5 Hal yang Menunjukan Pentingnya Roadmap Riset Terstruktur
Bukan sekedar menyusun, para dosen dan peneliti tentu memahami pentingnya roadmap riset yang terstruktur. Sebab menjadi panduan dalam menjalankan kegiatan riset yang akan dilakukan dalam jangka panjang.
Bagi dosen dan peneliti, kegiatan penelitian menjadi agenda rutin. Agenda ini sudah mulai dilaksanakan sejak awal meniti karir, dan nanti berakhir setelah memasuki usia pensiun. Membantu riset atau penelitian lebih terfokus dan mencapai hasil maksimal, maka roadmap perlu disusun secara rapi dan terstruktur. Berikut informasinya.
Jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, istilah roadmap adalah “peta panduan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peta panduan sendiri adalah rencana terperinci untuk mencapai tujuan tertentu.
Sementara definisi penelitian dalam KBBI adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.
Sehingga roadmap riset atau peta panduan penelitian adalah rencana terperinci untuk melakukan kegiatan penelitian dalam memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis.
Saking pentingnya roadmap riset yang terstruktur, maka biasanya disusun sistematis dalam kurun waktu beberapa dekade. Seorang dosen misalnya, akan menyusun roadmap riset dalam kurun waktu 20 tahun mendatang bahkan lebih.
Tentunya topik riset disesuaikan bidang keilmuan dan kepakaran dosen tersebut. Hal serupa juga dilakukan para peneliti di berbagai lembaga penelitian di Indonesia. Sebab dengan roadmap riset inilah, setiap dosen dan peneliti memiliki panduan yang jelas. Sehingga penelitian terfokus, terstruktur, dan hasil yang dicapai bisa maksimal.
Sebelum memahami pentingnya roadmap riset yang terstruktur. Tentu perlu dimulai dengan memahami manfaat dari roadmap riset tersebut. Secara umum, roadmap riset memiliki banyak manfaat dari dosen dan penelitian. Seperti:
Bagi dosen dan peneliti, kegiatan penelitian adalah agenda rutin. Tidak hanya sekali dua kali dilakukan. Namun akan rutin dilakukan selama masih menekuni profesi dosen dan peneliti.
Artinya, penelitian atau riset akan dilakukan dalam jangka panjang. Jika setiap tahun harus pusing menentukan topik yang diteliti. Maka dimudahkan dengan roadmap riset. Dimana bisa ditentukan dari awal karir dan menjadi arah penelitian untuk 10 tahun, 20 tahun, atau 30 tahun mendatang.
Manfaat roadmap riset berikutnya adalah membatu dosen dan peneliti mengetahui prioritas riset. Dalam riset atau penelitian, akan ada pilihan topik yang beragam. Menyusun roadmap membantu menentukan topik yang tepat. Yakni yang sesuai kepakaran, memiliki urgensi tinggi, dampak luas, dan sebagainya.
Selain itu, dalam kegiatan penelitian akan menjumpai banyak variabel di dalam satu topik penelitian. Roadmap riset membantu mendata semua variabel. Kemudian membantu menentukan variabel mana yang paling berpengaruh pada topik. Sehingga sangat membantu dalam menentukan prioritas diantara banyaknya pilihan.
Manfaat dari roadmap riset selanjutnya adalah membantu mengoptimalkan penggunaan dan pengaturan sumber daya riset. Dalam riset, tentu dibutuhkan berbagai sumber daya. Baik dalam bentuk pendanaan, tenaga manusia, peralatan riset di laboratorium maupun di lapangan, dll.
Dalam menyusun roadmap riset, dosen dan peneliti akan mengatur semua sumber daya. Berapa waktu penelitian dan mengatur jadwal dengan tepat, mengatur alokasi dana ke biaya-biaya paling penting, dan sebagainya dengan tepat. Sehingga tidak ada sumber daya yang terbuang dan bisa dimanfaatkan dengan optimal.
Manfaat berikutnya, roadmap riset membantu dalam memudahkan kolaborasi dalam riset tersebut. Ketika riset dilakukan maka akan ada kerjasama antar tim riset. Roadmap membantu mengatur dan membagi tugas agar sama-sama fokus di tujuan riset yang sudah ditetapkan.
