Pengembangan karir dosen menjadi hal penting untuk dilaksanakan oleh semua dosen di Indonesia. Sebab, dosen adalah profesi yang dipilih oleh yang bersangkutan dan mencoba fokus dengan jenjang karir adalah salah satu bentuk tanggung jawab. Jabatan akademik yang terus dikejar akan menunjukan profesionalitas dosen tersebut.
Hal ini berkaitan dengan pelaksanaan Tri Dharma Pendidikan Tinggi apakah memang sudah dilakukan secara kontinyu atau belum. Jika sudah dilakukan maka dosen tersebut sudah tentu akan memiliki jenjang jabatan akademik yang terus menanjak naik. Oleh sebab itu, mengejar karir adalah hal penting sekaligus wajib bagi dosen.
Daftar Isi
TogglePentingnya Mengembangkan Karir sebagai Dosen
Jika membahas mengenai profesi dosen maka tidak bisa dilepaskan dari yang namanya pengembangan karir dosen itu sendiri. Dibandingkan dengan profesi lain di dunia ini, profesi dosen memiliki kebutuhan dan kewajiban untuk fokus mengejar jenjang karir. Jka pada profesi lain tidak menjadi masalah selamanya berstatus sebagai karyawan dengan jabatan standar.
Maka sah saja dilakukan, dan hanya mereka yang fokus mengejar karir kemudian bisa berkembang menjadi kepala produksi atau supervisor, manajer, dan seterusnya. Meskipun hanya menjadi karyawan biasa, seseorang tidak perlu merasa khawatir. Sebab masih bisa memberi kontribusi besar kepada perusahaan tempatnya bekerja dengan fokus bekerja sebaik mungkin.
Namun, lain halnya dengan dosen yang selama proses merintis karir diwajibkan untuk mengejar jenjang karir tertinggi. Tujuannya beragam, yakni bisa untuk tujuan pribadi misalnya ingin mendapatkan kenaikan prestise maupun kenaikan gaji dari tambahan tunjangan jabatan.
Bisa juga sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada institusi pendidikan tempat dosen tersebut mengajar. Sebab institusi pendidikan membutuhkan dosen yang aktif dan produktif dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Semakin aktif maka semakin mudah bagi dosen untuk memegang jabatan akademik tertinggi di usia yang relatif masih muda.
Semakin banyak dosen yang memangku jabatan akademik tinggi, salah satunya adalah Guru Besar. Maka semakin menunjukan kualitas pendidikan di institusi tersebut memang bagus karena bisa memiliki SDM (dosen) dengan kualitas yang bagus juga. Institusi pendidikan yang bisa memiliki SDM berkualitas berkesempatan mendapat nilai akreditasi yang bagus.
Dosen yang memangku jabatan akademik dipastikan fokus melaksanakan Tri Dharma. Sekaligus memberi kontribusi yang besar untuk mengembangkan kualitas pendidikan di Indonesia. Lewat prestasi yang berhasil ditorehkan dosen tersebut selama meniti karir sebagai dosen.
Baca Juga:
Syarat Dosen Pembimbing Skripsi
Manfaat Dosen yang Fokus ke Jenjang Karir
Dari penjelasan tentang pengembangan karir dosen di atas tentu dapat disimpulkan bahwa jenjang karir bagi seorang dosen adalah hal penting dan wajib untuk diraih. Manfaatnya banyak dan dirasakan oleh semua pihak, dan berikut detailnya:
1. Meningkatkan Kualitas Dosen
Fokus mengejar pengembangan karir dosen memberi manfaat yang cukup banyak, dan salah satunya adalah meningkatkan kualitas dosen. Dikatakan demikian karena untuk bisa naik jabatan dari Asisten Ahli ke Lektor dan seterusnya. Dibutuhkan komitmen untuk melaksanakan Tri Dharma beserta tugas penunjang (tambahan).
Ada sejumlah syarat yang perlu dipenuhi dosen untuk terus mengembangkan karirnya di dunia akademik. Misalnya, harus punya sertifikasi dosen yang hanya bisa diraih jika aktif melaksanakan Tri Dharma. Lewat sertifikasi, dosen akan diuji kemampuannya dalam menguasai keterampilan pedagogik.
Sehingga, dosen yang ingin terus meningkatkan jenjang karirnya perlu fokus mencetak prestasi akademik. Yakni yang sesuai dengan isi Tri Dharma tadi dan memang prosesnya tidak mudah. Apabila sukses menjadi Guru Besar maka sudah menandakan dosen tersebut punya ilmu, wawasan, dan sebagainya yang mumpuni.
