Bagi Anda para dosen yang hendak mengikuti program hibah penelitian, pemilihan skema yang tepat adalah hal penting. Hal ini berkaitan dengan peluang lolos tidaknya proposal Anda. Jangan sampai Anda salah menyusun proposal dan tidak mengikuti aturan. Oleh karena itu, Anda perlu memahami setiap karakteristik skema penelitian yang ada.
Secara garis besar, skema penelitian pada program hibah Dikti terbagi menjadi tiga, dari penelitian dasar, terapan, dan pengembangan. Masing-masing memiliki karakteristik khas yang membuatnya unik. Memahami hal ini membantu dosen menyusun isi proposal dengan baik dan benar.
Dikutip dari kegiatan Webinar Dosen Indonesia – Tips & Trik Menyusun Proposal Penelitian Lolos Hibah yang diselenggarakan oleh Dunia Dosen. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. selaku narasumber utama menjelaskan mengenai karakteristik skema penelitian.
Dalam penjelasan tersebut, dijabarkan secara detail karakteristik tiga skema penelitian yang bisa diajukan dosen dalam program hibah. Berikut penjelasannya:
Skema penelitian yang pertama adalah penelitian dasar dan ditujukan untuk para dosen pemula. Bagi dosen yang baru saja merintis karir dan belum memiliki pengalaman melakukan penelitian, maka skema ini tepat untuk dipilih.
Adapun karakteristik dari skema penelitian dasar ini adalah sebagai berikut:
Karakteristik yang pertama adalah dari ketentuan kepemilikan mitra. Pada skema penelitian dasar tidak ada kewajiban bagi dosen pengusul memiliki mitra dalam melaksanakan penelitian yang diusulkan.
Meskipun begitu, ketika dosen pemula disini memiliki mitra dan dicantumkan di dalam proposal maka dianggap boleh untuk dilakukan. Jadi, sebagai langkah awal melaksanakan penelitian, skema ini cenderung lebih mudah karena tidak perlu mencari mitra.
Karakteristik skema penelitian dasar yang kedua adalah dari TKT (Tingkat Kesiapan Teknologi). TKT secara sederhana adalah hasil penelitian yang memiliki kesiapan untuk diterapkan.
TKT terbagi menjadi beberapa tingkatan, dan secara umum ada 9 tingkatan. Pada penelitian dasar, TKT bisa diajukan dari tingkatan 1 sampai maksimal di tingkatan 3. Berikut detailnya dikutip dari laman cls.ikipsiliwangi.ac.id:
Berikut detail penjelasan tentang 8 Tingkat Kesiapterapan Teknologi, Kunci Lolos Proposal Hibah
Karakteristik selanjutnya dari penelitian dasar adalah dari definisi atau pengertiannya. Penelitian dasar adalah jenis penelitian yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang suatu fenomena, konsep, atau teori.
Karakteristik skema penelitian dasar yang terakhir adalah dari segi tujuan yang dimiliki. Terdapat 2 tujuan utama, yaitu:
Skema penelitian yang kedua adalah penelitian terapan, penelitian ini ada di satu tingkat lebih tinggi dari penelitian dasar. Jika penelitian dasar lebih sesuai untuk dosen pemula (muda).
Maka penelitian terapan untuk dosen lebih senior yang memang sudah memiliki pengalaman dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Adapun karakteristik khas yang dimiliki skema penelitian ini antara lain:
Karakteristik yang pertama dari skema penelitian terapan adalah kewajiban untuk memiliki mitra. Jadi, jika dalam proposal hibah penelitian diketahui tidak memiliki mitra. Maka proposal ini dijamin tidak akan lolos seleksi.
Kewajiban memiliki mitra dalam penelitian ini adalah karena mitra akan menjadi subjek penelitian. Dimana hasil penelitian nantinya akan diterapkan oleh mitra tersebut, sehingga bisa menjadi penelitian terapan (menerapkan hasil penelitian).
Karakteristik skema penelitian terapan yang kedua adalah dari TKT. Pada skema ini TKT minimal di tingkat 4 dan maksimal di tingkat 6. Jika lebih dari tingkat 6 maka jangan sampai lebih dari 75% agar tidak masuk ke TKT 7.
Karakteristik ketiga adalah berkaitan dengan prinsip dasar pelaksanaan penelitian terapan. Ketika hasil penelitian sudah didapatkan, valid, dan bisa dipertanggungjawabkan maka wajib segera diimplementasikan.
Karakteristik skema penelitian terapan yang keempat adalah melakukan pengujian terhadap produk atau layanan (hasil penelitian) setelah dilakukan implementasi. Secara sederhana, proses ini adalah evaluasi penerapan hasil penelitian.
Karakteristik yang terakhir adalah dilakukan diseminasi hasil penelitian terapan. Yaitu menjelaskan proses, cara, dan tujuan hasil penelitian yang sudah diimplementasikan dan diuji coba oleh mitra.
Skema penelitian yang terakhir adalah penelitian pengembangan yang juga bisa dipilih oleh dosen senior saat mengusulkan proposal dalam program hibah penelitian. Penelitian pengembangan memiliki karakteristik sebagai berikut:
Karakteristik skema penelitian pengembangan yang pertama adalah wajib memiliki mitra. Hasil penelitian yang diajukan diharapkan sesuai dengan kebutuhan mitra dalam penelitian tersebut.
Karakteristik berikutnya adalah dari tingkatan TKT, dimana TKT di penelitian pengembangan minimal TKT 7 dan maksimal TKT 9 dengan persen sampai 75% saja.
Karakteristik yang ketiga adalah dari tujuan penelitian pengembangan. Yaitu menghasilkan produk atau inovasi baru yang dapat meningkatkan kualitas di suatu bidang.
Karakteristik yang terakhir dari skema penelitian pengembangan adalah pada metode pelaksanaannya. Dalam aspek ini terbagi menjadi 3 metode, yaitu:
Itulah penjelasan detail mengenai karakteristik skema penelitian yang bisa dipilih dosen ketika mengajukan proposal usulan dalam program hibah. Memahami karakteristik ini tentu penting agar memiliki acuan dalam menyusun proposal usulan.
Sebelumnya, LLDIKTI 4 melaksanakan Bimbingan Teknis Penyusunan Proposal Penelitian Dosen Pemula, kami sudah merangkum poin penting penyebab proposal hibah tidak lolos pendanaan untuk Anda. Baca selengkapnya dan hindari poin-poin yang ada.
Semakin relevan isi usulan penelitian dengan skema yang dipilih, maka akan memperbesar peluang lolos seleksi dan menjadi penerima program hibah. Oleh sebab itu, pahami hal medasar ini agar isi proposal sudah sesuai.
Jika memiliki pertanyaan, opini, maupun ingin berbagi pengalaman berkaitan dengan topik di artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar artikel ini dibaca dan memberi manfaat ke kolega Anda.
Sejalan dengan diterbitkannya Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024, maka diterbitkan pula pedoman pelaksanaan berisi standar…
Mau upload publikasi tapi Google Scholar tidak bisa dibuka? Kondisi ini bisa dialami oleh pemilik…
Beberapa dosen memiliki kendala artikel tidak terdeteksi Google Scholar. Artinya, publikasi ilmiah dalam bentuk artikel…
Mau lanjut studi pascasarjana dengan beasiswa tetapi berat karena harus meninggalkan keluarga? Tak perlu khawatir,…
Anda sudah menjadi dosen harus melanjutkan S3? Jika Anda menargetkan beasiswa fully funded dan masih…
Melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi di luar negeri, semakin mudah dengan berbagai program beasiswa.…