Cara menghindari jurnal predator ternyata tidak susah untuk dilakukan, terutama bagi dosen dan peneliti senior yang sudah berpengalaman. Jurnal predator memang menjadi momok menakutkan bagi dosen dalam melakukan publikasi jurnal internasional.
Meskipun resiko menjadi korban jurna predator tetap ada, namun resiko ini bisa diminimalkan jika paham caranya. Sehingga bisa melakukan publikasi jurnal internasional dengan aman dan kemudian juga diakui oleh Kemendikbud maupun Kemenag (dosen di bawah naungan Kemenag).
Lalu, apa saja yang harus dilakukan sebagai upaya menghindari jurnal predator? Temukan jawabannya melalui ulasan berikut ini.
Sebelum sampai ke pokok bahasan daftar cara menghindari jurnal predator. Maka bisa membahas dulu pengertian jurnal predator sekaligus dampak negatif yang ditimbulkan jika terjerat oleh jurnal abal-abal tersebut.
Secara umum, jurnal predator adalah sebuah layanan yang melayani penerbitan artikel ilmiah ke dalam jurnal ilmiah namun dengan prosedur yang tidak sesuai dengan ketentuan umum dan ditetapkan secara internasional.
Pada umumnya publikasi jurnal terdiri dari beberapa tahap yang semua fokus pada proses editing. Sehingga bisa dipastikan kualitas artikel ilmiah tersebut memang baik dan layak untuk diterbitkan.
Proses editing dilakukan beberapa tahap, pertama oleh editor dari pihak jurnal tersebut. Kemudian berlanjut ke reviewer yang bisa dilakukan 1 orang maupun lebih dan merupakan ahli di bidang keilmuan sesuai topik artikel ilmiah tersebut.
Jurnal predator seringnya tidak melakukan tahapan tersebut sehingga kualitas artikel tidak terjamin dan asal diterbitkan saja. Tindakan ini meskipun menjamin artikel milik dosen misalnya bisa langsung terbit bahkan dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan.
Jurnal predator bisa memberikan banyak dampak negatif yang merugikan, misalnya:
Jurnal predator mengedepankan keuntungan finansial dari jasa penerbitan jurnal internasional yang disediakan. Sehingga dengan fokus ini, pihak mereka tidak melakukan peer review dengan benar. Kualitas artikel dosen menjadi taruhannya, karena dipastikan kualitasnya rendah.
Seringkali jurnal predator tidak melakukan proses editing dan review, sehingga naskah artikel ilmiah diterbitkan apa adanya. Padahal bisa jadi ditulis dosen dan peneliti pemula yang rawan melakukan plagiarisme tanpa disengaja. Jika terjerat jurnal predator maka akan dianggap plagiator di dunia ilmiah.
Biaya penerbitan jurnal di jurnal predator sangat tinggi dan bahkan dibayarkan di muka. Sehingga praktek jurnal predator dipastikan akan memeras dosen secara finansial dengan hasil mengecewakan.
Dampak negatif dari jurnal predator berikutnya adalah bisa mencoreng reputasi dosen di dunia ilmiah. Sebab sekali terjerat jurnal predator dan kemudian kualitas artikel ilmiahnya masih buruk.
Atau mungkin melakukan plagiarisme yang tidak disengaja, dan lain-lain. Maka akan diingat sepanjang masa, dan hal ini bisa membuat dosen tersebut dikenal sebagai penulis ilmiah yang buruk.
Baca Juga:
Cara Mengetahui Jurnal Predator
Metode Artikel Jurnal Imrad – Non Imrad
Dampak negatif yang sangat merugikan dosen selaku penulis ilmiah dan peneliti tentunya membuat jurnal predator wajib dihindari. Jadi, dosen lah yang harus teliti memilih jurnal agar terhindar dari jeratan jurnal predator yang merugikan tersebut.