Dalam roadmap riset, dosen dan peneliti sejak awal juga bisa menentukan pada topik tertentu butuh kolaborasi dengan pakar di bidang apa. Sehingga jauh-jauh hari sudah bisa mencari calon kolaborasi riset yang tepat. Kemudian saling bekerjasama untuk merealisasikan roadmap riset tersebut.
Pada saat menjalankan kegiatan riset, ada kemungkinan terjadi perubahan di lapangan. Sehingga tidak lagi sesuai dengan rencana riset yang ditetapkan di awal. Roadmap riset bermanfaat dalam mengubah strategi riset agar lebih relevan dengan kondisi aktual di lapangan.
Roadmap ini akan membantu dosen maupun peneliti mengambil keputusan dengan tepat. Sehingga riset tetap bisa berjalan, tetap fokus pada topik, dan mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Jika berubah, maka keputusan yang diambil adalah yang paling kecil resiko atau dampak negatifnya.
Ikuti juga kelas online Roadmap Riset Tembus Hibah & Luaran Kompetitif sebagai panduan strategis bagi Anda, cocok untuk riset yang berdaya saing dan berpeluang besar lolos hibah!
Penyusunan roadmap penelitian perlu dibuat ringkas, tapi jelas dan terstruktur. Dimulai dari pelaksanaan di tahun ini sampai 10 atau bahkan 30 tahun mendatang. Para dosen dan peneliti dibebaskan dalam menentukan durasi roadmap riset tersebut.
Namun, seberapa pentingnya roadmap riset yang terstruktur? Struktur yang runtut dan sesuai alur logika keilmuan sangat penting dalam roadmap riset. Berikut fungsinya:
Fungsi pertama kenapa roadmap riset harus terstruktur adalah mampu menjelaskan alur riset. Secara sederhana, roadmap ini berisi rencana penelitian dosen dan peneliti dalam jangka panjang. Maka alurnya harus logis sesuai logika keilmuan.
Roadmap riset yang terstruktur akan tersusun dengan alur yang jelas. Dimana alur tersebut sesuai dengan logika manusia dan logika keilmuan. MIsalnya, roadmap diawali dari penelitian dasar dan berlanjut ke penelitian terapan. Bukan sebaliknya. Jika dibalik, maka roadmap ini lebih susah direalisasikan.
Analoginya seperti ada rencana membantu anak bisa membaca. Namun, memberikan langsung buku cerita bukan diawali dari buku mengenal huruf alfabet, mengeja, dll. Jika dilakukan, maka kemampuan membaca si anak akan sulit berkembang karena alur belajar yang keliru.
Poin kedua yang menjadi pentingnya roadmap riset yang terstruktur adalah membantu menentukan luaran. Secara garis besar, penelitian terbagi menjadi 3 tingkatan. Yakni penelitian dasar, penelitian terapan, dan penelitian pengembangan.
Masing-masing memiliki jenis atau tingkat luaran berbeda. Misalnya oleh Kemdiktisaintek yang membagi ke dalam 9 TKT. Menentukan luaran sangat penting dari awal karena membantu menentukan tujuan riset agar lebih jelas.
Pada saat menyusun roadmap riset dan disusun terstruktur, maka memudahkan dalam menentukan alur riset. Kemudian memudahkan pula menentukan target luaran yang logis. Misalnya saat awal meniti karir merencanakan penelitian dasar dan dengan target luaran berupa publikasi ilmiah.
Belum berupa model maupun prototipe. Pada 2 tahun berikutnya, menargetkan penelitian terapan dengan luaran berupa model. Roadmap riset yang terstruktur akan memudahkan dalam menentukan target riset dengan benar, logis, sehingga mudah dicapai.
Pentingnya roadmap riset yang terstruktur juga untuk mencegah rencana riset tumpang tindih. Misalnya, menjumpai ada 2 topik atau lebih yang sama-sama menarik, sama-sama berdampak luas, dan punya persamaan lainnya.
Roadmap riset membantu dosen dan peneliti menentukan riset mana yang didahulukan. Dimana disesuaikan dengan arah perkembangan tren riset, pola perubahan di masyarakat atau industri, dan sebagainya.
