Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Penulis Pertama Jurnal: Peran, Angka Kredit, Cara Menentukan

Penulis Pertama Jurnal

Jika mencari referensi ilmiah dalam bentuk artikel di jurnal ilmiah, Anda akan mendapati penulis lebih dari satu orang. Penulis pertama jurnal tersebut adalah yang namanya dicantumkan paling pertama sebelum penulis lainnya. 

Dalam dunia kepenulisan dan publikasi ilmiah, posisi penulis pertama sering menjadi idaman dan impian. Banyak akademisi dan peneliti berusaha agar bisa menjadi penulis pertama dalam setiap artikel ilmiah yang disusun. 

Namun, menjadi penulis pertama tentunya tidak mudah. Hal ini terlihat dari kewajiban sebagai penulis pertama dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah. Lalu, seperti apa tata cara menentukan penulis pertama, kedua, dan seterusnya? Berikut informasinya.

Penulis Pertama Jurnal

Penulis pertama jurnal adalah penulis dengan kontribusi terbesar pada karya ilmiah. Dibandingkan dengan penulis kedua, ketiga, dan penulis korespondensi, kontribusinya paling besar. 

Kontribusi disini adalah dari apa yang dilakukan dan diberikan dalam penyusunan naskah artikel ilmiah. Sebagian besar isi dari artikel ilmiah tersebut adalah hasil buah pikiran penulis pertama. 

Tentunya tidak 100% merupakan hasil kerja keras penulis pertama, melainkan ada sekian persen kontribusi dari penulis lainnya. Sehingga, isi artikel ilmiah adalah hasil kerjasama dari semua penulis tanpa terkecuali. 

Penulis pertama jurnal akan dicantumkan paling pertama dari artikel ilmiah. Baru kemudian disusul oleh penulis kedua, ketiga, dan seterusnya. Dimana artikel ilmiah pada jurnal memang bila disusun oleh beberapa penulis. 

Penulis pertama dalam publikasi ilmiah menjadi impian banyak akademisi dan peneliti. Dikutip melalui American Journal Experts (AJE), penulis pertama berkesempatan mendapat tambahan sitasi ketika artikel yang diterbitkan dikutip. 

Tak hanya itu, penulis pertama yang diketahui memberi kontribusi paling besar biasanya yang dilirik oleh peneliti lain saat mencari mitra kolaborasi. Penulis pertama juga yang umumnya dicari pihak penyelenggara hibah penelitian dan pengabdian. 

Inilah alasan pada beberapa program hibah, misalnya hibah dari Kemdiktisaintek di Indonesia mensyaratkan ketua pengusul memiliki riwayat publikasi di jurnal sebagai penulis pertama sehingga menjadi penulis pertama memperbesar peluang meraih hibah. 

Baca informasi terkait first author bagi seorang ketua hibah melalui Penilaian Proposal Penelitian Hibah Dikti: Administratif & Substantif.

Nilai KUM untuk Penulis Pertama Angka Kredit Dosen

Dikutip melalui Kepmendiktisaintek Nomor 63 Tahun 2025, publikasi ilmiah di jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional adalah pelaksanaan kegiatan penelitian. Setelah melaksanakan tugas tersebut, dosen bisa mendapat tambahan poin angka kredit.

Kategori jurnal dan dengan kriteria tertentu memiliki nilai angka kredit yang berbeda-beda. Berikut rincian nilai KUM yang diperoleh dosen saat menjadi penulis artikel jurnal:

1. Jurnal Nasional 

Jenis dan Kriteria Jurnal Ilmiah Nilai Angka Kredit 
Jurnal Nasional terakreditasi Dikti25 poin 
Jurnal nasional terakreditasi peringkat 1 dan 2 25 poin 
Jurnal Nasional berbahasa Inggris atau bahasa resmi (PBB) terindeks pada basis data yang diakui Kemenristekdikti, contohnya: CABI atau Index Copernicus International (ICI).20 poin 
Jurnal nasional terakreditasi peringkat 3 dan 415 poin 
Jurnal Nasional (diluar kategori sebelumnya di atas) 10 poin 
Jurnal ilmiah yang ditulis dalam Bahasa Resmi PBB namun tidak memenuhi syarat-syarat sebagai jurnal ilmiah internasional10 poin 

2. Jurnal Internasional 

Jenis dan Kriteria Jurnal Ilmiah Nilai Angka Kredit 
Jurnal internasional bereputasi (terindeks pada database internasional bereputasi dan berfaktor dampak)40 poin 
Jurnal internasional terindeks pada basis data internasional bereputasi30 poin 
Jurnal internasional terindeks pada basis data internasional di luar kategori sebelumnya 20 poin 

Dalam penilaian angka kredit dosen untuk tujuan pemenuhan syarat pengajuan kenaikan jabatan fungsional, penilaian dari kegiatan publikasi ilmiah ke jurnal tidak bulat. Dalam artian, masih terbagi sesuai dengan jumlah penulis dan peran masing-masing penulis. 

