Pedoman Penulisan Daftar Pustaka dari Sumber Prosiding
Salah satu referensi ilmiah yang kredibel selain jurnal adalah artikel ilmiah pada prosiding. Namun, sudahkah mengetahui aturan atau pedoman penulisan dapus (daftar pustaka) prosiding? Pastikan sudah, karena di dalam karya tulis ilmiah penulisan daftar pustaka wajib benar dan sesuai gaya sitasi tertentu.
Gaya sitasi sendiri cukup beragam dan mempengaruhi unsur serta struktur penulisan daftar pustaka. Jika pada karya ilmiah yang disusun menggunakan referensi dari prosiding. Kira-kira bagaimana penulisannya di daftar pustaka? Berikut informasinya.
Sebelum memahami bagaimana pedoman penulisan dapus prosiding, maka pahami dulu apa itu prosiding dan daftar pustaka. Dikutip dari Politeknik Pertanian Negeri Kupang, prosiding adalah kumpulan dari paper akademis yang dipublikasikan dalam suatu acara seminar akademis.
Prosiding memiliki beberapa persamaan atau kemiripan dengan jurnal ilmiah. Misalnya, sama-sama mempublikasikan karya ilmiah berbentuk artikel ilmiah. Persamaan lainnya, adalah menerbitkan beberapa artikel ilmiah secara berkala. Prosiding bisa bersifat nasional maupun internasional, sama halnya dengan jurnal ilmiah.
Bedanya terletak pada prosedur publikasi yang diterapkan. Dimana salah satu ciri khas publikasi ke prosiding adalah mempresentasikan artikel ilmiah di sebuah seminar ilmiah atau konferensi ilmiah.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), daftar pustaka adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku.
Secara sederhana, daftar pustaka adalah bagian di dalam karya tulis ilmiah yang memuat daftar referensi atau sumber-sumber yang digunakan penulis. Daftar pustaka terdapat di dalam karya tulis ilmiah. Sehingga tidak ditemukan di karya tulis nonilmiah (misalnya pada novel, cerpen, dll).
Daftar pustaka memiliki banyak arti penting yang membuatnya wajib ada pada karya tulis ilmiah. Salah satunya sebagai bentuk menghindari tindakan plagiarisme. Penulisan daftar pustaka juga terikat aturan gaya sitasi. Dimana jenis gaya sitasi ini sangat beragam seperti APA Style, MLA Style, Chicago Style, Harvard Style, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Penulis karya ilmiah mengikuti kebijakan gaya sitasi yang dipilih oleh institusi yang menaungi (bagi dosen dan mahasiswa) maupun oleh publisher (pengelola prosiding, pengelola jurnal, dan penerbit buku ilmiah).
Membahas mengenai pedoman penulisan dapus prosiding tentu memahami betul pentingnya menulis daftar pustaka dengan baik dan benar. Selain itu, dipahami juga bahwa halaman daftar pustaka hukumnya wajib ada di dalam karya tulis ilmiah.
Disebut wajib, karena halaman daftar pustaka memiliki beragam arti penting. Dimana arti penting ini sejalan dengan fungsi daftar pustaka itu sendiri. Berikut penjelasannya:
Halaman daftar pustaka memiliki arti penting sebagai sumber informasi kepada pembaca. Yakni menginformasikan sumber atau referensi apa saja yang digunakan oleh penulis.
Dalam hal ini, daftar pustaka bisa menjadi bahan pertimbangan pihak pembaca mengenai kredibilitasnya. Sebab, semakin kredibel sumber yang digunakan. Maka meningkatkan juga kredibilitas suatu karya tulis.
Arti penting yang kedua dari halaman daftar pustaka adalah memberi rekomendasi bahan bacaan pada para pembaca. Seluruh sumber yang digunakan penulis akan masuk di halaman daftar pustaka.
Baik sumber berbentuk publikasi ilmiah tercetak maupun publikasi elektronik (misalnya jurnal online, ebook, dan sebagainya). Sehingga dari daftar ini, para pembaca bisa mendapat saran publikasi ilmiah mana saja yang menarik dibaca.
Selain itu, daftar pustaka juga bisa dituju para pembaca untuk mencari informasi (data) lebih mendalam dari yang tercantum di karya tulis yang dibaca. Sehingga bisa terbantu memahami topik maupun informasi terbatas yang dicantumkan.
Arti penting yang ketiga dari halaman daftar pustaka adalah membantu menghindari plagiarisme. Sebab, plagiarisme bisa terjadi salah satunya karena tidak mencantumkan sumber kutipan, sumber data, dan sebagainya.
Hal ini sesuai dengan definisi plagiarisme sendiri. Yaitu tindakan mengambil karya orang lain, baik itu tulisan, ide, gambar, atau karya lain, lalu mengklaimnya sebagai karya sendiri tanpa memberikan pengakuan atau menyebutkan sumbernya dengan benar.