Jika sudah ditentukan mana yang didahulukan dan diurutkan sesuai dengan hasil berbagai pertimbangan. Maka roadmap riset akan berisi rencana-rencana riset yang akan dijalankan dalam beberapa tahun atau dekade ke depan.
Pentingnya roadmap riset yang terstruktur juga untuk memudahkan proses evaluasi. Roadmap riset bisa jadi kurang relevan dan kurang tepat untuk tetap direalisasikan. Misalnya ada peristiwa besar yang mengubah tren riset dan publikasi ilmiah.
Sehingga peneliti atau dosen perlu melakukan penyesuaian dengan roadmap yang sudah disusun beberapa tahun sebelumnya. Hal ini memungkinkan roadmap lebih fleksibel agar riset yang dilakukan sesuai perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat, dan perkembangan teknologi.
Selain itu, selama berkarir sebagai dosen dan peneliti tentu semakin terampil dalam meneliti. Roadmap yang disusun di awal karir bisa jadi masih keliru. Kemudian bisa diperbaiki dan rencana riset di dalamnya lebih mudah direalisasikan.
Arti pentingnya roadmap riset yang terstruktur berikutnya adalah untuk kemudahan dalam merealisasikan rencana riset. Roadmap riset pada dasarnya berisi daftar rencana riset yang akan dijalankan dalam beberapa tahun kedepan.
Roadmap yang disusun ala kadarnya akan menyulitkan peneliti maupun dosen dalam merealisasikan isinya. Sehingga ada resiko rencana riset tersebut tidak pernah bisa direalisasikan atau diwujudkan.
Sebaliknya, saat roadmap riset disusun dengan baik, rapi, dan terstruktur. Maka lebih mudah dipahami, dievaluasi, disesuaikan, dan kemudian mudah untuk direalisasikan. Sebab peneliti dan dosen yang menyusunnya paham alur penelitiannya bagaimana.
Setelah memahami seberapa pentingnya roadmap riset yang terstruktur. Maka perlu mengetahui juga tata cara menyusun roadmap riset tersebut. Setidaknya akan ada 5 tahapan yang dilewati saat menyusun roadmap riset. Berikut penjelasannya:
Tahap atau langkah yang pertama dalam menyusun roadmap riset adalah menentukan topik riset itu sendiri. Topik menjadi yang pertama ditentukan, sebab menentukan seluruh isi rencana riset di dalam roadmap.
Menentukan topik penelitian bisa dimulai dengan mengetahui apa yang dikuasai. Kemudian, mencari tahu topik apa yang disukai. Selanjutnya, melakukan survei dan mencari informasi sebanyak mungkin mengenai masalah di tengah masyarakat berkaitan topik tersebut.
Jika ingin lebih mudah lagi, para dosen dan peneliti bisa melanjutkan topik penelitian dalam tugas akhir saat studi. Misalnya topik penelitian untuk skripsi maupun tesis. Kemudian dilanjutkan setelah menekuni profesi sebagai dosen atau peneliti di lembaga penelitian.
Baca juga artikel berikut yang berkaitan dengan penulisan jurnal:
Ikuti juga Kelas Ekslusif: Roadmap Riset Efektif bersama profesor untuk permudah Anda di setiap pengajuan jabatan fungsional!
Setiap riset tentu punya tujuan untuk dicapai. Bukan hanya mengandalkan topik kemudian menunggu takdir. Tujuan riset yang jelas membantu menentukan keseluruhan rencana riset tersebut.
Seperti penentuan metode risetnya, variabel risetnya, lokasi riset yang ideal, kebutuhan biayanya, berapa kira-kira durasi pelaksanaannya, dan detail lainnya. Sehingga tahap ketiga dalam menyusun roadmap riset adalah menentukan tujuan riset itu sendiri.
Secara umum, tujuan riset merupakan apa yang ingin dicapai dari kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Pencapaian disini bisa secara akademik, bisa juga secara praktis. Membantu menentukan tujuan riset, berikut beberapa contohnya:
Tahap berikutnya dalam menyusun roadmap riset yang terstruktur adalah menentukan metode riset yang digunakan. Sebab metode ini juga dicantumkan di dalam roadmap riset yang disusun.
Dalam menentukan metode riset, para dosen dan peneliti bisa menyesuaikan dengan tujuan riset yang ditetapkan sebelumnya. Sebab, tujuan ini akan mempengaruhi penentuan variabel dan jenis data dalam riset tersebut.
