Setelah berhasil meraih program beasiswa, PR para awardee berikutnya adalah memahami tata cara mengelola uang beasiswa tersebut. Dalam program beasiswa, biasanya ada beberapa cakupan atau komponen pendanaan.
Selain biaya pendidikan, biasanya juga mencakup tunjangan bulanan sampai tunjangan lain yang diberikan penyelenggara. Beberapa tunjangan akan cair ke rekening pribadi milik penerima beasiswa. Selanjutnya, bagaimana cara mengelolanya dengan baik agar tidak kekurangan di tengah perjalanan?
Dikutip melalui salah satu unggahan Sunu Wibirama yang merupakan salah satu dosen di Universitas Gadjah Mada di Instagram. Mayoritas curhatan sejumlah mahasiswa, dosen, dan peneliti muda tentang kondisi keuangan adalah dari pasangan muda, baik yang tinggal di Indonesia maupun di luar negeri.
Beberapa tentunya masih dalam masa studi atau lanjut studi dengan beasiswa. Curhatan ini menjelaskan bahwa mengelola uang beasiswa tidak selalu mudah.
Selain itu, dikutip dari salah satu artikel di Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis berjudul “Manajemen Pengelolaan Keuangan Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kota Medan” karya Putri Apriyani br Rangkuti, dkk.
Mahasiswa penerima beasiswa, termasuk KIP Kuliah di Medan mengalami fenomena masalah keuangan. Sebuah studi menyebut, mahasiswa yang selama ini dekat dengan orang tua dan dibantu pemenuhan kebutuhan hidup.
Pada saat kuliah dan mandiri di luar kota sampai luar pulau, rentan mengalami masalah keuangan. Meskipun menerima beasiswa, seperti KIP Kuliah dari Kemendiktisaintek. Masalah keuangan ternyata bisa dialami siapa saja, termasuk oleh penerima beasiswa.
Maka, salah satu solusi dari masalah tersebut adalah memahami dan menerapkan tata cara mengelola uang beasiswa dengan baik. Berikut pentingnya mengelola uang beasiswa:
Menjadi penerima beasiswa memang tidak lantas tinggal fokus menjalani studi. Mereka harus belajar mandiri dan menata keuangan dengan baik sehingga uang beasiswa yang didapatkan bisa digunakan dengan tepat.
Memahami pengelolaan uang beasiswa membantu mencegah masalah finansial, mulai dari uang beasiswa yang kurang hingga masalah finansial lain. Hal ini akan berdampak positif bagi psikologis.
Memiliki masalah keuangan bisa memicu berbagai masalah lain dalam hidup. Penerima beasiswa yang mengalami kesulitan dalam mengelola uang beasiswa bisa berada pada situasi tersebut.
Namun, ketika memahami tata cara kelola keuangan yang baik, penerima beasiswa bisa fokus di perkuliahan. Dengan demikian, mereka bisa memaksimalkan nilai atau IPK dan berpeluang lulus tepat waktu.
Apabila masalah keuangan dialami, maka dijamin penerima beasiswa tidak akan bisa fokus dalam studinya. Oleh sebab itu, memahami tata cara pengelolaan uang beasiswa penting sekali.
Manfaat mengelola keuangan beasiswa diantaranya tidak ada masalah keuangan, dan bisa fokus belajar untuk memaksimalkan nilai atau IPK. Tak hanya itu, pemahaman terhadap materi juga baik.
Alasan penting berikutnya kenapa perlu memahami cara mengelola uang beasiswa adalah menghindari utang. Apalagi sampai terlilit utang, baik utang dari orang terdekat sampai lembaga keuangan seperti bank dan bahkan pinjol (pinjaman online).
Adanya utang tentunya akan memperburuk kondisi keuangan penerima beasiswa. Selain itu, ada risiko gagal bayar dan akan mendapat teror dari debt collector. Alih-alih fokus kuliah dan tugas kuliah dikerjakan lancar, mahasiswa akan fokus pada masalah utang tersebut.
