Kegiatan penelitian diketahui menjadi salah satu kegiatan penting untuk terus dilakukan. Sebab dengan kegiatan inilah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa terus berkembang dan memberi manfaat besar bagi masyarakat di dunia.
Kegiatan penelitian di Indonesia dilakukan oleh para dosen, mahasiswa, dan peneliti dari berbagai lembaga penelitian. Mendukung kegiatan ini, pemerintah melalui berbagai lembaga dan kementerian memberikan dukungan lewat program pendanaan.
Salah satunya program pendanaan melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Memasuki minggu pertama di bulan Februari 2024, BRIN menggelar kegiatan launching Skema Pendanaan dan Fasilitas Riset dan Inovasi BRIN Tahun 2024.
Tahun ini, BRIN diketahui mengusulkan anggaran sebesar Rp699,4 miliar untuk pendanaan riset dan inovasi 2024. Dimana anggaran tersebut berasal dari dana abadi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan APBN.
Dana ini nantinya yang akan mendukung peluncuran seluruh skema pendanaan dan fasilitas riset dan inovasi BRIN tahun 2024. Dalam kegiatan launching tersebut Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN, Agus Haryono, mendorong para peneliti mengajukan proposal usulan.
“Untuk tahun ini kita sudah mengusulkan anggaran kepada LPDP, nilai anggarannya mendekati 700 miliar,” kata Agus Haryono saat menyampaikan sambutan dalam acara Launching Pendanaan Riset dan Inovasi 2024, di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Selasa (06/02).
Dalam sambutan tersebut, Agus juga menjelaskan bahwa untuk tahun ini seluruh skema pendanaan dari BRIN akan dibuka pendaftarannya sepanjang tahun. Artinya, setiap peneliti bebas menentukan kapan proposal usulan akan disubmit tanpa ada batasan waktu seperti tahun-tahun sebelumnya.
“BRIN akan membuka skema pendanaan yang berlaku sepanjang tahun, sehingga memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mengajukan proposal kapanpun mereka memiliki ide,” ungkap Agus.
Tak hanya itu, Agus juga menjelaskan bahwa skema pendanaan dan fasilitas riset dan inovasi BRIN tahun 2024 juga dikelola dengan konsep seperti pengelolaan jurnal ilmiah. Dimana proposal tidak lagi dinilai dan menentukan kelolosan.
Melainkan mengacu pada keputusan 3 reviewer yang diberi tugas melakukan review. Ketika 2 reviewer sudah menyetujui proposal tersebut, maka proposal dinyatakan lolos ke tahap seleksi berikutnya.
“Kita tidak akan memberi nilai pada proposal, tetapi apakah proposal tersebut diterima atau tidak oleh reviewer tersebut. Kita akan mengirim pada 3 reviewer, kita memberikan batasan lima hari kerja pada reviewer,” terangnya.
Batasan waktu untuk reviewer diberlakukan di tahun ini untuk mengoptimalkan proses seleksi proposal usulan yang sudah masuk. Pasalnya, belajar dari tahun-tahun sebelumnya. Adanya kemunduran jadwal pengumuman hasil seleksi sering disebabkan karena proses review yang tidak tepat waktu.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pendanaan Riset dan Inovasi BRIN Ajeng Arum Sari, kemudian menjelaskan sejumlah skema yang akan dibuka BRIN di tahun 2024 dan perbedaanya dengan skema di tahun-tahun sebelumnya.
Selain tidak ada batasan waktu untuk submit proposal usulan, skema pendanaan dan fasilitas riset dan inovasi BRIN tahun ini juga dilakukannya monev pada Kepala Lembaga atau Kepala Instansi pengusul bukan kepada tim maupun ketua pengusul.
Lebih lanjut, tahun ini juga akan dibuka setidaknya 8 skema pendanaan riset dari BRIN. Mencakup program Riset dan Inovasi Indonesia Maju (RIIM) Kompetisi Rp500 Miliar, RIIM Ekspedisi Rp 137,5 Milyar, RIIM Start-up Rp24,9 Miliar, RIIM Invitasi Rp30 Miliar, RIIM Kolaborasi Rp5 Miliar, Pengujian Produk Inovasi Kesehatan Rp2 Miliar, RIIM Pusat Kolaborasi Riset, dan RIIM Pengujian Produk Inovasi Pertanian.
Masing-masing skema pendanaan memiliki syarat dan ketentuan yang berbeda. Sehingga sebelum menyusun proposal usulan, diharapkan bisa memahami dulu ketentuan tersebut. Salah satunya untuk RIIM Kompetisi yang syarat pengusulnya adalah sebagai berikut:
Ajeng kemudian juga menjelaskan bahwa untuk masing-masing skema memiliki fokus bidang yang berbeda. Salah satunya untuk skema RIIM Kompetisi yang menerima semua bidang, kecuali yang sudah masuk ke skema pendanaan lainnya.
