Anda para dosen yang selama ini selalu sibuk dengan kegiatan akademik, bisa mencoba memanfaatkan waktu akhir pekan untuk membuat journaling. Kenapa? Pasalnya, manfaat journaling ternyata bisa berdampak positif bagi mental dan kesehatan dosen.
Journaling diketahui bisa membantu meredakan stres. Dosen tentu sering berhadapan dengan kondisi stres dan masalah psikis lainnya karena sering menghadapi banyak tugas dan kewajiban dengan deadline yang mendesak. Sekaligus ada beban tugas administrasi.
Perlu langkah bijak dan tepat untuk meredakan stres yang dialami agar tugas akademik bisa terselesaikan. Selain itu, dosen juga masih memiliki kesempatan untuk menikmati aktivitas yang disukai bersama sahabat maupun keluarga. Journaling bisa dijadikan pertimbangan.
Kegiatan journaling umum dilakukan oleh kalangan remaja. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, aktivitas satu ini mulai dilakukan semua kalangan. Termasuk orang dewasa yang didominasi oleh mahasiswa dan pegawai kantoran.
Rupanya, hal ini bersumber dari manfaat journaling yang sangat luas. Khususnya manfaat bagi kesehatan mental yang memberi dampak positif. Alhasil journaling direkomendasikan untuk dilakukan siapa saja sebagai manajemen stres dan depresi.
Bagi dosen, aktivitas journaling ternyata memberikan manfaat yang juga sangat beragam. Berikut beberapa diantaranya:
Journaling yang dilakukan oleh seorang dosen ternyata bisa membantu mempertajam pikiran. Hal ini dapat terjadi karena bisa mengasah kreativitas dan menulis apapun yang disukai dan dikuasai sehingga terasa menyenangkan.
Jadi, jika selama ini sering merasa lelah dan mudah lupa dengan apa yang akan dilakukan. Maka ada baiknya melatih otak agar bisa lebih tajam. Salah satunya dengan rutin melakukan journaling.
Journaling pada dasarnya merupakan aktivitas menulis secara kreatif dan menulis dengan tema bebas. Kegiatan menulis, meskipun untuk jenis tulisan sederhana dapat membantu mengenal lebih banyak kosakata dan memahaminya.
Bagi dosen, memiliki penguasaan kosakata yang banyak dan beragam tentu penting. Sebab bisa membantu menyusun karya tulis dengan gaya bahasa yang lebih baik. Manfaat lainnya, saat menjadi pembicara seminar maka penyampaian materi bisa dibuat lebih menarik dan khas.
Manfaat journaling berikutnya bagi dosen adalah membantu menurunkan stres maupun depresi. Profesi dosen bisa disebut sebagai profesi yang rentan mengalami stres. Hal ini bersumber dari beban kerja dan beban administrasi yang dikenal tinggi.
Maka untuk mengatasinya bisa mencoba melakukan journaling. Journaling membantu dosen menikmati kegiatan berbeda dari aktivitas akademik. Journaling juga membantu menuliskan apa yang dibutuhkan dan disukai, sehingga efektif meredakan stres.
Proses journaling ternyata juga efektif dalam meningkatkan kemampuan otak dalam mengingat. Manfaat ini didapatkan karena otak terlatih untuk menulis, memaksimalkan kreativitas dalam tulisan, dan pada akhirnya kemampuan untuk mengingat menjadi lebih baik.
Journaling membantu melatih otak dan mendorong kinerjanya maksimal. Selain menajamkan pikiran dan menguatkan daya ingat. Aktivitas seperti ini juga membantu menjaga fokus, sehingga tidak mudah terdistraksi hal lain saat mengerjakan sesuatu.
Journaling sekali lagi termasuk ke dalam aktivitas menulis. Sehingga semakin sering dilakukan akan membantu dosen mengasah keterampilannya dalam menulis. Hal ini tentu dibutuhkan dosen yang memiliki kewajiban untuk rutin melakukan publikasi ilmiah.
Dosen dianjurkan untuk menulis buku, seperti buku monograf, buku referensi, dan buku ajar. Sebelum menulis, sebaiknya Anda membaca tips menulis. Kami sudah menyiapkannya untuk Anda:
Terakhir, journaling ternyata bisa membantu meningkatkan kualitas tidur pelakunya. Dosen yang selama ini mengalami stres tentu rentan mengalami insomnia sampai sekedar tidur tidak tenang dan suka terbangun.
