Dalam menyusun karya tulis ilmiah, seorang dosen akan melakukan literature review untuk menemukan publikasi ilmiah yang relevan dan bisa dijadikan referensi. Selain dijadikan referensi, proses ini membuat publikasi ilmiah menguatkan topik dan solusi yang ditawarkan.
Proses review terhadap literatur dengan jenis tertentu dan topik-topik yang memang relevan biasanya membutuhkan waktu. Hal ini sesuai dengan metode yang digunakan. Namun, sudahkah paham mengenai pengertian dan manfaatnya?
Secara umum, literature review adalah kegiatan analisis dan kritikan terhadap penelitian yang sedang dilakukan terhadap topik khusus dalam suatu bidang keilmuan. Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah tinjauan pustaka.
Secara sederhana, kegiatan mereview berbagai jenis literatur ini dimulai dengan membaca ataupun mendengarkan sebuah publikasi ilmiah. Kemudian menganalisis dan merangkum bagian-bagian mana yang dianggap penting dan menjadi landasan teori dari KTI yang disusun.
Dalam prosesnya, seorang dosen akan menggunakan salah satu dari 3 metode umum untuk melakukan tinjauan pustaka. Yaitu:
Metode systematic mapping study adalah proses tinjauan pustaka dilakukan secara sistematis dengan mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan sebelumnya. Pemilihan literatur dilakukan secara objektif sehingga lebih kompleks dan kredibel.
Metode kedua adalah systematic literature review, yaitu proses studi pustaka yang dilakukan secara sistematis dengan tujuan mengumpulkan dan menganalisis kritis data dan temuan dari berbagai penelitian lainnya.
Dalam metode ini, dosen akan membaca dan menganalisis berbagai publikasi ilmiah dengan tema atau topik yang relevan dengan kebutuhan. Kemudian menyatukan semuanya sampai membentuk kesimpulan. Prosesnya memakan waktu lama, akan tetapi hasil literature review lebih mendalam.
Metode yang terakhir adalah traditional review, yaitu proses tinjauan pustaka yang dilakukan dengan membaca dan menganalisis literatur dari topik yang sama. Sehingga literatur yang dikaji jumlahnya terbatas untuk mempermudah dosen melakukan analisis dan menarik kesimpulan.
Artikel seputar “penelitian” ini wajib dosen baca:
Literature review juga menjadi bagian dari karya tulis ilmiah berbentuk artikel ilmiah, makalah, dan sebagainya. Biasanya diletakan di bab pertama atau bab pendahuluan. Proses tinjauan pustaka kemudian menjadi wajib dilakukan sekaligus tepat.
Pasalnya proses ini bukan hanya sebuah kewajiban melainkan proses penting yang memberi banyak manfaat bagi dosen. Beberapa manfaat dari melakukan tinjauan pustaka adalah:
Manfaat pertama dari proses literature review adalah membantu memperoleh ide penelitian. Misalnya saat membaca berbagai jurnal maka akan menemukan topik penelitian yang dirasa menarik dan sesuai dengan bidang yang ditekuni.
Semakin sering membaca jurnal dan publikasi ilmiah lain bisa membantu menemukan lebih banyak ide penelitian. Hal ini tentu penting bagi seorang dosen agar bisa rutin melakukan penelitian dan termotivasi untuk ikut program hibah.
Kegiatan penelitian rutin dilakukan oleh dosen di berbagai negara di dunia, begitu juga yang dilakukan para peneliti di berbagai lembaga penelitian di dunia. Sehingga setiap harinya bahkan setiap jamnya ada saja penelitian baru dilakukan.
Melakukan tinjauan pustaka membantu pelakunya untuk update penelitian terkini dari suatu topik. Sehingga bisa memberi ide penelitian berikutnya sekaligus mencegah melakukan penelitian serupa tanpa ada novelty (kebaruan).
Tinjauan pustaka juga bermanfaat untuk menguatkan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian akan dianalisis masalah dan menerapkan suatu metode sebagai solusi.
Peneliti wajib menjelaskan metode tersebut memang bisa dijadikan solusi. Caranya dengan menjabarkan penelitian berkaitan metode tersebut, sehingga logis dijadikan pilihan. Tinjauan pustaka bisa membantu memberi penjelasan logis atau ilmiah tersebut.
Melakukan literature review juga menjadi salah satu upaya untuk mendapatkan novelty maupun research gap dalam penelitian. Novelty adalah kebaruan, dimana secara sederhana adalah aspek yang menunjukan hal baru dari penelitian yang diajukan dosen.
Sedangkan research gap secara sederhana adalah kekurangan dalam penelitian sebelumnya. Tinjauan pustaka membantu menemukan dua aspek penting ini, agar penelitian yang diajukan ke pihak terkait dipandang tepat dan penting untuk segera dilakukan.
Pahami lebih “novelty” dan “research gap” sebelum meneliti:
Topik penelitian kadang kala disukai, akan tetapi kurang dipahami. Bisa juga sebaliknya. Jika Anda memiliki topik menarik untuk diteliti akan tetapi kurang begitu paham, maka bisa melakukan tinjauan pustaka.
Anda bisa membaca berbagai publikasi ilmiah terkait topik tersebut. Sehingga semakin banyak yang dibaca semakin paham topik satu ini. Disinilah didapatkan manfaat tinjauan pustaka, yakni memahami topik penelitian secara mendalam.
Tinjauan pustaka juga membantu menemukan referensi yang relevan dengan topik yang ingin diteliti. Sebab referensi ini diperlukan untuk menguatkan topik penelitian tersebut. Tinjauan pustaka membantu membaca banyak literatur dan menemukan yang paling relevan sebanyak mungkin.