Secara garis besar, penulis pertama jurnal akan mendapat angka kredit paling tinggi dibanding penulis korespondensi, penulis kedua, dan seterusnya. Sehingga, satu artikel ilmiah di jurnal internasional bereputasi sebesar 40 poin tidak lantas membuat 3 penulis masing-masing mendapat 40 poin tetapi ada pembagian dengan total akhir 40 poin

Lalu, berapa besaran angka kredit yang didapatkan dosen saat menjadi penulis pertama? Dikutip melalui Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit Jabatan Akademik Dosen yang diterbitkan Universitas Indonesia (UI), berikut besaran angka kredit dalam persentase: 

  1. Penulis Mandiri mendapat 100% nilai angka kredit publikasi di jurnal ilmiah. Penulis mandiri adalah penulis tunggal, jadi satu artikel ilmiah ditulis seorang diri tanpa penulis lainnya. 
  2. Penulis pertama jurnal mendapat 60% dari angka kredit publikasi di jurnal ilmiah. 
  3. Penulis kedua, ketiga, dan seterusnya mendapat 40% dari angka kredit publikasi di jurnal ilmiah. Nilai 40% disini adalah hasil pembagian sesuai jumlah penulis selain penulis pertama. Semakin banyak penulis maka semakin kecil poin angka kredit didapatkan. 

Supaya lebih mudah dipahami, Anda bisa memahami dari contoh kasus. Misalnya, ada 3 orang dosen menulis satu artikel ilmiah dan terbit di jurnal internasional bereputasi dan berdampak. Maka mendapat total angka kredit 40 poin. 

Berikut perhitungan angka kredit masing-masing dosen selaku penulis pertama, kedua, dan ketiga: 

  1. Penulis pertama 60%, maka 40 poin x 60% = 24 poin angka kredit. 
  2. Penulis kedua dan ketiga 40%, maka 40 poin x 40% dibagi 2(sesuai jumlah penulis yang ada dua dosen) = 8. Jadi, penulis kedua dan ketiga masing-masing mendapat angka kredit 8 poin. 

Sebagai informasi tambahan, penentu jumlah angka kredit dari publikasi di jurnal yang dilaporkan dalam BKD adalah hasil penilaian asesor. Dosen mungkin mengacu pada Kepmendiktisaintek Nomor 63 Tahun 2025 dan PO PAK terbitan terbaru. 

Jika dari hasil penilaian asesor misalnya tidak termasuk jurnal internasional bereputasi dan berdampak, melainkan jurnal internasional terindeks pada basis data internasional bereputasi, maka nilai angka kredit 30 poin bukan 40 poin. 

Selain itu, dalam penyusunan artikel ilmiah untuk publikasi jurnal, ada penulis korespondensi. Penulis korespondensi mendapat angka kredit yang besarannya sama dengan penulis pertama jurnal. Ketentuannya sebagai berikut: 

  • Penulis pertama sebagai penulis korespondensi mendapat 60%, 40% untuk penulis kedua, ketiga, dst. 
  • Penulis pertama maupun penulis korespondensi mendapat masing-masing 40%, 20% untuk penulis kedua, ketiga, dst. 
  • Artikel ditulis penulis pertama dan penulis korespondensi tanpa penulis pendamping masing-masing mendapat 50% angka kredit. 

Jika dosen menjadi penulis pertama sekaligus penulis pendamping, dosen tersebut mendapat angka kredit sebesar 60%. Jika ada penulis korespondensi khusus dan masih ada penulis lainnya, dosen tersebut mendapat 40% dari total angka kredit. 

Kondisi lain, jika artikel hanya ditulis oleh penulis utama dan penulis korespondensi. Maka masing-masing mendapat 50% dari total angka kredit yang disetujui oleh asesor dalam penilaian laporan BKD. 

Artikel terkait proses publikasi jurnal yang tak boleh Anda lewatkan:

Perbedaan Penulis Pertama dan Penulis Korespondensi

Melalui penjelasan di atas maka bisa dipahami bahwa besaran kontribusi antara penulis pertama jurnal dengan penulis korespondensi dianggap sama. Penulis korespondensi sendiri adalah penulis yang berkomunikasi dengan editor jurnal saat mengurus publikasi. 