Journaling membantu mengatasinya sehingga tidur lebih nyenyak dan kesehatan lebih terjaga. Hal ini dapat terjadi karena journaling bisa menjadi sarana rekreasi dan melepaskan stres sekaligus penat. Sehingga berdampak positif bagi kebiasaan tidur.
Dosen dalam dunia akademik memang berhadapan dengan daftar panjang tugas dan kewajiban. Kadang kala karena saking sibuknya, jam tidur di malam hari menjadi berkurang dan bahkan merelakan akhir pekan untuk tetap bekerja.
Kondisi ini bisa membuat dosen mengalami burnout. Yaitu kondisi stres kronis di mana pekerja merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional gara-gara pekerjaan yang dimilikinya.
Burnout ternyata perlu diperhatikan agar tidak berkepanjangan dan memberi dampak lebih luas. Salah satu cara yang bisa dosen lakukan adalah dengan melakukan journaling, dimana manfaat journaling ternyata efektif meredakan burnout tersebut.
Bagaimana hal ini terjadi? Rupanya ketika melakukan journaling, seorang dosen melepaskan penat dan beban pikiran. Selain itu juga melakukan aktivitas lain selain rutinitas yang selama ini menyebabkan burnout. Sehingga kondisi ini reda dan bisa segera melanjutkan aktivitas akademik kembali.
Besarnya manfaat journaling bagi dosen dan bagi siapa saja yang melakukannya, tentu menarik untuk dicoba. Bagi Anda yang ingin mendapatkan manfaat tersebut dan memaksimalkannya. Maka bisa mencoba beberapa tips berikut ini:
Tips pertama untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari kegiatan journaling adalah melakukannya secara rutin. Sangat dianjurkan untuk dijadikan sebagai kebiasaan, sehingga bisa terus merasakan manfaatnya.
Jika Anda seorang dosen yang super sibuk maka bisa mencoba melakukan manajemen waktu. Sehingga selalu bisa menyediakan waktu khusus untuk melakukan journaling meskipun hanya 15 atau 20 menit per minggu.
Tips yang kedua adalah menuliskan hal-hal yang sekiranya memberi manfaat. Pada dasarnya isi dari journaling yang ditulis adalah bebas. Namun, jika apa yang dituliskan berdampak positif bagi psikis Anda. Maka bisa terus dilanjutkan.
Namun, jika yang terjadi justru sebaliknya maka bisa dihentikan dan beralih ke hal lain yang memberi manfaat. Dianjurkan untuk mengetahui kebutuhan yang dimiliki. Misalnya dibuat marah dengan rekan sesama dosen yang membuat masalah.
Pertimbangkan untuk mencurahkan segala unek-unek dan rasa marah ke journaling tersebut. Sehingga kegiatan ini membantu “membuang sampah” yang dirasakan di pikiran dan perasaan agar lebih lega dan siap untuk beraktivitas kembali.
Tips selanjutnya adalah memvariasikan topik yang ditulis dalam journaling. Tujuannya agar bisa menuliskan banyak hal dan tidak mudah bosan. Sekaligus mengembangkan kreativitas dalam menulis apapun.
Semakin sering melakukan journaling dengan topik yang beragam, akan semakin maksimal manfaat journaling yang didapatkan. Oleh sebab itu, tidak perlu saklek di satu topik saja. Misalnya tidak hanya fokus mencatat ide penelitian, tapi juga hal menarik lainnya.
Memilih Media Journaling yang Sesuai
Tips berikutnya untuk memaksimalkan manfaat dari kegiatan journaling adalah memilih media yang tepat. Media disini bisa media manual seperti buku diary maupun media digital, seperti aplikasi pembuat catatan di smartphone.
Anda bebas memilih media yang mana. Akan tetapi pilih media yang menurut Anda memang cocok, bisa memakainya atau paham cara menggunakannya, dan fitur-fitur di dalamnya juga dirasa sesuai kebutuhan. Sehingga lebih semangat melakukan journaling dan mendapatkan seluruh manfaatnya.
Melalui penjelasan tersebut, maka bisa dipahami apa saja manfaat journaling yang ternyata sangat beragam untuk para dosen. Oleh sebab itu, bagi dosen yang merasa jenuh dengan tugas akademik yang terasa tidak ada hentinya.
Tidak ada salahnya sejenak beralih ke journaling untuk kemudian melanjutkan tugas tersebut kembali agar hasilnya lebih maksimal. Sebab memaksakan diri untuk tetap mengerjakan suatu pekerjaan padahal kelelahan dan stres, maka hasilnya tidak akan baik.
Simak tips untuk dosen lain agar proses mengajar di kelas Anda semakin lancar:
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…