Pengembangan karir dosen perlu disusun strateginya sejak awal meniti karir. Sebab, nyaris tidak ada seorangpun di dunia ini yang ingin karirnya stagnan. Alias tidak berkembang dan tidak pernah menduduki jabatan penting.
Dosen juga demikian, apalagi dosen memiliki jenjang karir baik secara fungsional maupun struktural. Mencoba menapaki jenjang karir menjadi hal penting karena tidak hanya bermanfaat untuk dosen itu sendiri. Namun bermanfaat untuk masyarakat dan institusi.
Hanya saja dalam prosesnya ternyata banyak lika-liku perlu dilewati dan ditaklukan. Ada ratusan ribu dosen yang datanya masuk ke PDDikti dan tidak semuanya punya kesempatan menjadi Guru Besar di penghujung karirnya.
Lalu, bagaimana agar karir dosen terus berkembang?
Pengembangan karir dosen menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan dengan serius oleh setiap dosen. Sebab karir dosen yang terus berkembang atau merangkak naik menjadi hal penting sekaligus memberi manfaat ke berbagai pihak.
Jadi, ada banyak alasan yang membuat dosen perlu mempersiapkan diri agar karir akademiknya terus berkembang. Misalnya:
Baca Juga:
Syarat Dosen Pembimbing Skripsi
Karir yang terus menanjak dari penjelasan di atas tentunya tidak hanya memberi rasa bangga pada dosen yang bersangkutan. Namun juga memberi kebanggaan pada institusi, masyarakat, bangsa, dan negara.
Hanya saja, pengembangan karir dosen ternyata tidak semudah mengucapkannya. Terbukti dari masih banyak dosen yang belum bisa menjadi Guru Besar. Bahkan di penghujung karirnya sebagai dosen.
Ada banyak kendala dihadapi oleh dosen, baik yang bersifat internal (faktor dari dalam) maupun faktor eksternal. Namun, untuk memperbesar peluang karir terus berkembang. Maka dosen bisa melakukan strategi berikut ini:
Strategi pertama dalam pengembangan karir dosen adalah meraih status dosen tetap. Hal ini bisa menjadi yang utama atau dijadikan prioritas dulu saat meniti karir sebagai dosen.
Dosen tetap adalah status tertinggi dari semua jenis dosen berdasarkan ikatan kerjanya. Menjadi dosen tetap membantu mendapatkan pengakuan, punya kesempatan ikut sertifikasi, dan mendapatkan NIDN.
Sehingga dirinya atau data diri dosen tersebut bisa masuk ke PD Dikti dan kemudian mengakses berbagai kesempatan akademik. Jadi, manfaatkan peluang menjadi dosen tetap dan berusaha agar bisa diangkat menjadi dosen tetap.
Jika status dosen tetap sudah didapatkan, maka pengembangan karir dosen selanjutnya adalah meraih sertifikasi dosen. Caranya, tentu saja dengan mengikuti sertifikasi dosen atau serdos yang setiap tahun digelar sampai 3 gelombang.
Saat ini, Serdos Smart memiliki persyaratan dan tahapan baru yang dikatakan lebih ringkas. Silahkan dipelajari, dipahami, diikuti, dan juga dipenuhi agar bisa ikut sertifikasi.
Jika dosen sudah mendapatkan sertifikasi profesi maka akan mendapatkan pengakuan sebagai dosen yang profesional secara nasional. Dosen tersebut akan memiliki pengakuan di PDDikti dan masyarakat luas.
Ditambah, bisa mendapatkan tunjangan profesi yang jumlahnya secara umum adalah satu kali gaji pokok. Kepemilikan sertifikasi membantu dosen mengakses lebih banyak kesempatan akademik dan karir bisa terus berkembang.
Jika diperhatikan, nyaris tidak ada dosen yang tidak kuliah sampai S3. Tidak hanya untuk mendapatkan gelar Doktor. Kuliah S3 juga menjadi bagian penting dari strategi pengembangan karir dosen. Kenapa?
