Informasi

Tantangan Peningkatan Kualitas Dosen di Indonesia dan Cara Mengatasinya


Kualitas dosen diketahui memberi pengaruh yang sangat luas di dunia pendidikan tinggi. Mulai dari pengaruhnya pada kualitas dan pengembangan perguruan tinggi hingga kualitas lulusan. 

Maka tidak keliru jika dosen di Indonesia membutuhkan proses pengembangan diri secara kontinu. Sebab akan mempengaruhi kualitas kinerjanya, kualitas perguruan tinggi tempatnya mengabdi, dan kualitas lulusan yang dibimbing olehnya. 

Menjadi dosen yang berkualitas diketahui tidak bisa dilakukan sendiri oleh dosen. Melainkan didukung oleh semua pihak. Mulai dari perguruan tinggi yang menaunginya sampai pemerintah. Lalu, seperti apa cara mengembangkan diri bagi kalangan dosen?  

Peran Dosen dalam Pengembangan Perguruan Tinggi

Kualitas dosen di suatu perguruan tinggi akan mendorong perkembangan perguruan tinggi tersebut. Dari yang memiliki prestasi masih minim hingga bisa berkembang. Bahkan dengan memiliki dosen berkualitas dalam jumlah besar, bisa mendorong masuk pemeringkatan global. 

Peran dosen berkualitas di dalam negeri sendiri, salah satunya berkaitan dengan pencapaian IKU (Indikator Kinerja Utama). Seperti yang diketahui, perguruan tinggi di Indonesia diharapkan bisa mencapai 8 poin IKU. Berikut detailnya: 

  • IKU 1: Lulusan Mendapatkan Pekerjaan yang Layak
  • IKU 2: Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus
  • IKU 3: Dosen Berkegiatan di Luar Kampus
  • IKU 4: Praktisi Mengajar di Dalam Kampus
  • IKU 5: Hasil Kerja Dosen Digunakan Oleh Masyarakat Atau Mendapat Rekognisi Internasional
  • IKU 6: Program Studi Bekerjasama dengan Mitra Kelas Dunia
  • IKU 7: Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif
  • IKU 8: Program Studi Berstandar Internasional

Semakin banyak IKU terpenuhi semakin banyak keuntungan bisa didapatkan perguruan tinggi tersebut. Misalnya mendapatkan pendanaan lebih signifikan dari pemerintah, meningkatkan reputasi perguruan tinggi, dan bisa menyelenggarakan lebih banyak program bermutu dan bermanfaat bagi mahasiswa serta masyarakat lewat berbagai kolaborasi. 

Lalu, apa saja peran dosen di dalam mencapai seluruh IKU tersebut? Sekilas, peran dosen terlihat hanya mempengaruhi pencapaian IKU 3, 4, dan 5. Akan tetapi, jika dipahami secara mendalam maka seluruh IKU membutuhkan keterlibatan atau peran dosen. Berikut penjelasan peran dosen dalam Indikator Kinerj Utama (IKU) perguruan tinggi:

1. Peran Dosen dalam Mencapai IKU 1

Dalam mencapai IKU 1, dimana lulusan perguruan tinggi mendapat pekerjaan yang layak. Tentuya peran dosen sangat vital dalam hal ini karena kualitas lulusan dipengaruhi oleh kualitas dari dosen yang membimbing dan mengajar. 

Jika dosen tidak berkualitas, ilmu pengetahuan maupun wawasan dan keterampilan yang ditransfer kepada mahasiswa juga tidak berkualitas. Hal ini membuat lulusan kesulitan mendapat pekerjaan pasca lulus. Begitu pula sebaliknya. 

2. Peran Dosen dalam Mencapai IKU 2

Dalam IKU 2, perguruan tinggi diharapkan bisa memberi pengalaman bagi mahasiswa untuk belajar di luar lingkungan kampus. Peran dosen dalam mencapai IKU kedua ini juga sangat vital. 

