Bagi para dosen yang merasa mengalami stres karena banyak agenda kegiatan akademik yang belum terselesaikan dan terdesak deadline. Bisa mencoba solusi mengatasinya dengan melakukan journaling. Pernahkah mendengar istilah ini?
Kegiatan satu ini masuk ke dalam kategori menulis berbagai hal personal secara kreatif. Kreativitas yang dibutuhkan ternyata efektif meredakan stres yang disebabkan oleh berbagai hal. Membantu Anda melakukannya secara langsung, maka simak penjelasan di bawah ini.
Secara umum, journaling adalah kegiatan menuangkan ide, pikiran, perasaan, atau emosi yang berkaitan dengan berbagai peristiwa dalam hidup dalam bentuk tulisan maupun ke dalam bentuk gambar agar pelakunya bisa memahaminya dengan lebih jelas.
Kegiatan menulis kreatif ini umumnya dilakukan di selembar kertas maupun di buku agenda dan buku diary yang dibeli di toko-toko buku dan alat tulis. Sekilas, prosesnya memang mirip dengan menulis buku harian alias buku diary. Namun keduanya punya perbedaan signifikan.
Isi journaling merangkum aktivitas harian, rencana kerja, impian yang dimiliki, to-do list yang membantu seseorang untuk melakukan tracking terdahap aktivitasnya sehari-hari. Journaling membantu seseorang untuk mengetahui intensitas aktivitasnya dalam sebulan hingga setahun.
Journaling bisa dilakukan oleh siapa saja, khususnya yang rentan mengalami stres karena tuntutan pekerjaan atau kondisi lingkungan sekitar yang kurang mendukung. Para dosen pun demikian, bisa melakukan aktivitas ini untuk meredakan stres dan mengisi waktu luang.
Apalagi, kegiatan ini juga dikenal memiliki banyak sekali manfaat kepada pelakunya. Manfaat journaling sebagai berikut
Kegiatan membuat journal harian membantu seorang dosen menuliskan ide-ide yang dimiliki sampai rencana kerja secara kreatif. Pada akhirnya kegiatan ini akan mengasah dosen menuliskan apa yang terlintas di pikiran.
Semakin sering dilakukan maka semakin banyak kosakata dikuasai. Hal ini tentu bermanfaat bagi dosen, karena bisa menunjang aktivitas mengajar, menjadi pembicara, sampai menulis untuk kebutuhan publikasi ilmiah.
Proses membuat journal harian juga menjadi proses menulis, hanya saja secara kreatif dan bebas memilih topik yang akan dibahas. Lewat aktivitas ini ternyata keterampilan Anda dalam menulis bisa meningkat.
Dosen dianjurkan untuk menulis buku, seperti buku monograf, buku referensi, dan buku ajar. Sebelum menulis, sebaiknya Anda membaca tips menulis. Kami sudah menyiapkannya untuk Anda:
Journal yang Anda susun tidak hanya berisi rencana kerja dan ide yang terlintas di kepala yang dianggap menarik. Anda juga bisa menuliskan sesuatu yang membuat Anda pusing, marah, sakit hati, iri, dan sebagainya.
Sehingga journal ini bisa difungsikan sebagai “tempat sampah” untuk membuang seluruh hal-hal negatif. Hal ini yang membuatnya efektif meredakan stres sampai depresi yang mungkin selama ini dialami.
Apalagi jika hasilnya bagus dan estetik, maka akan lebih puas dengan kreativita diri sendiri. Oleh sebab itu, tidak perlu ragu mencoba membuat journal harian untuk mencegah dan mengatasi stres maupun depresi secara sederhana.
Journaling juga bermanfaat untuk menguatkan daya ingat sekaligus menjaga fokus. Hal ini karena sesuai manfaat pertama yang dijelaskan, bahwa proses membuat journal akan melatih kinerja otak.
Otak yang terus bekerja akan memiliki memori atau daya ingat yang lebih kuat sehingga tidak mudah lupa. Selain itu, otak yang terlatih akan membantu Anda untuk mampu menjaga fokus kapan saja dan dimana saja.
Menyusun journal harian membuat Anda berpikir secara kreatif. Mulai dari menentukan topik yang akan ditulis, bagaimana struktur penyusunannya, kemudian bagaimana menambahkan elemen untuk tujuan estetika, dan sebagainya.
Sehingga journal yang dibuat membantu anda untuk terbiasa berpikir kreatif dan juga inovatif. Semakin terbiasa maka akan semakin mengoptimalkan daya imajinasi dan kreativitas. Bagi dosen, kedua hal ini tentu dibutuhkan untuk menunjang aktivitas akademik.
Aktivitas journaling juga diketahui bermanfaat untuk meningkatkan kualitas tidur. Anda yang rutin melakukannya akan lebih mudah mengelola stres maupun depresi. Sehingga saat pergi tidur di malam hari sudah fokus untuk istirahat.
Sehingga tidur menjadi lebih nyenyak dan berkualitas, ketika bangun di pagi hari maka akan merasa segar sekaligus bugar. Apabila sudah menjadi kebiasaan maka kualitas kesehatan juga akan meningkat maupun terjaga.
Membuat journal harian juga membantu memberi rasa nyaman dan rasa damai atau ketenangan pikiran. Stres yang reda secara alami oleh proses dari aktivitas ini akan membuat hati dan pikiran lebih tenang. Sehingga bisa menikmati rutinitas yang dimiliki.