Literature review juga bermanfaat untuk membantu membangun kerangka konseptual dalam penelitian. Lewat kerangka konseptual inilah dosen dan peneliti bisa menghubungkan seluruh variabel penelitian dengan teliti dan lebih mudah.
Dalam melakukan penelitian sudah tentu akan menggunakan suatu metode penelitian. Pilihannya banyak dan melakukan tinjauan pustaka bisa membantu menentukan metode paling tepat untuk topik yang dipilih.
Tahukah Anda, bahwa dengan melakukan tinjauan pustaka maka bisa menurunkan resiko plagiarisme? Tinjauan pustaka membantu menemukan novelty sehingga penelitian tidak dianggap meniru penelitian sebelumnya.
Selain itu juga membantu memahami tata cara menyusun KTI yang bebas dari plagiarisme. Misalnya paham cara mengutip yang baik dan benar sekaligus bagaimana menyusun sitasi pada catatan kaki dan daftar pustaka.
Dalam menyusun literature review di karya tulis ilmiah yang sedang disusun, maka ada beberapa hal yang perlu dicantumkan di dalamnya. Berikut detailnya:
Setelah memahami apa itu literature review dan apa saja yang perlu dijabarkan di dalam KTI. Maka penting juga untuk memahami bagaimana cara melakukan tinjauan pustaka tersebut. Berikut tahapan yang perlu dilalui:
Cara membuat literature review dimulai dengan mencari literatur itu sendiri. Jadi, dalam proses awal Anda wajib mencari publikasi ilmiah yang akan ditinjau. Publikasi ilmiah ini bisa jurnal, prosiding, dan juga buku.
Akan tetapi selain dari KTI tersebut, Anda juga bisa menggunakan makalah dan tugas akhir (skripsi, tesis, dan disertasi) untuk dikaji. Dalam prosesnya, untuk lebih mudah selalu cari literatur dengan topik relevan.
Dari semua literatur yang didapatkan tentu tidak semuanya akan digunakan. Kenapa? Ada kemungkinan isi tidak relevan, tidak ada yang bisa dikutip, dan sebagainya.
Selain itu, terlalu banyak literatur yang akan dijadikan referensi bisa membuat pusing. Membaca puluhan literatur juga memakan waktu lebih lama dibanding belasan literatur. Maka silahkan memilih literatur mana saja yang akan dikaji dan digunakan.
Cara membuat literature review yang ketiga adalah melakukan identifikasi, yaitu tahap memberi tanda pada bagian-bagian penting di dalam literatur yang sudah dipilih di tahap sebelumnya.
Seluruh bagian yang dianggap penting ini kemudian ditandai dan beberapa atau bahkan semua akan dicantumkan di dalam KTI. Sehingga bisa memudahkan proses menyusun seluruh elemen yang akan masuk dari referensi tersebut.
Tahap berikutnya adalah menyusun kerangka atau outline. Kerangka ini berisi seluruh bagian dan sub bagian yang akan masuk ke dalam tinjauan pustaka. Sehingga bisa disusun secara rinci, mendalam, dan sistematis atau runtut.
Tahap akhir adalah mulai menyusun tinjauan pustaka dengan mengikuti kerangka yang sudah disusun. Kerangka dalam tahap ini berfungsi sebagai peta jalan sehingga pembahasan terfokus dan waktu pengerjaan menjadi efisien.
Sebelum melakukan penelitian, Anda juga perlu membuat roadmap penelitian jangka panjang proyek Anda. Pahami “roadmap penelitian” lebih agar tidak salah:
Membantu lebih memahami apa itu literature review, bagaimana melakukannya, dan bagaimana mencantumkannya di dalam KTI. Maka berikut adalah contoh yang bisa dipelajari atau dijadikan referensi:
Penulis Jurnal | Nurma Afiani |
Judul Jurnal | Aplikasi terapi ‘Guided Imagery’ Untuk Pasien Asma Dengan Status Asmatikus Pada Unit Gawat Darurat |
Halaman Jurnal | 45-51 |
Teori | Stress merupakan salah satu faktor penyebab asma. Karena ketidak seimbangan emosional yang dapat menimbulkan stress seseorang, dengan begitu dapat menurunnya daya tahan tubuh seseorang. (Afiani, 2013) Status asmatikus merupakan keadaan darurat yang mana jika tidak diatasi dapat diatasi dapat menyebabkan menyebabkan kegagalan kegagalan pernafasan. Pada pernafasan. Pada kondisi ini kondisi ini pasien pasien tidak dapat berespon berespon pada obat asma pada umumnya. umumnya. Sehingga dibutuhkan terapi psikologis seperti “Guided Imagery”. (Afiani, 2013) Terapi “Guided Imagery” ini merupakan terapi komplementer sesuai yang dirancang khusus untuk mencapai efek positif tertentu. Sehingga dapat mengurangi nyeri dan kecemasan. Pada terapi ini mengajak kita untuk membayangkan hal-hal yang menyenangkan seperti membayangkan kita ada di pantai, makan makanan kesukaan kita, atau sedang duduk-duduk bersama orang yang kita kasihi. Sehingga dapat merangsang merangsang produksi produksi hormone hormone endorphin endorphin yang berguna untuk meng berguna untuk mengurangi stress. (Afiani, 2013) |
Metode | Penelitian dengan desain randomized controlled clinical trial Subjek : Penderita asma ekstrinsik dewasa dengan status asmatikus. (Afiani, 2013) Bahan dan Cara : – Cara Kerja: – |
Hasil Penelitian | Dari penelitian diatas dapat diketahui bahwa terapi “Guided Imagery” dapat pengaruh positif terhadap salah satu parameter fungsi paru yakni kapasitas ekspirasi paksa paru ( Force Expiratory Expiratory Volume/ FEV). (Afiani, 2013) |
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…