Ada banyak keterampilan hidup yang sifatnya mendasar, sehingga penting untuk dikuasai dengan baik. Salah satunya adalah kemampuan manajemen keuangan. Skill ini akan melekat dan membantu untuk mengatur keuangan seumur hidup sehingga mencegah masalah keuangan dan membantu mencapai tujuan finansial.
Jangan lewatkan informasi beasiswa berikut:
Mengutip dari artikel ilmiah berjudul “Survei Biaya Hidup Mahasiswa berdasarkan Pengeluaran Konsumsi dan Nonkonsumsi” yang terbit di jurnal SOSIOSAINTIKA. Menjelaskan bahwa pengeluaran mahasiswa selama studi terbagi menjadi dua, yakni pengeluaran untuk konsumsi dan nonkonsumsi.
Pengeluaran konsumsi adalah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan konsumsi atau pangan. Seperti kebutuhan makan dan minum setiap harinya selama masa studi berlangsung.
Sementara itu, pengeluaran nonkonsumsi adalah seluruh pengeluaran di luar pengeluaran konsumsi tersebut. Pengeluaran untuk konsumsi menjadi khusus karena menjadi kebutuhan vital atau termasuk kebutuhan pokok.
Biaya konsumsi juga tidak bisa digantikan, ditunda, apalagi dihapus karena menjadi kebutuhan dasar untuk penerima beasiswa bisa bertahan hidup. Jadi, pengeluaran ini menjadi pengeluaran rutin dan wajib dipisah dengan pengeluaran lain.
Sementara itu, jenis pengeluaran nonkonsumsi sangat beragam bagi mahasiswa yang sedang aktif menempun studi, diantaranya:
Jenis biaya nonkonsumsi yang pertama bagi mahasiswa penerima beasiswa adalah biaya pendidikan. Secara umum, beasiswa yang diterima menutup biaya ini atau menanggung biaya pendidikan. Biaya pendidikan adalah biaya yang dibayarkan mahasiswa ke perguruan tinggi. Bisa per bulan atau per semester.
Namun, hal ini tergantung dari skema beasiswa tersebut. Apakah menanggung biaya pendidikan secara penuh atau parsial. Sebab ada beasiswa yang menanggung biaya kuliah hanya sampai semester tertentu. Ada juga yang menanggung biaya pendidikan 50% sampai 70% saja.
Jenis biaya kedua adalah biaya buku dan perlengkapan kuliah. Selama masa studi, tentunya membutuhkan buku yang menunjang kegiatan belajar dan perkuliahan. Buku ini biasanya dibeli dengan uang sendiri, meskipun bisa juga tercakup dalam beasiswa. Misalnya pada Beasiswa LPDP.
Selain buku, mahasiswa penerima beasiswa juga membutuhkan perlengkapan kuliah. Misalnya tas kuliah, baju untuk kuliah yang sifatnya formal atau semi formal, perlengkapan menulis, laptop atau PC, dan sebagainya.
Jenis biaya atau pengeluaran ketiga selama kuliah adalah biaya akomodasi. Beberapa beasiswa menyediakan fasilitas akomodasi gratis. Baik asrama di lingkungan kampus, maupun uang sewa bulanan di luar kampus.
Namun, banyak beasiswa yang tidak mencakup pengeluaran ini. Jika jauh dari rumah orang tua, maka biaya ini akan muncul. Baik itu biaya kost bulanan maupun biaya mengontrak rumah dengan patungan bersama mahasiswa lain.
Jenis pengeluaran keempat yang ditanggung mahasiswa adalah biaya transportasi, seperti biaya transportasi dari tempat tinggal menuju ke kampus, PP setiap hari.