Sebab, ketika mahasiswa melaksanakan kegiatan pembelajaran di luar kampus maka akan ada bimbingan dan pendampingan dari dosen sehingga dosen ikut menentukan kualitas pengalaman belajar di luar kampus yang dijalani mahasiswa. 

Sekaligus ikut menentukan bisa tidaknya mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan belajar di luar kampus. Jadi, tanpa didukung kualitas dosen yang mumpuni pencapaian IKU kedua ini bisa lebih sulit. 

3. Peran Dosen dalam Mencapai IKU 3

Dalam IKU 3, perguruan tinggi diminta untuk mendukung dosen berkegiatan di luar kampus. Misalnya mengikuti kegiatan praktek kerja di sebuah perusahaan, menjadi konsultan ahli di sebuah perusahaan, menjadi pembicara dalam seminar dan pelatihan di suatu perusahaan, dan sebagainya. 

Supaya IKU ini tercapai, tentunya perguruan tinggi membutuhkan dosen yang bersedia berkegiatan di luar kampus dan dosen-dosen yang kreatif dalam menyusun rencana kegiatan di luar kampus.

4. Peran Dosen dalam Mencapai IKU 4

Dosen juga memiliki peran sangat signifikan dalam membantu perguruan tinggi mencapai IKU 4. Dosen yang rutin menjalin kolaborasi dengan industri, dosen di perguruan tinggi lain, peneliti dari lembaga penelitian, dan sebagainya. 

Akan membantu perguruan tinggi mendapat praktisi yang bersedia meluangkan waktu mengajar di dalamnya. Sehingga membantu mencapai IKU keempat ini. Selain itu, dosen juga ikut berperan dalam mendukung kelancaran praktisi dalam mengajar. 

Misalnya membantu praktisi tersebut menyusun rencana perkuliahan sehingga ada relevansi antara teori dengan ilmu praktik di lapangan. Selain itu, dosen juga bisa membantu praktisi untuk mengasah keterampilan pedagogik. Sehingga bisa mengajar dalam suasana kondusif dan transfer ilmu berjalan baik. 

5. Peran Dosen dalam Mencapai IKU 5

Peran dosen dalam mendukung perguruan tinggi mencapai IKU 5 juga sangat jelas. Hasil kinerja dosen dalam bentuk temuan penelitian, publikasi ilmiah, karya tulis, karya tulis dengan HKI, temuan dengan paten, dan sebagainya. 

Akan membantu perguruan tinggi dalam mencapai IKU kelimaini. Semakin tinggi produktivitas dosen dalam menjalankan kewajiban akademik, semakin banyak hasil kinerja dosen digunakan oleh masyarakat dan mendapat rekognisi internasional. Reputasi perguruan tinggi pun akan ikut berkembang baik di mata masyarakat.  

Baca lebih lanjut dalam IKU Poin 5 Perguruan Tinggi, Kategori dan Kriteria

6. Peran Dosen dalam Mencapai IKU 6

Kualitas dosen di suatu perguruan tinggi juga ikut andil dalam mencapai IKU keenam, yakni program studi bisa berkolaborasi dengan mitra kelas dunia. Kolaborasi ini biasanya dilakukan langsung oleh para dosen. 

Misalnya, dosen berkolaborasi dengan UMKM dalam kegiatan penelitian pengembangan produk maupun aspek lainnya. Contoh lain, dosen bekerjasama dengan dosen di perguruan tinggi luar negeri untuk meneliti suatu topik yang sulit dan butuh fasilitas riset lebih memadai. 

Kolaborasi yang dilakukan dosen tersebut akan membantu perguruan tinggi mencapai IKU 6. Dosen yang berkualitas dijamin akan berusaha membangun kolaborasi dengan banyak pihak. Sehingga memaksimalkan perkembangan iptek dan perkembangan perguruan tinggi tempatnya mengabdi. 

