fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

3 Program Pra Doktoral, Mudahkan Dosen Persiapan S3

Program Pra Doktoral

Para dosen di Indonesia kebanyakan ingin studi lanjut jenjang S3 di luar negeri. Namun, persyaratan masuk ke perguruan tinggi di luar negeri ternyata tak mudah. Maka pemerintah bersama Kemdikbud menyelenggarakan program pra doktoral. 

Sesuai namanya, program ini dirancang untuk mendukung persiapan ekstra bagi para dosen yang hendak studi lanjut jenjang S3 di luar negeri. Sehingga bisa mengoptimalkan  roadmap penelitian sampai kemampuan bahasa Inggris. Berikut penjelasan lengkapnya. 

Apa Itu Program Pra Doktoral? 

Hal pertama yang akan dibahas adalah mengenai apa itu program pra doktoral. Program pra doktoral adalah program yang diselenggarakan pemerintah melalui Kemdikbud untuk membantu para dosen mempersiapkan diri kuliah S3 (doktoral) di luar negeri. 

Kenapa harus kuliah S3 di luar negeri? Dosen di Indonesia memang tidak ada kewajiban untuk kuliah S3 di luar negeri, sebab bisa juga ditempuh di dalam negeri. Hanya saja, dengan kuliah di luar negeri dosen berkesempatan membangun jaringan internasional. 

Sehingga akan sangat membantu dalam mengoptimalkan aktivitas tri dharma di kemudian hari, misalnya melakukan penelitian kolaborasi dengan dosen dan PT internasional. Tak hanya itu, masih banyak nilai tambah lain jika berhasil menyelesaikan studi doktoral di negara lain. 

Program pra doktoral diselenggarakan tentu bukan tanpa alasan. Hal ini berdasarkan pada tingginya kualifikasi yang ditetapkan perguruan tinggi di dunia dalam menerima mahasiswa jenjang doktoral. 

Semakin kesini semakin sedikit dosen yang berhasil memenuhi kualifikasi tinggi tersebut. Oleh sebab itu, pemerintah memberi perhatian lebih dengan menggelar sejumlah program agar semakin banyak dosen di Indonesia bisa studi doktoral di luar negeri. 

Daftar program Pra Doktoral dari Kemdikbud 

Kualifikasi yang tinggi dan beragam di perguruan tinggi luar negeri, membuat Kemdikbud merilis tidak hanya satu melainkan tiga program pra doktoral. Masing-masing program memiliki tujuan dan bentuk kegiatan yang berbeda. Berikut penjelasannya: 

1. Talent Scouting

Program pertama adalah program bertajuk Talent Scouting, yaitu workshop pra-doktoral yang diselenggarakan dengan tujuan untuk membantu dosen meningkatkan kesiapannya dalam menempuh studi program doktoral ke luar negeri. 

Lewat program ini, para dosen di Indonesia akan memiliki gambaran penuh mengenai proses mendaftar dan menjadi mahasiswa doktoral di luar negeri. Sehingga memiliki kualifikasi untuk bisa diterima perguruan tinggi tujuan. 

Sebagai program yang diselenggarakan Kemdikbud, program ini diselenggarakan secara kompetitif dan ada syarat yang harus dipenuhi calon peserta. Persyaratan talent scouting meliputi:

  1. Dosen tetap yang memiliki NIDN/NIDK pada perguruan tinggi di bawah Kemdikbud Ristek. 
  2. Skor minimal TOEFL ITP 513/iBT 65/IELTS 5.5. 
  3. Usia maksimal 45 tahun. 
  4. Belum memiliki gelar doktor, dan 
  5. Memiliki proposal riset berbahasa Inggris untuk studi jenjang doktor. 

Pelajari lebih lanjut Pendaftaran Talent Scouting, Pelajari Syaratnya
Buku Panduan : Booklet Talent Scouting 2023

2. PKBI

Pilihan program pra doktoral yang kedua adalah PKBI. PKBI memiliki kepanjangan Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris. Dari kepanjangan ini tentu bisa ditebak definisi dari program PKBI tersebut. 

Jadi, PKBI sendiri adalah pelatihan peningkatan kemampuan Bahasa Inggris yang bertujuan membantu dosen meningkatkan kesiapannya untuk studi program doktoral ke luar negeri.

Sehingga para peserta program ini nantinya akan dibantu untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan bahasa Inggris. Jadi, program ini tidak diikuti dosen untuk belajar bahasa Inggris dari 0. 

