Bagi para dosen di Indonesia yang menunggu program hibah, Anda kini bisa berlega hati karena pemerintah resmi mengumumkan penawaran program hibah Penelitian Kerjasama Indonesia Belanda bertajuk Cooperation Indonesia – The Netherlands.
Program pendanaan penelitian Cooperation Indonesia – The Netherlands bukan program baru. Seperti diketahui, program ini sudah lama berjalan dan masuk kategori program tahunan. Sebab, setiap tahun dibuka pengajuan proposal usulan.
Dalam program ini, peneliti yang ditujukan kalangan dosen di Indonesia bisa bekerja sama dengan peneliti dari Belanda. Pendanaan disediakan pihak penyelenggara, dimana peneliti asal Indonesia bisa meraih hibah sampai Rp 2 miliar per proposal. Berikut informasi lengkapnya.
Program Cooperation Indonesia – The Netherlands atau Penelitian Kerjasama Indonesia Belanda tahun 2025 resmi dibuka. Hal ini sesuai dengan surat edaran nomor 0779/E5/DT.05.00/2024 tanggal 14 Agustus 2024 yang bisa diunduh di laman BIMA.
Dalam surat edaran tersebut, penerimaan proposal usulan untuk program hibah hasil kerjasama antara NWO (The Netherlands Organization for Scientific Research—Organisasi Riset Ilmiah Belanda) dengan Kemedikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) telah dibuka.
Program hibah Cooperation Indonesia – The Netherlands merupakan program hibah kerjasama antara dua pihak yang disebutkan di atas. Pendanaan akan bersumber dari dua pihak yang bekerjasama tersebut. Pada NWO, sumber pendanaan dari Merian Fund.
Sementara untuk di Indonesia sendiri, sumber dana dari pihak Kemedikbudristek melalui anggaran LPDP. Sementara untuk pengelolanya nanti adalah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Program hibah kali ini bukan yang pertama karena program ini juga sudah pernah digelar di tahun-tahun sebelumnya. Bahkan program hibah hasil kerjasama dua negara ini bisa disebut program tahunan.
Tahun 2025 ini, program ini mengusung topik Ekonomi Biru yakni Blue economy: economic activities and healthy ecosystems in oceans. Sesuai dengan topik ini, seluruh penelitian akan fokus di bidang Ekonomi Biru.
Tujuan utamanya tentu saja memperbaiki kondisi kesehatan dankeseimbangan ekosistem di laut sehingga bisa ikut berdampak positif bagi perkembangan kegiatan ekonomi masyarakat di dekat perairan.
Peneliti dari Indonesia ditujukan untuk para dosen di bawah naungan Kemendikbudristek yang kemudian bisa membentuk tim penelitian untuk berkolaborasi dengan tim peneliti dari Belanda. Ada persyaratan terpisah ditujukan untuk peserta dari Indonesia dengan Belanda.
Proposal yang lolos seleksi nantinya berkesempatan mendapat dana penelitian secara penuh. Bagi peneliti asal Indonesia, ada peluang menerima dana penelitian sampai Rp2 miliar per tahun.
Baca Juga: Program PHC-Nusantara 2025 Dibuka, Cek Dulu Syaratnya Di Sini!
Berdasarkan panduan program Penelitian Kerjasama Indonesia Belanda tahun 2025, tersedia total anggaran sebesar 1.4 juta Euro atau sekitar Rp24 miliar. Total dana ini nantinya akan mendukung 10 proposal penelitian kerjasama.
Peneliti dari Belanda nantinya akan mengajukan pendanaan atau hibah riset melalui NWO dengan dana maksimal 700 ribu Euro. Sementara itu, peneliti dari Indonesia mengajukan pendanaan di Kemendikbudristek, maksimal Rp2 miliar per tahun.
Durasi penelitian yang didanai juga diatur, dimana untuk peneliti dari Indonesia maksimal 3 tahun. Sementara untuk peneliti dari Belanda, maksimal berdurasi 4 tahun sehingga dana yang tersedia bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mendukung penelitian multitahun yang diusulkan.
Sedangkan untuk pengaturan biaya-biaya yang tercakup, tidak dijelaskan secara rinci mengenai batasan dan jenisnya. Detailnya bisa dikonsultasikan dengan kontak narahubung yang disediakan Kemendikbudristek untuk peneliti dari Indonesia.
Sebagai hibah penelitian kolaborasi antara peneliti dari Indonesia dengan Belanda, program ini memiliki sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi pengusul.
Peneliti dari Indonesia wajib memenuhi beberapa persyaratan di bawah ini:
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, dosen yang ikut serta dalam hibah ini wajib membentuk tim penelitian. Tim penelitian ini yang nantinya akan bekerjasama dengan tim peneliti dari Belanda sesuai ketentuan program.
Adapun syarat untuk anggota tim pengusul dari Indonesia adalah dosen dan peneliti dari perguruan tinggi lain. Para dosen yang menjadi ketua pengusul bisa menggandeng dosen lain dari PT yang berbeda.
Selain itu, dosen sebagai ketua pengusul juga bisa mengajak peneliti dari lembaga penelitian (non-PT) untuk menjadi anggota tim. Misalnya dari LPNK, Balitbang Kementerian, Litbang BUMN, Lembaga Unit Riset Swasta, atau juga LSM.
Ketentuan lain dan menjadi tambahan adalah jumlah anggota pengusul, yakni minimal satu orang. Jika lebih, tidak ada masalah. Sebab tim penelitian yang dibentuk bisa terdiri dari beberapa peneliti. Intinya, semua anggota berasal dari PT berbeda jika mencari rekan sesama dosen.
Saat menyusun proposal, pastikan Anda memasukkan poin kunci berikut ini
Berikut detail jadwal pelaksanaan program Penelitian Kerjasama Indonesia Belanda:
Bagi dosen yang tertarik untuk ikut serta dalam program hibah ini, Anda wajib menyampaikan pernyataan minat terlebih dahulu di tautan berikut http://ringkas.kemdikbud.go.id/EOINWO2025 maksimal 19 November 2024.
Selanjutnya, Anda akan melewati proses penilaian atau review dari pihak Kemendikbudristek. Lalu, dosen pengusul akan diberi akses ke BIMA untuk pengajuan proposal usulan. Deadline pengajuan proposal usulan adalah 26 November 2024 pukul 19.00 WIB. Sedangkan persetujuan proposal dari LPPM paling lambat pada tanggal 27 November 2024 pukul 23:59 WIB.
Mau usulan Anda didanai? Buat proposal dan ikuti tips dan ciri-ciri proposal yang baik berikut agar lolos:
Mengacu pada surat edaran yang dijelaskan di awal, pendaftaran untuk program hibah Penelitian Kerjasama Indonesia Belanda dari Indonesia adalah sebagai berikut:
Akses pengajuan proposal usulan di laman BIMA akan dibuka setelah pernyataan minat disetujui Kemendikbdristek. Anda bisa menggunakan template yang sudah disediakan untuk beberapa dokumen hingga proposal.
Format seluruh dokumen bisa diakses pula di laman BIMA pada menu Pengumuman. Selain itu, terlampir pula di surat edaran yang sudah disebutkan. Informasi lainnya bisa membaca pengumuman penerimaan proposal hibah ini di BIMA. Yuk, ikuti program tahunan ini!
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…