Bagi Anda yang mengikuti pendaftaran beasiswa LPDP atau justru berencana melakukan pendaftaran, maka bisa mempersiapkan diri menghadapi seluruh seleksinya. Seleksi dalam beasiswa LPDP diketahui mencakup beberapa tahapan, salah satunya wawancara LPDP.
Dalam seleksi beasiswa LPDP memang ada proses wawancara dan biasanya masuk ke dalam seleksi substansi sebagai seleksi tahap akhir. Jika Anda memiliki keterampilan komunikasi yang baik dan ditunjang wawasan yang luas, maka seleksi ini tentu bukan masalah. Namun, bagaimana jika sebaliknya?
Sebelum membahas mengenai bagaimana menghadapi dan sukses dalam wawancara LPDP, maka dibahas dulu mengenai apa itu beasiswa LPDP. Sesuai namanya, beasiswa LPDP adalah program pembiayaan pendidikan yang dikelola oleh LPDP (Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan).
LPDP sendiri diketahui menyelenggarakan berbagai jenis program beasiswa, dan beasiswa LPDP adalah salah satunya. Beasiswa LPDP sendiri merupakan hasil kerjasama antara Kementerian Keuangan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Beasiswa LPDP bahkan masuk dalam jajaran beasiswa bergengsi karena termasuk beasiswa penuh alias fully funded, kemudian bebas kuliah di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri, dan bebas memilih program studi.
Hanya saja, program ini ditujukan untuk jenjang pascasarjana dimulai dari jenjang S2 dan S3. Sehingga program ini bisa dijadikan tujuan untuk studi lanjut di jenjang pascasarjana dan meraih apa yang diimpikan.
Sebagaimana program beasiswa pada umumnya, beasiswa LPDP juga terdapat proses seleksi yang tentunya sangat ketat. Sebab, meskipun beasiswa ini dibuka sepanjang tahun dimana setiap tahunnya ada setidaknya dua gelombang pendaftaran.
Namun, jumlah peminatnya sangat tinggi dan masing-masing pendaftar harus bersaing dengan ketat. Seleksi dalam beasiswa LPDP sendiri bukan hanya wawancara LPDP melainkan ada 3 tahapan, berikut penjelasannya:
Seleksi tahap pertama adalah seleksi administrasi yang bertujuan untuk menilai kelengkapan berkas pendaftaran pendaftar. Jadi, pastikan untuk membaca buku panduan program agar bisa melakukan pendaftaran dengan benar dan melampirkan seluruh berkas persyaratan sesuai ketentuan.
Seleksi di tahap kedua adalah seleksi bakat skolastik, yaitu sebuah rangkaian tes yang bertujuan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan kognitif dan intelegensi sekaligus mengetahui minat dan bakat seseorang.
Tes ini akan membantu pihak penyeleksi mengetahui apakah pendaftar memiliki kemampuan untuk menempuh pendidikan di program studi dan universitas tujuan. Sekaligus mengetahui apakah pilihan tersebut sudah sesuai minat dan bakat mereka.
Tahap akhir adalah seleksi substansi yakni seleksi dalam beasiswa LPDP yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan pendaftar memahami isu-isu global, terkini, dan strategis.
Seleksi ini sekaligus menilai potensi kepemimpinan dan kontribusi mereka di masa mendatang. Seleksi tahap akhir ini sendiri terdiri dari verifikasi berkas, wawancara, dan Asesmen Kepribadian dan Integritas (AKI).
Seperti penjelasan di atas, wawancara LPDP merupakan tahap akhir. Artinya, satu langkah lagi untuk bisa meraih beasiswa bergengsi dari pemerintah ini. Wawancara memang bukan hal asing, sebab ada banyak hal yang berkaitan dengan kegiatan wawancara.
Mulai dari sekedar menjalankan presentasi di depan kelas ketika sekolah sampai kuliah. Sampai wawancara dalam seleksi program magang, melamar pekerjaan, dan lain sebagainya. Kunci dari wawancara adalah punya kemampuan komunikasi dan wawasan luas.
