Metode pembelajaran problem based learning menjadi pembahasan hangat, apalagi menjadi bagian dari pelaksanaan kebijakan baru di dunia pendidikan Indonesia. Metode pembelajaran ini diharapkan Kemdikbud diterapkan di sekolah sampai perguruan tinggi.
Bagi beberapa tenaga pendidik, istilah yang mengarah ke metode pembelajaran menarik ini mungkin masih asing di telinga, Lantas, apa problem based learning itu? Bagaimana contoh penerapannya?
Daftar Isi
ToggleApa Itu Problem Based Learning?
Problem based learning merupakan metode pembelajaran yang menuntut para peserta didik (siswa dan mahasiswa) untuk aktif memanfaatkan berbagai kecerdasan dan keterampilan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Dalam bahasa Indonesia, problem based learning diartikan menjadi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Sesuai namanya, secara sederhana metode ini memberikan suatu masalah kepada peserta didik untuk kemudian diselesaikan dengan baik.
Sehingga melalui metode pembelajaran ini peserta didik akan terasah keterampilannya berpikir kritis, melakukan analisis, dan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah yang diberikan. Dalam prosesnya, berbagai keterampilan baik hardskill maupun softskill akan terasah.
Mau meenrapkan metide ini? Pahami lebih lanjut 6 sintak model problem based learning.
Kenali Problem Based Learning Menurut Ahli
Supaya lebih paham lagi definisi dari problem based learning ini, maka simak beberapa definisi yang dipaparkan sejumlah ahli berikut:
Duch
Duch menjelaskan bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
Sehingga PBL mengacu pada metode pembelajaran berkelompok. Pendidik akan mengarahkan peserta didik membentuk kelompok. Kemudian semua member dalam kelompok bekerjasama menyelesaikan suatu permasalahan.
Arends
Arends menyebut, PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
Gd. Gunantara
Sementara, Gd. Gunantara menjelaskan PBL sebagai suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada pembelajar dengan masalah-masalah praktis atau pembelajaran yang dimulai dengan pemberian masalah dan memiliki konteks dengan dunia nyata.
Sehingga masalah yang diberikan kepada peserta didik diutamakan masalah yang benar-benar terjadi di masyarakat. Hal ini akan membantu peserta didik memiliki solusi atas masalah nyata yang mungkin dihadapi orang sekitarnya.
Glazer
Glazer juga memberikan pendapatnya dalam mendefinisikan PBL, Menurutnya PBL adalah suatu strategi pengajaran di mana siswa secara aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata.
Shoimin
Terakhir adalah definisi dari Shoimin, dimana PBL dijelaskan sebagai menciptakan suasana belajar yang mengarah terhadap permasalahan sehari-hari. Sehingga diharapkan peserta didik siap dengan masalah nyata di kehidupan mereka.
PBL biasa dibandingkan dengan PjBL (Project Based Learning), ini penjelasan PjBL lebih lengkap:
- Sintak Project Based Learning dalam Pembelajaran
- 5 Perbedaan Problem Based Learning dan Project Based Learning
Karakteristik Problem Based Learning
Menurut Aris Shoimin, metode pembelajaran problem based learning memiliki beberapa karakteristik khas, yaitu:
1. Berpusat pada Peserta Didik
Karakteristik pertama adalah berpusat pada peserta didik. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, fokus utama adalah di peserta didik. Peserta didik diharapkan lebih aktif dalam belajar, bertanya, dan praktek langsung.
2. Fokus ke Masalah Autentik
Karakteristik PBL yang kedua adalah fokus ke masalah autentik atau masalah asli alias masalah nyata. Jadi, meskipun memberikan suatu masalah kepada peserta didik tentunya bukan masalah rekayasa melainkan masalah real di lapangan.
3. Peserta Didik Belajar Secara Mandiri
Problem based learning ketika diterapkan pada akhirnya peserta didik akan belajar secara mandiri, atau lebih banyak demikian. Kenapa? Sebab mereka fokus menyelesaikan masalah yang diberikan pendidik dan berpikir sendiri selama proses penyelesaian.
4. Pelaksanaan Berbasis Kelompok
PBL tidak bisa atau kurang tepat jika diterapkan dengan cara perorangan, idealnya dibentuk kelompok. Sehingga pendidik perlu membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok untuk kemudian menyelesaikan satu masalah bersama-sama.
5. Pendidik Berperan sebagai Fasilitator
Karakteristik yang terakhir dari PBL adalah pendidik hanya berperan sebagai fasilitator. Sehingga memberikan kisi-kisi dalam membantu peserta didik menyelesaikan masalah. Eksekusi seluruhnya dilakukan peserta didik itu sendiri.
Manfaat Penerapan Metode PBL
Menerapkan pembelajaran problem based learning kemudian memberikan banyak sekali manfaat, khususnya bagi peserta didik. Manfaat penerapan metode problem based learning diantaranya:
1. Mengembangkan Kemandirian Peserta Didik
Peserta didik yang fokus dalam menyelesaikan masalah di PBL kemudian akan aktif berpikir kreatif dan mencari solusi terbaik secara mandiri. Maka PBL bermanfaat meningkatkan kemandirian mereka dan siap terjun di masyarakat sebagai pribadi yang dewasa.
