Memahami dengan baik mengenai struktur jurnal sangat penting, sehingga bisa menyusun artikel dengan tepat dan sesuai standar yang berlaku. Struktur pada jurnal berbeda dengan struktur pada karya tulis ilmiah lain.
Oleh sebab itu, struktur ini perlu dipahami untuk menjadi acuan dalam penyusunan naskah. Ketika struktur ini tidak diikuti, maka artikel tersebut akan dinilai tidak memenuhi standar baku yang berlaku. Apabila tidak memenuhi standar, naskah artikel Anda bisa saja terancam tidak bisa cepat submit sehingga luaran penelitian Anda bisa terhambat.
Jadi, Anda wajib memahami bagaimana struktur jurnal dan bagaimana menyusun sesuai struktur tersebut menjadi hal pokok bagi para peneliti.
Sebelum membahas mengenai struktur jurnal, maka pahami dulu apa itu jurnal ilmiah. Jurnal adalah sebuah publikasi periodik dalam bentuk artikel yang diterbitkan secara berkala, dalam hal ini biasanya jurnal diterbitkan pada interval waktu tertentu seperti setiap 4 bulan atau setiap 1 tahun.
Jurnal secara sederhana bisa dipahami sebagai media publikasi untuk artikel ilmiah berisi hasil penelitian maupun studi literatur. Sama halnya dengan penerbit, yang menjadi media publikasi penulis naskah buku. Jurnal dikelola profesional sebuah perusahaan maupun organisasi.
Jurnal ilmiah kemudian terbagi menjadi dua jenis utama, yakni jurnal nasional dan jurnal internasional. Secara sederhana, jurnal nasional memiliki cakupan berskala nasional. Misalnya ditulis oleh penulis dan diakses pembaca dari satu negara saja.
Sementara untuk jurnal internasional, memiliki skala global. Dimana artikel di dalam jurnal tersebut disusun oleh penulis dari berbagai negara, minimal 2 negara berbeda. Editorial board jurnal juga minimal dari 4 negara berbeda. Sehingga pembacanya pun dari seluruh dunia.
Sebelum publikasi jurnal, pahami Angka Kredit Jurnal Nasional dan Internasional untuk Dosen
Supaya artikel yang disusun bisa diterima oleh editor sebuah jurnal, baik nasional maupun internasional, maka wajib disusun sesuai aturan yang berlaku. Salah satu aturan tersebut adalah struktur jurnal memenuhi ketentuan yang ada.
Struktur dimulai dari judul dan diakhiri dengan daftar pustaka. Pertanyaannya, bagaimana urutan bagian per bagian dari artikel pada jurnal tersebut? Berikut adalah rincian struktur artikel ilmiah untuk jurnal yang bisa Anda ikuti:
Bagian pertama dari struktur artikel ilmiah untuk jurnal adalah judul atau title. Bagian ini adalah yang pertama dan terletak di halaman pertama pula sehingga menjadi bagian yang pertama kali dilihat oleh pembaca jurnal.
Judul dalam artikel ilmiah untuk jurnal wajib memenuhi sejumlah aturan umum. Mulai dari menjelaskan isi dan fokus penelitian sampai dibuat menarik agar mampu mendorong minat baca seseorang yang membaca judul tersebut.
Judul kemudian juga harus dibuat ringkas tetapi jelas, sehingga tidak ada penambahan kata tidak perlu (boros kata). Judul kemudian juga harus mampu mencerminkan isi dari artikel ilmiah yang disusun.
Pelajari selengkapnya Tips Menulis Judul Artikel Ilmiah agar Lolos Jurnal Ilmiah Bereputasi.
Bagian kedua dari struktur jurnal secara umum adalah abstrak (abstract). Abstrak sendiri merupakan ringkasan singkat dari artikel yang merangkum tujuan, metode yang digunakan, temuan penting, dan juga kesimpulan.
Abstrak biasanya dibuat ringkas dengan jumlah kata tidak lebih dari 250 kata. Abstrak kemudian merangkum dari latar belakang pemilihan topik, metode, hasil penelitian, dan kesimpulan secara ringkas. Sehingga memberi gambaran isi artikel ilmiah.
Abstrak akan menguatkan judul, ketika judul dianggap menarik oleh pembaca maka mereka akan langsung fokus pada abstrak. Maka abstrak juga wajib disusun secara runtut, informatif, dan maknanya jelas sekaligus sejalan dengan judul artikel.
