Memahami bagaimana cara mendapatkan dana hibah penelitian tentu menjadi hal penting bagi seorang dosen. Sebab hibah sendiri merupakan salah satu dari beberapa sumber pendanaan penelitian yang dilaksanakan dosen tersebut.
Mendapatkan hibah penelitian diketahui tidak selalu mudah untuk dilakukan, apalagi dengan ragam persyaratan yang perlu dipenuhi. Ditambah dengan persoalan teknis seperti susunan proposal yang wajib sesuai dengan ketentuan.
Meskipun tidak mudah, tentu para dosen tidak perlu sampai patah semangat. Mengingat tidak sedikit dosen dari berbagai perguruan tinggi dan berbagai wilayah berhasil menjadi penerima hibah. Lalu, apa saja cara terbaik untuk memperbesar peluang ini?
Sumber Dana Penelitian Dosen
Sebelum membahas mengenai tata cara mendapatkan hibah penelitian, maka dibahas dulu mengenai sumber dana penelitian. Dalam KBBI, penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan.
Secara sederhana, penelitian adalah kegiatan menganalisis suatu permasalahan dan mencari solusi terbaik dengan menggunakan metode ilmiah. Kegiatan penelitian umumnya dilakukan dosen, mahasiswa, dan peneliti dari berbagai lembaga penelitian.
Dalam kegiatan penelitian tersebut, diharapkan bisa didapatkan temuan-temuan baru yang menjadi solusi atas permasalahan yang dikaji. Sehingga bisa meningkatkan kualitas hidup banyak orang.
Namun, penelitian yang dilakukan dosen dan pihak manapun tentu membutuhkan dana. Nominalnya sendiri kadang tidak bisa disebut kecil dan tidak memungkinkan untuk ditanggung dengan dana mandiri dosen tersebut.
Secara umum, sumber pendanaan untuk kegiatan penelitian menjadi sangat beragam. Dikutip dari berbagai sumber, berikut sumber-sumber dana penelitian yang dimaksud:
1. Pendanaan Internal Institusi
Sumber pendanaan riset atau penelitian yang pertama adalah dari dana internal institusi. Secara umum, sebuah perguruan tinggi memiliki sumber pemasukan yang sebagian dialokasikan untuk mendanai aktivitas tri dharma dosen di bawah naungannya.
Salah satunya dialokasikan untuk mendanai rencana penelitian dosen. Jadi, bagi dosen yang hendak melaksanakan kegiatan penelitian bisa mengajukan pendanaan internal ke pihak kampus sesuai prosedur yang berlaku.
Para dosen bisa berkonsultasi dengan dosen lain yang lebih senior atau pihak di kampus yang diberi wewenang terkait hal ini. Sehingga bisa segera mengajukan usulan dana riset di perguruan tinggi tempatnya bernaung.
2. Pendanaan Mandiri
Sumber pendanaan penelitian dosen berikutnya adalah pendanaan mandiri. Sebenarnya, setiap perguruan tinggi memiliki kebijakan tersendiri dalam mengatur biaya penelitian dosen yang dinaungi.
Salah satu kebijakan yang umum diterapkan adalah dosen bisa mendanai penelitiannya secara mandiri. Sehingga bisa mengandalkan dana pribadi, yang ketika mencukupi maka rencana penelitian bisa segera dilakukan.
Namun, tidak sedikit pula perguruan tinggi yang tidak menerapkan kebijakan ini. Maka bisa dikonsultasikan dulu dengan pihak terkait. Selain itu, pilihan ini baru bisa diambil ketika dosen memang memiliki anggaran pribadi yang mencukupi.
3. Pendanaan dari Mitra
Sumber dana penelitian dosen berikutnya adalah dari mitra. Dalam dunia pendidikan tinggi, kegiatan penelitian bisa dilakukan dengan berkolaborasi bersama pihak eksternal (nonperguruan tinggi).
Dalam hal ini, para dosen dibebaskan untuk menjalin kerjasama dengan pihak eksternal. Bisa juga dibantu oleh perguruan tinggi untuk menemukan mitra yang sesuai dengan rencana penelitian yang dimiliki.
Mitra disini bisa perguruan tinggi lain, mitra dari bidang industri (misalnya perusahaan), organisasi eksternal, dan lain sebagainya. Kemitraan juga bisa berasal dari dalam maupun luar negeri.
Sehingga ketika dosen melakukan penelitian kolaborasi dengan perguruan tinggi luar negeri. Maka biasanya pendanaan bisa dari perguruan tinggi luar negeri atau ditanggung bersama dengan persentase sesuai kesepakatan.
