Mengikuti update jurnal predator 2022 tentu sangat penting untuk dilakukan bagi kalangan akademisi, terutama dosen. Dimana dosen sepanjang karirnya akan rutin mempublikasikan artikel ilmiah berisi hasil penelitian ke dalam jurnal internasional.
Keberadaan jurnal predator sudah ada sejak dulu dan anehnya masih bertahan sampai sekarang. Tidak mengherankan memang karena jasa publikasi jurnal abal-abal memiliki potensi besar dalam jangka panjang.
Berharap jurnal predator punah tentu hanya mimpi semata, karena memberantasnya tidak mudah. Para penulis dan peneliti yang kemudian dituntut untuk lebih jeli dalam memilih media publikasi jurnal agar terhindar dari jeratan jurnal predator.
Sebagai upaya paling aman dan praktis menghindari jeratan jurnal predator adalah dengan mengetahui jurnal-jurnal mana saja yang terindikasi sebagai jurnal predator dan menjauhinya. Berikut informasi lengkapnya.
Sebelum mengetahui update jurnal predator 2022 terbaru yang dirilis dari beberapa website yang rutin membagikan daftar jurnal predator secara berkala. Maka bisa memahami dulu apa itu jurnal predator, khususnya bagi dosen muda dan peneliti pemula.
Secara umum jurnal predator adalah jurnal internasional yang di dalam proses penerbitannya tidak didapati proses peninjauan ilmiah, sehingga tidak sesuai dengan prosedur penerbitan yang umum dan mengikuti aturan yang berlaku.
Jurnal adalah istilah yang digunakan untuk jasa yang melayani penerbitan artikel ilmiah di sebuah bidang keilmuan. Misalnya Jurnal Biologi, maka di jurnal tersebut hanya menerima artikel ilmiah di bidang keilmuan Biologi saja.
Setiap artikel yang diajukan ke editor nantinya akan diperiksa apakah memang layak diterbitkan ke dalam jurnal mereka atau tidak. Prosesnya panjang dengan tahapan demi tahapan yang memakan waktu lumayan di setiap tahapannya.
Misalnya untuk proses di meja editor, biasanya memakan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan. Belum lagi ketika artikel ilmiah tersebut kemudian masuk ke tahap peer review yang dimana terjadi proses pemeriksaan oleh ahli di bidang artikel tersebut.
Proses peer review bahkan diakui para dosen bisa berlangsung sampai 6 bulan, atau bahkan bisa lebih. Banyak faktor yang mempengaruhi panjang pendeknya durasi proses penerbitan artikel ke dalam jurnal ilmiah.
Saking lamanya, banyak dosen dan peneliti yang kemudian menjadi kurang sabar. Lalu mendadak menemukan penawaran penerbitan jurnal dalam kurun waktu 1 bulan misalnya. Siapa yang tidak tergoda?
Sayangnya, proses penerbitan yang tidak umum seperti ini rentan menjadi jeratan jurnal predator. Sehingga artikel ilmiah yang dikirimkan memang diterbitkan, hanya saja kualitasnya amburadul sehingga tidak bisa terindeks ke database bereputasi seperti Scopus. Bahkan bisa terkena banned.
Baca Juga:
Cara Mengetahui Jurnal Predator
Metode Artikel Jurnal Imrad – Non Imrad
Seorang dosen sekaligus peneliti tentu tidak rela jika karya dan buah pikirannya dalam penelitian kemudian tidak terbit semestinya. Sekaligus tidak bisa diklaim sebagai kinerja saat pelaporan BKD.
Mencegah hal tersebut, maka dosen dan para peneliti wajib paham apa itu jurnal predator dan update jurnal predator 2022. Supaya lebih mudah lagi untuk menghindari jurnal predator, berikut ciri-ciri umumnya:
Ciri-ciri jurnal predator yang pertama adalah memiliki peer review yang minim. Mulai dari jumlah reviewer yang terbatas bahkan tidak bisa dipertanggung jawabkan kredibilitasnya. Sampai proses yang berlangsung terlalu singkat.
Jurnal predator akan memangsa para pemilik artikel ilmiah agar menerbitkan artikelnya dengan biaya tinggi dan dengan kualitas rendah. Jadi, jika biaya penerbitan jurnal melebihi biaya umum ada baiknya curiga dan memeriksa riwayat publikasinya.
Berikutnya adalah dari editorial board yang mencurigakan, misalnya muncul nama-nama asing yang tidak bisa ditelusuri rekam jejaknya sebagai ahli di suatu bidang keilmuan.
Secara umum jurnal akan menerbitkan artikel berkala antara 1-2 artikel dalam kurun waktu 1 tahun. Hal ini terjadi karena memang proses editing sampai peer review bisa 6 bulan lebih. Jadi, jika penerbitannya terlalu sering besar kemungkinan jurnal tersebut adalah predator.
Demi mengelabui para penulis artikel ilmiah, jurnal predator menggunakan nama yang mirip dengan jurnal terpercaya. Sehingga dosen dan peneliti harus mengecek nama jurnal tersebut huruf demi huruf agar tidak tertipu.
Proses editing dan review yang singkat bahkan ditiadakan membuat kualitas artikel di jurnal menjadi rendah. Sehingga bisa ditemukan banyak kesalahan, seperti typo yang bertebaran di sepanjang artikel.
Ciri-ciri yang terakhir adalah isi jurnal tidak sesuai dengan scope atau cakupan bidang keilmuan. Bisa jadi isinya tidak hanya artikel di satu bidang keilmuan seperti jurnal pada umumnya.
Mengetahui seluruh daftar jurnal predator tentu penting sebagai upaya untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan dari praktek satu ini. Mengenai daftar terbarunya, para dosen bisa rutin mengunjungi situs-situs yang update jurnal predator secara berkala.
Berdasarkan laman PAK Kemdikbud, para dosen dapat mengunjungi situs Predatory Journals dan Beall’s List untuk mengetahui jurnal atau penerbit predator. Pengecekan perlu dilakukan oleh para dosen sebelum melakukan publikasi artikel agar angka kredit artikel dapat diakui saat pelaporan BKD.
Artikel Terkait:
Situs Pilihan untuk Download Jurnal Gratis
Cara Mengetahui Akreditasi Jurnal Nasional di Sinta
8 Perbedaan Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Mengenal Hijacked Journal, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Jurnal Predator
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…