Pelajari selengkapnya Tata Cara Membuat Abstrak Jurnal yang Baik dan Benar
Dalam struktur jurnal pada bagian ketiga ada pendahuluan (introduction). Pendahuluan menjadi bab pertama di dalam artikel ilmiah setelah abstrak. Isinya sendiri berupa latar belakang penelitian, menggambarkan konteks, dan kepentingan topik yang diteliti.
Bab pendahuluan memberi kesempatan bagi peneliti (penulis) untuk menjelaskan latar belakang pemilihan topik kepada pembaca. Sekaligus memberi gambaran mengenai suatu fenomena yang menunjukan urgensi dari topik tersebut untuk diteliti.
Tak hanya itu, bagian ini pula yang membantu penulis menjelaskan mengenai manfaat sekaligus tujuan penelitian yang dilakukan. Sehingga pembaca mendapat gambaran lebih lengkap dari maksud penelitian tersebut.
Bagian keempat di dalam struktur jurnal ilmiah adalah metode penelitian. Sesuai dengan namanya, pada bagian ini penulis akan menjelaskan mengenai metode yang digunakan untuk pengambilan atau pengumpulan data.
Sehingga informasi di dalamnya mencakup rancangan penelitian, populasi atau sampel yang digunakan, instrumen atau teknik pengumpulan data, dan analisis statistik yang digunakan.
Bagian ini akan memberi penjelasan secara rinci. Sehingga pembaca bisa memahami apa saja teknik yang dipakai agar peneliti mendapatkan data yang dibutuhkan. Sekaligus menjelaskan kredibilitas data tersebut.
Bagian kelima di dalam struktur jurnal adalah hasil. Hasil pada artikel ilmiah akan menjelaskan atau memaparkan hasil penelitian yang dilakukan. Biasanya berbentuk data hasil pengamatan.
Penyajian data hasil penelitian ini sendiri bisa dilakukan dengan berbagai cara oleh penulis. Mulai dari disajikan dalam bentuk teks, kemudian disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau juga dengan gambar.
Hasil dari penelitian tidak hanya dipaparkan melainkan juga dijelaskan. Pada poin ini, penulis perlu memberi penjelasan secara objektif dan menggunakan analisis data yang sesuai sebagai dasar penjelasan tersebut.
Selanjutnya di dalam struktur jurnal ilmiah adalah bagian pembahasan. Pada bagian ini, penulis akan memberikan hasil pembahasan dari analisis hasil penelitian yang dipaparkan di bagian sebelumnya.
Pembahasan tersebut akan dikaitkan dengan literatur yang dirasa paling relevan sehingga lebih mudah dipahami pembaca dan menunjukan kredibilitasnya. Selain itu, isinya juga bisa berupa hasil menginterpretasikan hasil penelitian dan mengidentifikasi implikasinya.
Bagian ini juga bisa diisi dengan argumen dari peneliti itu sendiri sekaligus membandingkan hasil penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya. Pada pembahasan, diharapkan pembaca bisa memahami hasil penelitian yang didapatkan.
Iis dari struktur jurnal berikutnya adalah kesimpulan. Sesuai dengan namanya, bagian ini akan menjelaskan kesimpulan atau rangkuman dari seluruh kegiatan dan hasil penelitian yang didapatkan.
Secara umum, bagian ini berisi saran atau rekomendasi kemudian disusul dengan penjelasan mengenai implikasi dari temuan (hasil penelitian). Biasanya peneliti menyusunnya dalam bentuk poin-poin.
Namun, jika memang hanya berisi satu atau dua implikasi maupun rekomendasi maka akan disusun dalam bentuk teks. Pada bagian ini, penulis bisa menyarankan penggunaan temuan penelitian oleh siapa saja dan di bidang mana saja.
Bagian yang terakhir dalam seluruh struktur jurnal adalah daftar pustaka. Dalam bagian ini penulis wajib mencantumkan seluruh referensi yang digunakan untuk melakukan penelitian maupun penyusunan artikel ilmiah untuk jurnal.
Penyusunan daftar referensi ini kemudian mengikuti tata aturan dari gaya penulisan yang digunakan. Misalnya saat memakai MLA Style, maka susunan daftar pustaka akan mengikuti standar baku dari gaya tersebut.