7. Peran Dosen dalam Mencapai IKU 7

Dosen yang mengajar di suatu perguruan tinggi juga memiliki peran besar dalam mencapai IKU 7. Lewat keterampilan dosen dalam mengajar dan kreativitas yang tinggi. Hal tersebut akan mendukung kegiatan mengajar yang kolaboratif dan partisipatif.

Tidak semua dosen bisa mendukung kelas kolaboratif. Dimana kebanyakan mahasiswa akan pasif di dalam maupun di luar kelas. Sehingga, dibutuhkan dosen dengan kualitas yang mumpuni untuk membangun kelas kolaboratif seperti ini. 

8. Peran Dosen dalam Mencapai IKU 8

Dosen juga memiliki peran sangat signifikan untuk mendukung perguruan tinggi mencapai IKU 8. Misalnya, dosen membantu perguruan tinggi untuk mengurus penilaian akreditasi internasional di lembaga kredibel. 

Contoh lain, dosen melakukan kegiatan kolaborasi penelitian maupun publikasi ilmiah dengan dosen dari luar negeri. Contoh lainnya lagi, dosen menginisiasi dan mendukung program pertukaran mahasiswa ke perguruan tinggi di berbagai negara. 

Dosen pada akhirnya bisa memberi peran yang sangat besar agar pencapaian IKU 8 bisa dilakukan. Oleh sebab itu, mendukung dosen dalam membangun kolaborasi internasional dan menjalankan program bertaraf internasional sangat penting. 

Melalui penjelasan di atas, maka bisa dipahami sekrusial apa peran dosen bagi perkembangan sebuah perguruan tinggi. Oleh sebab itu, kualitas dosen akan sangat menentukan kualitas perguruan tinggi dan lulusannya. 

Tantangan Meningkatkan Kualitas Dosen

Dalam menjaga dan meningkatkan kualitas dosen di Indonesia, ternyata tidak semudah membalikan telapak tangan. Pada praktiknya akan ditemui berbagai tantangan dan hambatan, seperti: 

1. Kualifikasi Akademik Dosen Masih Rendah

Salah satu tantangan untuk dosen di Indonesia memaksimalkan kualitasnya adalah terbentur kualifikasi akademik. Secara umum, syarat dari pemerintah agar diterima sebagai dosen adalah minimal berijazah Magister (S2). 

Namun, dosen yang aktif mengajar diharapkan segera studi lanjut ke jenjang Doktor (S3). Sehingga menjadi pakar di bidangnya dan kemudian menyampaikan ilmu pengetahuan ke seluruh mahasiswa di semua jenjang pendidikan tinggi. 

Sayangnya, belum semua dosen di Indonesia lulus S3. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2012 ada 316.912 dosen di seluruh wilayah Indonesia. Namun, hanya sekitar 18,44% yang sudah berijazah Doktor. 

Padahal, dosen di negara lain mayoritas sudah S3 bahkan pemerintah meminta dosen minimal berijazah S3. Fakta ini bisa menyulitkan dosen meningkatkan kualitasnya. Sekaligus memperlambat perkembangan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. 

2. Kurang Terampil dalam Memberikan Pendidikan Berkualitas

Tantangan dalam mengembangkan kualitas dosen di Indonesia yang kedua adalah kurang terampil dalam memberi pendidikan berkualitas. Artinya, dosen di Indonesia memiliki keterampilan mengajar yang masih minim dibanding dosen negara lain. 

Hal ini terjadi karena berbagai sebab, salah satunya dosen di Indonesia mendapat kesulitan mengakses pelatihan pengembangan diri yang mumpuni. Bisa karena pelatihan khusus dosen masih minim. Sekalinya ada, biayanya tinggi. 

Selain itu, ada beberapa dosen yang cenderung lebih menikmati zona nyaman. Sehingga puas dengan kinerjanya dalam mengajar tanpa merasa perlu mengembangkan keterampilan tersebut. Padahal, kegiatan mengajar perlu terus dikembangkan agar mendukung perkuliahan yang sesuai kebutuhan zaman. 