Jadi, untuk menghindari dugaan dan terbelit kasus melakukan tindak plagiat. Maka wajib menyusun halaman daftar pustaka yang isinya seluruh sumber yang digunakan. Namun, penulis perlu memastikan semua sumber sudah masuk daftar pustaka. Sebab jika terlewat, maka memenuhi kriteria melakukan plagiarisme.
Menyusun halaman daftar pustaka juga penting karena menjadi bentuk penghargaan penulis pada penulis lain. Dimana penulis lain tersebut bersedia mempublikasikan karyanya dan dijadikan referensi oleh penulis.
Hal ini menunjukan bahwa penulis memahami pentingnya karya penulis lain tersebut. Sebab tanpa karya penulis lain ini, maka isi pembahasan dan informasi yang disajikan bisa tidak maksimal. Misalnya terlalu sedikit, tidak atau kurang mendalam, dan sebagainya.
Jadi, sebagai bentuk ucapan terima kasih dan menghargai karya penulis lain. Setiap karya tersebut dicantumkan penulis di halaman daftar pustaka. Sekaligus menjadi sarana penulis mempromosikan karya tersebut kepada pembaca dan masyarakat luas.
Halaman daftar pustaka juga sangat penting untuk ada karena bisa menjadi penguat argumen yang dipaparkan penulis pada karyanya. Adanya daftar pustaka menunjukan bahwa apa yang disampaikan memiliki dasar kuat dan bisa dipertanggung jawabkan.
Ketika mencantumkan kutipan dari pakar atau ahli di bidangnya. Maka jelas diketahui dari mana pendapat pakar ini didapatkan. Selain itu, pada saat mencantumkan suatu data dan menarik kesimpulan. Maka kesimpulan ini tidak dipandang sebagai opini.
Melainkan kesimpulan yang didapatkan dari data yang valid. Sumber data ini lantas dicantumkan ke dalam daftar pustaka. Sehingga bisa diperiksa langsung oleh pembaca untuk memastikan data yang tercantum ada di sumber tersebut.
Setelah memahami apa itu daftar pustaka dan arti pentingnya. Tentunya semakin memotivasi untuk menyusun halaman daftar pustaka dengan baik dan benar. Lalu, seperti apa pedoman penulisan dapus prosiding?
Jika menggunakan sumber dari publikasi ilmiah berbentuk prosiding maka penulisan di daftar pustaka menyesuaikan ketentuan gaya sitasi yang digunakan. Namun, di dalam daftar pustaka akan tercantum nama prosiding yang mempublikasikan artikel ilmiah yang dijadikan referensi. Berikut penjelasannya:
Jika menggunakan gaya sitasi APA (American Psychological Association), maka daftar pustaka yang sumber dari prosiding memiliki struktur penulisan sebagai berikut:
Nama Belakang, A. A. (Tahun). Judul artikel. Judul (nama) prosiding (hal. xx–xx). Penerbit. DOI/URL (jika ada).
Pada penulisan nama atau judul prosiding, dicetak huruf miring atau Italic. Jika ditulis manual bukan diketik, maka diberi garis bawah. Berikut beberapa contohnya:
Mengenai ketentuan lain, misalnya jika nama penulis artikel prosiding lebih dari satu penulis. Maka mengikuti ketentuan penulisan di dalam APA Style. Sehingga secara umum, penulisan daftar pustaka mirip ketika sumber dari jurnal ilmiah.
Cara menyusun daftar pustaka berikutnya jika menggunakan MLA (Modern Language Association) Style untuk sumber dari prosiding adalah memakai struktur atau format berikut:
Nama Belakang, Nama Depan. “Judul Artikel.” Judul Prosiding, disunting oleh Nama Editor (jika ada), Penerbit/Institusi, Tahun, halaman xx–xx.
Unsur yang dicantumkan secara lengkap mengikuti format tersebut. Namun, jika informasi identitas artikel pada prosiding tidak lengkap. Misalnya tidak mencantumkan nama editor. Maka bisa dilewati dan langsung ke unsur berikutnya. Berikut beberapa contohnya:
Suryana, Andi. “Pengaruh Media Digital terhadap Literasi Informasi Siswa.” Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Teknologi, disunting oleh Rudi Wibowo dan Malik Hidayat, Universitas Negeri Surabaya, 2022, hlm. 45–53.
Suryana, Andi, dan Dita R. Putri. “Pengaruh Media Digital terhadap Literasi Informasi Siswa.” Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Teknologi, disunting oleh Rudi Wibowo dan Malik Hidayat, Universitas Negeri Surabaya, 2022, hlm. 45–53.
Suryana, Andi, dan Dita R. Putri. “Pengaruh Media Digital terhadap Literasi Informasi Siswa.” Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Teknologi, Universitas Negeri Surabaya, 2022, hlm. 45–53.
Daftar pustaka juga sering menggunakan Chicago Style. Beberapa perguruan tinggi di Indonesia menggunakan gaya sitasi ini. Chicago Style sendiri disederhanakan menjadi Turabian Style. Jadi, keduanya memiliki sedikit kemiripan.