Jadi, penulis yang akan submit artikel ilmiah dan berkomunikasi terkait revisi dan sebagainya dengan editor jurnal tujuan adalah penulis korespondensi. Perbedaan utama terletak pada bentuk kontribusi masing-masing penulis. 

Penulis pertama jurnal ilmiah akan berkontribusi langsung dalam penyusunan isi artikel ilmiah. Kontribusinya adalah yang paling besar dibanding penulis kedua, ketiga, dan seterusnya yang umumnya disebut penulis pendamping. 

Sementara pada penulis korespondensi, kontribusi yang diberikan adalah dalam proses publikasi ke jurnal ilmiah tujuan. Penulis korespondensi umumnya diisi oleh peneliti atau akademisi yang berpengalaman menerbitkan artikel di jurnal ilmiah. 

Perbedaan lainnya adalah dari tanggung jawab atau tugas masing-masing. Penulis pertama artikel ilmiah memiliki tugas melaksanakan kegiatan penelitian. Kemudian menyusun artikel ilmiah dengan kontribusi paling signifikan dibanding penulis pendamping. 

Sementara tugas penulis korespondensi adalah mengurus publikasi ilmiah ke jurnal. Mencakup submit artikel ke jurnal tujuan, melengkapi berkas administrasi submit artikel, proses revisi jika ada, dan melakukan komunikasi intens dengan editor jurnal tujuan. 

Sehingga penulis korespondensi memiliki kontribusi besar untuk memastikan artikel ilmiah yang ditulis penulis pertama dan penulis pendamping sukses dipublikasikan. Hal ini tentu menunjukan bahwa mengurus publikasi ke jurnal ilmiah memang tidak mudah sehingga ada penulis khusus yang mendapat tugas ini secara penuh. 

Artikel terkait korespondensi dalam istilah dosen:

Peran Penulis Pertama Jurnal 

Menjadi penulis pertama jurnal ilmiah tidak mudah. Hal ini berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab besar yang diemban oleh penulis pertama. Tidak heran jika nilai angka kredit yang didapatkan paling besar dibanding penulis pendamping. 

Lalu, apa saja peran atau tugas dan tanggung jawab dari penulis pertama artikel ilmiah? Berikut beberapa diantaranya: 

1. Pemilik Ide dan Rencana Penelitian 

Peran yang pertama dimiliki oleh penulis pertama artikel ilmiah adalah memiliki ide dan rencana penelitian sehingga peneliti yang menginisiasi pertama kali kegiatan penelitian adalah penulis pertama. 

Dalam kegiatan penelitian, ide penelitian biasanya dikemukakan oleh peneliti pertama. Biasanya akan menempati posisi sebagai ketua penelitian atau pemimpin karena ide penelitian dan susunan rencana kegiatan dimiliki peneliti tersebut. 

Jika hasil penelitian sudah didapatkan dan mengurus publikasi ke jurnal sebagai luaran, peneliti yang menginisiasi kegiatan penelitian ini telah memenuhi salah satu dari sekian peran penulis pertama. 

2. Melaksanakan Kegiatan Penelitian 

Peran yang kedua dari penulis pertama jurnal adalah melaksanakan kegiatan penelitian. Baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan dan publikasi sebagai pencapaian luaran penelitian. 

Penulis pertama akan terjun langsung dari proses pembentukan tim penelitian dan pembagian tugas, pengumpulan data penelitian, analisis data penelitian, sampai penarikan kesimpulan sebagai hasil penelitian yang dilakukan. 

Jika dalam penelitian, seorang penulis artikel ilmiah memiliki peran seperti ini. Maka tentunya sudah memenuhi salah satu dari beberapa peran penting sebagai penulis pertama. 

3. Menyusun Laporan Hasil Penelitian dan Artikel Ilmiah Jurnal 

Peran yang ketiga dari penulis pertama jurnal adalah menyusun laporan hasil penelitian. Disusul dengan menyusun manuskrip atau naskah artikel ilmiah yang akan diterbitkan ke jurnal ilmiah. 

Pada saat penulisan, tentunya akan bekerjasama dan berkoordinasi dengan penulis pendamping serta penulis korespondensi. Namun, penulis pertama memiliki kontribusi paling signifikan dalam penyusunan naskah artikel ilmiah. 

4. Menyunting Naskah Artikel Ilmiah 

Peran berikutnya yang dimiliki oleh penulis pertama adalah melakukan penyuntingan naskah artikel ilmiah. Setelah proses penyusunan naskah sudah selesai dilakukan, maka akan masuk proses editing dan penyuntingan. 