4. Pendanaan dari Pemerintah
Sumber dana penelitian dosen berikutnya adalah dari pemerintah. Sumber ini disebut juga dengan istilah program hibah, dimana pemerintah akan menyalurkan pendanaan ke berbagai kementerian dan lembaga terkait.
Program hibah penelitian tidak hanya dari pemerintah Indonesia melainkan bisa juga dari pemerintah negara lain di dunia. MIsalnya saja, seperti yang dikutip melalui LPPM Institut Teknologi Bandung, terdapat program hibah dari kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Australia.
Selain dari Australia, masih banyak negara lain di dunia yang menyediakan program pendanaan riset untuk dosen dari Indonesia. Adapun skema pendanaan bisa bersifat penuh bisa juga dengan prinsip patungan. Sehingga perlu membaca buku panduan program dengan seksama.
Tentang Hibah Penelitian
Melalui sejumlah sumber dana penelitian dosen di atas, maka bisa dipahami bahwa dana ini bisa bersumber dari pihak eksternal. Salah satunya adalah dari pemerintah yang menyelenggarakan sejumlah program hibah penelitian.
Pemerintah Indonesia diketahui tidak hanya menyediakan hibah untuk penelitian dosen melainkan juga untuk pengabdian kepada masyarakat. Program hibah ini kemudian disalurkan melalui berbagai pihak. Misalnya melalui Kemendikbud, Kemenag, BRIN, dan lain sebagainya.
Inilah alasan kenapa program hibah dari pemerintah cukup banyak. Baik dari segi jenis, ketentuan besaran pendanaan, topik yang dijadikan prioritas, dan ketentuan khas lainnya. Para dosen yang memenuhi persyaratan kemudian bisa berpartisipasi.
Umumnya, pendaftaran ke program hibah penelitian dari pemerintah dimulai dengan mengajukan proposal usulan. Proposal ini disesuaikan dengan ketentuan seperti format, susunan rencana RAB, jadwal penelitian sampai jangka waktu, dan sebagainya.
Dana hibah dari pemerintah bisa disebut sebagai prioritas para dosen, sebab berkesempatan mendapat dukungan dana secara maksimal. Tidak hanya mendanai kegiatan penelitian, akan tetapi juga untuk meraih luaran. Misalnya biaya publikasi jurnal.
Cara Mendapatkan Dana Hibah Penelitian
Berhasil mendapatkan dana hibah penelitian membantu dosen melaksanakan rencana penelitiannya. Sekaligus membantu mencapai luaran yang mendorong publikasi ilmiah sampai perolehan HAKI (Hak Cipta maupun Hak Kekayaan Industri).
Dosen yang berhasil mendapatkan dana hibah, bahkan secara berkala biasanya memiliki perkembangan karir akademik yang bagus. Bagus disini adalah bisa menjadi Lektor Kepala maupun Guru Besar dalam jangka waktu lebih pendek. Sekaligus menorehkan prestasi lainnya.
Namun, memahami bahwa mendapatkan dana hibah tidak selalu mudah dan banyak pula proposal usulan yang ditolak asesor. Maka hal ini menjadi perhatian bagi para dosen agar mengoptimalkan proposal dan aspek lainnya. Berikut adalah beberapa cara mendapatkan dana hibah penelitian tersebut:
1. Mempelajari Program Hibah Penelitian
Langkah pertama dan perlu dijadikan prioritas para dosen, khususnya dosen pemula (dosen muda) adalah mempelajari program hibah. Hal ini perlu dilakukan pertama kali agar dosen bisa memahami betul program hibah ini seperti apa.
Mulai dari paham program hibah ini tujuannya apa, syaratnya apa saja, ketentuan yang menyertainya seperti apa, dan sebagainya. Sehingga bisa mengetahui berbagai program hibah dari berbagai lembaga atau kementerian.
Dalam tahap ini, Anda bisa mempersiapkan diri untuk memenuhi syarat menjadi dosen pengusul. Bisa langsung menjadi ketua tim atau anggota, disesuaikan dengan syarat yang ditetapkan.
Pemahaman mengenai program hibah membantu dosen mempersiapkan segala hal dengan baik. Selain berusaha memenuhi syarat-syaratnya, juga bisa membangun nilai tambah. Misalnya sudah punya publikasi ilmiah, riwayat penelitian, dll.