Adapun format atau struktur penulisan daftar pustaka dengan Chicago Style jika sumber dari artikel prosiding adalah sebagai berikut:
Nama Belakang, Nama Depan. “Judul Artikel.” Dalam Judul Prosiding, disunting oleh Nama Editor, halaman xx–xx. Tempat terbit: Penerbit, Tahun.
Berikut beberapa contohnya:
Selanjutnya, jika menggunakan gaya sitasi Harvard atau Harvard Style. Maka untuk sumber dari artikel prosiding ditulis dengan format atau struktur umum sebagai berikut:
Nama belakang, Inisial. (Tahun) ‘Judul artikel’, dalam Nama Editor (ed.) Judul Prosiding, Tempat publikasi: Penerbit, hlm. xx–xx.
Berikut beberapa contohnya:
Sebagai informasi tambahan, beberapa gaya sitasi di atas hanya sebagian dari semua gaya sitasi. Selain yang disebutkan dan dijelaskan, masih banyak lagi gaya sitas lain. Masing-masing memiliki ketentuan format atau struktur penulisan yang berbeda. Meski pada beberapa gaya sitasi ada kemiripan satu sama lain.
Selain itu, format di atas merupakan format umum. Dalam praktek di lapangan, setiap perguruan tinggi dan pengelola prosiding (publisher) sering menyediakan buku panduan penulisan daftar pustaka. Silahkan dibaca, dipahami, dan diikuti. Sehingga ada kemungkinan terdapat perbedaan dengan format umum di atas.
Jika bingung, kunci utamanya adalah mengikuti kebijakan pihak yang berkaitan dengan karya tulis yang disusun. Misalnya, jika Anda dosen atau mahasiswa dan menyusun skripsi. Maka gaya sitasi menyesuaikan kebijakan perguruan tinggi.
Contoh lain, jika Anda dosen dan sedang mengurus publikasi artikel ilmiah di suatu prosiding. Maka gaya sitasi yang digunakan menyesuaikan dengan kebijakan publisher. Meski banyak yang memakai APA Style, akan tetapi banyak juga publisher yang menggunakan gaya sitasi lain. Sehingga penulis wajib menyesuaikan.
Baca juga artikel berikut:
Ikuti Exclusive Class: Roadmap Riset Efektif dan kupas tuntas langsung bersama mentor lolos hibah BIMA Duniadosen.com!
Daftar pustaka di dalam karya tulis ilmiah sifatnya krusial. Penting. Sehingga wajib ada. Namun, karena ada format atau struktur yang mengikat penulisannya. Maka kadang kala menjadi tidak rapi, ada kesalahan, dan lain sebagainya.
Setelah memahami pedoman penulisan dapus prosiding seperti apa. Maka perlu mengetahui juga bagaimana menyusun halaman daftar pustaka yang baik dan rapi. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:
Tips yang pertama adalah menentukan gaya sitasi yang tepat dan konsisten digunakan. Sesuai penjelasan sebelumnya, penentuan gaya sitasi menyesuaikan dengan kebijakan institusi dan publisher tujuan.
Setelah diketahui memakai gaya sitasi jenis apa. Barulah digunakan dan konsisten dari referensi pertama sampai yang terakhir. Jangan sampai daftar pustaka merupakan kombinasi beberapa gaya sitasi.
Tips kedua, usahakan tidak menyusun halaman daftar pustaka di akhir. Melainkan bersamaan dengan proses menulis atau mengerjakan naskah. Kenapa? Alasannya untuk menghindari kemungkinan ada referensi yang lupa tidak dicantumkan.
Jadi, sembari menulis naskah tentu akan membaca referensi. Setiap kali ada referensi baru maka langsung dicantumkan di halaman daftar pustaka. Hal ini memastikan semua referensi tercantum dan terhindar dari plagiarisme yang tidak disengaja.
Tips yang terakhir adalah menggunakan teknologi yang salah satunya memanfaatkan aplikasi manajemen referensi. Misalnya aplikasi atau platform Mendeley, Zotero, EndNote, dan lain sebagainya.
Aplikasi manajemen referensi biasanya membantu proses sitasi dalam kutipan maupun daftar pustaka. Sehingga otomatis dan tersedia beberapa pilihan gaya sitasi. Penulis bisa copy paste dan terhindar dari kesalahan penulisan. Sekaligus menjadikan daftar pustaka terlihat rapi dan nyaman dibaca.
Mencari informasi terkait regulasi AI untuk penelitian ilmiah tentu penting. Sebab dalam kegiatan penelitian tentu…
Sudahkah mulai mengecek atau mencari tahu tren publikasi akademik atau publikasi ilmiah? Termasuk juga prediksi…
Salah satu strategi meraih hibah penelitian Kemdiktisaintek adalah menghindari kesalahan dalam menulis proposal usulan. Tahap…
Mencari informasi dan mempelajari tata cara menulis kerangka proposal yang berpeluang lolos hibah, tentu menjadi…
Meraih hibah penelitian bisa dimulai dengan mencari dan mempelajari contoh proposal hibah penelitian. Yakni proposal…
Sejalan dengan pengumuman hasil klasterisasi perguruan tinggi pada Oktober 2025 lalu, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains,…