Mengetahui apa saja perbedaan flowchart penelitian kualitatif dan kuantitatif tentu penting. Sebab keduanya meski sama-sama memakai flowchart atau ada proses penyusunan flowchart terdapat perbedaan yang signifikan.
Jika kurang memahami perbedaannya, maka bisa keliru dan juga bisa saling tertukar. Hal ini tentu bisa berdampak pada jalannya kegiatan penelitian. Dimana biasanya akan mengikuti flowchart yang disusun. Lalu, apa saja perbedaannya? Berikut informasinya.
Apa Itu Diagram Alir (Flowchart)?
Dikutip melalui Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO), flowchart atau diagram alir adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan prosedur suatu program. Langkah-langkah ini disusun secara sistematis dan memakai simbol tertentu.
Jadi, bisa dipahami bahwa flowchart adalah bagan atau gambar yang menampilkan urutan langkah-langkah atau proses secara sistematis. Alur proses yang digambarkan di dalam diagram alir menggunakan sejumlah simbol. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Dalam kegiatan penelitian, diagram alir sering digunakan untuk memvisualisasikan alur proses kegiatan penelitian. Sehingga ada perbedaan flowchart penelitian kualitatif dan kuantitatif. Sebab, keduanya memiliki beberapa perbedaan yang kemudian mempengaruhi susunannya.
Diagram alir tak hanya diterapkan di dalam kegiatan penelitian saja. Namun bisa untuk kegiatan lain yang perlu menjelaskan alur. Baik itu alur proses, alur sistem, alur suatu program komputer atau program pemerintah, dan sebagainya.
Supaya alur lebih mudah dipahami, maka menggunakan simbol yang sifatnya digunakan secara umum. Bisa disebut sebagai standar umum seperti gambar yang ditampilkan di atas. Misalnya bentuk panah untuk menjelaskan alur proses ke arah mana. Berikut contohnya:

Jenis-Jenis Flowchart atau Diagram Alir
Sebelum membahas lebih dalam mengenai flowchart dalam penelitian dan perbedaan flowchart penelitian kualitatif dan kuantitatif. Maka penting untuk mengetahui jenis-jenis dari flowchart tersebut. Dimana secara umum ada 5 jenis, yaitu:
1. Flowchart Dokumen (Document Flowchart)
Jenis pertama adalah flowchart dokumen dan sering juga disebut sebagai flowchart formulir. Flowchart dokumen adalah bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.
Jadi, dalam diagram alir ini akan menjelaskan alur dari penyusunan maupun penerbitan dokumen. Misalnya alur pengurusan KTP elektronik yang kemudian disosialisasikan kepada masyarakat sebelum mengurus pengajuan KTP.
2. Flowchart Program (Program Flowchart)
Jenis kedua adalah flowchart program, yaitu bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Program yang dimaksud disini adalah program komputer atau aplikasi pemrograman. Seperti aplikasi game, aplikasi fintech, dan sebagainya.
Flowchart program terbagi menjadi 2 jenis lagi, yaitu program logic flowchart yang menjelaskan alur jalannya program dan biasanya disusun dan ditujukan kepada programmer (pembuat program). Sehingga alurnya sesuai alur logika.
Jenis kedua adalah detailed computer program flowchart yang berisi instruksi atau langkah-langkah penggunaan suatu program dan ditujukan untuk pengguna program (pemrogram). Misalnya flowchart yang menjelaskan cara membuat dokumen baru di aplikasi Ms Word.
3. Flowchart Proses (Process Flowchart)
Flowchart proses adalah bagan alir yang banyak digunakan di teknik industri yang berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur. Selain itu, flowchart jenis ini biasanya diterapkan juga di lingkungan bisnis.
Contohnya adalah diagram alir yang menjelaskan tahapan pengadaan atau pembelian bahan baku dari supplier, alur proses produksi roti di pabrik roti, alur proses pemotongan kain bagi departemen cutting pada pabrik garment, dll.
4. Flowchart Sistem (System Flowchart)
Flowchart sistem adalah bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Ruang lingkupnya lebih luas dibanding flowchart proses yang dijelaskan sebelumnya.
Misalnya di pabrik garment, diagram alir proses akan fokus menjelaskan proses kerja di satu departemen atau divisi. Sementara diagram alir sistem akan menjelaskan alur kerja keseluruhan di pabrik garment. Sehingga melibatkan beberapa sampai semua departemen.
