Memahami apa itu indeks jurnal tentu sangat penting bagi kalangan dosen dan peneliti. Sebab hasil penelitian yang dilakukan kemudian dipublikasikan, salah satu bentuk publikasinya adalah ke jurnal ilmiah.
Namun, sekedar masuk ke jurnal yang sesuai bidang keilmuannya tentu tidak cukup. Jurnal tersebut idealnya sudah terindeks ke beberapa database terakreditasi dan bereputasi. Sehingga diakses lebih banyak orang yang kemudian memberi manfaat yang lebih besar.
Supaya publikasi artikel ilmiah ke jurnal bisa terindeks, khususnya di database terakreditasi dan bereputasi. Maka pahami dulu apa itu indeks khusus jurnal ilmiah dan kenapa publikasi jurnal harus terindeks?
Dalam Tri Dharma, dosen memiliki tugas menjalankan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiganya akan menciptakan sebuah temuan, produk, solusi, dan sebagainya yang tentu perlu dipublikasikan.
Harapannya agar semua ilmu, pengalaman, dan temuan yang didapatkan bisa dimanfaatkan orang lain. Baik itu oleh mahasiswa dan dosen maupun oleh masyarakat luas yang menekuni berbagai bidang profesi.
Proses publikasi bisa dalam bentuk jurnal. Jadi, dosen perlu menulis artikel ilmiah dan dipublikasikan ke jurnal ilmiah. Baik jurnal nasional maupun internasional. Tak hanya sampai disitu, dosen juga harus berusaha agar jurnalnya terindeks ke database mumpuni.
Sehingga dosen harus paham apa itu indeks jurnal. Indeks sendiri adalah alat yang digunakan dalam dunia Internet, yang bertujuan untuk mengatur dan memudahkan seseorang atau pengguna internet untuk menemukan konten yang mereka cari.
Secara sederhana, indeks merupakan kondisi dimana sebuah publikasi (misal artikel ilmiah di jurnal) masuk ke database sebuah pemilik sistem tata kelola data publikasi. Jika ada yang melakukan pencarian dengan kata kunci tertentu.
Maka sistem akan mencari semua data yang masuk dan kemudian menunjukan rekomendasi yang sesuai. Seperti sistem pencarian di Google, dimana kita mengetik kata kunci lalu Google memberi rekomendasi.
Google melakukan indeks terhadap sejumlah publikasi sehingga bisa memberi rekomendasi yang relevan sekaligus beragam pada pengguna layanannya di internet.
Baca Juga:
Cara Mengetahui Jurnal Predator
Metode Artikel Jurnal Imrad – Non Imrad
Lalu, apa yang dimaksud dengan indeks jurnal? Istilah indeks tentu masih sangat umum karena memang bisa mengacu pada seluruh jenis publikasi. Jika sudah ada tambahan kata “jurnal” di belakangnya, maka indeks disini menjadi lebih spesifik.
Secara umum, indeks jurnal adalah sebuah sarana atau alat untuk mengindeks setiap jurnal yang di “publish” oleh peneliti atau ilmuan. Sehingga terdapat sebuah database yang memiliki sistem menampung seluruh jurnal yang terpublikasi.
Database ini kemudian dikenal dengan istilah pengindeks jurnal. Sebab prinsip kerjanya memang menampung atau menyimpan seluruh jurnal yang terpublikasi secara online ke dalam database yang dimiliki.
Indeks terhadap jurnal sangat penting agar proses mencari jurnal menjadi lebih mudah dan mendapatkan hasil rekomendasi pencarian yang spesifik. Sehingga memberi efisiensi waktu dan tenaga.
Saat ini, pengindeks jurnal sendiri sangat beragam. Khusus untuk pengindeks jurnal internasional terdapat dua jenis pengindeks yang sangat populer. Yakni DOAJ (The Directory of Open Access Journal) dan SCOPUS.
