Informasi

Berikut Kisah Dosen Gelar Terpanjang

Mempunyai dua gelar di belakang nama itu sudah sangat hebat. Namun, bagaimana ketika seseorang atau dosen memililki gelar panjang lebih dari dua, bahkan puluhan? berikut kisah dosen gelar terpanjang di tanah air.

Baru-baru ini peraih gelar dosen gelar terpanjang diraih Dosen Universitas Tarumanegara (Untar), Yenita. Dengan menyabet 1 gelar sarjana, 10 gelar master, dan 2 gelar doktor. Gelar-gelar tersebut ialah Dr, Dr, SE, MM, MBA, MSi, MT, MH, MPD, MAK, ME, MIKOM, dan MMSI.

Dirangkum dari laman untar.ac.id, Dosen Fakultas Ekonomi (FE) Untar Dr. Dr. Yenita, S.E., M.M., M.B.A., M.Si., M.T., M.H., M.Pd., M.Ak., M.E., M.I.Kom., M.M.S.I. belum lama ini memperoleh penghargaan rekor Museum Rekor-dunia Indonesia (Muri) saat Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-60 Untar, Kamis (3/10) di Kampus I Untar.

Yenita saat menerima penghargaan Rekor Muri atas pencapaian gelar terpanjangnya. (Sumber foto: detik.news.com)

Penghargaan rekor Perempuan dengan Gelar Master Terbanyak tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Direktur Muri Osmar Semesta Susilo.

Dari 13 gelar, 3 di antaranya lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4.0. Selain itu, sembilan gelar berhasil diraih dengan hasil cum laude, serta enam kali menjadi lulusan terbaik.

Rektor Untar berharap pencapaian Yenita bisa menjadi inspirasi serta motivasi bagi dosen lain. ”Jadi saya ikut bangga terhadap prestasi ini dan mudah-mudahan nanti banyak menular,” ucapnya.

Kelak ke depannya, Yenita ingin menjadi profesor. Selain itu, ia ingin bertemu Presiden Jokowi untuk menyampaikan aspirasinya terhadapa perkembangan dunia pendidikan Indonesia. ”Obsesi saya ingin ketemu Pak Jokowi untuk menyampaikan aspirasi tentang pendidikan. Harapannya supaya generasi muda lebih peduli dengan pendidikan,” pungkasnya.

Gelar pertamanya ia raih dari FE Untar Jurusan Manajemen Perusahaan pada 2003. Setahun setelah itu, ia meraih gelar S2 dari jurusan tersebut.

Empat tahun setelahnya, ia menyelesaikan program S2 Psikologi di Untar. Setahun berikutnya, ia juga menyelesaikan S2 untuk Teknik Industri dari Universitas Pelita Harapan. Tiga tahun kemudian, Yenita menyelesaikan S2 untuk Magister Ilmu Hukum dari Universitas Pelita Harapan juga.

Dilansir untar.ac.id, tidak itu saja, perempuan kelahiran Sumatera Barat 17 Juli 1980 ini juga sedang menyiapkan sidang terbuka untuk gelar doktor ke duanya di bidang ilmu hukum.

Dalam program doktor, yang sudah diuji itu, Yenita memilih konsentrasi service management sebagai kajian keilmuannya. Dia lulus dengan predikat sangat memuaskan.

Yenita mampu mempertahankan disertasi berjudul “Knowledge, Concern, dan Perceived Value sebagai Prediktor bagi Visit Behavioral Intention yang Dimediasi oleh Attitude dan Trust (Studi pada destinasi Green Tourism di Sumatera Barat)”.

Penelitian pengajar di FE Untar ini memberi kontribusi pada ilmu manajemen pariwisata khususnya green tourism.

Menurutnya, pemerintah dan pebisnis pariwisata perlu menekankan faktor green perceived value, green knowledge, green concern, green trust, dan green attitude, dalam rangka meningkatkan dan memajukan green tourism di Sumatera Barat.

Faktor-faktor tersebut dapat dilakukan melalui berbagai program pembenahan pariwisata, baik melalui sosialisasi, regulasi, maupun sanksi demi terwujudnya pariwisata yang ramah lingkungan dan ramah wisatawan. “Pelaksanaannya perlu dukungan masyarakat maupun para wisatawan,” kata Yenita.

