Selain mengandalkan hibah dari Ditjen Dikti, para dosen juga bisa mengandalkan hibah hasil kerjasama pemerintah Indonesia dengan luar negeri. Kabar baiknya, program PHC-Nusantara tahun 2025 resmi dibuka pendaftarannya.
Seperti yang diketahui, program hibah bertajuk PHC Nusantara ini menjadi program hibah tahunan. Penyelenggaraannya bersumber dari kerjasama antara French Ministry for Europe and Foreign Affairs (Kementerian Eropa dan Urusan Luar Negeri) bersama Kemendikbudristek.
Bagi dosen di Indonesia yang berada di bawah naungan Kemendikbudristek dan memenuhi syarat menjadi penerima program, silakan ikut berpartisipasi. Jika lolos seleksi, Anda akan menerima hibah penelitian sampai Rp150 juta. Berikut informasi lengkapnya.
Program PHC Nusantara adalah program pendanaan riset kerjasama antara lembaga akademis dan penelitian yang dikelola atas kerjasama pemerintah negara Perancis dan Indonesia.
Pengelola dan penyelenggara program dari Perancis adalah French Ministry for Europe and Foreign Affairs (Kementerian Eropa dan Urusan Luar Negeri). Sementara itu, penyelenggara di Indonesia adalah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM).
Secara umum, pemerintah Perancis menyelenggarakan program ini untuk mendukung penelitian kolaborasi lintas dua negara. Selain ditujukan untuk para dosen, program ini juga ditujukan untuk para peneliti di lembaga penelitian.
Program ini lebih ditujukan untuk dosen di Indonesia, terutama dosen di bawah naungan Kemendikbudristekdikti. Program hibah ini bersifat kompetitif sehingga ada persyaratan yang harus dipenuhi para dosen yang berminat.
Program PHC Nusantara tahun 2025 akan memberikan hibah sebesar Rp150 juta per proposal yang lolos seleksi. Durasi penelitian di program ini berbeda-beda. Bagi peneliti dari Perancis, durasi maksimal 2 tahun.
Sementara itu, dosen dari Indonesia memiliki dua pilihan, yakni melalui BOPTN dengan durasi maksimal 3 tahun. Kedua, melalui SAME Mobility (kunjungan dosen ke Perancis) berdurasi 1-3 bulan untuk tahun pertama dan kedua penelitian.
Dalam program hibah ini, para dosen pengusul dari Indonesia harus membentuk tim penelitian. Tim penelitian bisa terdiri dari para dosen, baik dosen pemula maupun senior, bisa juga berisikan anggota dari kalangan mahasiswa S3 (Doktoral).
Tim peneliti yang dibentuk kemudian melakukan kerjasama dengan tim peneliti dari Perancis sehingga perlu ada komunikasi dari tim peneliti untuk menemukan tim peneliti asal Perancis yang potensial dijadikan mitra.
Baca Juga: 10 Cara Mendapatkan Dana Hibah Penelitian untuk Dosen
Besaran dana penelitian yang bisa diterima peserta mencapai Rp150 juta per proposal. Dana tersebut ditujukan khusus untuk kegiatan penelitian. Para peserta hibah dari Indonesia juga akan mendapatkan dana untuk mobilitas, yakni melalui ketentuan di program SAME Nusantara (mobility).
Program ini menyediakan sejumlah pendanaan yang memfasilitasi kunjungan peserta program ke Perancis. Baru kemudian kembali ke Indonesia setelah maksimal 3 bulan untuk melakukan penelitian yang diusulkan ke program PHC Nusantara atau sesuai ketentuan.
Mengutip dari buku panduan SAME Nusantara 2024, pendanaan untuk mobilitas dosen dikelola dan disediakan melalui anggaran LPDP. Terdapat 4 jenis biaya yang ditanggung. Dimulai dari biaya hidup, asuransi kesehatan, biaya visa, dan biaya transportasi. Berikut detailnya:
Sebagaimana program hibah pada umumnya, program PHC Nusantara 2025 juga menetapkan luaran wajib untuk dicapai. Namun, luaran dalam program ini diumumkan hanya ada satu, yakni publikasi ilmiah dalam jurnal internasional bereputasi dengan peringkat Q1, Q2, atau Q3.
