Bagi para dosen yang sedang mempersiapkan proposal usulan ke suatu program hibah, maka wajib paham juga mengenai tata cara membuat tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka diketahui menjadi bagian pada proposal yang ikut dinilai oleh asesor.
Sehingga tinjauan pustaka ini nantinya akan ikut menentukan proposal usulan Anda layak diloloskan dan menjadi penerima hibah atau sebaliknya. Lalu, seperti apa tata cara membuatnya dengan benar agar peluang lolos hibah lebih tinggi?
Dikutip dari pernyataan Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. saat menyampaikan materi dalam Webinar Dosen Indonesia – Tips & Trik Menyusun Proposal Penelitian Lolos Hibah yang diselenggarakan oleh Dunia Dosen.
Dijelaskan bahwa ada 6 tahapan dalam cara membuat tinjauan pustaka yang baik sehingga bisa memperbesar peluang proposal usulan dinyatakan lolos oleh asesor. Adapun 6 tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
Tahap pertama adalah menentukan topik penelitian dan menetapkan batasan masalah. Topik penelitian menjadi hal utama untuk menentukan isi dari seluruh proposal usulan yang akan diajukan.
Dalam menentukan topik wajib sesuai dengan ketentuan dari penyelenggara program hibah penelitian. Umumnya adalah topik yang relevan dengan bidang keilmuan yang ditekuni dosen pengusul.
Selanjutnya adalah menetapkan batasan masalah. Sebab memilih satu topik tanpa batasan bisa membuat isi tinjauan pustaka melebar terlalu jauh. Maka wajib ditetapkan sejak awal agar memudahkan pencarian referensi dan penyusunannya.
Tahap kedua dalam cara membuat tinjauan pustaka adalah proses mencari referensi. Dalam tahap ini, referensi perlu dicari atau dikumpulkan sebanyak mungkin. Semakin banyak maka semakin mendalam isi tinjauan pustaka.
Namun, unggul dari segi kuantitas tidak menjamin kualitas. Referensi yang dikumpulkan juga harus memenuhi syarat. Mulai dari referensi ini relevan dengan topik yang dibahas sehingga isi tinjauan pustaka benar-benar sesuai.
Kedua, referensi yang dipilih haruslah referensi terkini atau terbitan baru. Sehingga isi referensi ini sesuai dengan hasil penelitian terbaru dan relevan dengan perkembangan zaman. Tujuannya agar penelitian yang diusulkan tidak membahas hal usang.
Oleh Dr. I Gusti Bagus Rai dijelaskan bahwa untuk memperbesar peluang proposal lolos seleksi program hibah. Referensi sebaiknya terbitan 5 tahun terakhir dan didominasi oleh jurnal-jurnal internasional bereputasi.
Baca Juga: Penilaian Proposal Hibah Dikti dari Administratif Hingga Substantif
Tahap ketiga dalam cara membuat tinjauan pustaka di proposal hibah penelitian adalah mencatat bagian penting dari referensi yang dipilih. Referensi yang sudah dicari tentunya wajib dibaca dan dipahami untuk tahu relevansinya dengan topik.
Setiap kali menjumpai ada bagian penting dan dianggap perlu dicantumkan di tinjauan pustaka proposal Anda. Maka silahkan mencatat bagian penting tersebut. Jika referensi ini milik sendiri maka bisa ditandai dengan stabilo agar tidak terlupa.
Tahap keempat adalah merangkum seluruh referensi yang sudah dikumpulkan, dibaca, dan dicatat bagian-bagian yang dianggap penting. Referensi yang dibaca tentu tidak memungkinkan untuk ditulis ulang seluruhnya di tinjauan pustaka.
Apalagi dalam proposal penelitian memang ada batasan jumlah kata, sekaligus ada ketentuan isi tinjauan pustaka harus jelas dan padat. Oleh sebab itu, agar isi tinjauan pustaka sejalan dengan referensi yang sudah dikumpulkan maka perlu dirangkum.
Hasil rangkuman ini sesuaikan dengan batasan masalah agar tidak melebar. Sekaligus disesuaikan dengan jumlah kata maksimal sesuai pedoman di buku panduan program hibah yang diikuti pendaftarannya.
Tahap kelima dalam cara membuat tinjauan pustaka adalah menganalisis dan membandingkan seluruh informasi dari referensi yang dibaca. Tujuannya untuk bisa menemukan adanya novelty atau kebaruan.
Tinjauan pustaka yang masuk dalam bab II di proposal hibah penelitian, akan menjelaskan beberapa teori yang relevan sekaligus menyebutkan novelty. Sehingga menjadi bukti bahwa penelitian yang diusulkan tidak mengulang penelitian sebelumnya.
Bagaimana cara menemukan novelty? Salah satunya adalah dengan melakukan studi literatur yang juga menjadi proses dalam menyusun tinjauan pustaka. Dari beberapa informasi yang disajikan referensi maka bisa ditemukan gap atau celah.
Celah inilah yang dipandang menjadi kelemahan dari penelitian sebelumnya dan dicoba untuk diatasi dengan penelitian yang Anda usulkan. Jadi, silahkan menganalisis seluruh informasi dalam referensi yang dibaca agar novelty bisa dirumuskan.
Tahap akhir dalam cara membuat tinjauan pustaka adalah menyusun kesimpulan dari hasil analisis seluruh referensi yang sudah dibaca. Kesimpulan ini yang nantinya menjadi bagian penutup di tinjauan pustaka.
Supaya bisa ditarik kesimpulan maka seluruh referensi sudah harus dipahami dan ditentukan informasi mana saja yang menunjukan perbedaan atau gap penelitian. Sehingga bisa mendapatkan kesimpulan yang jelas dan menjadi media untuk menentukan novelty.
Melalui penjelasan tersebut, maka akan mendapat kemudahan dalam menyusun tinjauan pustaka untuk menyempurnakan proposal usulan pada program hibah. Tinjauan pustaka disusun untuk menguatkan topik penelitian sekaligus menunjukan novelty.
Sehingga bagian ini sangat penting dan perlu disusun sebaik mungkin dalam proposal usulan agar dipahami asesor dengan baik. Semakin jelas dan detail isi tinjauan pustaka dalam proposal usulan, maka peluang lolos seleksi semakin besar.
Sebelumnya, LLDIKTI 4 melaksanakan Bimbingan Teknis Penyusunan Proposal Penelitian Dosen Pemula, kami sudah merangkum poin penting penyebab proposal hibah tidak lolos pendanaan untuk Anda. Baca selengkapnya dan hindari poin-poin yang ada.
Apabila memiliki pertanyaan, sharing pengalaman, maupun berbagi opini berkaitan dengan topik cara membuat tinjauan pustaka di artikel ini. Silakan menuliskannya di kolom komentar. Klik tombol share untuk membagikan manfaat artikel ini ke kolega Anda.
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…
Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…
Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…
Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…
Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…