fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Hindun Mila, Baru Satu Tahun Jadi Dosen Muda Kebidanan Hasilkan Banyak Karya

dosen muda kebidanan
Hindun Mila Hudzaifah, M.Tr.Keb., dosen muda kebidanan AKBID RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta ini meski belum genap 1 tahun menjadi dosen, tetapi banyak mendulang karya yaitu menghasilkan tulisan di jurnal ilmiah, menulis buku, membuat video pembelajaran, dan menadi peer reviewer. (Sumber Foto: dok. Hindun Mila)

Sejak memutuskan kuliah di bidang kebidanan, Hindun Mila Hudzaifah, M.Tr.Keb., berkeinginan menekuni bidang tersebut dan menjadi dosen. Tak dipungkiri keinginan itu pun diperkuat karena kedua orangtuanya juga sebagai pendidik. Hindun pun ingin mengikuti jejak sekaligus memenuhi keinginan kedua orang tuanya. Namun, bagaimana perkajalanan karir Hindun menjadi dosen muda kebidanan di Akbid RSPAD Gatot Subroto, Jakarta? Berikut kisahnya.

Alasan Pilih Bidang Kebidanan

Diakui Hindun, sejak kecil ia sangat menyukai bidang kesehatan, karena ayahnya dulunya seorang dosen yang berlatarbelakang perawat dan juga menjadi “Mantri” pada masanya. Sehingga di rumah banyak alat-alat kesehatan, misalnya stetoskop, alat suntik, obat-obatan dan alat-alat medis lain.

Karena sering terpapar dengan hal tersebut, membuat Hindun berkeinginan memberikan pelayanan kesehatan seperti yang dilakukan oleh ayahnya. Melalui kebidanan yang terfokus pada perempuan Hindun pun waktu itu berkeinginan menjadi pelengkap dikeluarga, karna ayahnya telah menjadi perawat, ia pun ingin menjadi bidan.

Menurutnya, bidan adalah profesi yang mandiri dan mempelajari  semua siklus dari  kehidupan seorang wanita, sehingga hal tersebut membuatnya tertarik karena terfokus pada asuhan pada Ibu, bayi balita, remaja dan lansia. Bidan juga merupakan profesi yang  dekat masyarakat serta dapat membuka praktik mandiri. Bidan menjadi ujung tombak terhadap kesehatan Ibu dan Anak. “Sehingga saya terpacu untuk berkontribusi untuk hal tersebut,” tuturnya.

Awal Mula Perjalanan Karir

2017 lulus dari D4 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Padang, Hindun langsung memutuskan melanjutkan pendidikan Magister Terapan Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Semarang. Saat kuliah S2 tersebut, Hindun berada di lingkungan pertemanan yang rata-rata bekerja di institusi pendidikan dan pelayanan kesehatan. Hal itu membuatnya banyak belajar dan termotivasi untuk menuju profesi dosen ketika lulus nanti.

Menjadi Asisten Dosen Pembimbing Tesis

Setelah melaksanakan sidang tesis dan sembari menunggu proses wisuda, Hindun mengisi waktunya dengan menjadi asisten dari pembimbing tesisnya. Ia diamanahkan untuk membantu pembimbing tesisnya itu untuk memeriksa proposal tesis adik tingkat ataupun skripsi mahasiswa. Dosen pembimbingnya juga pernah memberikan Hindun kesempatan untuk masuk kedalam kelas profesi bidan dari jalur alih jenjang yang mahasiswanya rata-rata berumur lebih tua darinya.

“Pada saat itu saya ditugaskan untuk memandu pembelajaran dengan metode diskusi. Hal tersebut merupakan moment berharga yang membuat saya semakin semangat untuk menjadi seorang dosen,” ungkapnya.

Setelah lulus S2 (Magister Terapan Kebidanan) tujuan utama Hindun adalah mencari institusi Pendidikan yang menerima latarbelakang Pendidikan Kebidanan, telah ada beberapa tawaran di Institusi di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur ketika ia masih menunggu wisuda namun waktu itu orang tuanya belum berkenan memberikan izin. Namun ketika Hindun meminta izin mengirimkan lamaran ke Akbid RSPAD, bersyukur kedua orang tua mengizinkan.