2. Menyusun Roadmap Penelitian
Roadmap penelitian memang perlu diakui sifatnya personal, dimana disusun oleh dosen itu sendiri dan diwujudkan tahap demi tahap. Roadmap penelitian dosen akan terlihat orang lain dari riwayat penelitian dan publikasi ilmiah yang dilakukan.
Jadi, roadmap ini perlu disusun sejak awal karir menjadi dosen sebagai salah satu cara mendapatkan dana hibah penelitian. Sebab dosen yang memiliki tujuan penelitian yang jelas dipandang layak menerima hibah penelitian.
Penjelasan lengkap cek Roadmap Penelitian Dosen dan Prinsip Dasar
3. Memilih Topik Penelitian yang Segar dan Bermanfaat
Cara ketiga adalah memilih atau menentukan topik penelitian yang tepat. Topik disini bisa pula disebut dengan istilah ide penelitian. Topik penelitian sebaiknya yang segar dan memiliki manfaat, semakin luas manfaatnya maka semakin baik.
Dalam hibah, biasanya juga memperhatikan urgensi dari topik penelitian yang diusulkan dosen. Topik-topik penting yang sedang diperbincangkan, perlu segera diteliti, dan berdampak sangat luas akan menjadi prioritas penerima program.
Namun, yang tidak kalah penting adalah dosen sudah memilih topik yang memang dikuasai dengan baik. Sebab topik ini yang nantinya akan terus diteliti sepanjang karir akademik dosen.
4. Fokus pada Satu Topik Penelitian
Sejalan dengan penjelasan sebelumnya, memilih untuk fokus pada satu topik penelitian juga menjadi cara mendapatkan dana hibah penelitian. Sebab bisa menunjukan roadmap penelitian dosen terfokus dan memiliki tujuan jelas.
Selain itu, langkah ini juga membantu dosen menunjukan kepakarannya. Misalnya, dosen Ilmu Komputer yang fokus meneliti bahasa pemrograman X. Bahasa pemrograman ini diteliti sejak awal karir sampai masa sekarang, maka menunjukan kepakaran dosen tersebut.
Inilah yang kemudian menjadi rekam jejak dan bukti konsistensi dosen topik yang menjadi kepakarannya. Sehingga mendapat nilai baik dari asesor dan peluang menjadi penerima hibah semakin tinggi.
5. Memilih Program Hibah yang Tepat
Cara kelima sebagai upaya mendapatkan dana hibah penelitian adalah memilih program hibah yang memang tepat. Seperti penjelasan sebelumnya, hibah dari pemerintah diberikan kepada para peneliti melalui berbagai lembaga dan kementerian.
Misalnya, untuk dosen di bawah naungan Kemendikbud tidak hanya bisa meraih hibah penelitian dari Ditjen Dikti. Melainkan bisa juga mengusahakan untuk meraih hibah dari BRIN atau lembaga lain yang dinaungi pemerintah.
Setiap program hibah memiliki syarat dan ketentuan tersendiri, jadi penting untuk memahami hal ini. Jika Anda fokus di bidang A untuk topik B, maka temukan hibah yang sesuai. Sehingga peluang lolos seleksi lebih besar karena masuk ke program hibah sesuai bidang dan kepakaran.
6. Membaca Buku Panduan Hibah
Cara mendapatkan dana hibah penelitian berikutnya adalah membaca buku panduan. Setelah memilih program hibah mana yang sesuai dengan bidang, kepakaran, dan syarat-syaratnya juga bisa dipenuhi.
Maka sudah tentu pada tahap berikutnya adalah mempelajari program hibah tersebut. Biasanya pihak penyelenggara akan merilis buku panduan, buku ini yang wajib Anda baca dan pahami, kemudian diikuti.
Sebab menjelaskan skema penelitian yang dibuka, besaran dana (agar RAB dalam proposal sesuai), luaran yang wajib dan tambahan, dan ketentuan format proposal. Jika semua dipelajari maka akan lebih dipahami dan diikuti.
Setidaknya pada tahap ini Anda bisa menyusun proposal sesuai dengan ketentuan program. Sehingga bisa lolos di tahap administrasi yang sekaligus memperbesar peluang lolos di tahap berikutnya.
Saat menyusun proposal, pastikan Anda memasukkan poin kunci berikut ini
- Research Gap – Fungsi, Jenis, Contoh di Proposal Penelitian
- State of The Art dalam Penelitian dan 3 Cara Menentukannya
- Etika Penelitian, Pahami Sebelum Menyusun Proposal Penelitian
7. Rencana Anggaran Rasional
Pembahasan berikutnya adalah berkaitan dengan isi proposal usulan. Bicara mengenai program hibah, maka kunci untuk meraih program ini ada pada rencana kegiatan penelitian yang disusun dosen. Rencana ini dituangkan ke proposal.