Ada banyak cara menghindari jurnal predator bisa dilakukan, dan berikut beberapa pilihan sederhana dan yang mudah untuk dilakukan:
Cara pertama dan yang utama adalah memiliki niat untuk menerbitkan artikel ilmiah yang berkualitas. Sehingga tidak fokus menerbitkan artikel secepatnya lalu mengabaikan kualitas dan prosedur penerbitan yang umum atau normal.
Jika niat yang dimiliki hanya asal cepat melakukan penerbitan agar naik jabatan atau alasan lain. Maka resiko menjadi korban jurnal predator cukup tinggi. Ada baiknya meluruskan niat agar selalu waspada dan penuh kehati-hatian saat melakukan publikasi.
Cara kedua adalah dengan memastikan bahwa website jurnal internasional yang dipilih memang terbukti kredibel. Bagaimana caranya? Berikut beberapa diantaranya:
Cara menghindari jurnal predator berikutnya adalah dengan memperhatikan dan memastikan cakupan jurnal masih sesuai. Jadi, cakupan disini bisa diartikan sebagai kesesuaian topik artikel ilmiah dengan bidang keilmuan jurnal tersebut.
Dijamin jurnal kredibel selalu linear, misalnya artikel ilmiah tentang hasil penelitian Psikologi maka akan dimuat di jurnal psikologi juga. Jika mendapati jurnal cakupannya terlalu luas dan lintas bidang keilmuan, maka patut curiga.
Jurnal predator biasanya akan bersikap tertutup mengenai proses penerbitan, yakni berkaitan dengan proses di editor dan peer review. Padahal penulis memiliki hak untuk mengetahui perkembangan artikel ilmiah yang dimilikinya.
Hal serupa juga berlaku untuk biaya, dimana biaya yang dibebankan idealnya disampaikan setelah ada kepastian artikel diterima. Jika dosen sudah diminta membayar biaya penerbitan padahal baru submit jurnal. Maka bisa dipastikan jurnal tersebut predator.
Sebagai bentuk kewaspadaan dan kehati-hatian pastikan mengecek siapa penyedia jasa penerbitan jurnal tersebut. Misalnya dengan mencari tahu informasi di menu about. Tujuannya untuk memastikan penerbit memang kredibel.
Jika di menu about tidak ada unsur mencurigakan, segera saja ke menu Editorial Board yang menampilkan nama reviewer. Pastikan semuanya adalah ahli di sebuah bidang keilmuan, jika perlu dihubungi langsung untuk konfirmasi. Sebab bisa jadi nama ahli tersebut hanya dicatut oleh jurnal predator.
Salah satu ciri khas jurnal predator adalah memiliki nama jurnal yang mirip dengan jurnal lain. Hal ini tidak akan dilakukan oleh jurnal kredibel, karena mereka akan memastikan identitasnya unik dan menjamin kredibilitas layanannya sampai kapanpun.
Cara menghindari jurnal predator yang terakhir adalah berkonsultasi dengan mereka yang sudah berpengalaman dan ahli dalam publikasi jurnal internasional. Misalnya dengan kolega, kemudian pustakawan, dan rekan sesama dosen.
Konsultasi penting agar terhindar dari jurnal predator, khususnya dari mereka yang sudah pernah menjadi korban. Lewat konsultasi ini pula bisa mendapatkan rekomendasi jurnal kredibel yang sebaiknya dipilih.
Dengan berbagai cara menghindari jurnal predator tersebut maka bisa membantu para dosen menghindari jeratannya yang berbahaya. Sehingga bisa melakukan publikasi jurnal internasional dengan aman dan nyaman.
Sekaligus membuka kesempatan masuk ke database bereputasi, baik itu Scopus maupun WoS. Silahkan mencoba diterapkan dan terus dilakukan sepanjang karir akademik, karena keberadaan jurnal predator diprediksi akan tetap ada sampai kapanpun.
Artikel Terkait:
Situs Pilihan untuk Download Jurnal Gratis
Cara Mengetahui Akreditasi Jurnal Nasional di Sinta
8 Perbedaan Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Mengenal Hijacked Journal, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Jurnal Predator
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…