“Sehingga dimulailah perjalanan saya di AKBID RSPAD Gatot Soebroto dengan menjadi dosen pada November 2019,” jelasnya.

dosen muda kebidanan
Hindun Mila Hudzaifah, M.Tr.Keb., saat mengajar di kelas. Ada beberapa strategi yang Hindun terapkan dalam mengajar, salah satunya metode Small Group Discussion serta penugasan dengan referensi jurnal. (Sumber Foto: dok. Hindun Mila)

Menjadi Dosen Muda

Pada saat awal bergabung di Akbid RSPAD Gatot Soebroto sebagai seorang dosen muda yang baru terjun ke dunia pendidikan, Hindun langsung dipercaya untuk bergabung kedalam tim perumus untuk persiapan Perubahan Akbid menjadi STIKes RSPAD Gatot Soebroto serta Penambahan Prodi S1 Kebidanan dan Profesi Bidan.

“Saya difokuskan untuk membantu penyusunan kurikulum yang sebelumnya saya belum pernah berpengalaman dibidang itu. Namun atas bimbingan dan usaha akhirnya saya bisa melewatinya. Sembari proses persiapan berjalan saya diamanahkan menjadi calon Kaprodi Profesi Bidan yang nantinya akan dibuka,” katanya.

Proses itu merupakan pengalaman berharga yang pernah ia alami diusia 25 tahun ini dan sangat banyak ilmu yang ia dapatkan. Visitasi  juga telah terlaksana dan berjalan dengan lancar dimana saat ini Akbid RSPAD Gatot Soebroto tinggal menunggu SK perizinan Perubahan menjadi STIkes dan penambahan prodi baru.

Kesan Pertama Mengajar Masa Pandemi

Hindun menceritakan, kesan pertama menjadi dosen muda kebidanan adalah mengajar di masa pandemi Covid-19, melalui daring ia berusaha agar ilmu yang diberikan dapat dimengerti oleh mahasiswa. Kebetulan saat itu Hindun juga langsung menjadi Koordinator sebuah mata kuliah yang akan diajarkan pada mahasiswa tingkat akhir.

“Butuh kesabaran menghadapi mahasiswa tingkat akhir yang terkadang harus selalu diingatkan dan diarahkan secara ekstra selama proses pembelajaran,” ujarnya.

Selain itu ketika pembelajaran di era new normal juga menjadi tantangan baru untuknya. Yaitu memberikan pembelajaran secara langsung dengan memperhatikan protokol kesehatan dan belajar secara berkelompok.

Menjadi Peer Reviewer 

Tak hanya itu, kesempatan demi kesempatan diamanahkan kepada dosen muda kebidanan yang belum genap satu tahun mengajar ini. Selain menjadi tim perumus, beberapa waktu yang lalu dosen yang pernah bercita-cita menjadi dokter ini juga mendapatkan kesempatan menjadi Peer Reviewer dari Journal Advances in Medicine and Medical Research (JAMMR). Hal tersebut juga merupakan tantangan baru  dan pengalaman pertama menjadi reviewer bagi Hindun ketika berprofesi sebagai dosen saat ini.

Strategi Mengajar Sebagai Dosen Muda Kebidanan

Meski terbilang baru dalam mengajar, tetapi Hindun professional dalam mengajar. Salah satunya ia pun membuat strategi dalam proses pembelajaran. Selain menerapkan apa yang menjadi landasan pembelajaran yang telah diatur Akbid RSPAD Gatot Subroto, Hindun juga menambahkan dengan metode Small Group Discussion.

Dosen muda kebidanan ini menjelaskan, dengan metode tersebut dapat melatih analisa mahasiswa terhadap kasus yang dihadapi dan mendiskusikan ilmu baru yang sedang berkembang. Selain itu juga memberikan penugasan dengan referensi jurnal, agar ilmu yang didapatkan telah berdasarkan evidance based.

Media seperti video pembelajaran dan alat peraga juga digunakan Hindun untuk memperdalam pemahaman mahasiswanya. Di samping itu, ia juga melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan sistem pendekatan yang berbeda-beda pada setiap karakter mahasiswanya.

“Sesekali juga mengajak mahasiswa berdiskusi dengan bahasa yang lebih akrab dan mengikuti gaya mereka. Saya juga dijuluki “dosen gaul” oleh mahasiswa karna membawakan perkuliahan beda dari dosen yang lain,” akunya.

Suka Duka Menjadi Dosen Muda Kebidanan

Dosen yang juga sebagai Co-Trainer Indonesian Holistic Care Association (IHCA) ini mengaku banyak suka ketika menggeluti profesi sebagai dosen. Diantaranya yaitu; profesi dosen dianggap keren dimata masyarakat, punya banyak relasi dan koneksi dengan berbagai macam stakeholder, menginspirasi mahasiswa.

