Setiap dosen dan peneliti di dunia tentu memiliki keinginan masuk ke dalam daftar ilmuwan berpengaruh di dunia. Salah satu pemeringkatan bergengsi yang menunjukkan ilmuwan paling berpengaruh adalah World’s Top 2% Scientist yang dirilis Stanford University.
Pemeringkatan World’s Top 2% Scientist 2024 resmi dirilis pada 16 September 2024 kemarin. Kabar baiknya, pemeringkatan global tersebut mencantumkan nama-nama dosen dan peneliti dari Indonesia.
Dosen dan peneliti asal Indonesia ini berasal dari berbagai fakultas dan bidang keilmuan. Pencapaian ini tentu saja semakin menunjukkan bahwa kualitas riset dan publikasi ilmiah para dosen dan peneliti Indonesia mendapat rekognisi internasional.
ITB (Institut Teknologi Bandung) menjadi perguruan tinggi dengan jumlah ilmuwan terbanyak yang masuk ke daftar World’s Top 2% Scientist. Total ada 14 dosen dan peneliti asal ITB yang berhasil masuk ke dalam pemeringkatan tersebut, yaitu:
Dosen ITB, Brian Yuliarto yang masuk ke peringkat 2.484 dalam sebuah wawancara dengan awak media menuturkan sudah masuk pemeringkatan global tiga kali berturut-turut sejak tahun 2022 lalu.
Pencapaian ini dijelaskan olehnya bersumber dari riset terkait pori material nano untuk aplikasi sensor dan energy. Selain itu, jumlah publikasi di jurnal peringkat Q1 Scopus mencapai 20 artikel ilmiah. Lewat riwayat publikasi ini, berhasil didapatkan sitasi 5.300-an dengan H-Indeks 38.
Tak hanya ITB, dosen dan peneliti asal Indonesia yang berhasil menjadi ilmuwan berpengaruh di dunia juga berasal dari UI (Universitas Indonesia). Bahkan jumlah dosen yang menembus World’s Top 2% Scientist 2024 antara UI dengan ITB bersaing ketat.
Seperti penjelasan sebelumnya, total ada 14 dosen dan peneliti asal ITB masuk ke pemeringkatan tersebut. Beda sangat tipis dengan UI yang jumlah dosen di pemeringkatan tersebut ada 13 orang. Berikut daftar ilmuwan berpengaruh di dunia asal UI:
Dosen dan peneliti asal Indonesia berikutnya yang menjadi ilmuwan berpengaruh di dunia adalah dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Tahun ini, total ada 7 dosen dan peneliti dari UGM yang berhasil masuk dalam daftar World’s Top 2% Scientist, yaitu:
Prof Muh Aris Marfai dalam wawancara bersama Detik menuturkan sudah mempublikasikan ratusan publikasi ilmiah. Mencakup publikasi pada jurnal internasional, jurnal nasional, buku ilmiah, dan prosiding seminar.
“Lebih dari 300 publikasi yang telah dihasilkan selama ini, baik berupa jurnal internasional, jurnal nasional, buku, buku chapter, buku ajar, dan prosiding seminar,” kata Aris.
Jumlah publikasi ini tentu sangat tinggi, karena total ada 300 karya yang sudah dipublikasikan. Maka tak heran, nama salah satu dosen di UGM ini masuk ke dalam daftar ilmuwan berpengaruh di dunia tahun 2024 versi Stanford University.
Dosen dan peneliti asal Universitas Hasanudin (Unhas) juga diketahui masuk ke dalam pemeringkatan tersebut. Total ada 4 dosen asal Unhas yang berhasil menjadi ilmuwan berpengaruh di dunia, yaitu:
Dalam sebuah wawancara, Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Prof. Suharman Hamzah, PhD. Menjelaskan bahwa tahun 2024 menjadi tahun terbaik bagi Unhas.
Pasalnya, di tahun-tahun sebelumnya, hanya ada satu atau dua dosen di bawah naungan Unhas yang masuk daftar ilmuwan berpengaruh tingkat dunia. Namun, di tahun 2024 sudah meningkat tajam sampai ada 6 dosen.
“Inilah pencapaian terbaik dari kinerja riset dan publikasi selama ini. Kalau tahun-tahun sebelumnya, hanya ada satu atau dua orang yang masuk di daftar tersebut,” ujar Prof. Suharman, Senin (23/09/2024) di kampus Unhas.
Tak hanya peneliti dari kalangan dosen yang masuk ke dalam World’s Top 2% Scientist tahun 2024. Para peneliti profesional yang dinaungi BRIN juga masuk dalam daftar. Dikutip melalui website resmi BRIN, tahun ini total ada 9 peneliti yang masuk pemeringkatan tersebut, yaitu:
Selain beberapa dosen dan peneliti dari perguruan tinggi tersebut serta dari BRIN. Tentunya masih ada beberapa dosen dan peneliti lain asal Indonesia yang masuk ke daftar World’s Top 2% Scientist 2024.