Misalnya alur proses pembuatan baju di pabrik garment yang dimulai dari departemen cutting, lalu departemen sewing, berlanjut ke departemen finishing, dan berakhir di departemen packing.
5. Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
Flowchart skematik adalah bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam suatu sistem. Hanya saja, pada diagram alir skematik dibuat lebih detail. Dimana ada informasi mengenai lokasi, alat, media yang digunakan, dan sebagainya.
Misalnya, diagram alir pembuatan baju di pabrik garment. Proses diawali di departemen cutting yang tidak hanya menjelaskan langkah-langkah pemotongan kain. Namun dijelaskan juga kain digelar dimana, dipotong memakai mesin apa, hasil potongan disimpan dimana, bagaimana distribusi ke departemen sewing, dst.
Kenapa Flowchart Penelitian Penting?
Tidak semua penelitian menggunakan flowchart. Pada penelitian tertentu, flowchart disusun sebagai alat bantu untuk menjadi peta jalan bagi peneliti. Sehingga alur kegiatan penelitian dimulai dari apa dan bagaimana bisa mudah dipahami dan dieksekusi.
Namun, pada beberapa penelitian, diagram alir menjadi wajib karena menjadi bagian dari laporan penelitian dan publikasinya. Misalnya penelitian kuantitatif yang sangat dianjurkan dilengkapi dengan flowchart penelitian. Meskipun tidak wajib ada untuk penelitian tertentu, akan tetapi disarankan tetap menyusun flowchart penelitian. Alasannya sebagai berikut:
1. Menjelaskan Alur Kegiatan Penelitian
Alasan pertama kenapa flowchart dan memahami perbedaan flowchart penelitian kualitatif dan kuantitatif penting adalah karena bisa menjelaskan alur penelitian. Lebih tepatnya, alur atau tahapan sistematis dari kegiatan penelitian.
Peneliti yang menyusun flowchart bisa lebih mudah menjelaskan ke berbagai pihak mengenai tahapan kegiatan penelitian. Sehingga bisa ikut dipahami pihak-pihak tersebut dan mendapat persetujuan maupun dukungan.
Inilah alasan kenapa flowchart penting dan dibuat pada saat menyusun proposal usulan penelitian. Sehingga peneliti lebih mudah menjelaskan alur penelitian dan meyakinkan pihak terkait untuk menyetujui dan mendukung penelitian yang diusulkan.
2. Menjadi Panduan Jalannya Penelitian
Arti penting kedua dari penyusunan flowchart dalam penelitian adalah membantu memiliki panduan. Jadi, flowchart bukan hanya berperan sebagai alat bantu untuk menjelaskan alur penelitian yang diusulkan. Namun, bisa menjadi peta jalan bagi peneliti.
Pada susunan flowchart akan menjelaskan tindakan atau langkah awal penelitian apa saja. Sehingga ada informasi seluruh langkah-langkah kegiatan penelitian yang sudah disusun rapi dan sistematis. Kegiatan penelitian pun bisa berjalan lebih lancar karena sudah ada panduan jelas tahapannya bagaimana.
3. Memastikan Kegiatan Penelitian Terstruktur
Alasan ketiga kenapa flowchart penelitian penting untuk disusun adalah untuk memastikan penelitian berjalan baik. Sebab di dalam flowchart akan disusun alur jalannya penelitian secara rapi, sistematis, dan terstruktur.
Peneliti bisa mengatur kegiatan apa saja di tahap perencanaan penelitian, tahap awal dalam pengumpulan data, analisis data, dan presentasi laporan hasil penelitian sampai proses penyusunan luaran penelitian.
Jika tanpa flowchart, maka ada kemungkinan salah satu tahapan penting terlewat. Bisa juga ada suatu tahapan yang idealnya dijalankan di awal malah dijalankan di tengah sehingga mengganggu tahapan lainnya.
4. Meningkatkan Efisiensi Sumber Daya dan Ketelitian
Alasan berikutnya yang membuat diagram alir penting dalam kegiatan penelitian adalah karena bisa membantu meningkatkan efisiensi sumber daya. Sekaligus bisa meningkatkan ketelitian dari peneliti atau tim penelitian.
Efisiensi sumber daya didapatkan, karena di dalam diagram alir akan disusun seluruh tahapan kegiatan. Sehingga mencegah ada kegiatan tidak penting di dalam penelitian.
Sekaligus mengatur alur prosesnya, sehingga saat berada di lokasi A bisa mengerjakan semua yang dibutuhkan. Bukan malah bolak-balik, yang tentu membutuhkan sumber daya biaya, tenaga, dan waktu lebih dari peneliti.
