Dalam dunia dosen, jurnal adalah pekerjaan yang tidak dipisahkan. Selain menjadi media penelitian bagi dosen-dosen, jurnal juga menunjang kredibilitas dosen secara professional. Lalu, apa saja elemen penting dalam pembuatannya? dan bagaimana cara praktis penulisan karya ilmiah tersebut? Berikut penjabarannya!
Tidak seperti menulis buku novel, judul jurnal haruslah jelas dan lugas. Judul yang ambigu, terlalu umum, atau menggunakan bahasa yang bias, harus dihindari. Tujuannya, pembaca judul akan mudah mengetahui inti tulisan tanpa membaca keseluruhan tulisan tersebut.
Contoh yang salah:
“Analisis Masyarakat Modern”. Dengan judul semacam itu, apakah pembaca akan langsung menangkap isi konkret dari jurnalnya? Terlalu luas dan multi-interpretasi, memang. Sebaiknya hindari penulisan judul yang terlalu luas maknanya.
Contoh yang benar:
“Jenis Tindakan dan Perilaku Masyarakat Modern Terhadap Penggunaan Smartphone”, Memang judulnya sedikit lebih panjang daripada yang pertama. Akan tetapi, Anda lebih menangkap inti jurnal yang dimaksud bukan?
Tidak banyak orang tahu bahwa; Abstrak BUKAN ringkasan. Kebanyak penulis keliru ketika menransfer kajian pokok jurnal ke dalam abstrak. Mayoritas justru menulis tentang ringkasan dari inti kajian menjadi satu paragraf padat. Padahal bukan!
Abstrak berfungsi untuk membantu pembaca agar mencerna isi jurnal secara singkat. Bukan memberi ringkasan. Abstrak di sini juga dimaksudkan menjadi penjelas tanpa mengacu pada jurnal. Bagian abstrak harus menyajikan sekitar 250 kata yang merangkum; tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan.
Adapun larangan dalam penulisan abstrak adalah menggunakan abreviasi (baca: singkatan) ataupun kutipan. Sebuah abstrak harus berdiri sendiri tanpa catatan kaki satu pun.
Tips agar bisa menulis abstrak yang sesuai standar adalah ditulis terakhir. Walau posisi abstrak dalam jurnal adalah di awal tulisan, tapi sebaiknya Anda tulis ketika tulis ketika tulisan sudah mau selesai. Cara praktis selanjutnya, adalah dengan mengutip poin-poin penting dalam jurnal dan menyusunnya jadi satu kesatuan. Kesatuan tersebut adalah deskripsi singkat mengenai isi tulisan tersebut.
Ingat, abstrak BUKAN ringkasan.
Yang namanya intro biasanya diawali dengan pengenalan masalah.
Pendahuluan dalam jurnal harus memberikan gambaran kasus dari jurnal tersebut. Gambaran kasus tersebut adalah pernyataan dari kasus yang kita selidiki. Tujuannya agar pembaca memahami tujuan spesifikasi kita dalam kerangka teoritis yang lebih besar. Selain itu, pendahuluan juga ditujukan agar pembaca mengetahui situasi dari permasalahn yang dibahas.
Adapun himbauan dalam menulis pendahuluan adalah jangan memberi penjelasan yang jangkauannya terlalu luas. Sebab, pembaca belum tentu adalah orang yang mempunyai cakupan ilmu yang setara dengan Anda. Jika Anda ingin menulis dengan cakupan luas, jelaskan dahulu di dalam inti kajian secara step by step.
Pada bab ini, penulis menjelaskan bagian ketika percobaan telah dilakukan. Adapun bahan dalam penelitian bisa beruda media hidup ataupun mati. Maksudnya, jika Anda meneliti tentang ilmu kemanusiaan ataupun humaniora, maka ‘bahan’ Anda adalah narasumber, ataupun volunteer. Diluar dengan bidang itu, sebenarnya lebih mudah lagi.
Aturan penting yang harus diingat adalah bagian ini harus memaparkan secara rinci dan jelas. Sehingga, pembaca memiliki pengantar dan teknik dasar yang jelas agar bisa dipublikasikan.
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…
Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…
Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…
Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…
Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…