Jenis pengeluaran yang kelima adalah biaya toiletries. Biaya toiletries sendiri adalah pengeluaran yang digunakan untuk membeli barang-barang kebutuhan pribadi sehari-hari seperti sabun, sampo, pasta gigi, tisu toilet, deodorant, dan produk perawatan lainnya. Selama kuliah, kebutuhan ini tentunya menjadi pengeluaran rutin.
Biaya nonkonsumsi selama studi atau kuliah juga mencakup biaya mengerjakan tugas kuliah. Terutama tugas kuliah yang perlu di cetak maupun disalin (fotokopi). Biaya ini mencakup biaya print (cetak), biaya fotokopi, dan lain sebagainya. Jenis tugas kuliah beragam, biaya yang terbentuk juga akan bermacam-macam.
Biaya nonkonsumsi untuk mahasiswa juga mencakup biaya pulsa dan internet. Era digital seperti sekarang dimana semua serba daring. Tentunya membutuhkan kesediaan pulsa dan internet. Baik untuk mengikuti kelas daring, komunikasi daring dengan dosen dan teman satu jurusan, mencari referensi secara daring, dan lain-lain.
Bentuk biaya nonkonsumsi selama masa studi juga mencakup biaya kursus jika perlu diikuti. Misalnya mengikuti kursus komputer di semester awal perkuliahan, sehingga tidak gagap menggunakan perangkat komputer, browsing di internet, mengetik di aplikasi olah kata seperti Ms Word, dan sebagainya.
Biaya nonkonsumsi selama masa studi juga mencakup biaya hiburan atau bisa disebut biaya rekreasi. Selama masa studi, tentunya tidak mungkin mahasiswa tidak membutuhkan rekreasi untuk menyegarkan pikiran.
Yuk, perbesar peluang lolos beasiswa dengan memaksimalkan berkas pendaftaran. Ikuti contoh-contohnya, ya.
Memahami tata cara mengelola atau manajemen keuangan menjadi penting untuk penerima beasiswa. Keterampilan ini juga diperlukan oleh mahasiswa nonbeasiswa karena sama-sama memiliki risiko mengalami masalah keuangan.
Lalu, apa saja yang perlu dilakukan agar mengelola uang beasiswa bisa lebih tepat? Berikut beberapa tips manajemen keuangan beasiswa:
Tips pertama adalah melakukan monitoring dan mengendalikan aliran uang yang dimiliki. Artinya, penting untuk mengetahui uang beasiswa maupun uang pribadi lari kemana atau digunakan untuk apa saja.
Hal ini membantu melakukan kontrol, sehingga mencegah uang dipakai untuk hal-hal yang bukan kebutuhan melainkan keinginan. Monitoring dan kontrol bisa dilakukan manual memakai buku catatan.
Bisa disebut sebagai buku catatan pengeluaran bulanan. Bisa juga memakai aplikasi pencatat keuangan, seperti Ms Excel, Spendee, dan aplikasi lain yang memiliki fungsi serupa.
Tips kedua dalam mengelola uang beasiswa adalah memiliki kemampuan dan mau belajar untuk bisa membedakan keinginan dan kebutuhan. Setiap kali masuk ke supermarket, mall, tempat rekreasi, dan sejenisnya, ada kemungkinan tertarik membeli apapun.
Mencegah ada pemborosan dan uang beasiswa jauh dari cukup padahal hanya salah pengelolaan. Maka penting untuk memahami perbedaan keinginan dan kebutuhan. Bagaimana cara membedakannya? Bisa dimulai dengan menjawab beberapa pertanyaan ini:
Secara umum, kebutuhan adalah sesuatu yang wajib dipenuhi untuk keberlangsungan hidup atau stabilitas finansial, seperti makanan, tempat tinggal, dan biaya kesehatan.
Sementara keinginan dalam konteks ilmu keuangan adalah sesuatu yang tidak wajib dipenuhi, tetapi lebih kepada kepuasan atau gaya hidup. Misalnya membeli liburan mewah, gadget terbaru, atau pakaian bermerek.