Secara garis besar metode riset ada 3. Yakni riset kualitatif, kuantitatif, dan campuran (mixed method). Berikut adalah contoh penentuan metode riset berdasarkan tujuan riset yang ditetapkan lebih dulu:
| Tujuan Riset | Metode Riset |
| Mengetahui pengaruh X terhadap Y | Kuantitatif (dengan instrumen penelitian eksperimen dan survei) |
| Memahami pengalaman pengguna suatu aplikasi | Kualitatif (dengan instrumen penelitian wawancara dan observasi) |
| Menilai efektivitas sistem baru | Campuran (studi kasus). |
Secara umum, apapun tujuan riset yang dimiliki sangat berpotensi menggunakan metode kualitatif maupun kuantitatif. Sehingga bisa mempertimbangkan aspek lainnya agar metode yang ditentukan benar-benar tepat.
Tahap keempat dalam menyusun roadmap riset yang terstruktur adalah menyusun timeline kegiatan riset. Artinya, tahap dimana dosen atau peneliti menyusun jadwal kegiatan riset dari kegiatan tahap awal sampai akhir.
Timeline ini perlu dicantumkan di dalam roadmap agar membantu mengetahui durasi rencana penelitian yang dibuat. Sekaligus mengatur tahap kegiatan dalam pengaturan jadwal atau timeline yang rapi dan benar.
Jika sering kesulitan dalam menyusun timeline kegiatan riset. Maka berikut contoh sederhana yang bisa diterapkan:
Tahap akhir dalam menyusun roadmap riset yang terstruktur adalah memvisualisasikan roadmap tersebut. Visualisasi pada roadmap riset akan membantu menyederhanakan roadmap. Sehingga enak dilihat, mudah dibaca, dan kemudian mudah dipahami.
Secara umum, para dosen dan peneliti menyusun roadmap riset dalam bentuk visual. Visualisasinya sendiri bisa dalam berbagai bentuk. Misalnya dalam bentuk tabel untuk visualisasi paling sederhana. Kemudian bisa juga memakai diagram alir.
Berikut adalah beberapa contoh visualisasi dari roadmap riset yang terstruktur dan bisa dijadikan inspirasi:
Manfaat lain jika roadmap riset divisualisasikan adalah lebih mudah diingat. Apalagi roadmap ini akan disusun dalam jangka waktu 10 tahun bahkan lebih. Jika roadmap dibuka 15 tahun mendatang, maka saat isinya teks saja bisa membuat pusing.
Sebaliknya, jika dibuat visualisasinya maka lebih mudah dipahami. Oleh sebab itu, roadmap riset yang disusun sangat dianjurkan untuk divisualisasi. Apalagi di beberapa dekade mendatang, Anda tentu tidak semuda saat pertama kali menyusun roadmap.
Supaya lebih mudah, visualisasi bisa menggunakan sejumlah platform desain visual. Misalnya dengan Canva, maupun platform lain yang mendukung dan dirasa mudah untuk digunakan.
Melalui 5 tahapan tersebut, maka bisa lebih mudah menyusun roadmap riset. Jika menjumpai beberapa topik menarik maka bisa disusun berdasarkan skala prioritas. Dimana memperhatikan arah tren penelitian maupun pertimbangan lainnya. Sehingga roadmap yang disusun lebih rapi, jelas, dan tentunya terstruktur.
Tahukah Anda, faktor apa saja yang mempengaruhi BKD atau pencapaian BKD? Dosen di Indonesia tentu…
Manfaat AI untuk proses pengajaran bisa dikatakan sangat beragam. Sehingga teknologi AI tersebut bisa dipertimbangkan…
Menyusun strategi untuk dapat menghasilkan luaran riset berkualitas menjadi kebutuhan para dosen dan peneliti. Sebab,…
Salah satu kunci dalam mengembangkan karir akademik dosen adalah memenuhi syarat kenaikan jabatan fungsional dosen.…
Menyusun strategi penulisan pada jurnal terindeks Scopus tentu menjadi agenda para dosen maupun peneliti. Sebab…
Salah satu referensi ilmiah yang kredibel selain jurnal adalah artikel ilmiah pada prosiding. Namun, sudahkah…