2. Meningkatkan Kesejahteraan Dosen
Manfaat berikutnya dari pengembangan karir dosen adalah membantu meningkatkan kesejahteraan dosen itu sendiri. Faktor kesejahteraan ini kadang menjadi motivasi utama para dosen gencar mengejar jenjang karirnya. Tidak masalah memang, karena pada akhirnya tujuan pendidikan nasional tetap tercapai.
Sebab dosen baru bisa memangku jabatan akademik tinggi setelah menorehkan banyak prestasi sesuai pelaksanaan Tri Dharma. Semua aktivitas pelaksanaan Tri Dharma adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tadi. Sehingga, adanya tunjangan dan kenaikan gaji dosen merupakan bentuk apresiasi.
Yakni apresiasi yang diberikan oleh pemerintah melalui kementerian terkait untuk memberi penghargaan atas kerja keras dosen dalam membantu mencapai tujuan pendidikan tersebut.
Jadi, untuk para dosen muda yang saat ini merasa gaji yang diterima kecil sebaiknya fokus meraih jenjang karir agar ada lebih banyak tunjangan bisa diterima. Kondisi finansial pun akan membaik seiring naiknya jabatan akademik yang dipegang.
3. Mempercepat Pencapaian Tujuan Pendidikan
Seperti yang disampaikan sekilas sebelumnya, dosen yang fokus meraih jenjang karir akademik ikut berkontribusi dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional ini sendiri adalah mencetak generasi penerus bangsa yang mampu menjawab tantangan di berbagai bidang.
Supaya tujuan ini tercapai, maka mutu SDM di pendidikan tinggi harus terus ditingkatkan dan dikembangkan. Maka profesi dosen mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah untuk terus mendapatkan pengembangan diri dan kualitas diri. Bisa melalui proses sertifikasi, pelatihan AA dan PEKERTI, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah menjadi SDM berkualitas yang siap mencetak generasi berkualitas juga.
Semua bukti dosen sudah memiliki kemampuan atau kompetensi sebagai dosen akan menjadi tiket bagi dosen untuk naik jabatan akademik. Misalnya saja, ingin naik jabatan dari Asisten Ahli ke Lektor tidak cukup hanya mengumpulkan angka kredit. Dosen juga wajib sudah punya sertifikasi dosen. Begitu seterusnya sampai jenjang karir tertinggi.
4. Meningkatkan Mutu Perguruan Tinggi
Manfaat berikutnya dari upaya pengembangan karir dosen adalah membantu meningkatkan mutu perguruan tinggi tempat dosen tersebut mengajar. Baik mengajar di kampus yang statusnya sebagai home base maupun sebagai dosen tamu di kampus lainnya.
Dosen dalam meraih jabatan akademik tertinggi perlu memenuhi sejumlah syarat sebagaimana yang sudah disampaikan di awal. Syarat-syarat ini berkenaan dengan kemampuan dosen dalam menunjukan kompetensi dan juga keahliannya di suatu bidang secara mendalam.
Jika sudah berhasil dibuktikan, maka bisa naik jabatan akademik dan diketahui sebagai dosen dengan kualitas yang tinggi. Jika dosen sebagai tenaga pendidik sudah dijamin berkualitas maka bisa dengan mudah menyampaikan ilmu berkualitas kepada mahasiswa. Mahasiswa pun bisa menjadi lulusan pendidikan tinggi yang berkualitas juga.
5. Menyehatkan Iklim Kerja di Institusi
Dosen yang fokus dalam meraih pengembangan karir dosen juga ikut membangun iklim kerja yang sehat di kampus atau institusi pendidikan tempatnya mengajar. Sebab kedisiplinannya dalam menorehkan berbagai prestasi akademik maupun non akademik membantu memberi motivasi bagi dosen lainnya.
Semakin banyak dosen yang fokus menorehkan prestasi maka semakin banyak yang mengisi jabatan akademik tinggi. Sebuah institusi pendidikan pun bisa memiliki SDM unggul dan berkualitas. Kemudian mampu mencetak lebih banyak alumni dengan kualitas tinggi juga.