Hal serupa juga berlaku untuk gaya penulisan daftar pustaka lainnya, entah itu APA Style Chicago Style, dan lain sebagainya. Biasanya setiap pengelola jurnal menetapkan gaya tersendiri dan peneliti cukup mengikuti ketentuan tersebut.
Sebagai informasi tambahan, artikel ilmiah yang disusun dan rencananya akan dipublikasikan ke jurnal mungkin perlu penambahan bagian tertentu. Sebab umumnya pihak pengelola jurnal memiliki format tersendiri.
Sehingga Anda perlu membaca ketentuan tersebut di website resmi pengelola jurnal atau membaca panduan jika disediakan. Sehingga seluruh struktur artikel sesuai dengan ketentuan dari pihak jurnal tersebut.
Baca artikel seputar format jurnal berikut:
Hal penting lain yang perlu dipahami berkaitan dengan struktur artikel untuk jurnal ilmiah adalah standar kelayakan. Jadi, setiap jurnal akan menerima artikel ilmiah yang dirasa sesuai dengan scope mereka serta memiliki kelayakan terbit yang baik.
Maka artikel yang disusun sudah seharusnya memenuhi standar kelayakan artikel untuk dipublikasikan sebuah jurnal. Apa saja standar kelayakan tersebut? Dikutip melalui laman resmi UIN Alauddin Makassar, berikut standar kelayakan yang dimaksud:
Kelayakan artikel ilmiah untuk diterbitkan yang pertama adalah kontribusi. Artinya, artikel ilmiah tersebut berisi kontribusi orisinal, valid, dan juga signifikan yang mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Suatu penelitian tentunya diharapkan memiliki kebaruan atau novelty yang memberikan hasil lebih baik dilihat dari banyak sisi. Sehingga tidak hanya mengulang penelitian yang sudah lewat dan tidak berkontribusi apapun dalam pengembangan iptek.
Tak hanya itu, kontribusi di dalam artikel ilmiah pada iptek juga sejalan dengan fokus bidang yang dipilih pengelola jurnal. Maka perlu submit artikel ke jurnal dengan fokus atau scope keilmuan yang sesuai agar dipandang layak untuk diterbitkan.
Kelayakan artikel ilmiah juga dilihat dari segi bahasa yang digunakan. Artinya, bahasa di dalam artikel ilmiah tersebut sesuai dengan kaidah kebahasaan dari bahasa yang digunakan.
Misalnya jika disusun dalam bahasa Indonesia adalah memakai ragam kata baku sesuai EYD. Jika Anda menyusun artikel untuk jurnal internasional maka bisa memakai bahasa selain bahasa Indonesia, dan wajib mengikuti kaidah yang ada.
Selain itu, dari segi kebahasaan juga mampu menjelaskan topik dan temuan penelitian dengan baik, jelas, ringkas, dan mudah dipahami. Sehingga tidak sekedar menulis ulang data hasil penelitian, melainkan bisa dijabarkan dengan bahasa yang baik agar mudah dimengerti.
Standar kelayakan yang ketiga dan yang terakhir adalah gaya selingkung sesuai dengan kebijakan pengelola jurnal. Gaya selingkung sendiri adalah tata tulis yang dibakukan oleh penerbit sebuah tulisan agar tulisan-tulisan yang dimuat memiliki kesamaan gaya (style).
Sehingga setiap pengelola jurnal memiliki kebijakan khusus atau tersendiri yang kadangkala berbeda dengan jurnal lainnya. Hal ini tentu perlu dipahami peneliti agar bisa menyusun artikel yang sesuai dan dianggap layak segera terbit oleh jurnal yang bersangkutan.
Menyusun artikel ilmiah yang nantinya akan di submit ke pengelola jurnal memang tidak bisa asal-asalan. Isinya harus mengikuti ketentuan yang ada, termasuk struktur jurnal secara umum. Jika dipenuhi maka peluang artikel diterima akan lebih tinggi.
Mau publikasi di jurnal terindeks Scopus? Jangan lewatkan
Apakah Anda pernah mengalami gagal submit karena naskah Anda tidak sesuai aturan? Lalu, apakah Anda bisa merevisi naksah Anda dan disubmit ulang? Yuk, bagikan pengalaman Anda di kolom komentar.
Jangan lupa share artikel ini ke rekan Anda agar naskah minim revisi dan cepat berstatus published. Selamat mencoba!
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…
Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…
Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…
Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…
Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…