Kalangan dosen tentunya akrab dengan jurnal Sinta dan jurnal Scopus, namun sudahkah mengetahui perbedaan jurnal Sinta dan jurnal Scopus tersebut? Keduanya pada dasarnya merupakan database untuk jurnal yang sudah terpublikasi.
Meskipun sama-sama database untuk jurnal ilmiah, keduanya tentu memiliki perbedaan. Namun, dosen di Indonesia bisa mempublikasikan jurnal ke salah satu atau keduanya. Saat ini dosen diminta untuk bisa mempublikasikan jurnal yang terindeks di Sinta dan Scopus.
Khususnya di Scopus, karena jika sudah terindeks di dalamnya maka otomatis sudah menjadi jurnal internasional. Masyarakat dunia bisa mengakses hasil penelitian dosen yang diterbitkan di dalamnya.
Jika selama ini masih kebingungan dan sedikit kesulitan untuk membedakan antara jurnal Sinta dan jurnal Scopus. Maka bisa menyimak penjelasan di bawah ini.
Sebelum mengetahui detail perbedaan jurnal Sinta dan jurnal Scopus ada baiknya mengenal kedua database ini satu per satu. Pertama adalah Sinta yang memiliki kepanjangan Science and Technology Index.
Sinta bisa dikatakan sebagai “Scopus ala Kemenristek Dikti” yang memiliki skema dan fitur sama sebagai database. Setiap jurnal ilmiah yang berkualitas akan terindeks atau masuk ke dalam database Sinta. Khususnya jurnal nasional terakreditasi.
Sinta dirilis oleh Kemenristek Dikti dengan kinerja utama menilai kinerja jurnal dengan memperhatikan standar akreditasi dan juga sitasi. Jurnal nasional yang sudah terakreditasi oleh ARJUNA (Akreditasi Jurnal Nasional) akan otomatis masuk ke Sinta.
Bagaimana agar jurnal nasional bisa mendapatkan akreditasi? Tentunya dengan memperhatikan beberapa aspek penilaian yang fokus utamanya pada kualitas. Seperti ada unsur kebaruan, bebas plagiarisme, dan lain sebagainya sesuai ketentuan ARJUNA.
Jadi, bagi kalangan akademik baik untuk mahasiswa maupun dosen yang membutuhkan referensi dalam bentuk jurnal nasional. Maka bisa masuk ke laman resmi Sinta, sebab disini semua jurnal yang masuk merupakan jurnal terakreditasi.
Oleh Kemenristek Dikti fitur di dalam Sinta sudah dibuat mirip bahkan nyaris sama persis seperti Scopus untuk tingkat jurnal nasional. Sehingga di dalamnya ada fitur Citation, Networking, Research dan Score.
Dosen yang memiliki kewajiban mempublikasikan artikel ilmiah dalam bentuk jurnal nasional maupun internasional. Kemudian harus berusaha keras memenuhi standar akreditasi pada jurnal agar bisa terindeks di Sinta.
Jika jurnal yang dibuat sudah masuk ke Sinta, maka otomatis akan memenuhi kriteria sebagai jurnal nasional terakreditasi. Sehingga bisa mendapatkan tambahan poin angka kredit atas keberhasilan tersebut.
Supaya lebih mudah memahami perbedaan jurnal Sinta dan jurnal Scopus, maka selain mengenal apa itu Sinta. Juga perlu mengenal apa itu Scopus. Scopus secara umum merupakan pangkalan data (database) pustaka yang sudah memenuhi standar dan reputasi di jurnal internasional.
Jika Sinta merupakan database atau pangkalan data pustaka untuk jurnal nasional terakreditasi. Maka Scopus merupakan database untuk jurnal internasional bereputasi. Reputasi jurnal internasional bisa dilihat dari kinerja peneliti, penulis, kinerja jurnal, dan lain-lain.
Scopus diketahui sebagai database yang dimiliki dan dikelola oleh Elsevier yang merupakan salah satu penerbit karya ilmiah terkemuka di dunia. Saat ini, Scopus diketahui memiliki total 22 ribu lebih jurnal ilmiah dari berbagai bidang dan merupakan jurnal internasional bereputasi.
Scopus kemudian bisa menjadi tujuan untuk mendapatkan referensi jurnal internasional dengan kualitas yang tinggi. Sehingga mahasiswa dan dosen yang butuh referensi berbentuk jurnal bisa meminta aksesnya ke bagian akademik atau operator di kampus.
Menariknya lagi, Scopus sudah menjadi standar publikasi jurnal bagi kalangan dosen di Indonesia. Dosen dengan tujuan meraih jabatan akademik tertentu diwajibkan mempublikasikan jurnal nasional bereputasi dan dibuktikan dengan terindeks ke Scopus.