Proposal usulan akan menjelaskan secara rinci mengenai rencana kegiatan penelitian. Mulai dari kebutuhan alat dan bahan, biaya yang dibutuhkan, jangka waktu pelaksanaan, dan aspek lainnya.
Salah satu poin dalam proposal yang harus diperhatikan adalah besaran anggaran, dimana sebaiknya rasional. Sesuaikan dengan kondisi di lapangan dan kebutuhan dari rencana penelitian itu sendiri.
Pada tahun anggaran 2024, Kemendikbud Ristek mengikuti ketentuan PMK tahun 2024. Dimana besaran dana disesuaikan dengan luaran yang diraih (ditargetkan) pengusul. Sehingga perhitungan anggaran harus lebih rinci agar tidak meleset jauh.
8. Timeline Penelitian Realistis
Berikutnya adalah mengenai timeline, atau secara sederhana adalah susunan jadwal kegiatan penelitian dimana dibuat realistis. Sebab suatu penelitian monotahun tidak akan cocok ditempatkan di timeline penelitian multitahun, begitu juga sebaliknya.
Oleh sebab itu, susunan timeline atau jadwal ini perlu dilakukan secara rinci sekaligus teliti. Sehingga realistis, dalam artian sangat logis bisa dijalankan dan meminimalkan kemungkinan penelitian melebihi batas waktu yang ditetapkan.
Jika bingung, Anda bisa membaca proposal usulan dari dosen lain yang lolos program hibah. Sehingga bisa mengecek bagaimana menyusun jadwal penelitian agar dianggap logis sekaligus mudah untuk dilaksanakan sesuai rencana.
9. Memaksimalkan Publikasi Ilmiah
Cara mendapatkan dana hibah penelitian juga bisa dengan memaksimalkan publikasi ilmiah, apalagi jika Anda menjadi ketua tim pengusul atau ketua pengusul. Maka rekam jejak Anda akan diteliti dengan seksama oleh asesor.
Rekam jejak ini paling mudah dinilai dan diketahui adalah dari riwayat publikasi ilmiah. Publikasi ini tentu saja bukan pada kuantitas saja, melainkan juga pad akuliatas dengan melihat jumlah impact factor maupun aspek lain.
Selain itu, juga akan diperhatikan mengenai fokus tidaknya dosen pengusul pada suatu topik. Jika dosen sejak awal fokus di satu topik maka akan menunjukan kepakarannya dan hal ini menjadi nilai tambah bagi asesor.
10. Mulai Lebih Awal
Cara terakhir adalah mulai dari awal. Apa yang harus dimulai dari awal? Mulai dari awal disini adalah proses pendaftaran. Tentunya dimulai dari menyusun proposal sampai membentuk tim penelitian yang perlu dilakukan lebih awal.
Ketika suatu program hibah diumumkan pendaftarannya, maka bisa segera mulai melakukan sejumlah persiapan. Sehingga proposal bisa diselesaikan jauh sebelum deadline pendaftaran ditutup.
Kabar baiknya, untuk tahun 2024 hibah dari BRIN sifatnya tidak berbatas waktu alias tidak memiliki deadline. Meskipun begitu, secepatnya menyusun proposal adalah lebih baik dibanding menunggu akhir tahun karena bisa jadi kebijakan berubah.
Pendaftaran yang dilakukan lebih awal juga mencegah berhadapan dengan website pendaftaran error. Biasanya di detik-detik akhir pendaftaran jumlah pengunjung website meningkat dan memperbesar resiko terjadi error.
Melalui beberapa cara mendapatkan dana hibah penelitian tersebut, maka peluang menjadi penerima hibah tentu semakin besar. Sehingga Ada perlu menyusun strategi agar rencana penelitian yang disusun memenuhi kriteria yang layak didanai oleh pemerintah.
Mau usulan Anda didanai? Buat proposal dan ikuti tips dan ciri-ciri proposal yang baik berikut agar lolos:
- 7 Tips Membuat Proposal Anti Gagal
- 10 Ciri-Ciri Proposal yang Baik, Ikuti Agar Penelitian Disetujui!
Apakah Anda masih bingung kemana mengajukan usulan proposal pendanaan? Silakan tuliskan kendala Anda di kolom komentar, ya.
Bagikan artikel ini ke rekan dosen lain agar proposal sama-sama lolos pendanaan. Semoga membantu!