“Pendanaan RIIM kompetisi ini menerima semua bidang, baik dari science, engineering, sosial dan humaniora, tata kelola pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat. Kecuali bidang-bidang yang sudah masuk ke dalam tema di skema RIIM Ekspedisi atau RIIM Invitasi Strategis,” ungkap Ajeng.
Masing-masing skema pendanaan yang diluncurkan BRIN di tahun 2024 juga memiliki tujuan yang berbeda. Pada skema RIIM Kompetisi adalah pendanaan riset untuk mencari kebaruan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpotensi dikembangkan lebih lanjut.
Sedangkan untuk skema RIIM Ekspedisi, dijelaskan bahwa tujuannya adalah menghasilkan data dan/atau koleksi ilmiah dalam rangkaian penjelajahan dan penyelidikan lapangan secara ilmiah untuk mendapatkan rekaman data dan/ atau koleksi ilmiah.
Adapun tema yang dibuka pada RIIM Ekspedisi Gelombang Dua adalah Ekspedisi dan Eksplorasi Keragaman Masyarakat dan Budaya Indonesia.
“Tema ini mencakup ekspedisi dan eksplorasi terkait agama, etnisitas, seni, tradisi, pengetahuan lokal, bahasa, sastra, dan yang relevan,” jelasnya.
Dijelaskan pula oleh Ajeng bahwa untuk tahun ini, program atau skema pendanaan riset tidak hanya ditujukan untuk mendukung kegiatan para peneliti. Akan tetapi juga mendukung penyediaan pembiayaan untuk calon perusahaan start-up/rintisan berbasis hasil riset BRIN.
Yakni melalui salah satu skema yang ditawarkan, RIIM Start-Up. Oleh sebab itu, para perintis perusahaan start-up juga bisa berpartisipasi untuk mendapatkan sumber pembiayaan melalui program pendanaan riset di tahun ini.
Pada skema Produk Inovasi Pertanian dan Pengujian Produk Inovasi Kesehatan ditujukan untuk mendukung inovasi di bidang pertanian dan juga kesehatan. Skema RIIM Pengujian Produk Inovasi Pertanian merupakan program untuk pengujian produk inovasi pertanian, peternakan, dan perikanan
Sementara pada skema Pengujian Produk Inovasi Kesehatan merupakan skema pengujian dari BRIN sebagai penanggung jawab skema dan sponsor bersama industri pengusul untuk melakukan pelaksanaan pengujian praklinik atau uji klinik atas kandidat produk inovasi kesehatan yang akan diedarkan.
Skema RIIM Invitasi dijelaskan merupakan pendanaan yang diberikan kepada institusi atau lembaga riset baik pemerintah maupun nonpemerintah dengan tema yang ditentukan oleh penyelenggara RIIM Invitasi dan/atau usulan dari Kementerian/Lembaga/Badan Usaha.
Pada skema RIIM Kolaborasi, disini BRIN akan berperan sebagai platform kerja sama nasional dan global yang inklusif dan kolaboratif. Sehingga mendukung kegiatan riset kolaborasi baik antar peneliti di Indonesia maupun dengan peneliti dari negara lain.
Setiap pengusul bisa submit proposal usulan kapan saja, dan ketika submit maka proposal tersebut akan langsung dilakukan seleksi administrasi. Sehingga proposal yang masuk bisa segera diproses dan nasibnya menjadi lebih jelas.
“Kami tahun ini membukanya sepanjang tahun, setiap saat silahkan bapak ibu submit (proposal usulan). Mekanismenya seperti submit makalah di jurnal (ilmiah). Jadi, kami akan langsung melakukan seleksi administrasi,” Ajeng Arum Sari.
Tak hanya itu, tahun ini pihak BRIN juga akan memberikan feedback terhadap seluruh proposal yang ditolak. Usai mendapatkan feedback, pengusul bisa memperbaiki proposal tersebut dan kemudian mengajukannya kembali. Sehingga tidak harus menunggu program tahun berikutnya.
Jangan lewatkan: 8 Skema Pendanaan Risnov BRIN 2024, Dibuka Sepanjang Tahun!
Sejalan dengan diterbitkannya Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024, maka diterbitkan pula pedoman pelaksanaan berisi standar…
Mau upload publikasi tapi Google Scholar tidak bisa dibuka? Kondisi ini bisa dialami oleh pemilik…
Beberapa dosen memiliki kendala artikel tidak terdeteksi Google Scholar. Artinya, publikasi ilmiah dalam bentuk artikel…
Mau lanjut studi pascasarjana dengan beasiswa tetapi berat karena harus meninggalkan keluarga? Tak perlu khawatir,…
Anda sudah menjadi dosen harus melanjutkan S3? Jika Anda menargetkan beasiswa fully funded dan masih…
Melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi di luar negeri, semakin mudah dengan berbagai program beasiswa.…