Melainkan mengembangkan bahasa Inggris yang dimiliki agar menjadi lebih baik dan sesuai standar syarat masuk perguruan tinggi di luar negeri.  Khususnya di jenjang doktoral. Program ini kompetitif dan syaratnya antara lain: 

  1. Dosen tetap yang memiliki NIDN/NIDK pada perguruan tinggi di bawah Kemdikbud Ristek.
  2. Skor minimal TOEFL iBT 59/PTE 46/IELTS 5.5. 
  3. Usia maksimal 40 tahun. 
  4. Tidak sedang menempuh pendidikan doktor, dan 
  5. Bersedia mengikuti pelatihan 3 bulan secara penuh di pusat bahasa yang ditunjuk Ditjen Dikti Ristek. 

Pelajari lebih lanjut Program Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris untuk Dosen
Buku Panduan : Pedoman PKBI 2023

3. Bridging Course

Terakhir dalam rangkaian program pra doktoral adalah program Bridging Course, yaitu pelatihan pra-doktoral selama maksimal dua bulan di perguruan tinggi luar negeri bagi dosen yang berminat untuk melanjutkan studi jenjang doktor di luar negeri.

Dalam program ini, para dosen yang menjadi peserta akan dibantu untuk mendapatkan calon pembimbing akademik dan LoA (Letter of Acceptance) di perguruan tinggi tujuan. Adapun syarat program bridging course antara lain: 

  1. Dosen tetap yang memiliki NIDN/NIDK pada perguruan tinggi di bawah Kemdikbud Ristek.
  2. Usia maksimal 40 tahun. 
  3. Tidak sedang menempuh pendidikan doktor. 
  4. Skor minimal TOEFL iBT 80/PTE 58/IELTS 6.5, dan 
  5. Memiliki proposal penelitian berbahasa Inggris untuk studi jenjang doktor. 

Pelajari lebih lanjut Beasiswa Bridging Course, Program Persiapan Studi Doktor
Buku Panduan : Booklet Bridging Course Dosen PTA

Tips Mengikuti Program Pra Doktoral 

Meskipun nama programnya adalah program pra doktoral, akan tetapi program ini memiliki syarat. Jika diperhatikan, syarat ini menjelaskan bahwa program ini tidak bisa diikuti oleh pemula. 

Melainkan dosen-dosen yang sudah punya keahlian dan keterampilan sebagai modal kuliah doktoral di luar negeri. Kemudian ingin meningkatkan keahlian dan keterampilan tersebut, sehingga peluang diterima perguruan tinggi bergengsi di luar negeri semakin terbuka lebar. 

Jadi, untuk bisa memenuhi syarat dalam program pra doktoral tersebut dan lolos seleksi. Berikut beberapa tips yang perlu dilakukan: 

1. Mengasah Keterampilan Bahasa Inggris 

Tips yang pertama adalah mengasah keterampilan bahasa Inggris. Kenapa? Sebab tiga program pra doktoral yang dijelaskan di atas sudah mensyaratkan punya sertifikasi bahasa Inggris. Tidak hanya punya, tapi punya skor terbilang tinggi. 

Oleh sebab itu, penting bagi dosen untuk mengasah keterampilan satu ini sebagai modal utama untuk ikut dalam program. Dimulai dengan ikut berbagai kursus dan ikut TOEFL maupun IELTS disesuaikan dengan PT tujuan. 

2. Mempersiapkan Proposal Penelitian 

Tips yang kedua adalah mempersiapkan proposal penelitian. Sebagaimana yang diketahui bersama, pendidikan tinggi di jenjang doktoral memang fokus dalam melaksanakan kegiatan penelitian secara mandiri. 

Para calon mahasiswa jenjang ini diharapkan sudah punya roadmap atau rencana penelitian. Sehingga sudah punya agenda yang jelas dan memperbesar peluang lulus tepat waktu. 

Sebagai persiapan penting untuk ikut program ini, apapun pilihannya, silahkan menyusun proposal penelitian dalam bahasa Inggris. Proposal ini perlu disusun sebaik mungkin karena sekaligus menjadi syarat untuk ikut program. 

3. Mempelajari Pendidikan Doktoral di Luar Negeri 

Tips yang terakhir adalah mempelajari pendidikan doktoral di luar negeri. Mulai dari skema pendaftarannya, proposal penelitiannya, syarat diterima sebagai mahasiswa doktoral, dll. 

Sehingga sudah mempersiapkan fisik dan mental untuk bisa memenuhi kualifikasi dari perguruan tinggi tujuan di luar negeri. Semakin paham semakin mudah mempersiapkan diri, sekaligus semakin mudah memenuhi syarat program pra doktoral dari Kemdikbud Ristek. 

Dengan beberapa tips tersebut, maka peluang bagi dosen untuk lolos dan masuk program pra doktoral dari Kemdikbud terbuka lebih lebar. Jadi, silahkan diterapkan agar bisa ikut program dan meningkatkan kompetensi serta kualifikasi sebagai mahasiswa doktoral luar negeri.