Sebab dalam karir dosen, ijazah S3 merupakan syarat penting dan bahkan mutlak. Pertama, untuk bisa memangku jabatan fungsional sebagai Lektor Kepala. Kedua, untuk bisa memangku jabatan fungsional Guru Besar.
Ketiga, ijazah Doktor menunjukan dosen sudah ahli dalam bidang keilmuan yang diambil sejak kuliah S1. Hal ini merupakan modal penting agar dosen memiliki pemahaman sampai dalam dari bidang keilmuan tersebut.
Sehingga bisa memaparkan ilmu pengetahuan yang mendalam juga kepada mahasiswa maupun masyarakat. Misalnya pada saat melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sesuai isi Tri Dharma.
Pengembangan karir dosen tidak bisa dilepaskan dari proses pengembangan kompetensi yang dimiliki. Pada awal karir, calon dosen dituntut untuk menguasai tidak hanya satu melainkan empat kompetensi.
Tidak hanya sampai disitu saja. Setelah menjadi dosen dan menjalankan Tri Dharma, maka akan menemukan berbagai program pengembangan kompetensi. Dosen tentu perlu mengikuti program-program tersebut sampai tuntas.
Program biasanya dalam bentuk pelatihan, yang bisa diselenggarakan oleh kampus atau institusi. Bisa juga diselenggarakan pemerintah melalui Kemendikbud Ristek. Misalnya, pelatihan PEKERTI dan AA.
Lewat pengembangan kompetensi, diharapkan dosen bisa terus berkembang dan akrab dengan kegiatan pembelajaran. Sebab dosen sendiri memang kalangan pelajar yang terus belajar sampai masa pensiun.
Baca Juga:
Cara Menghitung Beban Kerja Dosen
Dosen Pengampu dan Kategori Dosen Lainnya
Dosen memiliki tanggung jawab untuk meraih jabatan fungsional tertinggi, yakni Guru Besar. Maka dalam strategi pengembangan karir dosen dijamin akan selalu mencantumkan tanggung jawab tersebut.
Jenjang karir dosen secara fungsional ada empat tingkatan dimulai dari Asisten Ahli, kemudian Lektor, Lektor Kepala, dan tertinggi adalah Guru Besar. Jabatan fungsional diraih dengan menorehkan prestasi akademik.
Baik dalam hal pendidikan, penelitian, pengabdian, maupun jumlah dari publikasi yang dilakukan dosen tersebut. Semakin tinggi jabatan fungsional yang dipegang maka semakin menunjukan dosen tersebut bertanggung jawab dan profesional.
Oleh sebab itu, dosen sudah harus mengurus jabatan fungsional sejak pertama kali meniti karir. Sehingga di penghujung karir akademiknya, dosen bisa memangku jabatan Guru Besar.
Profesi dosen tentunya tidak bisa dipisahkan dari yang namanya publikasi ilmiah. Baik dalam bentuk buku ilmiah, jurnal, maupun prosiding. Nyaris setiap harinya dosen berkutat dengan kegiatan menulis dan publikasi.
Semakin banyak publikasi dilakukan dosen maka semakin mudah mengurus kenaikan jabatan fungsional. Jika jabatan fungsional sudah menanjak naik, dosen berkesempatan mengisi jabatan struktural.
Sehingga pengembangan karir dosen tidak bisa dilepaskan dari kegiatan publikasi tersebut. Oleh sebab itu, dosen perlu disiplin menulis dan melakukan publikasi agar karir akademiknya terus berkembang.
Lewat enam strategi di atas, jika dijalankan oleh seorang dosen maka karirnya akan terus berkembang. Peluang menjadi Guru Besar semakin terbuka lebar. Mungkin pada prosesnya akan ada banyak batu sandungan.
Hal ini lumrah dan bisa menjadi motivasi untuk terus bergerak maju. Maka usahakan untuk tetap fokus dan selalu mencari upaya agar jenjang karir terus berkembang. Sehingga bisa sampai ke puncak karir dan bisa dikatakan sukses melakukan pengembangan karir dosen.
Artikel Terkait:
11 Cara Mengajar Dosen yang Baik
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…