6. Memperluas Jaringan Dosen
Mencoba terus meningkatkan jenjang karir selama mengajar juga membantu dosen untuk memperluas jaringan yang dimiliki. Jaringan ini penting untuk membantu dosen dalam melakukan banyak hal. Misalnya saja mendapatkan informasi terkini mengenai program dari pemerintah khusus dosen, seperti program beasiswa, penelitian kolaborasi, dan lain-lain.
Lewat jaringan dosen yang terbentuk selama mengembangkan karir juga membantu dosen untuk terus memperluas wawasan dan intinya mampu mengembangkan diri dengan baik. Sebab akan bertemu dengan dosen lain yang lebih senior yang prestasinya lebih mumpuni.
Maka bisa saling berbagi tips dan pengalaman bagaimana meraih prestasi-prestasi tersebut yang nantinya membantu menaikan jenjang karir. Dosen yang fokus mengembangkan karirnya dijamin akan aktif bertanya dan mencari informasi sebanyak mungkin. Sehingga jaringan yang luas terbentuk dengan sendirinya dan karir pun terus menanjak seiring berjalannya waktu.
Baca Juga:
Cara Menghitung Beban Kerja Dosen
Dosen Pengampu dan Kategori Dosen Lainnya
Strategi Pengembangan Karir Dosen
Banyaknya manfaat yang bisa diraih jika fokus dalam pengembangan karir dosen. Tentunya memberi motivasi bagi para dosen untuk selalu semangat dalam mengejar karirnya. Jika sukses dalam meniti karir dijamin akan merasa puas dan juga bangga. Sekaligus mampu menjadi dosen yang memberi manfaat seluas-luasnya.
Meskipun sudah banyak dosen yang meraih jabatan akademik tertinggi yakni sebagai Guru Besar. Namun, tetap saja jumlah dosen yang belum meraihnya juga tidak bisa dikatakan sedikit. Inilah alasan kenapa pemerintah dan juga pihak internal setiap perguruan tinggi di Indonesia sering melakukan sosialisasi terkait hal ini.
Banyak dosen yang merasa tidak perlu mengembangkan karir karena merasa prosesnya terlalu sulit. Sehingga memutuskan untuk berhenti di tengah jalan. Lalu, apakah memang sesulit itu? Tentunya, tidak ada kesulitan yang tidak bisa dilewati dan diatasi. Membantu meraih jenjang karir setinggi mungkin di dunia dosen, maka bisa melakukan strategi berikut:
1. Aktif Bertanya
Strategi yang pertama untuk sukses dalam pengembangan karir dosen adalah aktif bertanya. Kepada siapa? Tentunya kepada semua pihak yang memang masih di dalam ruang lingkup profesi dosen. Bisa ke rekan sejawat yang juga sama-sama menekuni profesi dosen, bisa ke tim PAK di kampus, dan lain-lain.
Dosen muda adalah dosen yang paling sering bermasalah dalam jenjang karirnya karena bisa jadi bingung harus mulai darimana dan melakukan apa. Maka, dosen muda sebaiknya fokus dan mempelajari tentang kepangkatan di dunia akademik. Setelah dipelajari, dijamin paham betul syaratnya apa saja dan prosesnya harus bagaimana dulu.
Jika bingung, maka perlu bertanya pada ahlinya bisa kepada dosen lain yang lebih senior. Bisa juga rutin berkonsultasi dengan Tim PAK di kampus tempat mengajar, sehingga bisa tahu bagaimana memulai langkah mengejar karir. Selain itu, juga penting untuk aktif bertanya ke Tim PAK terkait jumlah angka kredit yang dikumpulkan.
Sebab bisa jadi sebagai dosen muda ada sejumlah tugas yang sudah dimasukan atau dilaporkan ke BKD. Namun ternyata tugas tersebut tidak bisa dihitung sebagai BKD. Oleh sebab itu perlu rajin bertanya dan konsultasi untuk meminimalkan kesalahan semacam ini.
2. Konsentrasi Mengumpulkan Angka Kredit Dosen
Strategi pengembangan karir dosen berikutnya adalah konsentrasi dalam mengumpulkan angka kredit dosen. Angka kredit dosen atau kum merupakan faktor kunci untuk naik jabatan akademik. Sebab dari Asisten Ahli yang punya kum minimal 150 harus punya kum mencapai 550 untuk naik menjadi Lektor.
Lalu, apa saja upaya yang perlu dilakukan dosen untuk mengumpulkan angka kredit sebanyak mungkin dan secepatnya? Tentunya dengan melihat tugas pokok dan tugas penunjang mana saja yang harus dilaksanakan. Sesuai dengan Tri Dharma dan aturan yang berlaku terkait tugas penunjang.