Dalam catatan detikcom, Minggu (18/8/2019), orang-orang dengan gelar berderet kerap ditemui di Indonesia, meski jumlahnya tidak banyak. Seperti Franz Aztani, yang mencantumkan 10 gelar di namanya. Lengkapnya, Dr. Dr. Ir. Franz Astani SH. MKn. SE. MBA. MM. MSi. CPM.

Dr. Dr. Ir. Franz Astani SH. MKn. SE. MBA. MM. MSi. CPM. (Sumber foto: news.detik.com)

”Tolong jangan dipandang gelarnya banyak jadi bebannya banyak. Gelar hanya 20 persen, jejaring 40 persen, dan 20 persen kemampuan lain, misalnya persuasif. Saya setuju bahwa gelar harus direalisasikan,” kata Franz saat ikut seleksi hakim konstitusi di DPR pada 2014, tapi gagal.

Laki-laki kelahiran Semarang, 2 Oktober 1953, ini pernah maju sebagai calon Rektor UI pada 2012, tapi gagal. Pada tahun itu pula dia menjadi calon Dekan Fakultas Hukum Universitas Pancasila. Dua tahun sebelumnya, dia juga menjadi kandidat Dekan Fakultas Hukum UI. Dia juga mencalonkan diri dalam seleksi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi pada 2007, 2008, dan 2011.

Inilah daftar pendidikan formal yang ditempuh Franz: Doktor Pemasaran UI (2006), Doktor Hukum Unpar (2004), Magister Kenotariatan UI (2002), Master of American Studies (MSi) UI (1999), Post Graduate Study: Public Not dan Land (SpN) UI (1995), Fakultas Hukum UI (1992), Magister Management (S2, MM) Penyetaraan IPMI (1996), Master of Business Administration (S2) IPMI (1986), Sarjana Ekonomi (S1, S.E.) UI (1986), Teknik Sipil (S1) Unpar (1978).

Dari Malang, Achsin yang sehari-hari berprofesi sebagai dosen Universitas Brawijaya juga memiliki gelar panjang. Jika namanya ditulis lengkap menjadi, Dr. Achsin SH, SE, MM, Mkn, MEcD, MSi, Ak, CA, CPA, CRA, CLA, CPI, dan CLI. Gelar tersebut ia tulis di berbagai forum resmi.

Dr. Achsin SH, SE, MM, Mkn, MEcD, MSi, Ak, CA, CPA, CRA, CLA, CPI. (Sumber foto: news.detik.com)

”Sebenarnya itu bukan gelar, melainkan sebutan. Gelar memiliki basik akademik, sementara sebutan berasal dari profesi ketika bisa menyelesaikannya,” ungkap Achsin di kawasan ruko di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Malang, pada 2018 silam.

Pria kelahiran Bojonegoro, 11 Mei 1958, tersebut tengah menyelesaikan S2 studi Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang. Achsin juga telah menyandang 2 gelar strata 1 (S1), 1 gelar S3, dan 4 gelar S2.

”Gelar akademik saya itu, dua S1, satu S3, dan empat S2, dan kini masih menyelesaikan S2 studi ilmu Islam di UIN Maliki,“ ujar Achsin.

Lalu seberapa banyak umumnya gelar yang didapat secara maksimal dalam keilmuan yang linier? Umumnya empat gelar akademik. Contohnya hakim konstitusi Prof. Dr. Arief Hidayat SH. MS. atau Prof. Dr. Saldi Isra SH. MPA. Adapun Menristekdikti gelarnya pun berderet, yaitu Prof. Drs. H. Mohamad Nasir Ak. M.Si. PhD.

Bagaimana pendapat Anda? Silahkan menambahkan informasi kepada kami jika ada dosen tanah air yang memiliki gelar panjang berderet selain yang telah diulas di atas.

Redaksi

Redaksi

Recent Posts

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

21 hours ago

Kontrak Perkuliahan di Kelas: Urgensi, Fungsi dan Isi

Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…

22 hours ago

Pencangkokan Dosen untuk Memenuhi Indikator Kinerja

Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…

22 hours ago

19 AI untuk Membuat Pertanyaan yang Bisa Diandalkan

Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…

1 day ago

Isian Data Publikasi untuk Kenaikan Jabatan Fungsional

Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…

1 day ago

Cara Dosen Menjadi Narasumber untuk Penuhi Indikator Kinerja

Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…

1 day ago