Aktivitas menyusun journal harian juga bisa membantu Anda untuk menjaga mood tetap baik sepanjang hari. Pasalnya isi dari journal tersebut bisa berupa curahan hati, unek-unek, dan target harian yang memotivasi diri untuk semangat meraihnya.
Manfaat ini didapatkan karena ada proses menulis, bagaimana membuat alur cerita, dan bagaimana mempercantik tampilannya.
Semua aktivitas ini menuntut otak untuk bekerja dan mengasah kreativitas secara maksimal. Otak akan semakin terlatih dan berdampak baik bagi kesehatan. Misalnya menjadi tidak mudah lupa, memperkecil resiko terkena alzheimer, dan sebagainya.
Kalangan dosen yang merasa tertekan dengan proses administrasi yang memusingkan, penelitian yang masih berjalan cukup panjang, dan kendala lain dalam menjalankan aktivitas akademik. Tentu rentan mengalami stres, sehingga journaling bisa dijadikan solusi.
Sebab memberikan banyak manfaat yang menguntungkan bagi dosen sesuai penjelasan sebelumnya. Lalu, apa yang harus ditulis di dalam jurnal harian tersebut? Hal ini tentu menjadi pertanyaan banyak orang, terutama bagi Anda yang belum terbiasa.
Pada dasarnya, kegiatan membuat journal harian adalah untuk rekreasi dengan kegiatan menulis secara kreatif. Maka isi di dalamnya bisa disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan. SIfatnya bebas dan dibuat sesuka hati.
Namun jika butuh inspirasi, berikut adalah beberapa hal yang umum dijadikan isi journal harian tersebut:
Para dosen bisa mempertimbangkan isi journal dengan target atau agenda harian. Aktivitas akademik yang cukup banyak tentunya perlu disusun berdasarkan skala prioritas. Skala prioritas ini bisa dituangkan ke dalam journal sebagai peta jalan.
Dalam keseharian, kadang ada saja yang mengganggu pikiran. Misalnya marah atau rasa tidak suka atas sikap dan perilaku seseorang. Merasa jengkel dengan aturan baru yang diterapkan secara mendadak atau karena hal lainnya.
Maka segala hal yang dianggap mengganggu pikiran dan membuat mood menjadi buruk bisa dituangkan ke journal. Efeknya, Anda akan membuang gangguan pikiran tersebut dan melepaskan seluruh unek-unek sehingga hati dan pikiran lega.
Dosen mungkin dalam menjalankan rutinitas mendadak ada ide topik penelitian maupun topik tulisan terlintas di kepala. Maka ide-ide ini agar tidak terlupa bisa dicantumkan ke dalam journal harian yang dibuat. Sehingga bisa berfungsi sebagai reminder.
Isi dari journaling juga bisa berupa afirmasi, mantra, maupun doa. Maksudnya disini bisa dalam kalimat atau quote kata bijak, doa dari potongan ayat maupun Hadist, dan sebagainya.
Sehingga isi journal bisa menjadi penyemangat saat kelelahan atau merasa ingin menyerah atas usaha yang masih setengah jalan. Journal yang dibuat kemudian bisa menjadi pengingat untuk kembali fokus pada tujuan yang ditetapkan di awal.
Isi journal berikutnya juga bisa berupa cerita yang berkesan di hari ini. Journal dengan isi ini bisa ditulis di sore atau malam hari. Sehingga isinya menjadi pembelajaran di hari kedepan karena ada pengalaman menarik, berkesan, dan bermakna.
Isi dari journaling juga bisa berupa apresiasi yang diberikan kepada diri sendiri atas kinerja dan pencapaian yang diraih. Misalnya ucapan selamat kepada diri sendiri maupun ucapan terima kasih atas kerja keras yang dilakukan selama ini.
Bagi Anda yang tertarik membuat journaling dan belum pernah melakukan hal ini sebelumnya. Tentu akan bingung mengenai bagaimana memulai aktivitas menulis journal tersebut. Maka bisa mencoba beberapa cara journaling berikut:
Cara pertama adalah menentukan medianya terlebih dahulu. Sebab membuat journal harian bisa dilakukan manual di buku diary atau selembar kertas. Bisa juga secara digital melalui aplikasi di smartphone maupun komputer.
Berikutnya adalah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Misal jika memilih membuat journal secara manual maka bisa menyiakan kertas atau buku diary, pulpen, stiker, highlighter, lem, foto, dan sebagainya atau cukup dengan buku dan pulpen.
Berikutnya adalah menentukan isi dari journal yang akan dibuat. Anda bisa fokus pada satu hal saja, akan tetapi bisa juga dibuat bervariasi.
Selanjutnya adalah membuat jadwal rutin. Jadi, sediakan waktu khusus yang nantinya digunakan untuk melakukan journaling tersebut. Sehingga bisa dilakukan rutin dan merasakan semua manfaat yang sudah dijelaskan.
Melalui penjelasan tentang apa itu journaling dan bagaimana membuatnya tersebut. Maka bisa dipertimbangkan untuk rutin dilakukan oleh Anda para dosen. Aktivitas ini bisa membantu mendapatkan solusi agar lebih mudah meredakan stres yang mungkin dialami.
Simak tips untuk dosen lain agar proses mengajar di kelas Anda semakin lancar:
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…