Baca Juga:
Cara Mengetahui Jurnal Predator
Metode Artikel Jurnal Imrad – Non Imrad
Dari penjelasan di atas, maka bisa dipahami mengenai perbedaan jurnal Sinta dan jurnal Scopus. Apabila belum begitu jelas, maka bisa menyimak rangkuman di bawah ini:
Perbedaan yang pertama antara jurnal Sinta dengan jurnal Scopus adalah dari pengertiannya. Dimana jurnal Sinta secara garis besar adalah database jurnal-jurnal nasional yang sudah terakreditasi oleh ARJUNA.
Sementara jurnal Scopus merupakan database untuk jurnal internasional bereputasi. Dimana reputasi jurnal ini bisa dilihat dari kinerja jurnal dan kinerja beberapa aspek yang menyertainya. Seperti penulis, author, dan lain-lain.
Sehingga Sinta bisa dituju untuk membuktikan seorang dosen dan peneliti sudah menerbitkan jurnal nasional terakreditasi. Sementara Scopus bisa menjadi media untuk membuktikan dosen sudah mempublikasikan jurnal internasional bereputasi.
Jika ingin mencari referensi jurnal, maka Sinta bisa dituju untuk mendapatkan jurnal-jurnal nasional berkualitas. Sementara untuk memenuhi kebutuhan jurnal internasional berkualitas bisa ke Scopus.
Perbedaan yang kedua dari jurnal Sinta dan jurnal Scopus adalah pada cakupannya. Sebagaimana penjelasan di poin sebelumnya, Sinta mencakup jurnal bertaraf nasional.
Sehingga jurnal lokal dan jurnal-jurnal nasional yang belum terakreditasi tidak bisa masuk ke database ini. Perlu usaha lebih agar jurnal yang dipublikasikan bisa terakreditasi oleh ARJUNA sehingga bisa segera masuk ke Sinta.
Sementara cakupan jurnal Scopus tentu saja jurnal berskala internasional, itupun bukan sembarang internasional. Melainkan jurnal internasional yang sudah memenuhi sejumlah standar sehingga kualitasnya terjamin dan terbukti.
Istilahnya adalah jurnal internasional tersebut sudah bereputasi, sehingga jurnal yang sudah memenuhi kriteria ini baru akan masuk ke database Scopus. Sinta bisa menjadi tujuan untuk menemukan jurnal nasional sementara Scopus untuk jurnal internasional.
Perbedaan jurnal Sinta dan jurnal Scopus berikutnya adalah pada standar. Jadi, sebagai database yang merangkum jurnal dengan kualitas tinggi. Baik Sinta maupun Scopus tentu memiliki standar yang tinggi juga.
Selain jurnal yang dimuat di dalam Sinta dan Scopus, masih banyak jurnal yang belum terindeks di dalamnya. Penyebab utamanya adalah jurnal-jurnal tersebut belum memenuhi standar untuk masuk ke database mereka.
Pada Sinta, standar yang dipakai adalah hasil akreditasi dari ARJUNA dan juga sitasi. Artinya, jurnal nasional yang sudah mendapatkan akreditasi dari ARJUNA bisa masuk ke Sinta.
Kemudian, jurnal nasional yang sitasinya cukup banyak karena dijadikan rujukan atau referensi. Nantinya akan mempengaruhi nilainya di sistem Sinta. Jika sudah banyak dan ada akreditasi, maka otomatis masuk ke Sinta.
Sementara standar untuk Scopus adalah jurnal internasional yang memiliki standar dan reputasi tinggi. Reputasi tinggi ini juga dilihat dari sitasi dan kinerja jurnal internasional tersebut. Nantinya juga akan berhubungan dengan jumlah sitasinya.
Jurnal internasional yang sudah memenuhi standar kualitas dan juga punya reputasi tinggi. Berkesempatan untuk masuk ke database Scopus, dan menjadi destinasi kalangan akademik di dunia untuk mencari referensi jurnal internasional berkualitas.
Jurnal Sinta dan jurnal Scopus menjadi dua database yang familiar di telinga para mahasiswa dan dosen, tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Sebab disinilah setiap kalangan akademik bisa menemukan jurnal berkualitas tinggi.
Tentunya, ada perbedaan jurnal Sinta dan jurnal Scopus yang perlu dipahami. Sesuai penjelasan di atas, Sinta bisa dituju untuk mencari jurnal nasional. Sementara Scopus bisa dituju untuk mencari jurnal internasional berkualitas juga.
Artikel Terkait:
Situs Pilihan untuk Download Jurnal Gratis
Cara Mengetahui Akreditasi Jurnal Nasional di Sinta
8 Perbedaan Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Mengenal Hijacked Journal, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Jurnal Predator
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…