Dosen muda biasanya masih bingung membedakan mana tugas yang diakui sebagai BKD dan mana yang belum. Maka harus aktif bertanya sesuai strategi pertama yang dibahas sebelumnya. Sebab ada banyak tugas yang perlu dilaksanakan dosen untuk memenuhi batas minimal angka kredit dosen tadi.
Misalnya saja dengan aktif menulis dan melakukan publikasi, terutama untuk jurnal ilmiah yang berisi artikel hasil penelitian dosen. Publikasi jurnal ilmiah memberi kontribusi besar terhadap kenaikan angka kredit dosen. Namun, sebaiknya juga fokus mengerjakan tugas lainnya karena naik jabatan tidak bisa hanya fokus menulis lalu mengabaikan tugas lainnya.
Kuncinya adalah mengikuti ketetapan tugas-tugas dosen, mulai dari yang pokok sesuai Tri Dharma. Yakni mengajar, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat. Baru kemudian terus ke tugas penunjang yang sudah ditetapkan. Jika terus dilakukan maka tanpa sadar kum sudah cukup untuk bisa mengajukan kenaikan jabatan.
3. Cermat dalam Memanajemen Waktu
Strategi berikutnya adalah cermat dalam manajemen waktu atau mengatur waktu. Dosen tetaplah manusia biasa yang dalam sehari memiliki waktu 24 jam, dan tentunya tidak bisa dipakai untuk fokus mengejar kenaikan angka kredit dosen. Tetap harus melakukan aktivitas lain seperti istirahat, makan, olahraga, dan lain sebagainya.
Dosen yang memiliki pekerjaan sangat berlimpah ruah sering dihadapkan dengan minimnya waktu luang. Tidak sedikit dosen harus begadang sampai dini hari, dan membiasakan diri tidur dengan durasi yang sangat pendek. Sebab, tugas dosen sesuai Tri Dharma banyak yang tidak bisa diselesaikan di waktu normal orang bekerja.
Dosen di siang hari harus aktif mengajar, sepulang mengajar tidak lantas bisa santai mengoreksi tugas dan ujian mahasiswa. Masih harus berhadapan dengan keperluan melaksanakan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, menulis, mengurus publikasi, dan sebagainya.
Semua kesibukan ini bisa menjadi alasan untuk tidak lagi mengejar pengembangan karir dosen. Namun, kenapa banyak dosen yang justru bisa sukses tidak hanya menjadi Lektor Kepala akan tetapi juga Guru Besar? Padahal punya tugas atau BKD yang sama?
Hal ini menunjukan bahwa dosen lain yang sudah sukses memangku jabatan akademik tertinggi memiliki kelebihan. Bukan kelebihan dalam bentuk otak encer melebihi dosen lainnya. Melainkan kelebihan dalam memanfaatkan atau memanajemen waktu. Banyak dosen yang saat di perjalanan selalu mencatat ide penelitian, ide tulisan, dan sebagainya.
Banyak dosen yang sedang sibuk mengajar, mencoba membagikan karya tulisnya untuk dijadikan rujukan belajar dan referensi karya ilmiah mahasiswa di kelas. Sehingga banyak dosen yang memanfaatkan waktu dan kesempatan sekecil apapun untuk menjalankan Tri Dharma.
Jadi, kuasai dulu manajemen waktu dengan baik dan berbagai kesempatan untuk meraih kum akan muncul di depan mata. Sebab, mustahil dosen bisa fokus melaksanakan Tri Dharma tanpa perlu istirahat atau refreshing bersama keluarga dan rekan sesama dosen. Supaya semua bisa beriringan maka manajemen waktu sangat diperlukan.
Jika ingin menjadi dosen yang bertanggung jawab baik terhadap diri sendiri, institusi pendidikan tempat mengajar, maupun kepada pemerintah. Maka sudah sepatutnya untuk fokus dalam pengembangan karir dosen. Jika menghadapi kesulitan maka tiga strategis emas yang dijelaskan di atas bisa diterapkan.
Selain itu, dosen perlu terus belajar untuk menyukai semua tugas-tugas dosen sehingga tidak merasakan beban dan justru menikmatinya. Siapa tahu ada passion yang ditemukan selama menjalankan tugas-tugas tersebut.
Baca Juga: