Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar negeri karena pendaftaran untuk program beasiswa IASP (Indonesia – Austria Scholarship Programme) tahun 2025 resmi dibuka.
Pendaftaran beasiswa hasil kerjasama antara pemerintah Austria dengan pemerintah Indonesia ini resmi dibuka sejak Oktober 2024. Rencananya, pendaftaran akan ditutup pada 1 Maret 2025 mendatang.
Meskipun ada jeda waktu cukup panjang dari pembukaan pendaftaran dan penutupan. Gunakan waktu sebaik-baiknya untuk persiapan agar Anda bisa lolos beasiswa ini. Yuk, jangan lewatkan informasi lengkapnya!
Program IASP (Indonesia – Austria Scholarship Programme) merupakan beasiswa pendidikan jenjang Doktor (S3) di perguruan tinggi Austria yang diperuntukan bagi dosen tetap perguruan tinggi di Indonesia yang dinaungi Kemendikbudristek.
Program beasiswa ini merupakan program hasil kerjasama antara pemerintah Indonesia melalui Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi) dengan pemerintah Austria melalui OeAD-GmbH (Austria’s Agency for Education and Internationalisation—Badan Pendidikan dan Internasionalisasi Austria).
Beasiswa ini ditujukan secara khusus untuk dosen di Indonesia. Itupun dosen yang berstatus tetap dengan bukti memiliki NIDN. Selain itu, program IASP hanya untuk studi lanjut ke jenjang S3 yang akan ditempuh di salah satu perguruan tinggi terbaik di negara Austria.
Beasiswa ini juga diketahui menjadi program tahunan. Sebab setiap tahunnya selalu dibuka pendaftaran baru. Hanya saja, kuota awardee atau penerima beasiswa terbilang terbatas. Pada tahun 2024, kuota yang tersedia hanya untuk 13 orang dosen.
Mengena kuota awardee di tahun ini, belum dijelaskan secara rinci. Namun diprediksi tidak akan jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun begitu, setiap dosen yang memenuhi kualifikasi bisa ikut serta agar bisa studi S3 gratis di Austria.
Program beasiswa ini juga menjadi bukti komitmen pemerintah Indonesia dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan mutu pendidik di pendidikan tinggi. Sehingga program ini memang hanya ditujukan kepada dosen tetap.
Dikutip melalui portal daring Good News from Indonesia, beasiswa IASP tahun ini terbuka untuk studi S3 di Austria dalam 7 bidang keilmuan atau program studi, yaitu:
Program IASP masuk ke dalam jajaran beasiswa bergengsi karena beasiswa ini bersifat penuh dengan komponen pembiayaan yang terbilang sangat luas. Beasiswa IASP tahun 2025 memberikan komponen pembiayaan sebagai berikut:
Komponen pembiayaan yang pertama dari beasiswa ini tentu saja adalah biaya pendidikan. Sistem pendidikan pascasarjana di Austria untuk jenjang S3 berjalan selama kurang lebih 36 bulan atau 3 tahun.
Kabar baiknya, ada tambahan 2 semester bagi mahasiswa internasional yang menerima beasiswa ini sebagai persiapan awal sehingga bisa belajar bahasa di Austria, kemudian budaya masyarakat dan pendidikannya, dan sebagainya.
Selama masa studi tersebut dan sesuai ketentuan durasi, awardee akan dibebaskan dari biaya pendidikan sehingga selama masa studi bisa fokus, karena biaya pendidikan tercakup dalam beasiswa.
Sebagaimana beasiswa pada umumnya, bagi awardee yang dalam 36 bulan tidak bisa menyelesaikan studi, biaya pendidikan akan dihentikan. Kemudian ada kemungkinan menerima sanksi dari penyelenggara beasiswa. Detail ini bisa dikonsultasikan ke kontak narahubung yang disiapkan Diktiristek.
Komponen pembiayaan kedua yang tercakup dalam beasiswa IASP tahun 2025 adalah tunjangan hidup. Tunjangan hidup juga bisa disebut dengan istilah tunjangan bulanan, sebab menjadi uang yang diterima awardee setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Adapun besaran tunjangan hidup adalah EUR 1150 atau Rp19,4 juta per bulan. Tunjangan ini bisa dimanfaatkan awardee untuk membeli berbagai keperluan dan kebutuhan hidup.
Termasuk juga untuk biaya sewa tempat tinggal, karena memang akomodasi tidak tercakup sebagai komponen yang dibiayai oleh program. Kebutuhan lain tentu bersifat personal, dimana antara satu awardee dengan yang lainnya bisa berbeda-beda.
Tunjangan ini juga diketahui akan cair selama masa studi sesuai ketentuan. Jadi,awardee perlu memastikan menyelesaikan studi tidak lebih dari 3 tahun sehingga bisa lulus tepat waktu dan tidak ada biaya-biaya yang perlu ditanggung secara mandiri oleh awardee.
Komponen ketiga yang tercakup dalam program IASP tahun 2025 adalah tunjangan transportasi bulanan. Sesuai dengan namanya, tunjangan ini ditujukan untuk kebutuhan transportasi awardee dalam kurun waktu satu bulan.
Misalnya untuk biaya transportasi dari tempat tinggal di Austria menuju ke kampus, tempat penelitian, tempat konferensi ilmiah, dan lain sebagainya. Tunjangan ini akan cair setiap bulan selama masa studi.
Sementara untuk besarannya sendiri adalah EUR 80 aau Rp 1,3 juta. Jadi, jika perlu moda transportasi untuk mobilitas dengan tujuan akademik. Bisa memanfaatkan tunjangan ini, sehingga tidak menjadi beban biaya pada tunjangan hidup.
Komponen yang keempat dalam beasiswa IASP ini adalah biaya tiket pesawat. Dalam hal ini bisa disebut sebagai tunjangan atau subsidi. Sebab dari pihak penyelenggara disediakan dana sebesar EUR 1000 atau Rp 16,9 juta.
Biaya tiket pesawat ini bisa disesuaikan, misalnya memiliki maskapai dan kelas penerbangan yang sesuai. Sehingga awardee tidak perlu menggunakan dana pribadi untuk menambah beban biaya pemesanan tiket pesawat dari Indonesia menuju ke Austria.
Tidak dijelaskan secara rinci apakah biaya tiket pesawat ini diberikan satu kali saat awal studi atau dua kali, yakni di awal dan akhir masa studi. Namun, untuk saat ini para awardee bisa memanfaatkan dana Rp16 jutaan untuk memesan tiket dari Indonesia menuju ke Austria setelah lolos seleksi.
Salah satu daya tarik tambahan dari beasiswa IASP adalah tersedia tunjangan keluarga. Artinya, awardee selama masa studi di Austria diperbolehkan mengajak pasangan dan anak. Dimana jumlah anak yang bisa diajak maksimal 1 anak.
Tunjangan ini akan diberikan setiap bulan dan selama masa studi, yakni selama 36 bulan. Adapun besarannya adalah EUR 250 atau Rp 4,2 juta per bulan untuk awardee dan pasangannya saja.
Sementara bagi awardee yang membawa satu orang anak selama studi. Maka ada tambahan tunjangan keluarga sebesar EUR 250 atau Rp 4,2 juta per bulan. Artinya, jika membawa anak maka tunjangan keluarga yang diterima totalnya adalah EUR 500 atau sekitar Rp 8,4 juta per bulan.
Berhubung ada ketentuan batas maksimal jumlah anggota keluarga yang diajak, khususnya anak. Maka bisa dikonsultasikan dulu dengan kontak narahubung yang disiapkan Diktiristek untuk menghindari ada kesalahan terkait tunjangan keluarga.
Bagi para dosen yang sudah berstatus tetap dan memiliki NIDN, bisa berpartisipasi dalam pendaftaran beasiswa IASP ini. Sebab memang kualitas pendidikan di negara Austria sudah diakui dunia sangat baik.
Selain itu, dengan program ini maka dijamin masa studi bebas dari beban biaya pendidikan. Ditambah dengan berbagai tunjangan yang bisa didapatkan awardee selama masa studi. Sebagaimana beasiswa pada umumnya, beasiswa ini bersifat kompetitif. Berikut adalah syarat yang harus dipenuhi para pendaftar program IASP:
Bagi para dosen tetap, baik di PTN maupun PTS yang dinaungi Kemendikbudristek dan tertarik mengikuti program beasiswa IASP tahun 2025, silakan bisa mempersiapkan diri untuk melakukan pendaftaran.
Pendaftaran di tahun ini dilakukan daring melalui laman resmi Beasiswa Dosen Kemendikbud. Silakan pilih menu Beasiswa IASP yang ada di halaman utama.
Ikuti alur pendaftaran sesuai informasi yang tercantum di layar perangkat Anda. Kemudian lampirkan beberapa dokumen yang sudah dijelaskan di atas pada poin persyaratan beasiswa.
Mengenai jadwal seleksi dan jadwal pengumuman hasil seleksi belum dijelaskan secara pasti. Sehingga para dosen yang telah mendaftar bisa menunggu pengumuman lebih lanjut dari pihak Ditjen Diktiristek.
Informasi lebih lanjut mengenai beasiswa IASP tahun 2025, bisa mengunjungi laman https://grants.at/en/ atau menghubungi administrator beasiswa luar negeri Direktorat Sumber Daya melalui email: bln.dikti@kemdikbud.go.id.
Pendaftaran beasiswa IASP untuk tahun penyelenggaraan 2025 ditutup pada 1 Maret 2025. Manfaatkan waktu yang tersedia untuk memenuhi persyaratan administrasi. Sebab memang ada beberapa dokumen yang perlu diurus jauh-jauh hari.
Baca Juga :
Sejalan dengan diterbitkannya Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024, maka diterbitkan pula pedoman pelaksanaan berisi standar…
Mau upload publikasi tapi Google Scholar tidak bisa dibuka? Kondisi ini bisa dialami oleh pemilik…
Beberapa dosen memiliki kendala artikel tidak terdeteksi Google Scholar. Artinya, publikasi ilmiah dalam bentuk artikel…
Mau lanjut studi pascasarjana dengan beasiswa tetapi berat karena harus meninggalkan keluarga? Tak perlu khawatir,…
Anda sudah menjadi dosen harus melanjutkan S3? Jika Anda menargetkan beasiswa fully funded dan masih…
Melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi di luar negeri, semakin mudah dengan berbagai program beasiswa.…