Flowchart bisa meningkatkan ketelitian peneliti, karena saat disusun peneliti bisa lebih kritis dalam menentukan alur kegiatan penelitian. Sekaligus lebih teliti memastikan semua kegiatan di dalam flowchart diterapkan tanpa ada yang terlewat atau terlupa.
Perbedaan Flowchart Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Setelah memahami apa itu flowchart dalam kegiatan penelitian dan jenis-jenisnya. Maka tentu perlu mengetahui juga perbedaan flowchart penelitian kualitatif dan kuantitatif. Dimana setidaknya ada 2 aspek yang menunjukan perbedaan keduanya. Berikut penjelasannya:
1. Bentuk Alur atau Bentuk Flowchart
Hal pertama yang membedakan antara flowchart penelitian kualitatif dengan kuantitatif adalah bentuk alurnya. Bentuk alur atau bentuk flowchart pada penelitian kuantitatif adalah linier atau terstruktur.
Bagian atau tahapan demi tahapan di dalam flowchart sifatnya teratur. Sehingga adapun topik yang diteliti, pada penelitian kuantitatif bentuk flowchart tidak akan mengalami perubahan.
Hal ini terjadi karena di dalam kuantitatif sifat penelitian terstruktur dan sistematis. Sehingga tidak fleksibel, harus sesuai dengan tahapan yang bersifat umum diterapkan pada penelitian.
Berbeda halnya dengan flowchart penelitian kualitatif yang lebih fleksibel. Dimana tahapan di dalam flowchart bisa diubah, diulang di tahap tertentu, dan sebagainya. Sehingga didapatkan data dan hasil interpretasi data yang maksimal atau memuaskan peneliti.
Contohnya, saat pengumpulan data dengan wawancara. Peneliti menjumpai fakta tertentu dan mempengaruhi pertanyaan berikutnya. Peneliti juga bisa memutuskan melakukan wawancara kedua untuk pematangan dan mendapat kelengkapan data.
2. Tahapan dalam Flowchart
Aspek kedua yang menjadi perbedaan flowchart penelitian kualitatif dan kuantitatif adalah tahapan di dalamnya. Secara garis besar, kedua jenis penelitian ini memiliki 7 tahapan utama. Hanya saja ada beberapa tahapan yang berbeda.
Misalnya, di dalam penelitian kuantitatif akan ada tahap perumusan hipotesis. Semenara di dalam penelitian kualitatif sering tidak merumuskan hipotesis sebab sifatnya opsional bukan wajib seperti pada penelitian kuantitatif. Lebih detailnya, berikut tahapan keduanya:
| Penelitian Kuantitatif | Penelitian Kualitatif |
| 1. Identifikasi masalah 2. Perumusan hipotesis 3. Pemilihan metode penelitian 4. Pengumpulan data 5. Analisis data 6. Interpretasi hasil 7. Penarikan kesimpulan | 1. Identifikasi fenomena 2. Perumusan tujuan penelitian 3. Pemilihan subjek penelitian 4. Pengumpulan data (wawancara/observasi) 5. Analisis tematik 6. Validasi temuan 7. Penulisan laporan |
Pada tabel di atas, juga diketahui bahwa di dalam penelitian kuantitatif tidak ada tahap penentuan subjek penelitian. Hal ini terjadi, karena penelitian kuantitatif akan fokus pada populasi dan sampel.
Sementara pada penelitian kualitatif akan berfokus pada subjek penelitian yang akan menjadi sumber data. Misalnya, pengumpulan data dalam wawancara maka perlu menentukan narasumber dengan seksama. Sementara pada penelitian kuantitatif akan fokus membagikan kuesioner dan tidak memandang subjektivitas individu.
Tahapan dalam Membuat Flowchart Penelitian
Setelah memahami apa saja perbedaan flowchart penelitian kualitatif dan kuantitatif. Maka perlu memahami juga bagaimana tahap menyusun flowchart tersebut. Berikut rinciannya:
1. Mengidentifikasi Tahapan Penelitian
Tahap pertama adalah mengidentifikasi atau mencari tahu dulu tahapan dalam penelitian yang akan dilakukan. Sebab seluruh tahapan inilah yang nanti menjadi isi dari flowchart yang akan disusun.
2. Mengurutkan Tahapan Penelitian
Tahap kedua, mengurutkan atau menyusun secara sistematis seluruh tahap penelitian yang berhasil diidentifikasi di tahap sebelumnya. Sehingga urutannya sistematis, logis atau sesuai logika berpikir, dan juga mudah untuk diterapkan.