Dalam seleksi beasiswa LPDP biasanya akan mendapatkan pertanyaan berkaitan dengan rencana studi yang dimiliki. Jika Anda membuka YouTube dan berbagai website sampai media sosial, tentu akan menjumpai aneka tips menghadapi tahapan ini.
Dikutip melalui berbagai sumber, berikut beberapa tips menghadapi wawancara LPDP yang bisa dicoba:
Tips yang pertama adalah memahami rencana studi yang dimiliki, dimana mengacu pada CV yang disusun saat pendaftaran. Dalam beasiswa LPDP, proses pendaftaran dimulai dengan membuat akun lalu disusul mengisi data dan melampirkan berkas.
Data dan berkas ini mencakup esai, personal statement, kelebihan–kekurangan diri, pengalaman berorganisasi, dan juga kontribusi di masa mendatang. Pastikan tidak sekedar diisi sambil lalu melainkan memang sesuai dengan rencana studi yang dimiliki, karena sering ditanyakan dalam wawancara.
Dikutip melalui unggahan akun LinkedIn @Hengki Agus Rifa’i yang merupakan salah satu awardeee beasiswa LPDP tahun 2019. Disebutkan bahwa salah satu tips menghadapi wawancara LPDP adalah menyusun daftar pertanyaan potensial.
Artinya, bisa menyusun daftar pertanyaan yang besar kemungkinan akan diajukan penyeleksi dalam seleksi tersebut. Bisa menyusunnya dari melihat potensi pertanyaan yang sering dibagikan penerima program.
Bisa juga dengan melihat CV, karena pertanyaan penyeleksi biasanya mengacu dari CV yang dilampirkan saat mendaftar. Oleh sebab itu, dalam menyusun dokumen seperti esai dan sebagainya, usahakan dipahami dengan baik.
Tips ketiga dalam menghadapi wawancara LPDP adalah dengan memperbanyak latihan wawancara. Jika Anda sempat mengikuti seleksi beasiswa lain dan terdapat seleksi wawancara, maka bisa dijadikan bahan untuk mengevaluasi diri.
Pahami kelemahan yang membuat Anda kemungkinan gagal menjadi penerima beasiswa tersebut dan berusaha mengatasinya. Selain itu silahkan mencoba latihan dengan teman untuk menjawab pertanyaan dengan natural dan sebaik mungkin.
Tips berikutnya adalah dengan berusaha memberi jawaban yang spesifik sekaligus detail. Usahakan untuk memberi jawaban yang mengandung keunikan, bukan sekedar jawaban umum dimana akan dijawab juga oleh pendaftar lain.
Contohnya ketika ditanya kontribusi di masa depan, ada yang menjawab “ingin menjadi dosen dan melaksanakan tri dharma,”. Jawaban ini tidak keliru, hanya saja masih bersifat umum dan belum spesifik sekaligus belum detail.
Tips mempersiapkan diri menghadapi wawancara LPDP berikutnya adalah tidak memilih “bermain aman”. Ada beberapa pertanyaan yang cenderung dijawab dengan jawaban yang biasa dan cenderung mencari posisi aman.
Misalnya, ketika ditanya mengenai kesalahan yang pernah dilakukan. Biasanya orang menyebutkan kesalahan-kesalahan kecil dan tidak memiliki makna dalam. Dalam artian tidak memberi pelajaran berharga yang mengubah pola pikir orang tersebut.
Ada baiknya memberikan contoh kesalahan yang cukup besar, berkesan, dan memberi pelajaran berharga. Misalnya menjelaskan kesalahan pernah berlaku rasis, jelaskan kronologinya dan pesan moral apa yang Anda dapatkan dari kejadian tersebut.
Dalam menghadapi wawancara beasiswa LPDP, disarankan untuk lebih bijak dalam mengontrol emosi dan selalu bersikap tenang. Kenapa? Sebab, tidak sedikit penerima beasiswa yang mengaku menerima pertanyaan dan pengakuan menyakitkan dari penyeleksi.