Luaran ini ditujukan untuk dosen dari Indonesia yang menjadi penerima hibah. Dosen dan peneliti dari Perancis memiliki jenis luaran berbeda, yakni berupa laporan tertulis mengenai rincian biaya dan jalannya penelitian sampai hasilnya.
Sebagai informasi tambahan, luaran untuk dosen dari Indonesia harus dilaporkan sesuai ketentuan. Berikut detailnya:
Dua jenis laporan tersebut dikirimkan para dosen yang menjadi penerima hibah secara daring, yakni melalui BIMA dan Sumber Daya Dikti.
Saat menyusun proposal, pastikan Anda memasukkan poin kunci berikut ini
Program hibah PHC Nusantara 2025 ditujukan untuk para dosen di bawah naungan Kemendikbudristekdikti. Berikut syarat-syarat pendaftar program PHC-Nusantara tahun ini:
Sementara itu, syarat bagi dosen dan peneliti asal Perancis diatur berbeda. Sehingga, Anda bisa membaca buku panduan untuk mengecek apa saja persyaratan yang harus dipenuhi agar bisa mengikuti program hibah ini.
Adapun untuk bidang penelitian, program hibah ini terbuka untuk semua bidang keilmuan. Kecuali untuk penelitian di bidang pertahanan dan teknologi militer. Jika dosen ada di luar bidang tersebut, sudah tentu eligible untuk ikut serta dalam hibah ini.
Mau usulan Anda didanai? Buat proposal dan ikuti tips dan ciri-ciri proposal yang baik berikut agar lolos:
Bagi para dosen di Indonesia yang sudah memenuhi persyaratan di atas, silakan mulai membangun tim penelitian dan menyusun proposal usulan. Pengajuan proposal usulan menjadi tanda pendaftaran.
Berikut rincian jadwal pengajuan proposal Program PHC-Nusantara:
Jadwal yang disusun pihak penyelenggara bersifat tentatif atau sementara. Jadi, silakan pantau selalu jadwal karena memungkinkan ada perubahan jadwal.
Pendaftaran program PHC-Nusantara 2025 dilakukan daring. Tim peneliti dari Indonesia yang ingin mengusulkan proposal wajib terlebih dahulu menyampaikan pernyataan minat melalui tautan berikut http://ringkas.kemdikbud.go.id/EoIPHCNusantara2025.
Akses untuk mengunggah proposal di laman BIMA akan diberikan setelah pernyataan minat direview oleh DRTPM. Jadi, sebelum dosen mengajukan proposal usulan, silakan mengisi formulir pada tautan di atas.
Jika sudah direview oleh pihak DRTPM, dosen akan diberi akses di laman BIMA untuk mengajukan proposal. Pengisian minat ke program dibuka sejak 27 Agustus dan ditutup pada 17 September 2024 mendatang.
Informasi tambahan mengenai program PHC Nusantara 2025 bisa membaca buku panduan. Tak hanya itu, Anda bisa juga menghubungi kontak narahubung yang disediakan penyelenggara.
SAME Mobility Funding
Directorate of Resources Directorate General of Higher Education, Research and Technology
kompetensi.pendidik@kemdikbud.go.id
Nafiron Musfiqin Uddin, SE., MM. (Coordinator of Lecturers Competencies)
Research Grant
Directorate of Research, Technology and Community Services
Directorate General of Higher Education, Research and Technology
penelitian.drtpm@kemdikbud.go.id
Erlin Puspa Putri, S.Si., M. Sc. (Coordinator of Research)
Rian Afriana (Collaboration Research Staff)
Directorate of Academic for Vocational Higher Education
Directorate General of Vocational Higher Education
ppm.vokasi@kemdikbud.go.id
Dr. Adhi Indra Hermanu (Coordinator of research and community service for vocational higher education)
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…
Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…
Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…
Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…
Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…