“Saya sangat senang jika bisa menginspirasi orang lain. Dengan peran saya sebagai dosen, saya dapat memotivasi anak millenials untuk bergerak maju. Ada rasa bangga dan terharu apabila ketika mahasiswa yang diajari bisa mengerti dan mendapat pencerahan,” ungkap Hindun.

dosen muda kebidanan
(Sumber Foto: dok. Hindun Mila)

Lingkungan Akademis yang Menyenangkan

Hindun mengaku senang dan beruntung berada di lingkungan akademis yang menyenangkan, seperti di Akbid RSPAD Gatot Soebroto serta menjadi bagian dari keluarga. Menurutnya, dosen-dosen Akbid RSPAD Gatot Soebroto baik yang muda maupun yang senior hingga staf akademis dan janitor, semuanya baik.

“Kami saling menghargai. Entah, mungkin saya masih baru, tetapi saya tidak merasakan office politics di sini sekental di tempat lain. Saya sangat beruntung karena dosen-dosen yang sering berinteraksi dengan saya semuanya baik,” ujarnya.

Tahu Seluk Beluk Kehidupan Akademis

Bagi Hindun dengan berprofesi sebagai dosen, bisa mengetahui seluh beluk kehidupan akademis yang sebenarnya. Ketika menjadi mahasiswa, hanya mengetahui dari permukaan luar saja. Tetapi setelah menjadi dosen, Hindun tahu bagaimana cara dosen menyiapkan kurikulum, jadwal perkuliahan, bahan ajar, membuat soal ujian, menilai berkas ujian mahasiswa, serta melaksanakan tridharma perguruan tinggi tentunya.

“Juga berkontribusi kepada masyarakat. Dengan menjadi dosen, saya merasa telah ikut berkontribusi dalam membantu mencerdaskan generasi bangsa,”.

Adapun duka Hindun hanya membutuhkan manajemen waktu yang baik. Karena sering, pada saat libur kerja yaitu Sabtu dan Minggu pun Hindun masih berkutat menyelesaikan pekerjaannya.

Penelitian yang Pernah Dilakukan

Penelitian yang pernah dilakukan adalah penelitian tentang kesehatan reproduksi remaja. Selain itu, ia juga penelitian mengenai Penerapan Asuhan Komplementer Kebidanan Terhadap Ibu Hamil Hipertensi.

Dari hasil penelitian itu, luaran yang dihasilkan berupa publikasi Jurnal Efektivitas Acuyoga terhadap Detak Jantung Janin pada Ibu Hamil Hipertensi (The effectiveness of acuyoga on fetal health among pregnant women with hypertension). International Journal of Nursing and Health Service (IJNHS) terbit 15 Maret 2020.

Selain artikel ilmiah yang terbit di jurnal ilmiah, Hindun juga telah menulis buku berjudul “Panduan Acuyoga Untuk Ibu Hamil Hipertensi, ISBN Perpustakaan Nasional : 978-602-6536-53-2 dan dalam proses HKI. Dan modul pembelajaran serta video pembelajaran.

Makna Profesi Dosen

Bagi Hindun, dosen atau tenaga pendidik merupakan profesi yang mulia karna berkontribusi langsung dalam tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dosen juga merupakan salah satu profesi yang sejalan dengan passion saya yaitu public speaking.

Menurutnya, dengan menjadi seorang dosen Hindun berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi yang lebih luas. Selain itu sesuai dengan ajaran agama Islam juga bahwa menyebarkan ilmu yang bermanfaat adalah bentuk amal jariyah dan sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang dapat bermanfaat bagi orang lain.

dosen muda kebidanan
Hindun Mila, juga dikenal sebagai “dosen gaul” karena akrab dengan mahasiswanya. (Sumber Foto: dok. Hindun Mila)

Harapan

Hindun berharap, ketika teman-teman yang lulus sarjana dan berencana melanjutkan S2 dan berkeinginan menjadi dosen bukan karena ikut-ikutan atau agar dipandang keren. Tetapi lakukanlah dari hati. Karena masa depan generasi ke depan dimulai dari tangan tenaga pendidik saat ini dan menjadi pertanggung jawaban secara moral.

“Sehingga apabila kita tidak melaksanakan dengan baik jangan sampai kita memberikan didikan yang salah untuk generasi-generasi kedepannya. Perkuatlah  Ilmu dengan pengalaman sebanyak-banyaknya. Jadilah dosen yang juga dapat menjadi role model dan bermanfaat untuk orang banyak,” bebernya.

Hindun juga berharap, semoga Akbid RSPAD Gatot Soebroto menjadi Institusi unggul dan terdepan yang mencetak bidan profesional, mandiri, dan inovatif. Never Stop Learning because life never stop teaching and Do the best you will be the best, demikian motto hidup yang dipegangnya. (duniadosen.com/titisayuw)