Tips mengelola uang beasiswa berikutnya adalah hati-hati terhadap penawaran kredit. Sebagai mahasiswa yang tentunya sudah memegang KTP, secara hukum sudah dipandang dewasa dan paham menentukan pilihan dalam hidup.
Oleh sebab itu, mahasiswa bisa mengakses layanan kredit. Baik itu mengajukan pinjaman ke bank, misalnya pinjaman untuk perkuliahan. Kemudian mengakses pay later, misalnya mengaktifkan ShopeePay dan sejenisnya. Contoh lainnya adalah mengajukan kredit laptop di mall sampai kredit smartphone.
Pada saat studi, ada kebutuhan yang memang butuh biaya tinggi. Misalnya membeli laptop sendiri, kadang kala menarik minat untuk mengajukan kredit. Meskipun mengajukan kredit untuk kebutuhan perkuliahan tidak keliru.
Namun, wajib memastikan ada kemampuan untuk membayar angsuran. Apakah uang beasiswa mendukung hal tersebut? Jika iya, maka bisa diajukan untuk kebutuhan mendesak saja. Jika sebaliknya, maka abaikan setiap penawaran kredit. Sebab kuliah bebas kredit membantu kuliah dengan nyaman dan tetap fokus.
Tips mengelola uang beasiswa adalah melakukan alokasi aset. Alokasi ini bisa dimulai dengan membuka lebih dari satu rekening bank. Rekening pertama untuk menerima uang beasiswa, rekening ini bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan pokok selama studi. Rekening kedua adalah untuk menabung.
Memisahkan rekening untuk arus pengeluaran dengan tabungan sangat penting. Manfaatkan jenis tabungan bebas biaya admin bulanan agar uang tabungan tidak tergerus atau jenis tabungan dengan minimal biaya bulanan yang murah, misalnya Rp5 ribu per bulan.
Selama masa kuliah, Anda sebaiknya belajar investasi agar uang beasiswa yang tersisa tidak hanya ditabung. Melainkan diinvestasikan, agar mendapat passive income, seperti membeli saham, membeli reksadana, dan sejenisnya yang bisa dimulai dengan nominal kecil.
Tips yang terakhir dalam mengelola keuangan bagi penerima beasiswa adalah memanfaatkan diskon. Sekaligus selalu bijak dalam berbelanja. Pahami apa saja yang wajib dibeli sebagai kebutuhan pokok dan penting. Kemudian abaikan dulu kebutuhan yang tidak mendesak, sehingga uang kuliah aman.
Itulah beberapa tips mengelola uang beasiswa, sehingga selalu cukup dan bahkan bisa masuk ke rekening tabungan maupun investasi. Bijak dalam menyikapi segala bentuk pengeluaran, adalah kunci utama.
Apalagi di masa sekarang, dimana ada banyak kebutuhan hidup mudah naik harga. Sekaligus ada tuntutan untuk mengikuti tren dan meningkatkan gaya hidup dari media sosial populer. Oleh sebab itu, meningkatkan literasi tentang keuangan sangat penting bagi penerima beasiswa agar terhindar dari masalah keuangan.
Beasiswa LPDP dibuka! Jangan lewatkan pembahasan LPDP lengkap berikut ini:
ⓘ Artikel telah disesuaikan dengan Sosialisasi Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Batch I Para…
ⓘ Artikel telah disesuaikan dengan Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2025 Bagi para…
ⓘ Artikel telah disesuaikan dengan Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2025 Salah satu…
ⓘ Artikel telah disesuaikan dengan Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2025 Pada saat…
Saat ini, Anda sedang atau berencana mengikuti pendaftaran beasiswa LPDP? Jika iya, jangan sampai Anda…
Menggunakan AI pembuat materi PPT membantu meningkatkan efisiensi waktu sampai tenaga para dosen. Namun, tools…