkutan. Bisa dalam bentuk publikasi buku, prosiding, book chapter, dan lain-lain.
Kriteria World Class Research
Dalam program WCR, tepatnya pada Skema World Class Research menjelaskan juga mengenai kriteria penelitian. Artinya hanya penelitian dengan kriteria tertentu yang bisa masuk ke dalam program pembiayaan ini. Berikut detailnya:
- Jangka waktu penelitian 1-3 tahun, sehingga sifat penelitian adalah 1 tahunan maupun multi tahun yang berlangsung di atas 1 tahun.
- Pembiayaan penelitian WCR mengacu SBK Penelitian Dasar, sehingga bagi dosen pengusul perlu mempelajari dan memahami SBK Penelitian Dasar. Tujuannya agar RAB di dalam proposal penelitian sudah disusun sesuai ketentuan dan memperbesar peluang untuk lolos seleksi.
- Penelitian harus mengacu kepada Bidang Fokus Riset. Adapun Bidang Fokus Riset ini adalah Energi Baru dan Terbarukan, Kesehatan – Obat, Transportasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Pertahanan dan Keamanan, Material Maju, Kemaritiman, Kebencanaan, dan Sosial Humaniora – Seni Budaya – Pendidikan.
Persyaratan Pengusul World Class Research
Ketentuan berikutnya di dalam program WCR adalah persyaratan yang harus dipenuhi oleh dosen pengusul. Diantaranya adalah:
- DRPM (Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat) menetapkan peneliti yang memenuhi syarat untuk diundang mengikuti seleksi pada suatu bidang fokus. Sehingga seleksi awal dilakukan oleh DRPM, untuk kemudian berlanjut pada pemenuhan syarat setelahnya.
- Pengusul mempunyai h-index ≥ 5 dengan publikasi berupa artikel di jurnal terindeks pada database bereputasi sebagai first author atau corresponding author minimal satu artikel di Q1 atau lima artikel pada Q2. Sehingga pengusul wajib memiliki rekam jejak publikasi untuk jurnal internasional bereputasi.
- Ketua pengusul berpendidikan S3.
- Anggota pengusul berpendidikan S3, berasal dari perguruan tinggi ketua pengusul, perguruan tinggi lain, atau lembaga litbang. Sehingga anggota yang dibentuk ketua pengusul tidak harus berasal dari perguruan tinggi yang sama dengan perguruan tinggi tempat ketua pengusul mengabdi sebagai dosen.
- Anggota pengusul minimal 2 orang dan bisa lebih asalkan anggota memenuhi persyaratan yang sudah dijelaskan di poin sebelumnya.
Program WCR melalui penjelasan tentang persyaratan di atas kemudian bisa dipahami hanya ditujukan untuk dosen S3. Sehingga bagi siapa saja yang sudah menyelesaikan studi Doktoral bisa mencoba peruntungan mengikuti programnya.
Adanya fasilitas pembiayaan tentu membantu para dosen untuk melaksanakan kegiatan penelitian tanpa khawatir ada kendala masalah biaya. Selain itu, juga mendapatkan fasilitas tambahan yang tentu semakin memaksimalkan hasilnya atau luaran yang dihasilkan.
Dalam Skema World Class Research yang sudah dijelaskan juga bisa dipahami bahwa program ini penting untuk dimanfaatkan. Sebab tidak hanya menguntungkan dosen selaku pengusul maupun anggota, akan tetapi juga perguruan tinggi. Dimana perguruan tinggi ini bisa memiliki peluang masuk daftar 500 universitas terbaik dunia.
Artikel Terkait:
Skema Kajian Kebijakan Strategis
Skema Penelitian Pengembangan Unggulan Perguruan Tinggi
Skema Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi
Skema Pembiayaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang Terbaru
Skema Penelitian Kerjasama Antar Perguruan Tinggi (PKPT)