3. Kesejahteraan Dosen Masih Rendah

Tantangan ketiga dari peningkatan kualitas dosen di Indonesia adalah terkait kesejahteraan yang masih rendah. Gaji dosen di Indonesia memang masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan gaji di negara lain. 

Dikutip melalui Tempo, berdasarkan hasil riset tim Tempo gaji dosen di Indonesia rata-rata ada di nominal Rp4,2 juta per bulan. Sementara gaji di Vietnam dan Filipina sekitar Rp6 jutaan per bulan. Gaji dosen di Malaysia Rp14 juta per bulan. Sedangkan gaji dosen di Hong Kong mencapai Rp94 juta per bulan. 

Tak hanya berhadapan dengan gaji yang minim dibanding gaji dosen di negara lain. Kesejahteraan dosen masih di ujung tanduk, terutama dosen ASN di bawah naungan Kemendikti Saintek yang belum mendapatkan Tunjangan Kinerja (Tukin). 

Ditambah dengan adanya isu efisiensi anggaran di sektor pendidikan di Indonesia, maka muncul kekhawatiran mempengaruhi gaji dosen dan tunjangannya. Bahkan bisa berdampak pada pemutusan kerja sejumlah dosen di PTN. Minimnya kesejahteraan dosen menjadi sandungan untuk meningkatkan kualitas diri. 

4. Banyak Dosen Tergoda Berkarir di Luar Negeri

Tantangan keempat dalam peningkatan kualitas dosen di Indonesia adalah adanya mobilitas ke negara lain. Tidak sedikit dosen yang menerima tawaran berkarir sebagai dosen di negara lain. 

Salah satunya dengan dukungan gaji lebih tinggi, fasilitas riset lebih memadai, dan akses ke pelatihan untuk pengembangan diri yang maksimal. Mobilitas ini berdampak pada semakin minimnya dosen berkualitas di Indonesia. 

5. Minat Riset dan Publikasi Ilmiah yang Rendah

Tantangan berikutnya adalah masih minimnya minat melakukan riset dan publikasi ilmiah di kalangan dosen Indonesia. Ada banyak faktor yang menimbulkan tantangan satu ini. 

Mulai dari faktor internal dosen yang masih merasa nyaman untuk fokus mengajar. Ketika sudah selesai mengajar di kampus, memilih mengajar di kampus lain atau mengajar les privat. Sebab dipandang bisa memberi pemasukan tambahan yang signifikan. 

Selain itu, kegiatan riset dan publikasi ilmiah dipandang hanya memberi pemasukan minim. Bahkan tidak ada pemasukan sama sekali, sehingga membuat dosen lebih nyaman fokus mengajar saja dalam kesehariannya. 

Faktor lainnya adalah dari pendanaan, dimana pendanaan untuk riset dan publikasi ilmiah berkualitas membutuhkan dana besar. Kesejahteraan dosen yang rendah menyulitkan mereka mengurus pendanaan tersebut secara mandiri. 

Sekalinya ada hibah, sifatnya kompetitif dan banyak dosen tidak bisa bersaing dengan dosen lain. Khususnya dosen di daerah yang kesulitan bersaing mendapat hibah penelitian dengan dosen di wilayah kota besar.

Jangan takut dengan tantangan di atas. Anda bisa memanfaatkan program-program pemerintah berikut:

Cara Meningkatkan Kualitas Dosen Sesuai Ketentuan IKU

Memahami bahwa kualitas dosen akan menentukan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Maka berbagai kendala dalam meningkatkan kualitas para dosen menjadi PR bersama. Baik untuk pemerintah, perguruan tinggi, dan dosen itu sendiri. 

Ada banyak cara bisa dilakukan untuk mengatasi berbagai tantangan dan kendala peningkatan mutu dosen. Berikut beberapa diantaranya: 

1. Mendorong Dosen Studi Lanjut S3

Cara pertama adalah mendorong dan mendukung dosen di Indonesia studi lanjut. Pemerintah maupun perguruan tinggi bisa memberi beasiswa doktoral kepada dosen, sehingga bisa studi lanjut gratis. Selain itu, ada perubahan syarat kualifikasi akademik minimal menjadi dosen. Dimana minimal berijazah S3. 

2. Penyediaan Pelatihan untuk Mendukung Pengembangan Kualitas Dosen

Cara berikutnya adalah memperbanyak program pelatihan untuk mendukung pengembangan kualitas dosen dan keterampilannya baik dalam mengajar, meneliti, maupun mengabdi kepada masyarakat sesuai isi Tri Dharma. Pelatihan ini bisa dari pemerintah, perguruan tinggi, dan kolaborasi berbagai pihak.

3. Meningkatkan Kesejahteraan Dosen

Cara ketiga adalah mendukung upaya peningkatan kesejahteraan dosen di Indonesia. Baik lewat gaji maupun pemberian tunjangan dan bentuk apresiasi lain berkaitan kinerja dosen di Indonesia. Sehingga mendukung dosen untuk menggunakan dana pribadinya dalam mengembangkan diri. Maupun dalam menjalankan Tri Dharma, seperti publikasi ilmiah secara mandiri.  

Sekaligus meminimalkan stres agar kualitas kinerja dosen bisa maksimal. Sebab, memiliki penghasilan minim memicu masalah finansial yang kemudian berujung stres sampai depresi. 

4. Mendukung Kegiatan Tri Dharma Dosen dari Banyak Aspek

Cara berikutnya adalah tersedianya dukungan untuk dosen di Indonesia menjalankan Tri Dharma dari banyak aspek. Mulai dari pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dosen dalam menjalankan seluruh kewajiban akademik. 

Sampai penyediaan dana untuk mendukung seluruh kegiatan Tri Dharma. Sebab semua kegiatan Tri Dharma membutuhkan biaya dan tidak memungkinkan untuk didanai secara mandiri oleh para dosen. 

Dalam hal ini, memahami bahwa kebutuhan dana untuk mendukung Tri Dharma sangat tinggi. Maka perlu adanya kolaborasi dengan berbagai pihak terkait. Misalnya, tidak hanya kolaborasi antara pemerintah dengan perguruan tinggi. Akan tetapi dengan pihak industri, baik di dalam maupun luar negeri. 

Tak mau karir Anda stuck ‘kan? Gunakan strategi berikut untuk kembangkan karir Anda di masa depan:

Pujiati

Saya menyukai kegiatan membaca, menulis, mendengarkan musik, dan menonton film. Saat ini, selain disibukkan dengan agenda seorang ibu rumah tangga, saya aktif menjadi Content Writer untuk situs di Deepublish Group. Sesekali saya juga membuat artikel untuk media Hops ID.

Recent Posts

#JanganJadiDosen, Ikuti atau Abaikan? Ini Penjelasan Dosen Bina Nusantara University

Tahun 2024 lalu, profesi dosen di Indonesia santer menjadi bahan perbincangan warganet. Apalagi setelah #JanganJadiDosen…

1 week ago

5 Tahap Pengajuan Proposal Hibah Penelitian dan Pengabdian 2025

ⓘ Artikel telah disesuaikan dengan Sosialisasi Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Batch I Para…

1 week ago

Tujuan Penelitian dan Cara Mencantukannya dalam Proposal Hibah

ⓘ Artikel telah disesuaikan dengan Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2025 Bagi para…

1 week ago

Pendekatan Pemecahan Masalah dan Contoh Penulisan dalam Proposal Hibah

ⓘ Artikel telah disesuaikan dengan Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2025 Salah satu…

1 week ago

Cara Menentukan Urgensi Penelitian dalam Proposal Hibah

ⓘ Artikel telah disesuaikan dengan Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2025 Pada saat…

1 week ago

Faktor Penyebab Gagal LPDP dan Cara Mengatasinya

Saat ini, Anda sedang atau berencana mengikuti pendaftaran beasiswa LPDP? Jika iya, jangan sampai Anda…

1 week ago