Secara umum, tugas ini akan diberikan kepada penulis pertama karena lebih memahami penelitian dan isi artikel karena yang menjadi pihak pemilik inisiasi kegiatan penelitian dan menjadi ketua tim penelitian itu sendiri. 

5. Membantu Menjawab Pertanyaan dan Revisi Artikel 

Peran selanjutnya yang dimiliki penulis pertama adalah membantu menjawab pertanyaan dari pihak pengelola jurnal. Ketika artikel sudah di submit ke jurnal tujuan dan ada beberapa pertanyaan dari editor, penulis pertama akan membantu menjawab pertanyaan dan memberi penjelasan sedetail dan sejelas mungkin. Kemudian, ketika artikel tersebut ada revisi sesuai hasil peer review. Maka, penulis pertama akan melakukan perbaikan. 

Jika seorang penulis memenuhi seluruh peran tersebut, seseorang tersebut berhak ditetapkan sebagai penulis pertama. Jadi, pada saat penulis hanya memberi satu atau beberapa peran di atas. Maka tentunya belum memenuhi kriteria menjadi penulis pertama. 

Cara Menentukan Penulis Pertama dalam Proses Menulis Jurnal Bersama

Dalam menentukan siapa yang akan menjadi penulis pertama, penulis korespondensi, dan penulis pendamping bisa dilihat dari besaran kontribusi dan peran masing-masing. Namun, pada aktual di lapangan, penentuan ini bisa memicu perselisihan. 

Alasan utamanya adalah karena posisi penulis pertama memang lebih prestisius dan lebih banyak menerima keuntungan. Seperti penjelasan sebelumnya, penulis pertama paling berhak memperoleh angka kredit terbesar. 

Selain itu, dampak jangka panjangnya penulis pertama bisa memenuhi berbagai syarat untuk mendapat hibah penelitian sampai syarat pengembangan karir. Misalnya pada dosen, salah satu syarat khusus naik jabatan fungsional adalah memiliki riwayat publikasi di jurnal sebagai penulis pertama. 

Jadi, untuk menghindari perselisihan dalam menentukan siapa penulis pertama jurnal. Maka berikut beberapa cara yang bisa dilakukan: 

1. Diskusi Secara Terbuka Sejak Awal Proyek 

Cara yang pertama adalah melakukan diskusi secara terbuka dengan seluruh tim penelitian dan penulis artikel jurnal. Diskusi ini dilakukan di awal proyek, sebelum penelitian dilakukan. 

Sehingga, ada pembahasan mengenai penentuan siapa penulis pertama sejak awal. Diskusi dikatakan terbuka ketika seluruh tim penelitian memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya agar tidak dimonopoli oleh satu orang saja. 

2. Pembagian Tugas Jelas Sejak Awal 

Dalam diskusi terbuka yang dilakukan, wajib menambahkan agenda pembagian tugas atau peran sejak awal. Dalam hal ini akan langsung diketahui penulis mana yang memberi kontribusi paling besar dan memenuhi kriteria menjadi penulis pertama. 

3. Gunakan Panduan Penyusunan Artikel Jurnal Ilmiah 

Cara yang ketiga adalah selalu memiliki acuan pada saat menentukan peran masing-masing tim peneliti dan penulis. Misalnya buku panduan penyusunan artikel ilmiah untuk diterbitkan di jurnal. 

Biasanya, setiap perguruan tinggi menerbitkan buku panduan tersebut. Salah satu pembahasan di dalamnya adalah bagaimana menentukan penulis pertama, korespondensi, dan pendamping. 

Serta apa saja peran yang harus dimiliki masing-masing penulis. Sehingga diskusi dengan acuan bisa menjaga objektivitas dan mencegah perdebatan. Jika mengacu pada pandangan pribadi, tentunya tidak bisa dijadikan dasar yang tepat. 

3. Dokumentasikan Kesepakatan 

Cara yang keempat adalah melakukan dokumentasi dari kesepakatan yang sudah disetujui seluruh tim penelitian dan penulis. Salah satunya adalah dengan membuat surat pernyataan dan ditandatangani semua tim sehingga ada hitam di atas putih. 

Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menentukan penulis pertama jurnal, penulis korespondensi, dan penulis pendamping tanpa ada konflik. Pada dasarnya, penentuan sejak awal proyek penelitian dan publikasi wajib dilakukan. Sehingga ada kesepakatan sejak awal dan tidak ada perselisihan.