3. Memahami Simbol Pembuatan Flowchart
Tahap ketiga setelah semua tahapan penelitian diurutkan adalah mempelajari dan memahami simbol dalam flowchart. Simbol-simbol seperti pada gambar yang sudah dicantumkan di atas. Biasanya penggunaan simbol sudah bersifat umum. Jadi, silahkan dipahami agar visualisasi flowchart hasilnya baik dan benar.
4. Menggunakan Alat Bantu
Tahap keempat adalah mencari dan memilih alat bantu untuk membuat flowchart. Secara umum, ada banyak aplikasi bisa dipakai untuk membuat flowchart tanpa perlu dilakukan manual di buku dan pensil.
Mulai dari Ms Word sampai Ms PowerPoint. Kedua aplikasi buatan Microsoft ini sudah menyediakan fitur simbol untuk membantu membuat flowchart. Jika ingin lebih mudah lagi, bisa memakai aplikasi dengan teknologi AI.
Dimana sudah ada template maupun fitur tertentu yang mempercepat pembuatan flowchart penelitian. Beberapa contohnya seperti aplikasi Whimsical AI, Miro AI, Lucidchart, Board Mix, SmartDraw, dan masih banyak lagi yang lainnya.
5. Memeriksa Flowchart yang Dibuat
Tahap akhir dalam pembuatan flowchart penelitian adalah membaca kembali flowchart yang sudah dibuat. Kemudian memeriksa ada tidaknya kesalahan untuk dikoreksi.
Artinya, flowchart yang dibuat jangan sampai asal dibuat dan setelah selesai lalu tidak diperiksa karena bisa jadi ada kesalahan. Mulai dari kesalahan ketik atau typo sampai kesalahan alur. Sehingga flowchart akan tersusun dengan baik dan benar.
Tips dalam Membuat Diagram Alir pada Penelitian
Bagi para peneliti maupun dosen dan mahasiswa yang belum banyak pengalaman membuat flowchart penelitian. Kemudian juga baru memahami perbedaan flowchart penelitian kualitatif dan kuantitatif. Maka berikut beberapa tips agar pembuatan flowchart berjalan lancar dan minim kesalahan:
1. Menentukan Dulu Jenis atau Metode Penelitian
Tips yang pertama adalah menentukan dulu jenis atau metode penelitian. Sebab sesuai penjelasan sebelumnya, ada perbedaan antara flowchart penelitian kualitatif dengan kuantitatif. Maka perlu ditentukan dulu memakai metode mana dan jangan dibalik.
2. Menganalisis Tahapan dan Dibuat dalam Catatan Pribadi
Tips kedua, analisis terlebih dulu seluruh tahapan penelitian dan dibuat dulu di buku catatan pribadi. Buat dalam bentuk alur sederhana tanpa gambar, hanya teks dan urutannya dibuat dengan penomoran. Sehingga bisa mengatur urutan tahapan dengan benar dan flowchart bisa dibuat lebih cepat karena ada panduan dari catatan tersebut.
3. Memahami Simbol dan Menggunakan Simbol Secara Konsisten
Tips ketiga, pastikan memahami dulu simbol-simbol dalam pembuatan flowchart. Kemudian konsisten menggunakan simbol tersebut. Sehingga saat membuat flowchart lebih dari satu, semua simbol konsisten dan mudah dipahami.
4. Buat Flowchart Sederhana Saja
Tips keempat, usahakan membuat flowchart sederhana. Gunakan simbol dengan warna bawaan tanpa perlu mengedit warna agar kaya warna. Teks yang menjelaskan seluruh tahapan tempatkan di dalam simbol agar enak dilihat dan terkesan rapi atau bersih.
5. Menggunakan Aplikasi untuk Proses Pembuatan
Tips kelima, gunakan aplikasi sebagai alat bantu untuk membuat flowchart penelitian. Sebab dijamin lebih cepat dibanding dibuat manual. Jika memakai Word dirasa lambat, bisa beralih ke aplikasi berbasis AI yang lebih cepat. Anda bisa menggunakan tools pada website https://boardmix.com/ai-flowchart.
Melalui beberapa tips tersebut, pembuatan flowchart dalam penelitian akan lebih mudah dan prosesnya tidak memakan waktu lama. Sehingga bisa mendukung persetujuan saat mengajukan proposal usulan dan melancarkan kegiatan penelitian itu sendiri.
Baca juga:



