Dosen yang sekaligus sebagai seorang peneliti di Indonesia dalam proses publikasi tentu perlu paham bagaimana cara mengecek indeks jurnal? Sebab dosen perlu memastikan jurnal yang telah dipublikasikan sudah berhasil terindeks atau belum.
Pasalnya di Indonesia sendiri, publikasi jurnal internasional baru diakui Dikti Ristek jika sudah terindeks ke Scopus. Sehingga para dosen perlu memahami sistem Scopus dalam melakukan indeksasi jurnal, agar jurnal yang dimiliki bisa masuk ke databasenya.
Setelah berusaha dan mengikuti berbagai tips dari berbagai sumber. Maka perlu dicek rutin apakah jurnal yang dipilih sudah terindeks ke Scopus atau belum. Supaya bisa mengecek indeksasi tersebut, maka bisa menyimak informasi di bawah ini.
Sebelum sampai ke pembahasan mengenai tata cara mengecek indeks jurnal di Scopus. Maka bisa memahami dulu keuntungan apa saja yang didapatkan jika jurnal berhasil masuk ke database Scopus tersebut.
Masuk ke indeks Scopus sudah menjadi standar publikasi jurnal internasional di Indonesia. Hal ini tentu bukan tanpa maksud dan alasan yang jelas. Sebab Scopus sendiri memiliki kriteria yang kompleks dan hanya mengindeks jurnal berkualitas.
Jika berhasil masuk ke database Scopus maka ada banyak keuntungan bisa didapatkan. Misalnya:
Jika berhasil masuk ke indeks jurnal Scopus maka sudah tentu bisa meningkatkan manfaat jurnal atau artikel ilmiah yang dipublikasikan. Sebab Scopus diakses oleh masyarakat ilmiah di seluruh dunia dalam mencari referensi berkualitas.
Sehingga artikel ilmiah yang diterbitkan ke jurnal terindeks Scopus kemudian diketahui lebih banyak orang di dunia. Sehingga isinya bisa dimanfaatkan secara luas. Sekaligus bisa menambah jumlah sitasi.
Semakin banyak orang yang melakukan kredit pada artikel ilmiah yang dipublikasikan. Maka reputasi artikel dan jurnal ilmiah ini semakin berkembang dan terus merangkak naik. Hal ini tentu berdampak baik bagi reputasi publikasi.
Bagi dosen yang meniti karir di dunia akademik, memiliki riwayat publikasi sampai ke database Scopus termasuk sebuah prestasi. Bahkan jika berhasil mempublikasikan setidaknya 3 jurnal sekaligus.
Maka dosen tersebut berhak untuk mengajukan kenaikan jabatan fungsi dengan skema loncat jabatan. Misalnya dari Lektor langsung menjadi Guru Besar karena prestasinya di ranah publikasi jurnal internasional.
Prestasi ini kemudian bisa dicantumkan ke CV dan sukses meningkatkan nilai atau bobot CV tersebut. Jika di masa mendatang hendak pindah homebase dijamin ada banyak kampus siap menerima, karena riwayat publikasi yang memuaskan.
Keuntungan terindeks ke Scopus berikutnya adalah bisa menambah KUM atau angka kredit dosen. KUM yang dikumpulkan bisa sampai ke jumlah tertentu yang membantu mengajukan kenaikan jabatan fungsional.
Semakin banyak publikasi yang masuk ke database Scopus, maka semakin mudah mendapatkan KUM yang tinggi. Hal ini bisa membuka peluang untuk menjadi Guru Besar di usia yang masih terbilang muda. Misalnya di bawah 50 tahun.
Jika sukses masuk ke indeks Scopus maka sudah berhasil membubuhkan nama secara internasional. Sebab Scopus sekali lagi diakses oleh masyarakat ilmiah di seluruh dunia.
Sehingga nama yang dimiliki dikenal luas, berkat karya tulis ilmiah yang dijadikan referensi dan dilakukan kredit. Sehingga semakin dikenal dan kemudian bisa masuk ke database Google Scholar. Efeknya, karya yang dibuat semakin dikenal luas.
Baca Juga:
Cara Mengetahui Jurnal Predator
Metode Artikel Jurnal Imrad – Non Imrad
Pada dasarnya, setiap pengindeks jurnal memiliki syarat atau kriteria tersendiri. Antara DOAJ dengan Scopus maupun pengindeks lain tentu berbeda. Namun yang pasti, semua pengindeks jurnal hanya memilih jurnal berkualitas.
Supaya saat mempraktekan cara mengecek indeks jurnal ternyata berhasil masuk ke Scopus. Maka beberapa tips berikut bisa dilakukan:
Secara umum terdapat dua cara mengecek indeks jurnal di Scopus, yakni lewat website Scimago Jr dan yang kedua adalah lewat website Scopus langsung. Jika bisa mengakses Scopus karena sifatnya berbayar, maka bisa mengecek langsung ke website resminya.
Namun jika belum berlangganan, maka bisa mencoba mengecek ke website Scimago Jr yang databasenya bersumber dari Scopus. Berikut detail langkah-langkah pengecekannya:
Cara pertama adalah mengecek indeks jurnal ke Scopus langsung, dan berikut langkah-langkahnya:
Cara mengecek indeks jurnal yang kedua di Scopus adalah melalui website resmi Scimago Jr. Sebab sejauh ini Scimago Jr diketahui mengambil database dari Scopus. Meskipun update terbaru ada jarak sehingga kurang realtime.
Namun, tetap bisa dimanfaatkan untuk melakukan pengecekan. Apalagi jika jurnal mulai diterbitkan beberapa bulan sebelumnya. Adapun langkah-langkah pengecekannya adalah:
Dari penjelasan di atas, maka bisa mengetahui bagaimana cara mengecek indeks jurnal di Scopus. Sehingga bisa memastikan apakah sudah masuk ke database Scopus atau tidak. Jika belum maka bisa mencari tahu penyebabnya, agar bisa segera terindeks.
Artikel Terkait:
Situs Pilihan untuk Download Jurnal Gratis
Cara Mengetahui Akreditasi Jurnal Nasional di Sinta
8 Perbedaan Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Mengenal Hijacked Journal, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Jurnal Predator
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…