Menjadi profesor termuda dunia memang menjadi prestasi yang sangat membanggakan dan diimpikan setiap tenaga pendidik di dunia. Kenapa? Sebab untuk bisa duduk di jabatan akademik Profesor atau Guru Besar memang tidaklah mudah.
Dosen berhadapan dengan banyak syarat administrasi yang tidak cukup hanya dipenuhi dalam kurun waktu satu tahun apalagi satu malam. Dosen juga dihadapkan dengan segudang aktivitas yang kadang kala membuat mereka merelakan jabatan akademik.
Namun, bagi para dosen muda yang masih menapaki karir sebagai dosen maka perlu berusaha untuk menjadi profesor di usia muda. Impian ini besar dan butuh banyak usaha, namun jika diusahakan dengan sepenuh hati maka bisa diwujudkan.
Terbukti dari sejumlah dosen yang meskipun masih berusia sangat muda sudah berhasil menjadi Profesor. Siapa saja sosoknya? Berikut informasinya.
Menjaga tenaga pendidik di satuan perguruan tinggi tidaklah mudah. Ada kewajiban menguasai materi sekaligus mampu menyampaikannya dengan baik kepada mahasiswa, sehingga proses transfer ilmu berjalan dengan baik.
Selain sibuk mengajar dan menjalankan tugas lain sesuai isi Tri Dharma. Dosen yang bertanggung jawab juga diharapkan fokus pada jenjang karirnya. Sehingga bisa mencapai posisi Guru Besar yang dikenal juga dengan istilah Profesor.
Mayoritas dosen yang menjadi Profesor sudah memasuki usia di atas 50 tahun dan beberapa baru sampai di posisi ini saat memasuki usia 60 tahunan. Padahal, setiap dosen memiliki kesempatan untuk meraih jabatan Profesor di usia lebih muda.
Terbukti dari sejumlah daftar nama Profesor termuda di dunia yang menorehkan sejarah penting di dunia pendidikan tinggi. Berikut pengisi daftar tersebut:
Profesor termuda di dunia yang pertama adalah Alia Sabur, namanya sangat terkenal karena selain menjadi Profesor di usia muda. Namanya juga tercatat masuk ke dalam buku Guinness Book of Record lantaran menjadi Profesor di usia 19 tahun.
Namanya kemudian mampu mengalahkan murid Newton, yakni Colin MacLaurin yang juga pernah menjadi Profesor di usia 20 tahunan. Namun, anak didik Newton ini memecahkan rekor 200 tahun yang lalu.
200 tahun kemudian, baru namanya tergeser oleh Alia Sabur yang berhasil lulus kuliah di usia belia. Sebab langsung loncat dari SD kelas 4 ke jenjang perguruan tinggi. Kelulusan Alia pun mendapat predikat summa cum laude.
Setelah berhasil memecahkan rekor, Alia kemudian memutuskan untuk menekuni profesi dosen. Saat ini, dirinya tercatat menjadi salah satu dosen Matematika di Universitas KonKuk, Seoul, Korea Selatan.
Daftar kedua dalam Profesor termuda dunia adalah Erik Demaine yang berasal dari Kanada. Erik sejak kecil dikenal sebagai pribadi yang cerdas, kecerdasannya sudah mulai terlihat sejak dirinya menginjak usia 7 tahun.
Berkat kecerdasannya pula, Erik berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi di usia 14 tahun. Setelah menginjak usia 20 tahun dirinya berhasil menjadi Profesor di Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Erik yang menyelesaikan pendidikan tinggi di Dalhousie University, Kanada dan setelah sebelumnya menjalani pendidikan jarak jauh. Sebab dirinya harus berpindah-pindah mengikuti sang ayah.
Meskipun menempuh pendidikan atau sekolah jarak jauh, ternyata tidak membuat Erik kesulitan untuk mengembangkan kecerdasannya. Hal ini terbukti dari kemampuannya menyelesaikan pendidikan tinggi di usia 14 tahun yang sekaligus menjadi lulusan termuda kala itu.
Kecerdasannya juga terbukti dari prestasinya yang mampu menjabat sebagai Profesor meskipun baru berusia kepala dua. Sosoknya kemudian bisa menjadi inspirasi para dosen di Indonesia dan dunia. Supaya bisa mengejar jabatan akademik tertinggi sejak awal merintis karir sebagai dosen.
Siapa sangka beberapa dosen asal Indonesia juga dikenal sebagai pengisi daftar Profesor termuda dunia. Salah satunya adalah Agung Pulung Sasmito yang merupakan dosen kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah.
Agung mengambil pendidikan tinggi S1 di Universitas Gadjah Mada (UGM) di tahun 2001 dan mengambil jurusan Teknik Fisika. Setelah lulus di tahun 2005, dirinya kemudian memutuskan untuk melanjutkan studi S2 di luar negeri.