2. Mendorong Partisipasi Aktif di Kelas
PBL mampu mendorong peserta didik lebih aktif ketika belajar di dalam kelas maupun luar kelas karena mereka akan berusaha segera memecahkan masalah, mempresentasikannya, dan siap berdebat.
3. Mengembangkan Berbagai Keterampilan
Menyelesaikan suatu masalah tidak cukup hanya paham teori, melainkan bisa mempraktekannya langsung. Beberapa masalah membutuhkan alat bantu, maka banyak keterampilan bisa ikut terasah saat PBL diterapkan.
4. Mengembangkan Kemampuan Bekerjasama
Problem based learning berbasis kelompok, maka dalam prosesnya peserta didik akan belajar bagaimana bekerjasama. Kemampuan bekerjasama termasuk keterampilan mumpuni yang banyak dibutuhkan di dunia kerja.
5. Membentuk Penghargaan Intrinsik
Lewat metode PBL, maka penghargaan kepada prestasi peserta didik tidak hanya sekedar nilai akademik. Melainkan memberi penghargaan intrinsik. Misalnya puas berhasil menyelesaikan masalah, puas bisa mempresentasikan solusinya, dan lain-lain.
Mau mahasiswa Anda senang dengan kelas Anda? Ikuti tips mengajar berikut:
Ciri Khas Metode PBL
Jika membahas mengenai PBL maka akan membahas juga mengenai ciri khasnya, diantaranya:
- PBL dimulai dengan memberikan suatu masalah ke peserta didik.
- Masalah adalah masalah di dunia nyata dan berhubungan dengan peserta didik.
- Mengorganisasikan masalah di suatu bidang keilmuan.
- Peserta didik memiliki tanggung jawab maksimal membentuk proses pembelajaran.
- Peserta didik dibentuk menjadi kelompok.
- Peserta didik diwajibkan mempresentasikan solusi atas masalah yang diberikan pendidik.
Kelebihan dan Kekurangan Menerapkan Metode Ini
Sebagai salah satu metode pembelajaran yang dinilai lebih baik dari metode lawas, problem based learning ternyata punya kelebihan sekaligus kekeringan. Adapun kelebihan metode PBL adalah:
- Mendidik peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan terampil.
- Meningkatkan keaktifan peserta didik selama pembelajaran berlangsung.
- Peserta didik bisa terbiasa belajar dari sumber kredibel dan relevan dengan masalah.
- Pembelajaran menjadi kondusif karena peserta didik aktif belajar dan fokus menyelesaikan masalah yang diberikan pendidik.
Adapun kekurangan dari PBL sendiri juga tetap bisa ditemukan dan berikut adalah beberapa diantaranya:
- Tidak bisa diterapkan ke semua materi pembelajaran, sehingga sifatnya tertentu saja.
- Waktu pembelajaran menjadi panjang karena menyelesaikan masalah tidak bisa hanya satu atau dua jam.
- Jika peserta didik tidak terbiasa menyelesaikan masalah maka waktu pengerjaan lebih lama dan bahkan mungkin tidak mau mengerjakan.
- Jika jumlah peserta didik terlalu banyak maka pendidik bisa kesulitan melakukan koordinasi dan pembagian kelompok.
Contoh Penerapan yang Bisa Diikuti Dosen
Adapun salah satu contoh dari penerapan problem based learning adalah sebagai berikut dengan masalah “pencemaran udara”:
1. Penyajian masalah
- Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
- Guru membagikan artikel kepada setiap kelompok mengenai polusi udara dan dampak yang ditimbulkan akibat polusi udara secara eksplisit.
- Guru bertanya kepada siswa bagaimana cara menanggulangi dampak dari pencemaran udara.
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
- Dengan bantuan lembar kerja, guru/dosen membimbing siswa merumuskan masalah dan menyusun hipotesis
3. Membimbing penyelidikan kelompok
- Guru membimbing siswa melakukan investigasi sesuai petunjuk pada lembar kerja untuk membuktikan hipotesis.
- Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi dan berdiskusi untuk menjawab rumusan masalah.
4. Menyajikan hasil karya
- Siswa menyusun laporan sementara hasil investigasi dan pemecahan masalah.
- Siswa melakukan presentasi untuk mengemukakan hasil investigasi.
- Guru membimbing kegiatan tanya jawab
Problem based learning adalah metode pembelajaran yang menuntut para peserta didik (siswa dan mahasiswa) untuk aktif memanfaatkan berbagai kecerdasan dan keterampilan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Kelebihan problem based learning diantaranya (1) mendidik peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan terampil, (2) meningkatkan keaktifan peserta didik selama pembelajaran berlangsung, (3) membiasakan belajar dari sumber kredibel dan relevan dengan masalah.
Bingung menentukan metode pembelajaran selama kuliah? Berikut berbagai macam metode yang bisa Anda pertimbangkan.