MIsalnya ada yang mencurigai CV yang disusun overclaim, misalnya pada esai yang dianggap masih kalah dengan buatan bukan lulusan S1. Atau mungkin contoh lainnya, dan bisa jadi kejadian ini Anda alami. Namun, pastikan tetap tenang dan mampu mengontrol emosi agar bisa memberi jawaban terbaik.
Pertimbangkan untuk mengumpulkan referensi sebelum menghadapi seleksi wawancara LPDP. Referensi disini bisa dengan bertanya dan konsultasi dengan senior yang lebih dulu menjadi awardee LPDP.
Kemudian bisa juga mengumpulkan informasi, data, dan sebagainya dari berbagai sumber berkaitan dengan universitas tujuan, negara tujuan, dan sebagainya. Semakin banyak referensi semakin punya pemahaman dan wawasan lebih. Sehingga bisa membantu menjawab pertanyaan apapun dengan lebih baik.
Tips yang terakhir dan sebaiknya tidak terlupa untuk dilakukan adalah memperbanyak berdoa. Berdoa kepada Tuhan bisa membantu mendapat hati dan pikiran yang lebih tenang, sehingga berdampak positif bagi psikis Anda.
Selain itu, penting sekali untuk belajar bagaimana berpikir positif setiap saat. Pastikan sudah yakin akan berhasil dan melewati seleksi wawancara dengan baik. Yakin akan sukses, dan jika memang kenyataan berkata lain maka yakini semua ada maksud atau hikmah.
Supaya memiliki gambaran lebih berkaitan dengan wawancara LPDP, maka berikut adalah sejumlah pertanyaan yang umum atau sering disampaikan kepada pendaftar:
Dalam beasiswa LPDP, setiap pendaftar memiliki kebebasan memilih studi lanjut di dalam maupun di luar negeri. Namun, harus memiliki alasan yang jelas dan bisa dijelaskan dengan baik oleh pendaftar tersebut.
Biasanya alasan yang sifatnya personal dianggap lebih otentik dan meyakinkan, jadi tidak harus menghafalkan jawaban terbaik. Artinya, jadilah diri sendiri. Cari tahu alasan kenapa memilih suatu negara untuk studi lanjut.
Apakah karena kualitas pendidikannya, kebijakan pemerintahannya, program studi incaran hanya ada di negara tersebut, dan sebagainya. Namun hindari alasan yang keluar dari ranah pendidikan. Misalnya memilih kuliah di Korea Selatan demi bertemu Jungkook. Sebaiknya hindari jawaban seperti ini.
Pertanyaan kedua ini juga sering ditanyakan dalam wawancara LPDP. Disini Anda wajib paham bidang studi yang dipilih dengan seksama. Misalnya dari bakat dan minat pribadi, kemudian urgensinya di Indonesia seperti apa, dll.
Pendaftar juga diberi kebebasan memilih kuliah di perguruan tinggi mana, dan pastikan punya alasan yang jelas dan masuk akal. Usahakan mengenal universitas tujuan dengan baik. Mulai dari ragam jurusan, ranking, dan bahkan bisa memilih kampus karena ingin diajar seorang dosen.
Rencana studi yang dimiliki juga sering ditanyakan dalam seleksi wawancara di beasiswa LPDP. Jika bisa menjawab 3 pertanyaan sebelumnya, maka dijamin sudah memiliki rencana studi yang baik dan bisa menjelaskannya dengan detail.
Penerima beasiswa LPDP pasca menyelesaikan studi diharapkan bisa berkontribusi untuk Indonesia. Jika kuliah di luar negeri, maka ada kewajiban untuk pulang ke Indonesia dan mengabdi sesuai ketentuan. Maka pastikan sudah punya susunan rencana untuk memberikan kontribusi bagi tanah air.
Dalam tahap wawancara LPDP biasanya akan memakai bahasa sesuai dengan perguruan tinggi tujuan ada di dalam atau luar negeri. Jadi, jika Anda memilih masuk ke perguruan tinggi luar negeri tidak ada salahnya mempersiapkan diri menghadapi wawancara dengan bahasa ibu di negara dimana perguruan tinggi tersebut berada.
Jangan lewatkan pembahasan LPDP lengkap berikut ini:
Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan isi artikel ini, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…