Kemudian kuliah Magister di National University of Singapore (NUS) dan lulus di tahun 2011. Tidak hanya sampai disitu saja, Agung kemudian memutuskan mengambil studi S3 dan kemudian mengajar di McGill University.
Melalui McGill University juga, Agung kemudian berhasil menjadi dosen berprestasi. Sebab di usianya yang baru mencapai 32 tahun sudah berhasil menjadi Profesor. Namanya kemudian masuk ke dalam daftar Profesor termuda di dunia.
Baca Juga:
Tips Lolos Serdos Menggunakan SISTER Ala Ditjen Sumber Daya Iptek dan Dikti
Pengalaman Dosen Mengikuti Serdos Berkali-kali Akhirnya Lulus Juga
Yuk, Simak Cerita Dosen yang Lolos Serdos Berikut
Apa Saja Portofolio untuk Ajukan Serdos? Dosen Harus Tahu!
Ini Perbedaan Serdos NIDN dan NIDK
Dosen Muda, Yuk Kenali Kendala Serdos Sejak Dini
Satu lagi Profesor termuda dunia yang berasal dari Indonesia, yakni Nelson Tansu. Pria yang lahir di Medan ini menyelesaikan studi S1 di Applied Mathematics, Electrical Engineering and Physics (AMEP).
Pendidikan S1 berhasil diselesaikannya dalam kurun waktu 2 tahun 9 bulan saja. Kemudian dirinya melanjutkan studi jenjang S2 dan S3 dan memutuskan untuk mengajar menjadi dosen di University Bethlehem, Pennsylvania 18015, USA.
Di kampus ini juga, Nelson berhasil menjadi Profesor di usia muda yakni di usia 26 tahun. Prestasi ini memang menjadi suatu kebanggaan, selain dari itu namanya juga dikenal punya banyak hasil penelitian bergengsi.
Sampai saat in, Nelson diketahui punya 3 hasil penelitian yang sudah dipatenkan di Amerika Serikat (USA). Selain itu, dirinya juga menerima total ada 11 penghargaan di bidang Scientific Award di tingkat internasional.
Nelson juga sudah mempublikasikan sekitar 80 karya di jurnal internasional. Saat ini, selain sibuk mengajar Nelson juga sibuk mengisi sejumlah acara sebagai narasumber di berbagai seminar antar negara.
Melirik kembali daftar nama Profesor termuda dunia di atas tentu muncul keinginan untuk mengikuti jejaknya. Supaya bisa meraih jabatan Profesor di usia muda ternyata siapa saja berkesempatan untuk melakukannya. Berikut beberapa tips yang perlu dicoba:
Jika sudah memutuskan karir sebagai dosen maka harus paham tanggung jawab apa saja yang dimiliki. Tak hanya melaksanakan Tri Dharma, dosen juga bertanggung jawab memangku jabatan akademik. Maka menyadari hal ini sejak awal sangat penting agar bisa membagi konsentrasi antara pelaksanaan tugas dengan jenjang jabatan.
Dosen juga memiliki kewajiban aktif menulis dan melakukan publikasi yang kemudian menjadi syarat untuk naik jabatan akademik. Supaya bisa menjadi Profesor di usia muda maka dosen perlu mencintai kegiatan menulis tersebut.
Aktif melaksanakan penelitian juga termasuk syarat wajib naik jabatan akademik. Akan lebih baik jika dosen berusaha mencari kesempatan melakukan penelitian kolaborasi baik dengan dosen dalam negeri maupun luar negeri. Supaya bisa meningkatkan kualitas dan kemampuan riset.
Dosen yang ingin fokus ke jenjang karir juga perlu punya keterampilan administrasi yang baik. Sudah harus menyiapkan folder-folder khusus di laptop atau komputer berisi semua dokumen untuk mengurus kenaikan jabatan akademik.
Sebab proses paling lama dalam naik jabatan adalah proses internal dosen itu sendiri. Yakni bisa tidaknya menyerahkan seluruh persyaratan administrasi untuk naik jabatan. Maka perlu melakukan pengelolaan administrasi dokumen sejak awal karir sebagai dosen.
Jika ingin mengikuti jejak langkah empat Profesor termuda dunia di atas, maka tips-tips yang disampaikan bisa diterapkan. Terapkan sejak awal karir sebagai dosen agar bisa menyiapkan semuanya dengan baik sejak dini.
Artikel Terkait:
10 Provinsi dengan Guru Besar Terbanyak di Indonesia
Tips Agar Bisa Cepat Menjadi Profesor
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…
Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…
Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…
Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…
Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…