Pasalnya, proses penilaian dari tahun 2023 tersebut mencantumkan ada sekitar 150 dosen dan peneliti dari Indonesia. Jumlah ini tentu terbilang besar dan menunjukan perkembangan signifikan pada kualitas dan kuantitas riset serta publikasi ilmiah di Indonesia.
Detailnya adalah 14 peneliti dari UI, 13 peneliti dari ITB, 9 peneliti dari BRIN, masing-masing 8 peneliti dari Universitas Padjadjaran dan Universitas Diponegoro, masing-masing 7 peneliti dari Universitas Gadjah Mada dan Universitas Airlangga, masing-masing 6 peneliti dari Universitas Hasanudin, masing-masing 4 peneliti dari Universitas Sebelas Maret, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Bina Nusantara University, dan Universitas Brawijaya, masing-masing 5 peneliti dari Universitas Pendidikan Indonesia, dan masing-masing 3 peneliti dari Universitas Syiah Kuala dan IPB University.
Pemeringkatan bertajuk World’s Top 2% Scientist diketahui merupakan pemeringkatan global yang menunjukkan daftar peneliti atau ilmuwan yang publikasi ilmiahnya memiliki pengaruh atau dampak tinggi.
Daftar pemeringkatan ini disusun oleh Prof. John PA Ioannidis MD PhD., dari Stanford University bersama Jeroan Baas (Elsevier) dan Kevin Boyak (SciTech Strategies). Hasilnya kemudian dipublikasikan di Stanford University dan Jurnal Elsevier BV.
Daftar nama peneliti berpengaruh tersebut kemudian diberi tajuk “Updated Science-Wide Author Databases of Standardized Citation Indicators” dan dipublikasikan pada 16 September 2024 kemarin.
Sesuai dengan namanya, proses penetapan pengisi daftar World’s Top 2% Scientist didasarkan pada jumlah kutipan dari publikasi ilmiah para ilmuwan (dosen dan peneliti). Perhitungan jumlah kutipan mengacu pada sejumlah indikator penilaian yang terstandarisasi, yaitu:
Hasil pemeringkatan mengacu pada Indikator Komposit atau cscore, baik dengan atau tanpa kutipan sendiri. Seluruh daftar ilmuwan yang masuk kemudian dibagi menjadi 22 bidang ilmu dan 174 sub bidang sesuai standar dari Science Matrix.
Hasilnya ada ratusan ilmuwan dari berbagai negara di dunia masuk dalam pemeringkatan World’s Top 2% Scientist tahun 2024 versi Stanford University. Beberapa ilmuwan asal Indonesia, baik dosen dan peneliti berhasil masuk dalam daftar tersebut. Beberapa nama sudah disebutkan di atas.
Selain pemeringkatan ini, tentunya ada pemeringkatan lain yang dirilis oleh perguruan tinggi dan lembaga penelitian lain di dunia. Masing-masing memiliki indikator penilaian tersendiri sesuai kebijakan pihak penyelenggara.
Masuk ke dalam pemeringkatan tersebut menunjukkan kualitas riset yang dilakukan ilmuwan asal Indonesia semakin membaik dan mendapat rekognisi dari ilmuwan lain di dunia. Hal tersebut terbukti dengan hasil riset para ilmuwan Indonesia dijadikan referensi dan dikutip oleh ilmuwan lain di dunia.
Lewat pencapaian ini, harapannya bisa menjadi sumber motivasi bagi para dosen dan peneliti lain dari Indonesia. Sehingga bisa semakin giat melaksanakan penelitian dan meningkatkan kuantitas sampai kualitas publikasi ilmiah dalam berbagai bentuk. Khususnya publikasi di jurnal internasional bereputasi, agar bisa meningkatkan peluang masuk World’s Top 2% Scientist.
Aktif melakukan kegiatan riset atau penelitian dan mengurus publikasi di jurnal bereputasi. Menjadi salah satu kunci untuk bisa masuk dalam pemeringkatan seperti World’s Top 2% Scientist versi Stanford University.
Para dosen di Indonesia, tentunya juga perlu memperhatikan linieritas dalam publikasi tersebut agar memenuhi syarat untuk kenaikan jabatan fungsional. Sehingga riwayat publikasi ilmiah yang dimiliki bisa digunakan untuk memenuhi syarat khusus kenaikan jabatan fungsional.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik ilmuwan berpengaruh di dunia. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Ikuti jejak dosen yang masuk daftar ilmuwan berpengaruh di dunia dengan aktif melakukan penelitian. Baca artikel tentang “penelitian” berikut:
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…