fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Menristek/Kepala BRIN Siap Perkuat Ekosistem Riset dan Inovasi di Indonesia

Menristek/Kepala BRIN
Audiensi Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro dengan beberapa CEOs Tech/Science Company dan Venture Capital dalam rangka pemantapan ekosistem riset, teknologi, dan inovasi di Indonesia di Gedung BPPT, Thamrin, Jakarta, Selasa (29/10/2019).

Jakarta – Menteri Riset dan Teknologi Menristek/Kepala BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Bambang P.S. Brodjonegoro kembali menegaskan komitmennya untuk segera menyelesaikan restrukturisasi kementerian yang dipimpinnya.

Dilansir dari ristekdikti.go.id, sebagaimana diketahui sesuai Keputusan Presiden No. 113/P Tahun 2019 telah dibentuk Kemenristek/Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) yang merupakan perubahan dari Kemenristekdikti.

Bambang memastikan bahwa Kemenristek/BRIN, akan menyediakan ekosistem yang kondusif bagi pengembangan riset dan inovasi di Indonesia. “Environment riset dan inovasi yang ingin kita bangun  juga akan mendukung investasi, menciptakan banyak lapangan kerja, dan memperkuat UMKM”, lanjut Bambang.

Hal tersebut disampaikan Menristek/Kepala BRIN saat perekaman video sambutan untuk ditayangkan pada Konferensi Eisenhower Fellowship (EF) Day di Wellington, Selandia Baru. Pengambilan video dilaksanakan pada Jum’at (25/10/2019) di Gd BPPT Jakarta.

Bambang mengucapkan apresiasi kepada panitia dan pengelola program Eisenhower Fellowship, yang diyakini dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan SDM unggul Indonesia sekaligus menguatkan penguasaan riset, teknologi dan inovasi Indonesia.

Menristek/Kepala BRIN
Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D., Menristek/Kepala BRIN. (dok. ristekdikti.go.id)

Lebih lanjut Bambang juga menekankan untuk mewujudkan cita-cita  penciptaan ekosistem penguatan riset, teknologi dan inovasi di Indonesia, Kemenristek/BRIN membuka seluas-luasnya kerjasama dan kolaborasi dengan seluruh stakeholder, baik dari unsur pemerintah, akademisi, swasta, media, dan sektor lain baik di tingkat nasional maupun internasional.

Hal tersebut juga sesuai dengan fokus agenda kerja Menristek/Kepala BRIN, yaitu mensinergikan beberapa program Pendidikan (DIKTI) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta mendirikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sesuai amanat Undang-undang Sisnas Iptek.

Bambang PS. Brodjonegoro mengatakan, adanya BRIN adalah karena Presiden Joko Widodo dalam arahannya menyatakan tidak ingin kegiatan penelitian pengembangan pengkajian dan penerapan (litbangjirap) di setiap lembaga, tidak hanya LPNK dalam koordinasi Kemenristek, tetapi juga aktivitas litbangjirap dalam koordinasi Kementerian/Lembaga lainnya, mempunyai kecenderungan melakukan kegiatan sendiri-sendiri.

Lebih lanjut Bambang mengungkapkan penelitian dan pengembangan yang dilakukan sendiri-sendiri membuat anggaran penelitian yang jumlahnya sedikit (kecil) menjadi tidak efektif. Karena akan terbagi lebih sedikit bagi setiap peneliti.

“Karena ada keterbatasan anggaran, akhirnya kualitas penelitiannya menjadi terbatas, bukan karena kualitas penelitinya atau researcher tapi lebih karena dana yang memang terbatas harus dibagi dalam jumlah besar,” ungkap Menristek/Kepala BRIN.

Dalam program 100 hari Kemenristek/BRIN, Menteri Bambang Brodjonegoro mengungkapkan memfokuskan diri pada program, struktur dan implementasi BRIN, serta mensinergikan program-program pendidikan tinggi dengan Kemendikbud.