Scopus bahkan di Indonesia menjadi standar untuk melakukan publikasi artikel ilmiah ke jurnal internasional. Dosen di seluruh perguruan tinggi diharapkan bisa mempublikasikan jurnal yang terindeks ke dalamnya untuk mendapatkan pengakuan dan tambahan poin KUM (angka kredit dosen).
Baik DOAJ, Scopus, maupun pengindeks jurnal internasional lainnya memiliki syarat dan kebijakan tersendiri dalam memasukan jurnal ke database mereka. Selain itu, masing-masing pengindeks juga memakai tipe indeks jurnal yang berbeda.
Secara umum tipe pengindeks jurnal sendiri ada 5 (lima), yaitu:
Tipe yang pertama adalah search engine atau mesin pencari. Search engine merupakan alat yang digunakan untuk membantu orang menemukan informasi di internet.
Sebuah search engine akan mengumpulkan kata kunci, lalu dicocokan dengan seluruh data di dalam database yang dimiliki. Jika ada yang cocok atau mendekati, maka akan direkomendasikan kepada pencari yang mengetik kata kunci.
Tipe yang kedua adalah general indexes, yaitu proses merekomendasikan jurnal yang hanya terbatas pada jurnal yang terpublikasi atau hanya jurnal-jurnal yang terdaftar.
Tipe ini digunakan oleh DOAJ dalam merekomendasikan jurnal yang dicari oleh pengguna jasanya yang berkunjung ke website. Sehingga hanya merekomendasikan jurnal yang sesuai kata kunci yang diketik, dan hanya jurnal yang terdaftar saja.
Berikutnya adalah Quality Assured Indexes, yaitu indeks yang memiliki kriteria kualitas tertentu dan semua jurnal harus memenuhi kriteria tersebut jika jurnal mereka ingin terindeks.
Sehingga database jurnal memiliki standar kualitas yang menjadi kriteria yang harus dipenuhi para peneliti dan dosen. Jika ingin jurnal yang dipublikasikan masuk ke database tersebut dan direkomendasikan ke pengguna jasa mereka.
Tipe indeks jurnal yang keempat adalah citation indexes, yaitu proses indeks terhadap jurnal berdasarkan jumlah sitasi. Biasanya database dengan tipe ini akan menampilkan jumlah sitasi dari jurnal-jurnal yang direkomendasikan ke pencari.
Terakhir adalah regional indexes, yaitu proses indeks terhadap jurnal berdasarkan wilayah tertentu. Misalnya sebuah database hanya menampung data jurnal terpublikasi di Indonesia, sehingga tidak ada jurnal dari negara lain.
Sebagaimana yang disampaikan sebelumnya, setiap sistem indeks jurnal seperti DOAJ dan Scopus memiliki kriteria atau syarat tersendiri. Dosen dan peneliti yang ingin masuk ke indeks mereka tentu perlu memenuhi kriteria tersebut.
Semakin kredibel sebuah database biasanya semakin kompleks kriterianya, sehingga terbilang susah untuk ditembus. Meskipun begitu dengan teknik yang tepat tidak sedikit dosen di Indonesia yang berhasil masuk ke indeks Scopus.
Jika proses masuk ke indeks jurnal bereputasi sangat susah, kenapa hal ini perlu diusahakan dan bahkan diperjuangkan? Sebab manfaat jurnal yang terindeks di dalamnya sangat besar. Seperti:
Selain manfaat di atas, masih banyak lagi manfaat yang didapatkan jika berhasil masuk ke indeks jurnal bereputasi. Sehingga tidak keliru jika diusahakan secara maksimal karena memang manfaatnya sangat besar dan dirasakan banyak pihak.
Artikel Terkait:
Situs Pilihan untuk Download Jurnal Gratis
Cara Mengetahui Akreditasi Jurnal Nasional di Sinta
8 Perbedaan Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Mengenal Hijacked Journal, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Jurnal Predator
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…